NovelToon NovelToon
Hasrat Sang Billionaire

Hasrat Sang Billionaire

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Beda Usia / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sheninna Shen

"Cinta bukan hanya tentang rindu dan sentuhan. Tapi juga tentang luka yang diwariskan, dan rahasia yang dikuburkan."

Kael Julian Dreyson.
Satu pria, dua identitas.
Ia datang ke dalam hidup Elika Pierce bukan untuk mencintai ... tapi untuk menghancurkan.

Namun siapa sangka, justru ia sendiri yang hancur—oleh gadis yang berhasil membuatnya kehilangan kendali.

Elika hanya punya dua pilihan :
🌹 Menikmati rasa sakit yang manis
atau
🌑 Tersiksa dalam rindu yang tak kunjung padam.

“Kau berhasil membuatku kehilangan kendali, Mr Dreyson.” — Elika Pierce

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terlarang Namun Tertawan

...❤︎...

..."Cinta mereka seharusnya tak pernah tumbuh, namun ia mekar di antara rahasia dan kehancuran. Bukan karena pilihan, tapi karena hati mereka telah terkunci oleh satu sama lain."...

...❤︎...

Selama beberapa hari, Pierce Corp. berusaha membuat jadwal pertemuan dengan Kael, pemilik dari PG Auto Corp. Tapi sayang, kabar baik tak kunjung diterima oleh mereka.

Pria berperawakan tegap dengan rambut memutih itu terlihat gusar. Pemilik Pierce Corp. itu duduk di ruang tengah bersebelahan dengan istrinya.

Emma tak henti-hentinya memijat lengan Conner untuk memberikan ketenangan. Yah ... meskipun tetap saja kecemasan menghantui Conner. Karena, jika ia tak berhasil menemui Kael, pemilik saham yang heboh menempati posisi pemilik PG Auto Corp. itu, bisa-bisa semua asetnya di sita pihak PG Auto Corp. Meskipun semua aset dan perusahaannya di sita, tetap saja tak bisa menutup kerugian yang sudah ia dapatkan, akibat melakukan investasi ke Jams Corp.

"Pa ... bagaimana kalau kita langsung saja ke Berlin?" saran Emma yang juga ikut khawatir.

"Mr. Dreyson itu bukan orang sembarangan, Ma. Jajaran direksi PG Auto Corp. saja tak ada yang tahu, bahwa dia Sang Pemilik yang selama ini bersembunyi. Apalagi kita?"

Emma menghela nafas berat. Bahunya menyusut turun beriringan dengan helaan nafasnya yang berat. "Semakin lama, harga saham semakin turun, Pa. Banyak yang menarik saham mereka dari Jams Corp."

"Satu-satunya cara, kita harus berangkat ke Berlin, untuk menemui Mr. Kael Julian Dreyson itu."

Elika yang saat itu melalui ruang tengah untuk menuju ke luar, telinganya mendadak terusik dengan nama lengkap yang disebutkan oleh ibunya. Ia mendekat ke arah Emma dan Conner. Dengan sangat berhati-hati, ia bertanya. "Ma ... siapa tadi?"

"Hm?" Emma menoleh ke arah anaknya. Ia menatap tak mengerti.

"Kael Julian Dreyson." Conner menjawab pertanyaan Elika dengan suara mencemooh. "Dia bukan tutormu yang tak tahu diri itu."

"Nama tengah dan nama akhir mereka saja yang sama. Tapi kehidupan mereka berbeda jauh," imbuh Conner yang tak tahu apa-apa itu.

"Kael Julian Dreyson. Julian itu hanyalah nama tengahku. Dan aku ... bukan seorang tutor." Kembali menggema ucapan Kael di ingatan Elika.

Elika menggigit bibirnya. Sekilas wajah pria yang ia rindukan melintas di fikirannya. Ada rasa rindu yang bergejolak di dada. Namun rindu itu tak punya tempat untuk berlabuh. Bahkan sekedar tahu kabarnya saja ia tak lagi bisa.

"Tapi, Pa. Memangnya, kantor lagi ada masalah apa?" Elika mendadak penasaran. Entah kenapa, ada potongan-potongan puzzle yang mendadak muncul. Pertama kali ia melihat tatapan Kael, lalu identitas yang pria itu sembunyikan. Dan ... peringatan-peringatan yang kerap kali pria itu berikan agar dirinya tak percaya pada pria itu.

"Sulit untuk dijelaskan, Elika." Emma memegang lengan anaknya. "Kamu tidak usah khawatir. Mama dan Papa akan berusaha semaksimal mungkin, agar kamu tetap bisa belajar dengan baik."

"Lalu, siapa Kael Julian Dreyson itu?" tanya Elika seadanya.

"Dia pemilik PG Auto Corp.," ucap Conner sambil bangkit dari duduknya. "Beberapa hari kedepan, Mama dan Papa akan pergi ke Berlin lagi."

Conner mengusap pelan kepala putrinya dengan penuh kehangatan. "Kamu istirahat ya. Sudah malam. Kalau ada yang kamu inginkan, katakan saja."

"Aku mau ikut ke Berlin."

Permintaan Elika membuat Conner dan Emma saling bertatapan. Memang, sejak awal ia mengajak anaknya itu ke Berlin untuk pergi berliburan. Tapi, entah kenapa anaknya itu menolak. Dengan alasan ingin menguasai bahasa Jerman sebelum pergi ke sana. Tapi, sekarang putrinya itu berubah pikiran.

...❤︎...

"Besok, Conner ke Berlin bersama istri dan—"

"Ck!" Kael berdecak sebal. Ia melepaskan jasnya dan melempar jas itu ke atas sofa. Kemudian, ia melepaskan kancing kemejanya satu per satu sambil menatap ke arah pemandangan kota melalui dinding kaca kamarnya. "Akhirnya kau datang padaku, Conner."

"Ini tentang Elika." Logan menatap layar tabletnya. Kemudian menatap Kael dengan tatapan gusar.

"Logan," Kael menoleh ke arah Logan. "Aku tak ingin mendengar apapun tentang gadis itu. Setelah semua serah terima selesai, kau jalankan tugas menjaganya."

"Tak usah memberi laporan apapun tentangnya padaku," imbuh Kael sambil melepaskan kemejanya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Setibanya di kamar mandi, Kael melepaskan sisa pakaian yang melekat di tubuh. Kemudian ia masuk ke dalam kubikan kaca transparan, lalu menghidupkan shower. Buliran air hangat berjatuhan. Ia melangkah berada tepat di bawah buliran air itu.

"Kau datang padaku, memberikanku perhatian, memberikanku kehangatan. Lalu, memberikanku kalung ini. Lantas, setelah kau memberikanku semuanya, kau pergi."

Terngiang-ngiang di kepala Kael ucapan gadis itu. Ia memejamkan mata. Mencoba menepis ucapan Elika yang sampai saat ini terus mengganggu hari-harinya.

Sayang sekali. Bukannya malah melupakan Elika, wajah gadis itu sedang tersenyum saat di depan kediaman Pierce kembali menghantui.

Kael mengepalkan tangannya. Ia menyeka kasar kepalanya yang basah, lalu menekan punggung kepalanya dengan kedua tangan.

"Kau akan baik-baik saja, Kleines Mädchen." (Gadis Kecil)

"Sebentar lagi, Logan akan berada di dekatmu."

...❤︎...

Kantor Pusat PG Auto Corp., Berlin, Jerman.

"Kamu tunggu di cafe sebrang sana ya." Emma menunjukkan sebuah cafe yang ada di sebrang gedung megah PG Auto Corp..

Elika mengangguk pelan. Ia berharap dapat mengikuti kedua orangtuanya untuk bertemu dengan Kael. Tapi, Emma menyuruhnya menunggu. Apa boleh buat? Ia pun memilih untuk jalan di sekitar cafe untuk mencari udara segar. Setelah itu baru ia masuk ke dalam cafe sambil memikirkan cara agar bisa bertemu dengan Kael.

Di saat yang sama, Kael turun dari sedan mewahnya. Alih-alih masuk ke lobi, ia malah berbalik arah menuju ke cafe.

"Mr. Dreyson," panggil Logan sambil mengejar langkah Kael. "Ada yang Anda butuhkan?"

"Ah," Kael memijat pelan pangkal hidungnya. "Entahlah. Tiba-tiba aku ingin menikmati secangkir kopi di cafe itu sebelum memulai bekerja."

"Baik. Saya akan menemani—"

"No." Kael menolak. "Biarkan aku sendiri."

Kemudian, pria itu melangkah menyebrangi jalanan setapak untuk sampai ke cafe. Ia mendorong pintu cafe. Lonceng yang tergantung di atas pintu pun berbunyi.

Usai membuat pesanan di cafe sederhana tersebut, Kael pun duduk sambil melirik layar ponselnya. Ia memperhatikan grafik saham dan membaca beberapa laporan yang ia terima di email.

Saat ini, Kael sedang duduk di pojok belakang, namun menghadap kaca transparan cafe. Kaca transparan itu menyuguhkan pemandangan salah satu jalanan setapak yang ada di Berlin. Banyak yang sedang melewati jalan itu.

Di sela-sela laporan yang ia baca, tiba-tiba ia melempar pandangan ke arah kaca transparan itu. Lalu kembali menatap layar. Namun, seketika otaknya bekerja dengan cepat. Ia kembali menatap lurus ke depan.

Ada seorang gadis yang tak asing di mata Kael. Namun sesaat kemudian ia menggelengkan kepala. Lalu, kembali menatap layar ponsel. "Ck! Itu bukan dia."

Kring!

Lonceng di atas pintu berbunyi. Menandakan ada pelanggan yang baru masuk.

Kael terusik. Ia melihat ke depan, di mana pintu masuk berada. Dan saat itu juga ... ia beradu pandang dengan seorang gadis yang tadinya ia anggap hanya sebuah halusinasi semata.

...❤︎❤︎❤︎...

...To be continued .......

1
firna khusnul
iya ikut deg2an... tega ya thor.... penasaran spnjutnya kek gimana
Ita rahmawati
lg ikut deg²an menanti pertemuan malah di cut 🤦‍♀️🤣🤣
vj'z tri
😭😭😭😭😭😭😭😭tegaaaaa author tegaaa aku dah mesam mesem bayangin pertemuan kael malah bersambung 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
vj'z tri
yang dapat pesan kael yang mesam mesem akoh 🤣🤣🤣🤣🤣
Ita rahmawati
knp elika nya minta foto terus jgn² mau pergi dia
Ita rahmawati
logan galau kael gila 🤣🤣
Ita rahmawati
makanya logan gk usah sok² an 🙄🙄
Ita rahmawati
dari kemarwn gk sadar pas baca judul mikir ini cerita yg mana ya kyknya blm pernah bca 🤣
padahal udh diumumin sm othornya tp lupa 🤦‍♀️
Milla
Ok thorrr lebih semangat up yaaaa 🥰💪🌹🌹
vj'z tri
alasan Abang kael ini sudah terencana Deng 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
karna kamu yang mulai logan hiiiii geregetan aku loh ma logan ini 🤭🤭🤭
vj'z tri
yeeeee judul dah wokeh tingal di goyang jari nya Thor buat bab selanjut nya 🫰🫰🫰🫰🫰
Debu Nakal
suka
Sheninna Shen: Makasi bintang 5 nya kak 🥰
total 1 replies
Ita rahmawati
bagus thor ceritanya,,aku aja suka 🤭
Sheninna Shen: Hihihi. Makasi kak 🤭🥰
total 1 replies
vj'z tri
pantesan tak liat liat aku perasaan GK baca judul ini pas tak buka ternyata Abang kael ganti judul 🤭🤭🤭🤭
Sheninna Shen: Whahahaha. Bentar ya kak 🤭
total 1 replies
ein
bagus
Sheninna Shen: Makasi bintang 5 nya kak
total 1 replies
Milla
Wah g kok thor cerita mu bagus alur nya juga oke 👍 emang para raeders lagi sibuk aja kali thor di dunia nyata aku suka cerita mu but it’s oke aku tunggu judul baru nya thor semoga pihak NT setuju ya thor dan semiga makin sukses setelah ganti judul semangat 💪🥰🫰🌹🌹
Sheninna Shen: Hihihi. Makasi ya kak ulasannya. Amin 😇🥰
total 1 replies
Ita rahmawati
selena 🙄🙄
Ita rahmawati
aih si selena 🤣
firna khusnul
semamgattt up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!