Bianca Salsabila Santoso, wanita dewasa berusia 26 tahun. Usia transisi membuat nya harus di cecar dengan pertanyaan kapan menikah? Hingga perjanjian dari almarhum sang ayah bersama sahabat nya membuat wanita yang biasa dipanggil Bee tersebut harus terikat pernikahan dengan seorang pemuda berusia 19 tahun.
Lalu bagaimana jadinya jika pria bernama Bastian Schweinsteiger, berusia 19 tahun harus menikahi seorang wanita dengan usia terpaut 7 tahun. Bastian tak hanya masih muda tetap dia juga ketua geng motor yang hobby nya tawuran. Namun, dia tak bisa menghindari pernikahan gila tersebut.
Kehadiran orang ketiga juga membumbui pernikahan yang rusuh setiap hari itu.
Bagaimanakah sikap Bee menghadapi suaminya yang kekanak-kanakan?
Apakah Bastian bisa meluluhkan batu es seperti Bee?
Tawa dan air mata mengiringi perjalanan kisah cinta mereka....
Yuk simak kisah nya.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kapan menikah?
"Pesan saja apa yang kalian mau, hari ini aku yang bayar," ucap Willy sambil membusungkan dadanya sombong.
"Idih, lagi dapat lotre?" singgung Rara memutar bola matanya malas.
"Oh jelas," sahut Willy.
Bee hanya tersenyum, wanita ini memang terkesan dingin dan cuek. Jarang sekali yang namanya bicara jika tak diajak bicara. Maka tidak heran jika Bee di juluki wanita kulkas.
"Kau ingin makan apa Bee?" tanya Rara membolak-balik buku menu.
"Apa saja," jawab Bee sibuk dengan ponselnya.
Wanita itu sedang berbalas pesan dengan sang suami. Suami tenggil nya itu selalu saja menganggu ketenangan nya.
'Dasar, suami lucnat,' umpat Bee dalam hati.
"Bee," panggil Willy.
"Kenapa?" Bee melirik laki-laki tersebut.
"Sedang berbalas pesan dengan siapa? Kekasih baru?" tanya Willy penasaran. Melihat Bee yang sibuk dengan ponselnya.
Bee tak menjawab wanita itu meletakkan ponselnya dan tersenyum.
"Tidak apa Bee kalau mau pilih-pilih dulu, ingat umur sudah tua. Harusnya memikirkan kehidupan seperti apa ke depannya," ucap Willy.
"Kau yang menikah saja bisa cerai," sahut Bee santai. Dia paling bosan dengan pertanyaan kapan menikah? Apa tidak ada pertanyaan yang lebih baik dari pada pertanyaan mematikan tersebut.
"Ya aku 'kan beda dan lain lagi," jawab Willy.
"Apa beda nya kita sama-sama manusia," timpal Bee. "Bahagia itu tidak harus menikah. Terbukti orang yang menikah juga belum tentu bahagia," jelas Bee. Dia paling kesal ditanya, 'Kapan menikah?'
Rara terdiam, ucapan Bee seperti menghantam dadanya. Rara menikah sudah lebih dari lima tahun, tetapi hingga kini belum juga di berikan anak oleh Sang Pencipta. Alhasil suaminya mulai bosan padanya, apalagi desakkan ibu mertua yang memaksa nya untuk segera hamil.
Berbagai cara sudah Rara lakukan termasuk ikut program hamil, dan nyatanya sampai sekarang belum ada benih dari suaminya yang tumbuh dirahim wanita itu.
"Ya kau benar Bee, orang yang menikah saja belum tentu bahagia. Contoh nya aku," sahut Rara ikut menimpali.
Willy dan Bee melihat kearah Rara. Mereka memang sudah tahu masalah rumah tangga Rara yang sedang tidak baik-baik saja. Ibu mertua memaksa suami Rara menikah lagi demi anak.
"Tidak usah di pikirkan ucapan ku, Ra," ucap Bee mengusap bahu sahabat nya itu. "Aku yakin suatu saat kau akan memiliki anak," sambung nya.
Wajah Rara tampak sendu, siapa sih didunia ini tidak ingin menjadi seorang ibu? Semua wanita mendambakan diberikan kesempatan luar biasa tersebut. Tetapi tidak semua wanita memiliki kesempatan itu. Ada beberapa wanita yang memang tidak Tuhan pilih untuk menjadi Ibu. Mungkin Rara adalah salah satu wanita yang terpilih tersebut.
"Seperti nya aku harus melepaskan suamiku," ucap Rara.
Willy dan Bee terkejut ketika Rara mengatakan hal tersebut. Mereka berdua tahu betapa Rara mencintai sang suami yang sudah menikahi nya selama lima tahun ini.
"Kau yakin Ra?" tanya Willy
"Jangan mengambil keputusan saat kepala mu sedang panas. Kau bisa menyesal nanti. Pikiran baik-baik," nasehat Bee.
Willy mengangguk dan setuju dengan ucapan wanita itu. Memang tidak baik mengambil keputusan saat marah. Ada baik nya redakan emosi dan dinginkan hari. Kadang keputusan bisa membawa pada penyesalan.
"Aku sudah memikirkan nya Bee, Will. Dino diam-diam selingkuh, kemarin aku melihat nya bersama wanita lain di mobilnya," jelas Rara menahan air matanya.
Dibalik wajah ceria sahabat Bee ini, sebenarnya Rara menyimpan kepedihan dalam rumah tangga nya. Jika boleh menyesal, rasanya dia ingin kembali ke masa lalu dan tidak mau menikah muda. Tetapi sudah terlambat, kini dirinya terjebak dalam pernikahan yang salah.
"Kau serius?" tanya Bee setengah tak percaya.
Rara mengangguk lalu mengambil ponselnya. Dia menunjukkan layar ponselnya. Di mana disana foto sang suami bersama wanita lain.
"Ini."
Willy dan Bee melihat foto di ponsel Rara. Benar saja, itu foto suami Rara bersama wanita lain.
"Bukan nya ini Sisil?" ucap Rara yang mengenal foto diponsel tersebut.
"Iya Bee," sahut Rara menyeka air matanya.
"Sisil istri dari Ragil, mantan kekasih Bee?" sambung Willy.
Rara lagi-lagi mengangguk. Bee terdiam dan tampak berpikir, apa sekarang mantan kekasih nya itu sudah bercerai? Kenapa istrinya bisa sampai selingkuh bersama pria lain?
"Makan dulu. Nanti bahas hal itu," ucap Bee.
Willy dan Rara mengangguk tersebut. Ini kali keduanya Bee melihat kedua sahabat nya disakiti. Jujur saja hal ini lah yang membuat Bee dulu takut yang namanya menikah. Bagaimana kalau dia tidak mendapatkan suami yang sepadan dengannya? Bagaimana kalau suaminya itu malah berselingkuh, seperti yang terjadi pada Willy dan Rara?
'Bas, aku berharap kau berbeda dari yang lain. Sekarang aku memang belum mencintai mu, tetapi ketika nanti aku sudah mencintaimu. Semoga kau hanya setia pada ku saja. Jika kau juga berkhianat seperti Kak Ragil, mungkin aku tidak akan percaya lagi akan ada nya cinta,' batin Bee.
.
.
"Bagaimana dengan Bee, Ma?" tanya Belvi, kakak Bee yang paling tua. Belvi sudah menikah dan memiliki dua anak.
"Mama belum tahu, seperti nya Bee masih marah karena dipaksa menikahi Tuan Muda Bastian," sahut Dalina menghela nafas panjang. "Mama jadi merasa bersalah pada Bee," sambung nya.
"Mama jangan terlalu memikirkan hal ini. Aku yakin Bee sudah dewasa. Dia bisa menghadapi masalah ini sendiri," ucap Belvi mengusap bahu sang ibu seraya menenangkan wanita paruh baya tersebut.
Dalina mengangguk. Anak bungsu nya itu memang keras kepala. Jika anak bungsu identik dengan sifat manja nya maka berbeda dengan Bee. Setelah hilang nya sosok lelaki yang paling dia cintai yaitu sang ayah. Sifatnya berubah drastis. Dia selalu mengerjakan sesuatu nya sendiri.
Bee anak yang penurut. Bahkan ketika dirinya dipaksa menikahi Bastian, dia tak menolak sama sekali. Walau didalam hati dia tidak siap. Tetapi bagaimana lagi, sebagai anak bungsu yang tersisa satu-satunya, Harus menuruti ucapan sang ibu.
"Ibu hanya takut Bee meninggalkan Tuan Muda Bastian, kau tahu sendiri adik mu itu jika dia tidak mencintai seseorang maka dia tidak akan memaksa hatinya," ungkap Dalina.
Belvi tersenyum hangat, "Percayalah Ma. Bee tidak seperti itu, dia wanita bertanggungjawab. Tidak mungkin dia mau mempermalukan kita. Kalau pun dia tidak bisa mencintai Tuan Muda Bastian, pasti dia akan meminta pisah secara baik-baik," jelas Belvi sambil tersenyum pada sang mama. Dia paham perasaan seorang ibu akan kebahagiaan anak-anak nya. Tetapi Bee bisa mengatasi masalah hidupnya sendiri.
"Iya Vi," jawab Dalina menghela nafas panjang.
"Ya sudah ayo kita makan Ma. Mama harus minum obat setelah ini," ajak Belvi membantu sang ibu berdiri.
Bersambung...
BKNKH GK ADA PACARAN DLM ISLAM, YG ADA TA'ARUF.. BILA COCOK DI KHITBAH..
GOBLOK JUGA SI BAS YG TRLALU MNJA, HRSNYA LO LBH TEGAS, DINGIN DN DEWASA.. DN JUGA AGAK KEJAM BIAR TDK DIREMEHKN