Aira Maulida Bahira, gadis dua puluh satu tahun yang terlihat kalem dan memiliki wajah yang bisa di katakan kurang menarik apalagi cantik. kulit wajahnya sawo matang, ada tahi lalat kecil di pipi kanannya membuat penampilan wajahnya semakin tidak menarik di mata lelaki terlebih lelaki seperti Yusuf Ibrahim seorang CEO kaya raya yang terpaksa harus menikahi gadis yang menurutnya buruk rupa seperti Aira.
Yusuf merahasiakan status pernikahannya dengan Aira karena ia malu memiliki istri yang tidak cantik.
Di tengah masalah pelik rumah tangganya, seseorang dari masalalu muncul di hadapan Aira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.7 Surat Terakhir
Aku sudah menikah kak, Abah memilihkan seorang pria menjadi jodohku. kau pasti sudah dengar bukan? ini adalah surat terakhir yang akan aku kirimkan untuk mu. jaga dirimu baik-baik kak,
Salam dari adikmu
Aira.
Aira menulis sebuah surat yang akan ia tujukan ke Kairo. hatinya pedih saat ia menulis kata demi kata dalam surat terakhir itu. ia melipat surat itu dan masukkan kedalam sebuah amplop. besok ia akan mengirimnya melalui pos.
brak!!
Aira terkejut menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka dengan kasar. ia melihat Yusuf baru saja pulang dari kantor. pria itu melempar jasnya ke lantai lalu ambruk di atas ranjang tanpa mempedulikan keberadaan Aira di ruangan itu.
Aira dengan wajah datar menatap Yusuf yang terbaring tidak bergerak. Karena cemas akhirnya Aira memutuskan untuk mendekati suaminya.
Aroma mint bercampur bau tembakau dan entah aroma apa lagi itu Aira tidak tahu mungkin sejenis minuman beralkohol.
sepertinya Yusuf minum, Aira tidak tahu jika Yusuf yang terlihat kalem dan seperti pria baik itu juga minum dan merokok. Aira menghela napas ia berjongkok meraih jas milik Yusuf yang tergeletak di lantai. aroma parfum perempuan menyeruak dari jas itu.
"Diandra ....Dian....dra" gumam Yusuf tidak jelas. ia menyebut nama seorang wanita di hadapan Aira.
Tentu hati Aira biasa saja, ia memang belum memiliki rasa cinta pada Yusuf. tapi sebagai seorang istri ketika mendengar suaminya menyebut nama wanita lain rasanya juga miris.
"Diandra ayo kita menikah...." racau Yusuf.
Aira hanya mengamati wajah Yusuf yang terlihat memerah.
Rupanya ia punya kekasih bernama Diandra ..
Aira menyadari satu hal, jika mungkin Yusuf juga sama seperti dirinya. terjebak dalam situasi perjodohan yang dilakukan oleh Abah Kyai Umar dan juga tuan Ibrahim.
Aira membantu melepas sepatu yang masih di pakai Yusuf, ia meletakkan sepatu itu di rak sepatu yang sudah tersedia khusus untuk sepatu yang sudah di pakaian keluar rumah.
Aira sebenarnya ingin membantu Yusuf mengganti pakaiannya tapi ia urung melakukannya. selain canggung Aira juga tidak ingin kena marah besok pagi saat Yusuf terbangun. nanti Yusuf berpikir jika Aira modus padanya.
Aira memutuskan untuk tidur saja di sofa. ia pikir Yusuf baik-baik saja tidak perlu di khawatirkan, pria itu hanya sedang mabuk. namanya Yusuf tapi ia bisa minum hingga mabuk. memang sedikit aneh bagi Aira yang di besarkan oleh keluarganya di lingkup pesantren.
***
Yusuf membuka matanya saat mentari pagi sudah terlihat bersinar menembus tirai kamar. udara pagi terasa hangat sekaligus segar. ia menoleh ke seluruh sisi ruangan di kamar, terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Yusuf mengusap wajah tampannya ia baru menyadari jika dirinya telah menikah dan istrinya Aira pasti yang berada di dalam kamar mandi itu.
Coba yang ada di dalam sana adalah Diandra, wanita yang aku cintai...
Yusuf hanya terdiam, ia melepas kemejanya dan bertelanjang dada. disaat yang sama Aira keluar dari kamar mandi sudah rapi mengenakan dress panjang motif bunga-bunga dan juga hijab polos segi empat yang ia peniti di bagian lehernya. simpel dan sederhana itulah penampilan Aira yang rupanya tidak membuat Yusuf tergoda.
Aira memalingkan wajahnya saat melihat Yusuf tidak mengenakan kemejanya.
"Mas saya mau minta izin untuk keluar rumah ada keperluan" kata Aira sembari menunduk.
Tadinya Yusuf hanya diam tidak peduli tapi ia berubah pikiran takut jika Aira pulang ke rumah Kyai Umar dan mengadukan semuanya. nanti papa Ibrahim akan marah dan mengambil alih perusahaan lalu memberikannya pada adik Yusuf yaitu Rifat.
"Mau keluyuran kemana?" tanya Yusuf sinis.
"Bertemu teman wanita, saya ingin menanyakan lowongan pekerjaan padanya. apa boleh mas saya bekerja?"
"Bagus! pergilah! oh ya jangan macam-macam aku sudah memperingatkan mu jika papa sampai marah padaku dan aku kehilangan perusahaan maka kau yang harus bertanggung jawab!!"
Aira terdiam mengangguk samar, ia lalu meraih tasnya dan beranjak pergi.
"Tunggu!"
Aira menghentikan langkahnya, Yusuf meraih dompet lalu menarik lembaran uang dari dalam dompetnya.
"Pakai ini! jangan sampai ayahmu mengira aku tidak menafkahimu!"
Yusuf memalingkan wajahnya, sejak membuka mata tadi ia tidak mau menatap wajah istrinya sendiri. ia seolah muak melihat Aira gadis sederhana, tidak cantik apalagi glamor seperti wanita modern kebanyakan.
"Tapi mas saya tidak memerlukan uang itu, saya ada simpanan uang"
Yusuf murka, ia menoleh menatap tajam wajah Aira.
"Oh sombong sekali rupanya?! ambil uang itu jika tidak maka jangan sejengkal pun kau langkahkan kaki mu keluar rumah! aku tidak memberi mu izin!"
Mata Yusuf memerah karena amarah. mungkin juga karena efek minuman yang ia teguk semalam. Aira tidak ingin ribut pagi-pagi karenanya ia meraih uang yang Yusuf letakkan di atas meja.
Di ruang tengah mama Monica terlihat sedang bicara dengan Kiki. kedua orang itu menatap tidak suka ke arah Aira yang baru saja menuruni anak tangga. mereka terlihat sinis,
"Ma Aira keluar sebentar ada keperluan" pamit Aira yang tidak di jawab oleh ibu mertuanya.
Aira melangkah keluar rumah berjalan memasuki taksi online yang tadi ia pesan.
"Jalan pak" kata Aira sembari menahan air matanya yang hampir terjatuh membasahi pipinya.
jangan kalah ma Malika ,,itu wanita hitam legam kaye kedele item makanya di panggil Malika ehh CEO jatuh cintrong