NovelToon NovelToon
Queen Mafia'S Son, Wants Me

Queen Mafia'S Son, Wants Me

Status: tamat
Genre:Mafia / Balas Dendam / Single Mom / Janda / Anak Genius / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:114.3k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Jika biasanya seorang wanita yang terlibat oleh seorang anak dan juga ayahnya, maka kali ini berbeda.

Smith Rian Andromeda, dia harus terlibat dengan seorang anak laki-laki yang bernama Lev Zoran Rostova dan juga ibunya, Irina Rostova.

"Aku mau Ayah Smith yang jadi ayahku. Kalau tidak, maka aku tidak akan tingal sama Ibu lagi. Aku bakalan pergi dari rumah sampai Ibu tidak bisa menemukanku!"

Lev yang berusia 9 tahun tahun itu agaknya sedang masa-masa memberontak. Dia kesal dan marah karena ibunya tidak pernah menjawab saat dirinya bertanya tentang ayah kandungnya.

Bagaimana Smith menghadapi situasi ini?

Akankah Irina menerima permintaan Lev, atau dia hanya menganggap bahwa itu hanya sebuah gertakan?

Lalu, bagaimana sikap Lev saat ayah kandungnya muncul?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak Mafia 7

"Anak itu, dia sudah makan belum ya? Haah, aku malah jadi kepikiran. Kenapa juga sih aku harus kedatangan anak orang begitu?"

Smith mengacak rambutnya kasar. Dia sedari tadi sama sekali tidak fokus dengan pekerjaannya karena pikirannya tertuju kepada Lev. Dan pada akhirnya, Smith memilih untuk pulang siang itu.

Dia membeli bahan makanan. Karena tidak tahu makanan yang disukai Lev, dan apakah anak itu terbiasa dengan makanan Indonesia, jadi Smith memutuskan untuk membeli bahan makanan dan memasaknya sendiri.

Ceklek

"Lev!"panggil Smith ketika dia sudah sampai di rumah.

"Oh Uncle, kok sudah pulang," jawab Lev sambil menghampiri Smith. Dia meletakkan remote televisi lalu membantu Smith membawakan kantong-kantong belanjaan yang terlihat di tangan Smith.

"Kamu sudah makan belum?" tanya Smith sambil menggulung lengan baju panjangnya. Dia juga mengeluarkan barang-barang yang dibelinya dari kantong belanjaan.

"Tadi aku sudah makan buah sih, Uncle," jawab Lev dengan ekspresi meyakinkan. Anak itu memang belum makan siang, tapi dia tidak terlalu merepotkan hal itu dan perutnya juga tidak terlalu lapar. Jadi sebenarnya bukan masalah yang besar.

Huuft

Smith menghembuskan nafasnya kasar. Dia jadi merasa sedikit merasa bersalah karena tidak meninggalkan makanan yang 'benar' kepada anak tersebut.

Memang benar Lev bukan lah siapa-siapa baginya. Namun bukan berarti dia harus mengabaikan anak itu.

"Haah, kenapa aku ini harus terlibat dengan hal-hal seperti ini. Apa ini karma karena aku selalu melawan ucapan ayah dan ibu ku setiap mereka meminta ku untuk menikah? Huft, kamu duduk di sana Lev. Aku akan memasak sesuatu untuk mu. Aku tidak tahu apa yang kamu suka. Tapi semoga kamu menyukai ini,"ucap Smith kepada Lev. Pria itu sedikit mengeluh tapi tentu saja apa yang diucapkan hanya sebatas di mulut saja.

Sedangkan Lev, dia menatap Smith dengan seksama. Lev menelisik setiap apa yang dilakukan oleh pria dewasa itu.

Tangan Smith sangat terampil menggunakan pisau. Cara dia memasak nampak seperti profesional, dan Lev tersenyum sekarang. Dia terlihat menikmati setiap gerakan tangan Smith seolah tengah menonton sebuah pertunjukan.

"Nah ini,makanlah. Semoga kau suka. Jika tidak enak, tetap makan saja, hahahha,"ujar Smith sembari memberikan satu piring yang di dalamnya terdiri dari banyak kondimen.

Smith membuat steik. Untuk memasak hal sedemikian, ia cukup percaya diri. Asalkan tidak disuruh membuat makanan-makanan khas daerah, semacam gudeg, rendang, dan lain-lainnya.

Jika membuat masakan simple atau mungkin menu-menu yang lumrah dikonsumsi oleh orang umum semacam steik, ayam goreng, tumis-tumisan, soup dan sejenisnya, maka Smith merasa yakin dengan kemampuannya.

"Terimakasih untuk makanannya, Uncle. Selamat makan,"ucap Lev dengan tersenyum. Dia merasa senang karena perlakuan Smith yang menurutnya sangat baik itu.

Andai aku punya ayah seperti Uncle Smith.

Kalimat itu meluncur dari pikiran Lev. Perlakuan Smith yang lembut, cara bicara yang sedikit blak-blakan namun menyenangkan, membuat Lev berpikir demikian.

Anak itu sangat menginginkan figure ayah yang tidak pernah dia dapatkan. Jangankan di dapat, untuk mengetahui saja tidak diperbolehkan.

Sriing

Sebuah senyum penuh arti terbit pada bibir anak itu di sela-sela dirinya menikmati makan buatan Smith. Dan ya, Lev sangat menikmati makanan yang dimasak oleh Smith karena rasanya memanglah enak.

"Apa enak? Makan juga sayuran nya itu, Boy. Kamu dalam masa pertumbuhan. Jadi harusnya kamu tetap memakan semua yang ada agar seimbang,"ucap Smith dengan ekspresi senang karena Lev makan dengan lahap.

"Baik Uncle, tapi ... aku tidak suka wortelnya,"sahut Lev murung.

"Sedikit saja, makanlah bersama dengan dagingnya. Itu akan menyamarkan rasa dari wortel itu. Dan juga, wortel sangat baik untuk kesehatan mata. Nah habiskan makananmu, aku akan ke kamar lebih dulu untuk mengganti pakaianku,"bujuk Smith.

Eung

Lev menganggukkan kepalanya. Jika di rumah, dia akan langsung menyingkirkan wortel yang ada di piringnya.Tapi sekarang ini, anak itu berusaha untuk memakannya meski dengan perlahan.

Ia hanya ingin menghargai apa yang sudah dilakukan Smith untuknya. Rasanya sungguh menyenangkan melihat seseorang memperlakukan dirinya seperti ini terlebih itu adalah sosok pria dewasa.

Lev merasa seperti tengah bersama seorang ayah. Dia ingat saat teman-teman di sekolahnya bercerita tentang bagaimana ayah mereka melakukan sesuatu untuk mereka.

"Kemarin aku dibelikan sepeda baru oleh ayahku. Padahal aku belum bisa naik sepeda, tapi ayahku mengajariku dengan baik. Meski sekarang aku masih belum lancar, tapi di akhir pekan nanti ayah berjanji akan mengajariku lagi."

"Liburan kemarin aku bersama Daddy ku membuat rumah pohon. Di halaman belakang kamu ada sebuh pohon yang besar, dan aku sungguh menikmati waktu bersama Daddy ku."

"Ayahku bekerja di sebuah restoran sebagai koki. Tapi aku hanya bisa memakan makan masakan ayahku di akhir pekan saja. Rasanya sungguh menjengkelkan, tapi ya mau bagaimana lagi, beliau harus bekerja untuk mengahasilkan uang."

Semua cerita tentang bagaimana menyenangkan hari saat bersama pria yang disebut ayah dari teman-teman sekelasnya itu membuat Lev pun ingin merasakannya.

Sehingga saat ini, ketika Smith membuatkan makanan untuknya, dia bisa merasakan sedikit apa yang sang teman ceritakan.

"Apa seperti ini rasanya memiliki ayah? Sangat menyenangkan. Aku ingin melakukan lebih banyak lagi hal yang mereka lakukan. Aku ingin bisa merasakan itu juga. Jika memang Ibu tidak mau memberitahu siapa ayahku, mungkin sebaiknya aku mencari ayah baru," gumam Lev lirih.

Sebuah senyuman kembali terukir di bibir anak itu. Dia lalu menghabiskan makanannya tanpa sisa. Dan Lev berinisiatif untuk membereskan dapur yang baru saja digunakan oleh Smith.

"Aku akan mencari ayah baru, dan tentu saja aku sudah menemukannya. Orang yang sangat sesuai dengan predikat sebagai seorang ayah,"ucap Lev penuh dengan keyakinan.

Lev Rozan Rostova, dia adalah anak yang cerdas. Dia tahu bahwa ibunya yakni Irina Rostova memiliki paras yang cantik, jadi tidak sedikit pria yang mendekati sang ibu.

Bukan hanya itu, beberapa pria juga mencoba mendekati Lev. Mereka bersikap baik, dan juga memberi hadiah. Namun semua itu bukanlah tulus untuk dirinya melainkan agar jalan untuk mendekati Irina menjadi mudah.

"Dekati dulu anaknya,maka kau akan mendapatkan ibunya."

Begitu lah kira-kira taktik mereka. Namun dari apa yang dilihatnya, Lev tahu bahwa ibunya sungguh sangat dingin jika itu berhubungan dengan lawan jenis. Seolah tembok tinggi dan tebal dibangunnya agar tak ada yang bisa melewatinya.

"Apa sudah selesai makannya?" tanya Smith. Dia baru saja keluar dari kamar dan berjalan menghampiri Lev yang masih ada di meja makan yang menyatu dengan dapur.

"Sudah, sangat enak Uncle. Terimakasih banyak untuk makanannya,"jawab Lev senang.

"Bagus lah kalau kamu suka. Waah kau yang membersihkan ini semua? Wuiiiih tidak sangka kau bisa melakukan ini. Hebat, thank Boy,"puji Smith. Dia mengusap kepala Lev dan itu membuat Lev senang.

"Ah iya Uncle, apa Uncle sudah menikah? Ataukan Uncle sudah punya kekasih,"tanya Lev tiba-tiba.

Bagi Smith, pertanyaan seperti itu bukanlah apa-apa, jadi dia menjawab dengan pasti. Smith tidak tahu saja kalau jawabannya akan membuat banyak hal terjadi tanpa dia duga kedepannya.

"Aku belum menikah dan juga tak punya kekasih,"jawab Smith dengan penuh keyakinan.

"Bagus, itu adalah hal yang sangat bagus, Uncle,"sahut Lev sambil tersenyum dengan sangat lebar.

TBC

1
Jumi Eko
Bagus
Sumbu
bagus mantap
Soraya
dh tamat aja thor mksh karyanya👍
Damar Pawitra
Nah silakan tebak tebakan ya. Yang udah baca sampai akhir ya pasti udah tahu 🤭😄😄😄😄
Damar Pawitra
Kalau ada typo mohon maaf ya kak. Sila di komen aja gpp di bagian typo nya nanti biar aku betulkan. terimakasih
Rita
terima kasih thor sdh kasih cerita yg bisa menghibur kami sehat2 selalu semangat terus dlm berkarya 😊
Rita
selamat menempuh hidup baru Smith Irina Lev 😊😊😊
Rita
wahhh selamat ya Irina Smith
Rita
😊😊😊😊😊
Rita
pov Smith, Irina Lev daddy coming🤭😂😂😂
Rita
aamiin
nimaz
Good job kka, d tunggu karya barunya
Eka 1982
Terimakasih thor..di tunggu karya lainnya..semangaat💪💪💪
Riani Y.A
selalu bagus seperti biasa...semangat kakak
Angga Gati
menarik,bagus,keren😍😍❤❤❤
Anbu Hasna
selamat Smith...
masih penasaran sama KISAH Drake.
Nanin Rahayu
makasih 🥰🥰
Damar Pawitra: sama sama Ka
total 1 replies
Yunita Harapan
semangat aku masih menanti krya lainnya
Damar Pawitra: siap kak, ditunggu ya 🙏
total 1 replies
Azahra Rahma
selamat utk Smith dan Irina ,, selamat menempuh hidup baru
Azahra Rahma
tetap semangat Thor
Damar Pawitra: terimakasih kak 💪💪😍🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!