"Saya datang kesini, untuk meminta izin ustad untuk menikahi dokter Fajrina, putri anda ustad". Dengan lantang dan tegas elang meneritahu ustad Zaki alasannya datang ke rumah sang ustad
"Kau mau menikahi putri ku?". Ustad Zaki tersenyum
"Iya ustad, izinkan aku menikahinya". Di balik pintu Fajrina sedang mendengarkan pembicaraan pria kurang ajar itu dengan abinya. Fajrina yakin bahwa abinya tak kan menyetujui lamaran itu.
Ustad dzaki menatap netra pemuda itu, beliau tau pemuda itu yakin akan semua yang ia katakan barusan. Lagipula beliau sangat mengenal kedua orang tua pemuda itu, orang tua nya sangat aktif dan selalu menghadiri setiap beliau mengadakan kajian di pondok pesantren yang ketak nya tak jauh dari kediaman beliau.
"Apa kau yakin, elang?". Ustad dzaki kembali bertanya.
"Saya yakin ustad". Elang menjawab mantap
"Baiklah, elang.. bawa semua anggota keluargamu ke sini besok, sehabis isya, aku akan menikahkan kau dengan putriku besok".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qunietha16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TAK KAN KU MAAFKAN
Fajrina memasuki kamarnya , ia tak melihat elang di sana. Tubuhnya sangat lelah, sepertinya ia demam. Kemudian ia meminum obat yang telah ia bawa dari rumah sakit. fajrina menaiki ranjang dan mulai merebahkan dirinya di sana.
Perlahan matanya tertutup , ia tertidur. Di tempat lain, elang tengah berhadapan dengan Hendrik.
"Aku menginginkan istrimu, istri palsu mu". hendrk menatap mata elang.
"kau gila". Ujar elang, elang tak habis fikir mantan sahabatnya itu terang-terangan meminta elang menyerah kan istri yang baru beberapa hari ia nikahi itu.
meskipun elang tak mencintai istrinya namun fajrina tetap lah istrinya, ia tak kan menyerahkan fajrina kepada siapapun.
"tidak, aku masih sangat waras, makanya aku meminta izin mu terlebih dahulu, aku sangat baik dan waras bukan". Hendrik tersenyum lalu berjalan ke menuju elang.
"Kau pikir semudah itu mengambil apa yang telah menjadi milik ku". Elang tertawa terbahak, ia sebenarnya sangat marah. ia tak terima.
"Suka atau tidak, aku akan merebutnya dari mu".
"Lancangnya". Elang berdiri
"Kenapa? Sepertinya kau sangat tidak percaya diri".
"Hentikan ". Capung mulai melerai
"Jangan ikut campur". Tatapan mata elang mengintimidasi capung.
"Kalian berdua kenapa, kalian bersahabat bukan". Capung menambahkan. mendengar capung mengatakan hal itu malah membuat hendrik tertawa.
"dia bukan lagi sahabat ku, apa kau lupa capung, ia bahkan tanpa ampun membunuh adik ku". Hendrik mengepalkan tinju nya dan mulai menyerang elang.
"Aku tidak pernah membunuh adik mu, kau lah yang membunuh nya, kau terlalu memanjakan nya makanya dia berfikir apa yang dia ingin kan akan dia dapat kan termasuk diriku".
Hendrik dan elang sudah bersahabat sejak Meraka menduduki bangku kelas 11 , mereka sangat kompak. Namun persahabatan Mereke pecah ketika Luna menjatuhkan dirinya dari lantai 10 sebuah hotel beberapa tahun lalu.
Luna, ia sangat mencintai elang. Namun elang yang hanya menganggapnya sebagai adik membuat Luna putus asa.
"Aku sakit kak". Elang yang mendengar bahwa Luna sakit langsung bergegas menemui Luna di hotel yang sebelumnya Luna katakan.
Elang mengetuk pintu, namun elang sadar pintu itu tak terkunci. Dengan cepat elang msuk namun ketika elang memasuki kamar ,ia dengan jelas menatap tubuh luna yang polos berdiri di hadapannya.
Elang berjalan mundur , dan ingin melangkah pergi
"Jika kak elang pergi, aku akan lompat dari sini". Elang berbalik
"Pakai pakaian mu Luna". Ujar elang setenang mungkin dan berjalan mendekati Luna, elang mengambil selimut untuk menutupi tubuh polos Luna
"Aku mencintaimu kak elang". Luna terisak
"Aku juga mencintaimu Luna, kau adik ku". Luna menatap mata elang tak percaya. Kemudian ia melepas selimut itu dan memeluk elang. Elang tak membalas pelukan itu.
"Aku tak ingin menjadi adik mu, aku ingin menjadi seperti wanita wanita itu".
"apa kau gila?". elang membentak luna.
"Aku rela melakukan apapun kak, agar kau menerima ku, aku rela menyerah kan diri ku pada mu, asalkan kau menjadi milik ku". Luna menatap mata elang penuh harap.
"aku bahkan tak melihat mu sebagai wanita dewasa, jadi tolong lepaskan aku". elang mendorong Luna . luna menangis terisak kemudian meraih pakaian nya dan memasuki kamar mandi.
setelah beberapa menit luna keluar dari kamar mandi dan berjalan mendekati elang. secara perlahan dan pasti luna mencium elang, ciuman lembut dan hangat. namun entah mengapa elang tak menolak ciuman itu. luna tersenyum setelah melepaskan ciuman nya.
"Kak elang, ini bukti cintaku padamu". luna mundur kemudian berjalan ke arah balkon.
"mau apa kau?". Ujar elang sambil menatap tajam langsung ke mata luna
"Kak elang tidak pernah menganggap ku ada". Luna terisak
"kalau aku berfikir begitu, aku tak kan mencium mu luna". elang sangat tenang waktu menghadapi gadis itu, gadis menyebalkan juga menyusahkan itu sekarang malah mencoba untuk bunuh diri.
"luna". Hendrik muncul dari belakang tubuh elang dan mencoba menenangkan adik nya. ia terlihat sangat panik
"Aku sangat mencintai kak elang". Luna meratapi perasaan nya.
"aku tau, tapi tolong lah jika kau lompat bagaimana dengan diriku, ayah juga ibu apa kau tak memikirkan nya?". Hendrik perlahan mendekati Luna
"Aku tak peduli , aku hanya menginginkan elang". Hendrik memandang sahabatnya, sorot matanya penuh arti.
"kau sangat egois, apa begini caramu untuk mendapatkan perhatian dari orang yang kau sukai? ". Elang menatap luna.
"apa yang kau katakan elang?
"Apa aku salah, lihat dia , dia mau melompat hanya demi mendapatkan aku atau hanya sekedar ingin tidur dengan ku? kau tak bisa memaksakan apa yang tak bisa kau dapatkan, belajar lah menjadi dewasa". ujar elang, ia begitu tenang kemudian berjalan keluar dari sana.
luna merasa tak ada harapan, dalam ke apaan seperti itu elang malah pergi meninggalkan nya, sedangkan luna berharap elang memeluk nya dan menerima perasaan nya.
luna menatap hendrik, tersenyum dan menjatuhkan dirinya. dibawah elang menatap tubuh gadis yang baru saja ia tolak itu.
Sejak saat itu, Hendrik sangat membenci elang.
Meraka masih saling pukul ketika Fajrina memasuki club malam itu. Dengan cepat ia menarik lengan Hendrik yang ingin memukul suaminya, namun karna elang tak melihat, akhirnya pukulan elang yang tadi nya ingin di berikan ke Hendrik malah mengenai pipi cantik Fajrina.
Fajrina terjatuh bersama Hendrik. Dengan cepat Hendrik memegang bahu Fajrina.
"Kau tak apa-apa?". Hendrik panik melihat ada lebam di pipi Fajrina. Sudut bibirnya berdarah.
"Aku tak apa-apa" ujar fajrina. Elang yang menyaksikan kejadian itu mendekat dan menarik lengan Fajrina.
"Apa masalahmu". Fajrina berteriak. Elang menatap wajah istrinya, lebam itu adalah perbuatan nya
Hendrik berdiri dan menarik tangan Fajrina dari genggaman elang.
"Jangan sentuh istriku". Amarah elang yang tadi telah padam kembali lagi.
Hendrik tertawa. "Istrimu?".
Fajrina menatap mata elang, berharap sang suami berhenti membuat kegaduhan.
"Hentikan.. elang". Elang menoleh . Fajrina mendekati elang dan memukul wajahnya
"Kau , beraninya ". Elang membentak fajrina
Hendrik tak bisa menahan diri , ia berjalan mendekati Fajrina menarik lengan Fajrina dan mengajak nya keluar.
"Tak kan ku maafkan jika kau berani meninggalkan tempat ini dengan pria itu". Elang meninggikan suaranya. Hingga membuat semua orang yang berada di sana memandang ngeri padanya . Hendrik dan Fajrina berhenti.
Fajrina berbalik dan dengan angkuhnya berjalan mendekati elang
"Kau bilang pernikahan kita hanya di atas kertas, dan kau bersumpah atas nyawamu sampai mati pun kau tak kan menyentuhku, makan dengarkan aku baik-baik tuan elang yang terhormat , aku Fajrina putri Jasmin akan segera menceraikan mu, tak perduli bertapa murka nya orang tua ku atau bahkan betapa sakit nya orang tua mu". Fajrina tersenyum setelah mengatakan hal itu.
Namun elang tak mau begitu saja melepas Fajrina, bukan karna ia takut kehilangan aset nya , hanya saja Fajrina adalah istrinya, miliknya dan kepunyaannya , maka ia tak kan membiarkan apa yang sudah ia miliki di rebut oleh pria lain.
"Tak kan ku biarkan kau pergi dari ku Fajrina, aku tak kan melepaskan apa yang sudah menjadi milik ku". Dengan kasar elang menarik tangan fajrina. Ketika Hendrik ingin menyusulnya dengan cepat capung menghalangi.
Satu jam yang lalu, capung menghubungi Fajrina, ia takut akan terjadi perkelahian antara kedua sahabat itu. Sebenarnya Fajrina enggan, hanya saja ia tak ingin orangtua dan mertuanya kecewa atas kelakuan elang.
Elang begitu marah namun Fajrina hanya terdiam.
"Kenapa kau datang?". Elang menoleh menatap Fajrina
"Kalau bukan karna orang tua kita, aku tak kan datang". Ujar Fajrina.
"Mengapa kau mau saja di ajak pergi oleh Hendrik".
"Karna dia lebih baik darimu". Fajrina menjawab secara cepat semua pertanyaan elang, ia masih memandang keluar jendela. Elang murka. Ia menarik gadis berhijab itu dan langsung mencium nya kasar
Fajrina berusaha melapaskan diri. Ia terus memukul dada elang, air matanya mengalir. Kemudian ia menggigit bibir elang .
"Apa yang kau lakukan" elang berteriak , bibirnya berdarah
"Aku hanya membela diri dari pria sepertimu". Fajrina membuka pintu, ia berjalan keluar mobil, namun elang mengajarnya. Fajrina tak terlalu konsentrasi ketika ia akan menyebrangi jalan itu, tiba-tiba sebuah mobil datang dan hampir saja menabraknya andai saja elang tak menarik lengannya
"Ayo pulang". Elang menarik Fajrina kasar
"Lepaskan aku". Namun bukan elang namanya jika ia melepaskan Fajrina begitu saja ,akhirnya ià berhasil memaksa Fajrina masuk ke dalam mobil.
"Ayo bercerai saja". ujar fajrina, ia merasa pernikahan ini hanya akan sia-sia saja. apalagi mengingat perangai elang yang kasar.
"maaf, aku tak pernah melepaskan apa yang sudah menjadi milik ku, kecuali kau mau mati di tangan ku"
,
,.
. . .
, ,. .
,,,
0
, k.,.
,00
0.0
,
0=.