Steffani, Harus menelan hal pahit saat dia di jebak oleh Kakak tirinya sendiri, Dengan memberikan nya kepada Tiga pria teman Kakak tirinya ini...
"Doni, Rian, Yuda.. Cepat kalian nikmati wanita ini, sampai tak tersisa!" perintah Sean Kepada Tiga Pria, teman nya itu, Sean tersenyum miring pada Fani
Mata Steffani membulat sempurna, Fani cepat menggeleng "Tidak Kak, jangan Ku-mohon , Kak Ja-jangan!" memohon pada Sean.
"Kak, Sean, Apa salahku?" lirih Steffani dengan menangis terisak
"Kau tanya apa salahmu? Salah mu itu karena kau, menolak ku!" jawab tegas Sean Kakak tiri Steffani, Yang telah menjadi kakaknya Satu Tahun ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aaswidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu lagi
Sean berjalan kembali ke atas gedung, Karena ia tak berhasil ikut bersama dua wanita itu ke kantin, padahal bisa saja kan Sean mengikuti mereka pergi ke kantin, tapi Sean adalah pria yang tak suka mengejar-ngejar perempuan, tidak ada kamusnya dalam hidupnya ia mengejar karena yang ada harus wanita yang mengejar-ngejar nya!
Sean datang dengan wajah masam, Tiga temannya lagi lagi menatap kebingungan.
''Dari mana Lo Se?'' tanya Rian
''Toilet'' jawab singkat Sean yang tak mengatakan sebenarnya
mereka saling pandang lagi merasa tak percaya sih. ''Yang Benar Lo dari toilet?'' Yuda bertanya
''Iya, kenapa sih Lo berdua cerewet amat kaya ibu-ibu tau gak!'' mood Sean jadi rusak
''Ya deh, gak akan nanya lagi.'' kata Rian
Lalu mereka kembali menyantap minum dan snack nya.
''Nanti malam nongkrong yu'' ajak Doni yang sudah selesai main game nya itu
''Iya nih kita sudah lama gak nongkrong '' sahut Yuda
''Nongkrong dimana?'' kali ini Rian yang bicara
''Di xx saja'' Doni menyebutkan nama club ternama
''Boleh juga, Se, Lo diam aja, ikut gak?'' Yuda bertanya pada Sean yang malah melamun.
''Sorry Bro, gue gak bisa ikut.'' jawab Sean
''Kenapa Se?'' tanya Rian
''Ada acara keluarga bro nanti malam di rumah gue.'' jawab Sean memberi tahu.
''Ohh, ada acara apa tuh Se?''
''Biasalah ajang jodoh- menjodohkan'' ceketuk Sean
''Hm,, yang di jodohkan siapa tuh, Lo Se?'' tebak Doni
''Gak lah masa gue, ya sudah pasti si duda itu.'' jawab Sean lagi sambil tertawa
''Bokap Lo serius mau kawin Bro?'' Yuda terkejut bahkan Doni Rian juga.
Sean menganggukkan kepalanya.
''Ibu tiri Lo masih muda gak?'' tanya Doni
''Gak sudah ibu-ibu'' jawab Sean
''Gue kira masih muda dan bersegel'' ejek Rian
''Iya, dan kalau masih bersegel takutnya nanti Lo gebet lagi Se, hahaa'' ejek Yuda menyeletuk
''Sialan Lo,, gak gitu juga kali gue..'' balas Sean matanya melotot pada Yuda
*
Sampai akhirnya waktu pulang dari kampus.
Sean tak akan nongkrong dan akan langsung pulang ke rumahnya, sesuai yang di katakan tadi kalau dia akan ikut hadir dan memang itu yang seharusnya..
Sean ini sebenarnya anak yang baik dan penurut, tidak pernah membantah permintaan Mami maupun Papi nya, Hanya Karena kedua orangtuanya pada sibuk. Jadi mereka tak tahu kelakuan aslinya anak mereka di luar seperti apa.
Sementara Steffani juga sudah pulang ke rumahnya, tapi Steffani baru di beritahu oleh Mama Rina kalau malam ini mereka akan pergi ke rumah Pak Yoga.
"Baru pulang Nak ?" tanya Mama Rina begitu Steffani memasuki rumah
"iya ma." balas Fani menyalami tangan Mama Rina
"Yasudah, kamu istirahat lah dulu, dan setelah itu kamu langsung bersihkan tubuh ya, Karena nanti malam kita akan pergi ke rumah Pak Yoga," ujar Mama Rina memberi tahu Fani
"Malam ini Ma?" tanya Fani
"Iya sayang, tadi pak Yoga beritahu Mama, dan nanti ada supirnya jemput kita untuk pergi ke rumahnya, juga mengundang kita kesana, katanya agar lebih dekat dengan beliau juga dengan anaknya begitu Fan." jelas Mama lagi
"Ma, Pak Yoga ada punya anak berapa Ma?" tanya Fani ingin tahu
"Katanya hanya punya satu anak, dan umurnya di atas kamu dua tahun " jawab Mama
"Ohh" sahut Fani manggut-manggut
"Iya, yasudah cepat bersiap. takutnya sopirnya keburu datang " perintah Mama lagi
"Iya baik Ma, Fani mandi dulu."
"HM " angguk mama
Fani pun berlalu..
Sementara di rumahnya Sean juga sudah selesai bermandi nya, dan sudah memakai pakaian kasual nya, Sean menghampiri Papi nya "Pi, jam berapa mereka datang?" tanya Sean
"Mungkin satu jam lagi, tapi sopir sudah Papi suruh jemput kok'' jawab Papi Yoga
"Oh di jemput pak sopir Pi."
"Iya dong, kalau naik taksi kasihan mereka harus mencari dan Bayar. lebih baik Papi suruh jemput."
Sean hanya manggut-manggut saja. Sean menatap hidangan yang di masak bibi, ada banyak sekali makanan, memangnya mau banyak orang begitu yang datang ? pikir batin Sean
Satu jam kemudian.
Pak sopir sudah sampai membawa Mama Rina dan Fani ke rumah kediaman Pak Prayoga Irawan.
"Mari nyonya silahkan masuk, Tuan besar sudah menunggu !" ujar pak sopir yang ramah dan sopan pada Mama Rina
"Baik pak, tapi sebaiknya panggil saja saya Rina, Sepertinya tidak enak pak saya di sebut Nyonya " Mama Rina merendah
"Tidak Nyonya, itu sudah perintah Tuan harus seperti ini, jadi harap nyonya juga mengerti " kata pak sopir
"Ah baiklah " kata Mama Rina akhirnya
Pak sopir pun mengantarkan Mama Rina dan Fani masuk kedalam,
"Permisi Tuan " pamit pak sopir pada Pak Yoga begitu Mama Rina dan Fani sudah bertemu dengan pak Yoga
"Iya pak, terima kasih " balas Pak Yoga
"iya terima kasih Pak" Mama Rina ikut menyahut
"Sama-sama Tuan, nyonya, itu sudah tugas saya. Pak sopir pun berlalu
"Bagaimana kabar kamu Nak ?". Pak Yoga menyapa Fani
Fani tersenyum lalu mengangguk "Kabar saya baik Pak, bagaimana dengan Anda sendiri ?" balas Fani menyalami tangan pak Yoga.
''Iya. saya juga baik''
Fani ini pernah beberapa kali bertemu dengan pak Yoga saat pak Yoga membutuhkan bantuan Mama Rina untuk menjahit pakaian nya dulu. Namun awalnya mereka hanya bertemu sekilas saja tak terlalu dekat juga. Tapi Fani yakin Pak Yoga ini orang yang baik dan ramah.
Pak Yoga pun langsung membawa calon istri juga calon anaknya ini ke ruangan makan, dan setelah selesai baru mereka akan ngobrol-ngobrol.
Mama Rina dan Fani sudah duduk di kursi yang tersedia.
"Tunggu sebentar ya, saya mau panggilkan dulu Sean." pamit Pak Yoga
"Ah iya pak silahkan " sahut Mama Rina
Fani langsung mengernyit ia seperti merasa tak asing saat mendengar nama Sean, tapi Fani pun tak tahu Sean siapa, hanya sepertinya dia sering mendengar nama itu..
"Ma, Sean siapa?" Fani menanyakan pada Mama nya
"Anak nya pak Yoga" jawab Mama Rina
"Oh" Fani mengerti sekarang
Tak tak
Ada suara sepatu orang beradu dengan lantai dan sepertinya mendekat pada ruang makan ini.
"Maaf Tante, menunggu lama." seseorang bersuara dan itu adalah Sean menyapa Mama Rina, orang itu langsung menghampiri dan berdiri di hadapan Mama Rina dan Fani yang terhalang meja makan saja
"Ah iya tidak apa-apa kok, kami juga baru saja sampai" balas Mama Rina tersenyum ramah
Sean menyalami tangan Mama Rina, dan menatap pada seseorang di samping Mama Rina yang terus menunduk tapi Sean seperti mengenalnya.
"Ini anak saya, Fani." ucap Mama Rina memberitahu pada Sean, dan mengenalkan pada Sean.
"Oh hai?" sapa Sean dan menatap menyelidik pada wanita di hadapannya ini seperti tidak asing pikir Sean
"H-hai" sapa Fani dan terbata Fani berbicara dengan suara sangat pelan, Fani tak sekalipun mendongak juga menatap pada Sean .
Sean meminta bersalaman dengan Fani lalu Fani pun menyahut uluran tangan Sean , Karena Sean dangat penasaran seperti tahu siapa perempuan yang menunduk ini Sean pun sedikit menekan jarinya di tangan Fani
Fani terkejut dan meringis ia mendongak perlahan menatap pada pria di pelakunya saat tatapan keduanya bertemu Fani membulatkan matanya ia terkejut, pria ini? dia?
Juga sama halnya dengan Sean, jelas dia terkejut tapi kemudian Sean tertawa lebar.. Wanita ini? dia?
kasiian ade kamu thu