NovelToon NovelToon
AKU DAN CEO

AKU DAN CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Tamat
Popularitas:248.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayu Fitrianingsih

Kisah cinta dua orang insan yaitu seorang pria irit bicara dan tampan/ sang pemilik perusahaan terbesar nomor satu dengan seorang sekertaris cantik yang memiliki sifat manja.
"Asisten Han, apakah kamu menemukan wanita yang ku cari selama ini?" Tanya Bian.
"Belum, Tuan Bian," Sahut Han.
"Yasudah, keluar lah. Satu lagi, selalu cari informasi tetang wanita itu sampai dapat," Kata Bian.
"Baik, Tuan," Sahut Bian.

Dukung ceritanya ya!
HAPPY READING...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Fitrianingsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Penculikan

Karena suasana menjadi hening kembali. Bian pun memecahkan keheningan itu.

"Zena," Panggil Bian.

"Hmm," Sahutnya.

"Besok, kamu akan masuk kerja, kan?" Tanya Bian.

"Tidak tahu," Sahut Zena singkat.

"Yasudah lah," Ucap Bian. Di dalam hatinya merasa kecewa.

"Hmm, kita makan dulu ya!" Imbuh Bian.

"Tidak usah, Pak. Saya ingin pulang saja," Sahut Zena tanpa melihat ke arah Bian.

"Baiklah," Ucap Bian pelan.

Beberapa menit, mereka pun sampai di depan rumah Zena. Zena pun langsung turun dari mobil tanpa mengucapkan satu patah kata pun. Dan Bian pun hanya diam saja, lalu melajukan mobil nya menuju rumahnya.

*****

Malam harinya, dikediaman keluarga Wirawan. Disana, terlihatlah Dirga dan Siska serta Bian yang sedang makan malam.

"Putraku, apakah kamu tidak ingin menikah?" Tanya Siska.

"Nanti saja," Sahut Bian singkat.

"Kenapa?" Siska bertanya lagi pada putra nya.

"Belum ada yang cocok," Sahut nya lagi.

"Apa karena penyakit mu itu?" Dirga sang ayah dari Bian, angkat bicara.

"Entah lah. Aku sudah lelah seperti ini terus. Tidak bebas dalam bergaul," Sahut Bian. Ia benar-benar bingung.

"Apakah kamu belum menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit mu itu?" Tanya Dirga. Dan Bian pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Sabar ya, Putraku," Ucap Siska menguatkan anaknya.

"Tetapi, ada satu gadis yang jika dekat dengan ku dan menyentuhku secara langsung, tidak memberi efek pada alergiku," Ucap Bian.

"Benarkah?" Tanya Siska antusias.

"Siapa dia?" Tanya lagi.

"Dia adalah anak dari Bram Bagaskara, Ma. Namanya Zena," Sahut Bian.

"Sepertinya, nama Bram Bagaskara itu sangat Familiar," Ucap Siska.

"Ya jelas lah, Bram itu kan pemilik perusahaan ZAB Grub," Sahut Dirga.

"Ohiya, aku lupa, heheh," Ucap Siska.

"Istrinya Bram itu, kalau tidak salah namanya Ninda. Benar kan, Pa?" Lanjut nya.

"Benar," Sahut Dirga.

"Berarti dia sahabat ku waktu SMA dulu," Ucap Siska.

"Benarkah, Ma?" Tanya Bian antusias. Siska hanya mengangguk.

"Apa sampai sekarang mama sahabatan dengan orang tua Zena?" Tanya lagi.

"Tidak. Kami hilang komunikasi saat sudah lulus SMA," Sahut Siska.

"Jadi, kenapa mama yakin kalau mama nya Zena adalah sahabat mama waktu SMA?" Tanya Bian sedikit bingung.

"Mama pernah melihat nya di sosmed, Jadi Mama tahu," Sahut Siska.

"Kenapa kamu menanyakan itu?" Siska balik bertanya.

"Zena itu susah didekati, Ma. Jadi, aku mau buat rencana agar bisa dekat dengan nya terus," Sahut Bian.

"Jangan melalukan sesuatu yang dapat merugikan orang lain," Ucap Dirga pada anaknya.

"Iya, Pa," Sahut Bian.

"Jadi, apa rencana mu?" Tanya Siska.

"Mama kan sahabat Bundanya Zena. Jadi aku minta tolong dengan Mama agar Bundanya Zena membujuk Zena agar mau lagi bekerja di kantor kita sebagai Sekertaris ku," Ucap Bian.

"Memangnya, Zena pernah bekerja dikantor mu?" Tanya Siska.

"Pernah. Baru hari ini dia masuk kerja," Sahut Bian.

"Baguslah," Ucap Siska.

"Tetapi, karena kesalahanku. Dia ingin mengundurkan diri," Kata Bian.

"Kenapa bisa?" Tanya Dirga.

"Pertama, Karen aku membuatnya takut sampai pingsan dan membuatnya menangis saat dikantor. Yang kedua, karena aku menciumnya tadi saat didalam mobil," Sahut Bian dengan enteng.

'Apa'

Sahut Dirga dan Siska berteriak bersamaan.

"Apaan sih, Pa, Ma. Biasa saja kenapa," Celetuk Bian.

"Dasar anak kurang ajar!!" Siska marah pada Bian.

"Kamu mengatakan itu seperti orang tidak punya salah," Lanjutnya.

"Enak sekali kamu nyosor anak orang seenak mu saja," Imbuh Dirga. Ia kesal pada Bian.

"Pa, Ma. Jangan lebay lah. Hanya hal sepele seperti itu saja pun," Celetuk Bian tanpa dosa.

"Sepele kamu bilang. Kalau memang sepele. Yasudah, kamu atasi lah masalah ini dengan sendiri," Ucap Siska. Ia sangat marah pada anak nya yang aneh itu.

"Iya, Papa setuju. Biar kan saja dia mencari solusi sendiri," Imbuh Dirga. Ia membela istrinya.

"Ayolah, Pa, Ma. Bantu aku!!" Ucap Bian seraya mengatupkan kedua telapak tangannya.

'Tidak'

Sahut Dirga dan Siska bersamaan.

"Dasar pelit!" Bian kesal pada orang tuanya. Ia langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Mau kemana kamu?" Tanya Dirga.

"Mau ke kamar, percuma bicara dengan Papa dan Mama," Sahut Bian kesal.

"Yasudah, hus hus!" Celetuk Siska.

Bian tidak menggubris ucapan Siska, ia pun masuk kekamar nya. Sesampai kamar, Bian pun menyusun rencana. Tiba-tiba, ia mendapatkan ide cemerlang. Ia melaksanakan rencana itu mulai esok hari sampai mendapatkan apa yang ia inginkan.

*****

Keesokan harinya, Bian pun melaksanakan rencananya itu. Ia sudah sampai ke kantor nya.

"Asisten Han. Laksanakan tugasmu sekarang!" Perintah Bian pada Han.

"Baik, Tuan," Sahut Han.

Asisten Han pun meninggalkan ruangan Bian. Lalu, Han menjalankan misi yang telah diberikan oleh Bian untuk nya.

Han pun pergi ke rumah Zena. Han tidak hanya sendirian, ia juga bersama bodyguard yang sebagaimana Bian perintahkan.

Sesampainya di dekat rumah Zena. Han pun melaksanakan aksinya.

"Dik, bisa saya minta tolong?" Tanya Han pada anak kecil yang baru lewat.

"Minta tolong apa, Pak? " Sahut anak kecil itu dengan sopan tanpa ada rasa curiga.

"kamu kasi surat ini pada Kakak yang bernama Zena. Rumahnya yang itu," Tutur Han menunjuk rumah Zena pada anak kecil yang kira-kira usiannya sebelas tahun.

"Ini uang untukmu sebagai tanda terimakasih ku padamu," Ucap Han tersenyum dan memberi dua lembar uang berwarna merah.

Anak kecil itu pun melakukan apa yang diperintah kan oleh Han.

"Permisi, Pak Satpam," Ucap anak itu.

"Ada apa, Nak?" Tanya Pak Satpam.

"Saya ingin memberi surat ini pada Kakak yang bernama Zena," Sahut anak itu.

"Sini, biar saya beri pada majikan saya!" Ucap Pak Satpam.

"Tidak bisa Pak, saya tidak percaya pada Bapak," Sahut anak itu.

"Yasudah, saya telpon dulu Kak Zena," Ucap Pak Satpam. Lalu anak itu pun mengangguk.

Pak satpam pun menghubungi Zena. Dan tidak beberapa lama, Zena pun keluar dari rumah.

"Saya, Zena. Adik ingin memberi apa pada Kakak?" Tanya Zena lembut.

"Ini, Kak," Sahut anak itu dan memberikan surat pada Zena.

"Siapa yang memberi surat ini padamu?" Tanya Zena lembut.

"Orang yang ada di dalam mobil dekat rumah Kakak," Sahut anak itu.

"Kalau begitu, saya pergi dulu ya Kak. Saya sudah di tunggu teman saya," Ucap anak itu.

"Terimakasih" Ucap Zena seraya tersenyum.

Anak itu pun pergi meninggalkan Zena. Lalu, Zena pun membuka surat itu.

'Datang lah kesini, aku merindukanmu' Isi surat itu.

"Siapa yang memberi surat ini?" Gumamnya.

"Aku samperin saja ah, mungkin saja seseorang yang aku kenal ingin memberi kejutan padaku," Batin Zena. Ia tidak menaruh curiga sedikitpun.

"Pak Satpam. Saya keluar dulu ya," Ucap Zena pada Pak Satpam.

"Iya, nona Zena," Sahut Pak Satpam dengan sopan dan tersenyum.

Zena pun keluar gerbang dan pergi ke arah mobil yang terparkir di dekat rumah nya.

"Permisi!," Ucap Zena seraya mengetuk kaca pintu mobil.

"Laksanakan. Tetapi jangan sampai lecet," Ucap Han pada Bodyguard itu.

"Baik," Sahut Bodyguard itu. Lalu keluar dan memegang Zena lalu membekap nya.

"*H*mm," Mulut Zena sudah di bekap menggunakan sapu tangan yang terdapat bius. Karena efek bius, Zena pun pingsan.

Bodyguard itu memasukkan Zena kedalam mobil.

Setelah itu, mobil itu melaju ke arah rumah pribadi Bian yang telah di belinya lima bulan yang lalu.

"Tuan, kami sudah mendapatkannya," Ucap Han dari sebrang ponsel.

"Bagus. Aku akan kesana sekarang," Jawab Bian. Ia langsung mematikan sambungan telpon nya. Dan pergi ke rumah pribadinya yang tidak jauh dari kantornya.

*****

Sesampai rumah pribadi Bian. Zena pun di letakkan di kamar yang Bian tempati saat ia ingin menyendiri. Beberapa menit, Bian pun sampai ke rumah itu.

"Dimana dia?" Tanya Bian.

"Didalam kamar, Tuan. Sesuai perintah Tuan," Sahut Han.

Tanpa basa-basi, Bian pun menuju kamarnya. Ia pun masuk ke kamar itu. Dan terlihatlah Zena yang belum sadar dari pingsannya.

*

*

*

*

*

Like, coment, vote

Bersambung...

1
pink magenta
awal cerita menarik penulisan lumayan rapih mungkin sedikit saran thor, untuk percakapan langsung jangan di Italic hurufnya, kecuali kalo berbicara dalam hati bisa di Italic untuk membedakan kalimat langsung sama yang gak langsungnya gitu thor hehe
maap ya thor bukan mau menggurui cuma sebagai pembaca jujur agak terganggu sedikit dengan cara penulisannya. tapi buat ceritanya mah menarik kok thor👍 semangat!!
Yupit Upik
smangat
sylvia rachman
buat season 2 thor
AF_Cemong: Akan di usahaakan.
makasih kak, udah dukung dan baca karya ini 🙂
total 1 replies
Ramadani Sapitri
kenapa belum update kak
Adhelie
visualnya dunk thor
Wahyuni Yuni
suka dg critanya,apa sampai dsini j critanya?
AF_Cemong: ditunggu aja thor. ceritanya pasti berlanjut kok 🙂
total 1 replies
Chococips
10 like tertinggal untukmu Thor semangat 😍 maaf baru mampir Thor semangatt terusss yaa:3 jangan lupa feedback "IPA IPS Jadi Penghalang" dan "REVLA":3
Chococips
2 like episode terbaru author semangat 😻 jangan lupa feedback nya "IPA IPS Jadi Penghalang":3 atau kecerita aku yang lain terimakasih:)
Devi Ardiansyah
next
Echa Adreena Zulfa
lanjut
sofyan chanel
lanjut dong
Echa Adreena Zulfa
lnjut dong
Nayyira
lanjut
uchiha madara
lanjut thor
Vania Anindya
lanjut thor...
Evi Hopipah
lanjut
Widyasari official
ceritanya hampir sma dengan drama china yg pernah aku nonton kak
Nora Yunetra
lanjut,, penasaran nih,,,
Lusialyana Klementina
lanjut
Yeyen Dhevan
hmmmmm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!