Shan-xui, seorang gadis muda yang profesinya sebagai guru sejarah dan bela diri. setelah selesai menjemput ke empat muridnya di salah satu club malam, tiba-tiba dia di tabrak mobil, kondisinya sangat mengenaskan. Ketika dia terbangun, dia dibuat syok saat dia mengetahui kalau dia tidak ada di dunianya, dia berada di dunia kuno di zaman ribuan tahun yang lalu.
akankah Lin-rang menerima dunianya yang baru, dia telah memasuki tubuh seorang selir di masa kerajaan ribuan tahun yang lalu. seorang gadis muda yang begitu mengenaskan dan selalu diasingkan dari kalangan kerajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kompetisi yang mudah
Setelah selir Wei xian selesai, pembawa acara atau penasehat kerajaan itu memanggil sebuah nama yang pada kompetisi pertama dia memenangkan kompetisi itu. Sekarang penasehat memanggil nama Lin-rang kembali, dia nampak sedikit tidak percaya jika wanita yang sering dipanggil selir bodoh itu akan bisa melukis.
Selir Wei xian benar-benar membenci wanita ini, buktinya sekarang dia sengaja mendaftarkan selir bodoh ini di seluruh perlombaan.
"Aku yakin di tengah perlombaan itu selir bodoh ini akan dipermalukan." ucap penasehat kerajaan yang kemudian memanggil nama Lin-rang dengan begitu lantang. "Peserta yang terakhir adalah nona Lin-rang." panggil penasehat kerajaan.
Lin-rang yang dari tadi menunggu namanya di panggil, Dia kemudian tersenyum. Dia melambaikan tangan bukan kepada siapa-siapa melainkan kepada pangeran Chun-san yang telah memberikan dia kuas.
"Aku sangat yakin kalau wanita bodoh ini setelah ini akan menangis." gumam para selir kaisar, begitu pula dengan sang kaisar sendiri. dalam hati dia menertawakan mantan istrinya itu.
Pangeran Chun-san memberikan semangat kepada Lin-rang, walaupun mereka duduk di tempat yang berbeda namun perhatian yang diberikan oleh pangeran Chun-san membuat Lin-rang sedikit merasa tidak bosan.
"Apakah kamu yakin untuk melakukannya, nona Lin-rang?" tanya penasehat kerajaan.
Lin-rang menghentikan langkahnya, dia menatap penasehat kerajaan yang seolah mengejeknya. "Tenang saja penasehat, aku tidak sebodoh yang kamu katakan dan kamu pikirkan. Aku akan membuatmu malu sendiri." ujar Lin-rang yang kemudian mengambil gulungan kertas untuk melukis.
Para tamu kerajaan sangat yakin kalau gadis cantik yang belum mereka ketahui siapa jati dirinya itu sangat hebat. Lin-rang nampak meliukkan kuas di atas kertas, tangannya begitu terampil membuat sebuah mahakarya yang entah itu akan bagus atau tidak.
Jantung ibu suri berdebar begitu kencang, dia khawatir jika Lin-rang tidak bisa melukis dengan benar, dia pasti akan dipermalukan oleh orang-orang yang ada di kerajaan Rong. begitu pula dengan kaisar yang begitu menunggu hasil dari lukisan Lin-rang, bukan untuk memberikan pujian tapi menunggu untuk menghinanya habis-habisan.
Setelah beberapa saat Lin-rang meletakkan kuasnya, Dia kemudian memutar tubuhnya menatap para tamu kerajaan dan para menteri kerajaan Rong.
"Apakah kamu sudah selesai, nona Lin?" tanya penasehat kerajaan.
"Tentu saja sudah Tuan penasehat, aku sudah meletakkan kuasnya, apakah aku harus melukis lagi?" jawab Lin-rang seolah mengejek balik penasehat kerajaan.
"Aku pasti akan senang ketika memperlihatkan hasil lukisanmu, nona Lin." ucap Kasim yang kemudian melihat di atas meja.
Gulungan kertas lukisan yang tadi dilukis oleh Lin-rang masih terbuka, kedua mata penasehat kerajaan nampak menatap lukisan itu dengan lekat. "Apa itu?" ucapnya. Dia terpaku dengan bentuk lukisan yang dilukis oleh Lin-rang.
"Apa yang kamu lakukan penasehat, cepat tunjukkan apa yang dia lukis?!" seru selir Wei xian.
"Cepat berikan padaku penasihat!" seru kaisar. dia benar-benar menunggu waktu untuk menghina Lin-rang.
Penasehat kerajaan menggulung lukisan itu, dia kemudian berjalan menuju tempat sang kaisar.
"Mana lukisannya." pinta kaisar Hei jin.
Penasehat kerajaan memberikan lukisan itu. "Kamu akan dipermalukan karena lukisanmu ini." ucap kaisar. setelah itu dia mengambil lukisan Lin-rang. Sedangkan Lin-rang masih terlihat begitu tenang dan tak gentar sama sekali.
Kaisar Hei jin tersenyum seolah menunggu kehancuran Lin-rang, namun ketika dia melihat gulungan lukisan itu nampak kedua bola matanya menatap tajam. "Tidak mungkin." ucap kaisar ketika melihat lukisan dari Lin-rang.
"Ini adalah lukisan nona Lin, yang mulia?" ucap Kasim.
"Tidak mungkin dia bisa melukis seperti ini." kaisar masih tidak percaya ketika melihat hasil dari lukisan Lin-rang.
Lin-rang yang masih berdiri di tempat perlombaan dia menatap wajah dari kaisar kerajaan Rong itu. wajah penuh dengan keterkejutan dan tidak percaya. "Kamu ingin mempermalukanku? aku tidak akan mudah untuk dihancurkan, kamu sudah membunuh wanita yang begitu mencintaimu dengan setulus hati. Sekarang, cinta yang telah dia berikan akan menjadi racun yang sangat mematikan." gumam Lin-rang dalam hati.
"Tunjukkan pada kami bagaimana lukisan dari nona Lin, yang mulia?!" seru kaisar Xan-yu.
"Benar sekali yang mulia, ,,benar sekali yang mulia tunjukkan bagaimana lukisan dari nona Line seru pangeran kerajaan tong para menteri kerajaan yang melihat ekspresi raut wajah sang kaisar mereka sudah berpikir kalau lukisan itu sangat jelek, iya yang mulia tunjukkanlah bagaimana lukisan nona Lin!" seru salah satu menteri yang memang dari dulu tidak menyukai Lin-rang. "yang mulia." panggil Kasim Wol-yun.
"Ini tidak mungkin lukisannya tapi, dia melukis di hadapan begitu banyak orang." gumam kaisar Hei jin ketika melihat kembali lukisan Lin-rang.
Karena desakan dari orang-orang yang ada di tempat itu akhirnya mau tak mau sang kaisar akan menunjukkan lukisan itu.
Selir Wei xan mengira kalau lukisan yang ada di tangan kaisar Hei jin adalah lukisan yang sangat buruk, dia nampak tersenyum dengan kebahagiaan yang begitu luar biasa. "Lihatlah, sebentar lagi kamu akan dipermalukan, wanita bodoh tidak punya pendidikan." ucap selir Wei xian dengan begitu bangganya dan duduk dengan begitu anggun. Dia sudah bersiap-siap untuk mempermalukan Lin-rang.
Antara ragu dan bingung akhirnya kaisar menunjukkan lukisan Lin-rang. lukisan seorang wanita berdiri menatap rembulan malam.
"Wah.. lihatlah lukisan itu benar-benar sungguh indah!" seru beberapa tamu kerajaan dari kerajaan lain.
Mereka menatap lukisan Lin-rang, ada sebuah kalimat di lukisan tersebut. 'penantian yang panjang akan menghasilkan kesakitan yang tak terhingga' bunyi tulisan yang ada di lukisan Lin-rang.
"Kenapa kalimat yang ada di lukisan itu begitu menyayat hati, penantian yang panjang akan menghasilkan kesakitan yang tak terhingga." ucap salah satu istri pangeran kerajaan tetangga.
"Nona Lin apa maksud dari tulisan yang ada di lukisan itu?" tanya salah satu putri dari kerajaan tetangga.
Lin-rang nampak tersenyum, setelah itu dia menatap orang-orang yang ada di sana. "Lukisan itu menggambarkan seorang wanita yang berdiri di luar rumahnya, menunggu seseorang yang begitu dia cintai di bawah rembulan malam, dia menanti tanpa henti. begitu lama hingga penantian itu menghasilkan rasa sakit dan kekecewaan yang begitu luar biasa." jawab Lin-rang.
"Ternyata begitu dalam rasa sakit yang dirasakan oleh Lin-rang, rasa sakit itu seperti pisau yang siap menyakiti siapapun." gumam ibu suri dalam hati ketika dia mendengar arti dari lukisan yang dilukis oleh Lin-rang.
Beberapa menteri kerajaan Rong nampak terdiam, Mereka terlihat tidak percaya dengan sosok selir bodoh yang selama ini hanya membuat masalah. "Aku tidak pernah mengira kalau wanita itu benar-benar sudah berubah." ucap salah satu menteri.
"Sesakit itukah hatimu, hingga kata-kata yang kamu ucapkan seperti belati?" gumam pangeran Chun-San. pangeran Chun-San sudah mengetahui siapa sebenarnya Lin-rang dari ibu suri.
**Bersambung*
Terima kasih sudah membaca novelku, baca juga novelku yang lainnya.
*Isteri bar-bar bos mafia
*Jangan sakiti aku
*Kekasih gelap suamiku
Dan masih banyak lagi, semoga suka dengan karyaku, mohon dukungannya juga ya. Terima kasih.