NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Amrita Blanco

Nikah Paksa Amrita Blanco

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:41.4k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Amrita Blanco merupakan gadis bangsawan dari tanah perkebunan Lunah milik keluarganya yang sedang bermasalah sebab ayahnya Blanco Frederick akan menjualnya kepada orang lain.

Blanco berniat menjual aset perkebunan Lunah kepada seorang pengusaha estate karena dia sedang mengalami masalah ekonomi yang sulit sehingga dia akan menjual tanah perkebunannya.

Hanya saja pengusaha itu lebih tertarik pada Amrita Blanco dan menginginkan adanya pernikahan dengan syarat dia akan membantu tanah perkebunan Lunah dan membelinya jika pernikahannya berjalan tiga bulan dengan Amrita Blanco.

Blanco terpaksa menyetujuinya dan memenuhi permintaan sang pengusaha kaya raya itu dengan menikahkan Amrita Blanco dan pengusaha itu.

Namun pengusaha estate itu terkenal dingin dan berhati kejam bahkan dia sangat misterius. Mampukah Amrita Blanco menjalani pernikahan paksa ini dengan pengusaha itu dan menyelamatkan tanah perkebunannya dari kebangkrutan.

Mari simak kisah ceritanya di setiap babnya, ya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Syarat Menikah

"Menikah ?" ucap Amrita terhenyak kaget.

"Ya, syaratnya adalah kau harus mau menikah denganku maka aku akan bersedia membeli tanah perkebunan Luhan milik ayahmu", sahut pengusaha estate.

"Ta-tapi mana mungkin aku bisa menikahimu sedangkan aku tidak mengenalimu ataupun tahu siapa namamu", kata Amrita.

"Memang benar yang kau katakan itu bahwa kita belum saling mengenal bahkan baru berjumpa sekarang", sahut pengusaha estate.

"Bahkan namamu saja aku tidak tahu", kata Amrita.

Amrita sengaja dibawa oleh sang pengusaha ke suatu ruangan privat untuk berbicara secara empat mata sedangkan kedua orangtuanya menunggu di ruangan tamu sampai Amrita selesai.

Pengusaha estate tertawa lirih lalu melangkah ke sisi lain dari ruangan privat miliknya.

"Kau benar dan aku belum memberitahukan siapa namaku padamu", kata pria itu.

"Lantas bagaimana caraku untuk mengenalmu jika aku tidak tahu siapa namamu ?" kata Amrita.

"Apakah kau bersedia menikah denganku kalau aku memberitahukan namaku padamu ?" tanya pengusaha estate.

Amrita tidak berani menjawab pertanyaan pengusaha estate, hanya diam sembari menundukkan pandangannya.

"Bukan masalah bagiku jika seandainya saja, kau ingin tahu namaku namun percuma saja jika kau menolak menikah denganku, untuk apa aku memberitahukan namaku padamu", kata pengusaha itu.

"Apakah syarat itu tidak bisa diubah ?" tanya Amrita.

"Mengapa ?" sahut pria itu bertanya.

"Sebab aku belum siap menikah", ucap Amrita.

"Tentu saja, kau belum siap menikah sebab kau masihlah sangat muda sekali, Amrita'', kata pengusaha estate.

"Ya, benar", sahut Amrita.

"Tapi hanya itu satu-satunya syarat yang aku ajukan padamu sebagai jaminan bahwa aku akan membeli tanah perkebunan Luhan milik ayahmu", kata pengusaha estate.

"Kenapa kau bersikukuh ingin menikahiku ?" sahut Amrita.

Sejenak sang pengusaha terdiam lalu dia tertawa pelan.

"Bagiku tidak ada satupun orang yang aku percayai di dunia ini bahkan orang-orang terdekatku pun aku tidak mempercayai mereka apalagi orang asing yang baru kukenal", kata pengusaha estate.

"Anda tidak mempercayai kami...", kata Amrita.

"Mana mungkin aku bisa percaya begitu saja pada orang yang baru aku temui untuk pertama kalinya bahkan kita tidak saling kenal, nona", sahut pengusaha estate.

Pengusaha estate berdiri bersandar di tepi meja berbentuk oval seraya menatap lurus ke arah Amrita.

Penampilannya tetap sama, masih mengenakan penutup kain di wajahnya dan hanya menyisakan kedua matanya yang tidak tertutup oleh kain hitam.

"Mengeluarkan uang bernilai besar pada orang asing tanpa tahu latar belakangnya, adalah suatu keputusan fatal yang teramat bodoh, dan aku bukanlah keledai yang mudah tertipu", ucapnya serius.

Amrita terdiam dan hanya mendengarkan ucapan sang pengusaha dari tempatnya duduk.

"Bukannya aku menganggap kalian penipu tapi banyak sekali orang datang kepadaku seperti yang kalian lakukan ini meski aku seringkali menolak mereka", lanjutnya.

"Tapi kami bukanlah penipu seperti mereka...", sahut Amrita.

"Yah, aku tahu itu, tapi apa salahnya bersikap hati-hati terhadap segala resiko yang ada karena aku juga seorang manusia biasa", kata pengusaha itu.

"Karena itulah anda mengajukan syarat padaku dengan memintaku menikahimu", ucap Amrita.

Pengusaha estate terdiam.

"Ya, benar...", lanjutnya kemudian.

"Apakah aku menjadi jaminan supaya anda percaya bahwa kami bukanlah penipu", kata Amrita.

"Bukan menuduhmu penipu tapi memastikan bahwa kalian benar-benar serius dengan niat kalian", ucap pengusaha itu.

"Siapa namamu ?" tanya Amrita.

"Denzzel Lambert", sahut pengusaha estate.

"Lambert ?" kata Amrita.

"Ya, Lambert nama margaku dan Denzzel adalah namaku", sahut pengusaha itu.

"Boleh aku memanggilmu Lambert saja", kata Amrita.

Denzzel Lambert tertawa parau saat Amrita menginginkan hanya memanggilnya Lambert saja tanpa nama depan.

"Panggil aku Denzzel", kata pengusaha estate.

"Lambert terdengar lebih baik daripada Denzzel, kupikir...", sahut Amrita.

"Sayangnya aku lebih terbiasa dipanggil dengan nama Denzzel daripada nama belakangku", kata Denzzel.

"Baiklah, aku akan memanggil nama depanmu saja, Denzzel", ucap Amrita.

"Itu lebih baik kedengarannya", kata Denzzel.

"Mungkin...", sahut Amrita.

"Dan kau tertarik dengan tawaranku ini atau tidak, Amrita", kata Denzzel.

"Menikah denganmu, itu yang kau maksudkan ?" tanya Amrita.

"Ya...", sahut Denzzel serius.

"Demi menyelamatkan tanah perkebunan Luhan maka aku bersedia menerima syarat menikah denganmu", kata Amrita.

"Tapi aku akan membeli tanah perkebunan Luhan sepenuhnya setelah tiga bulan pernikahan kita, bagaimana", ucap Denzzel.

"Tiga bulan ?" kata Amrita tersentak kaget.

"Ya, sampai pernikahan kita berjalan tiga bulan maka aku akan bersedia membeli tanah perkebunan Luhan bahkan aku akan memberikannya padamu sebagai hadiah pernikahan kita nanti", ucap Denzzel.

"Kau berniat menipuku, Denzzel !" sahut Amrita marah.

"Hai, tidak, itu tidak benar, aku tidak berniat menipumu sama sekali, Amrita", tegas Denzzel.

"Tapi kau berkata bahwa akan membeli tanah perkebunan Luhan setelah pernikahan kita mencapai tiga bulan dan artinya kau hendak membohongiku", kata Amrita lalu beranjak berdiri.

"Tenanglah dulu, Amrita !" ucap Denzzel.

"Bagaimana aku bisa tenang jika ternyata kau bermaksud membohongiku ???" sahut Amrita.

"Sudah aku tegaskan bahwa aku tidak berniat menipumu atau berbohong melainkan memberikan syarat sebagai jaminan atas transaksi jual beli tanah perkebunan Luhan", kata Denzzel.

"Sama saja !" sahut Amrita mulai kehilangan kesabarannya.

"Tidak sama, kau salah paham, Amrita", kata Denzzel.

"Jelas kau mencoba menipuku dengan memberikan syarat menikah denganmu,

tapi kau baru akan membeli tanah perkebunan Luhan setelah tiga bulan pernikahan kita sedangkan kami mengharapkan perkebunan terselamatkan karena itulah kami menjualnya", kata Amrita.

"Aku akan memberi dana untuk pengelolaan tanah perkebunan Luhan sementara waktu di awal sampai masa panen buah dapat dikirim kepada pemesannya setelah tiga bulan, baru aku akan membeli seluruh perkebunan dan memberikannya kepadamu sebagai hadiah", sahut Denzzel.

"Apa yang kau katakan itu benar ?" tanya Amrita seraya menatap serius ke arah Denzzel.

"Ya, benar", sahut Denzzel.

"Tapi kenapa kau begitu baiknya dengan berniat membantu kami", kata Amrita.

Amrita mulai luluh hatinya seraya memperhatikan Denzzel.

"Aku bukan orang baik seperti yang kau pikirkan karena setiap pebisnis harus memiliki hati kejam", kata Denzzel.

"Tapi kau melunak kepada kami", ucap Amrita.

"Sama sekali tidak, aku tidak pernah menaruh hatiku pada bisnis ataupun orang lain karena setiap aku berpikir selalu mengandalkan logika, Amrita", sahut Denzzel.

"Tapi buktinya kau menyanggupi akan membantu kami dengan memberikan dana untuk pengelolaan tanah perkebunan Luhan", kata Amrita.

"Dengan syarat menikah, jangan lupakan itu !" sahut Denzzel.

"Jika aku bersedia menikah denganmu, apakah semua tawaran yang kau ajukan itu akan kamu tepati", kata Amrita.

"Ya, tentu saja, sesuai janjiku padamu", kata Denzzel.

"Hmmm....", gumam Amrita berpikir serius.

"Sudahkan kamu mempertimbangkannya tentang tawaran ini sebagai syarat yang wajib kamu penuhi ataukah kau tidak sanggup memenuhinya", kata Denzzel.

"Aku bersedia menerima syarat menikah denganmu", sahut Amrita.

Denzzel tertawa pelan seraya berjalan ke arah Amrita Blanco.

Pengusaha estate itu mengeluarkan setumpuk uang kertas dari saku jasnya lalu memberikannya kepada Amrita.

"Ambil uang ini dan berikan pada ayahmu sekarang dengan syarat kau tetap tinggal di Asyer Estate sampai acara pernikahan kita nanti", kata Denzzel.

"Apa ?" ucap Amrita tersentak kaget.

"Ya, kau harus tinggal disini sampai hari pernikahan kita sebab aku akan langsung mengadakan upacara pernikahan kita besok pagi", kata Denzzel.

"Apa ?!" sahut Amrita semakin terkejut.

"Kenapa ? Kau takut dengan tawaranku ini ?" tanya Denzzel.

"Bagaimana bisa secepat itu kita menikah ?" sahut Amrita bertanya dengan wajah bingung.

"Semua ada ditanganmu, terserah pada keputusanmu, mau atau tidak dengan syarat ini, tinggal kau pikirkan sekarang, hanya hari ini !" kata Denzzel tegas.

1
Skyweer Skyweer
lanjut
Skyweer Skyweer
bulan madu, bukan hanya tinggal mimpi, kini kau datang bersamaku
Skyweer Skyweer
buat apa kecewa dia kan dah jadi suamimu
Skyweer Skyweer
tapi sebenernya tuh denzzel baik loh
Anonymous
up...
Skyweer Skyweer
sedih nih tapi dah jodoh yak nikah
Skyweer Skyweer
berat juga sih awalnya tapi kalau mang jodoh gimana lagi
Skyweer Skyweer
ibu seperti apa sih pamela tuh ya
Skyweer Skyweer
semangat thor
Skyweer Skyweer
gimana gak terpesona sama denzzel, dia tuh laki baget, macho
Skyweer Skyweer
ngaku aja deh amrita kalau kamu tuh naksir ma denzzel meski tuh cowok misterius
Skyweer Skyweer
keren tuh denzzel
Skyweer Skyweer
Denzzel tuh aslinya baik hanya saja ada misteri dibalik sikap dia
Skyweer Skyweer
pengen juga punya bungalow di tengah perkebunan, pasti asyik kali ya
Skyweer Skyweer
lama lama denzzel menunjukkan watak aslinya yang sabar serta mulia ya buktinya dia sayang sekali sama Amrita
Skyweer Skyweer
lanjut thor...
Reny Rizky Aryati, SE.
luar biasa /Drool/
Reny Rizky Aryati, SE.
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Reny Rizky Aryati, SE.: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🌝🤺
total 1 replies
Reny Rizky Aryati, SE.
lapis legitnya enak kali yak /Grin//Joyful//Curse/
Reny Rizky Aryati, SE.: 😂😂😂😂🤺
total 1 replies
Skyweer Skyweer
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!