Dita terpaksa menikah dengan pria CEO lumpuh dan dikenal impoten, menggantikan kakak nya Dora yang kabur bersama dengan Ricardo, pacarnya.
Dita tidak menyangka kalau suaminya adalah pria tampan dan tidak impoten seperti kabar yang beredar.
Dora menyesal telah kabur bersama dengan kekasih nya setelah mengetahui kalau calon suaminya yang kini menjadi suaminya Dita adalah pria sempurna sesuai kriteria nya.
Ikuti cerita lengkapnya di Novel
WANITA PENGGANTI CEO
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Setibanya di hotel yang dituju, Sandy mengulurkan tangannya kepada Dita dan mengajaknya turun dari mobil. Dita tanpa banyak protes menyambut uluran tangan Sandy. Dita paham saat ini harus memerankan tokoh wanita yang menjadi istri Sandy.
"Lingkarkan tangan kamu ke tanganku! Kita harus terlihat mesra setiap jalan bersama. Oke? Ingat! Kamu harus berperan sebagai istri aku!" kata Sandy. Dita hanya bisa melebarkan bola matanya dengan sempurna dengan kekonyolan Sandy. Dengan terpaksa dan tanpa protes lagi Dita mengikuti semua yang diminta oleh Sandy terhadap dirinya.
Kedua laki-laki dan wanita dewasa itu kini melangkah masuk ke gedung bertingkat dan megah di depannya. Di luar menunggu dengan sabar sopir pribadi yang tadi mengantarkan keduanya di parkiran.
Di ruang lobby hotel beberapa klien sudah menunggu kedatangan laki-laki muda yang terkenal memiliki kekuatan yang besar dan masih muda. Di dunia bisnis itu nama Sandy dan Emon merupakan dua sosok yang berbeda. Tentu saja rahasia ini hanya Ervan saja yang mengetahuinya. Bahkan pelayan-pelayan di rumah Sandy sendiri mengenal dua laki-laki ini merupakan sosok yang berbeda dan memiliki masing-masing karakter yang berbeda. Antara Sandy dan Emon adalah saudara dan adik kakak. Namun keduanya tidak pernah terlihat bersama-sama dalam waktu dan tempat. Tidak ada kecurigaan dari semua orang lantaran keduanya bisa memerankan karakter nya masing-masing. Apalagi Emon dikenal sebagai pria lumpuh, penyakitan dan juga impoten. Ini sangat berbeda sekali dengan Sandy yang dikenal sebagai laki-laki Casanova yang suka menggandeng banyak wanita yang berbeda-beda. Namun sekarang, kenapa Sandy ini memerintahkan Dita memerankan sandiwara sebagai istri dan pendamping nya. Bahkan tidak ada kabar mengenai perkawinan Sandy dengan seorang wanita yang berkelas.
Pernikahan Emon pun juga diselenggarakan secara tertutup dan tidak diumumkan secara publik. Hanya kedua belah pihak keluarga besar saja. Semua itu lantaran permintaan Emon sendiri dengan alasan privasi.
"Selamat datang tuan muda Sandy! Bagaimana kabarnya?" tanya salah satu laki-laki dewasa dengan penampilan CEO yang rapi dan keren. Sandy menyambut dingin setiap jabatan tangan keempat laki-laki dewasa yang sudah dari tadi menunggu ditambah seorang wanita muda, cantik, seksi dengan penampilan yang elegan. Dita masih di sebelah Sandy.
"Baik dan sehat! Oh iya, ini istri saya, Dita Sandy Alexis," sahut Sandy memperkenalkan Dita sebagai istrinya.
Tentu saja kelima orang laki-laki dewasa dan wanita itu melebarkan bola matanya terkejut dengan pengakuan Sandy memperkenalkan Dita sebagai istrinya. Bukankah selama ini Sandy dikenal sebagai CEO muda yang belum mau terikat dalam hubungan yang rumit seperti pernikahan? Sandy dikenal sebagai pria Casanova yang setiap perjalanan bisnis selalu ada wanita-wanita yang menghangatkan ranjang tempat tidur nya? Bahkan keempat pria dewasa yang merupakan klien dari Sandy itu sudah mempersiapkan Wanita muda yang masih original sebagai bentuk memberikan servis yang lebih baik untuk Sandy. Namun kenapa dalam pertemuan kali ini Sandy seolah menolak secara halus dengan membawa istrinya.
"Dita! Kamu boleh duduk di bangku sudut sana atau menunggu di kamar penginapan. Atau kamu mau pesan makanan, terserah kamu! Nanti setelah perbincangan dengan beberapa klien-klien ini, aku akan segera menyusul kamu!" ucap Sandy.
Dita mengangguk dan mengerti. Segera Dita bergegas meninggalkan meja mereka dan memilih duduk di bangku lainnya. Namun sebelum Dita meninggal Sandy dan klien-klien nya, Sandy dengan cepat mengecup bibir Dita sehingga Dita sangat terkejut dengan ciuman spontan Sandy terhadap dirinya.
Dengan tersenyum lebar dan manis Sandy membiarkan Dita melenggang meninggalkan mereka dengan menahan jengkel.
"Sial! Seenaknya nyosor saja dengan istri orang. Memangnya aku wanita apaan?" batin Dita dengan jengkel.
"Kenapa Ervan tidak ada diantara mereka sih? Apakah Ervan benar-benar mendampingi Emon melakukan pengobatan di luar negeri?" pikir Dita.
Memang setiap Emon muncul di publik, Ervan lah yang selalu mendampingi nya. Emon tidak pernah pergi tanpa adanya Ervan yang membantu setiap pergerakan nya karena kondisi Emon yang lumpuh dan harus menggunakan kursi roda. Itu terjadi jika Sandy memerankan karakter Emon sebagai CEO muda namun penyakitan dan dikenal lumpuh serta Impoten.
*****
Sementara itu di suatu apartemen di mana seorang laki-laki dewasa dan wanita dewasa sedang melakukan penyatuan. Keduanya dengan penuh semangat melakukan gerakan intens dan membuat peluh keringat mulai keluar dari dahi dan juga tubuh nya. Padahal AC di ruangan itu menyala. Namun karena keduanya terlihat semakin panas memacu gerakan dan saling menyuarakan irama laknat, maka dinginnya kamar itu tidak terasa bagi mereka.
Sampai akhirnya suara panggilan masuk di ponsel mereka berbunyi. Entah ponsel itu milik si wanita atau si pria. Namun posisi saat ini si pria sedang berada di bawah kungkungan seorang wanita yang polos tanpa busana. Bahkan dia daging kembar yang bergelantungan di bagian dadanya bergoyang hebat lantaran si wanita tersebut membuat irama goyangan indah di atas tubuh sang pria.
"Melisa! Tolong ambilkan ponselku di belakang kamu!" kata laki-laki itu sambil menahan suara laknat karena kenikmatan nya.
Wanita yang dipanggil Melisa tersebut segera mengambilkan ponsel milik laki-laki yang berada dibawah kungkungan nya. Tanpa menghentikan aktivitas nya Melisa tetap menggoyang kan pinggul nya semakin cepat. Sedangkan laki-laki itu menatap layar ponsel nya dan membaca nama yang tertera di sana.
"Tuan muda Sandy! Haduh, disaat enak-enak seperti ini selalu saja tuan muda Sandy mengganggu kesenangan ku. Seperti tidak pernah merasakan saja," omel laki-laki itu yang tidak lain adalah Ervan.
"Angkat saja, mas Ervan!" sahut Melisa seraya semakin mempercepat goyangan nya. Ervan meringis keenakan dan memukul bagian pinggul Melisa dengan gemas.
"Ih, kamu nakal sekali! Hem, terus Melisa! Itu enak sekali!" ucap Ervan dengan mata sayu dan kadang terpejam. Akhirnya dengan terpaksa Ervan mengangkat panggilan masuk dari tuan muda Sandy.
"Halo, tuan muda!" ucap Ervan sambil menahan sensasi nikmat yang ia rasakan.
"Hai, kamu di mana Ervan? Bahkan aku sudah bertemu dengan klien-klien di hotel xx. Kenapa kamu tidak datang juga, hah? Apa yang sedang kamu kerjakan, hah?" kata Sandy di seberang sana.
"Tuan muda Sandy! Bukannya kata tuan muda, saya sementara waktu tidak memperlihatkan diri dahulu. Jika tuan muda Emon tidak memerankan peranannya? Jika saya muncul di mana tuan muda Emon sedang berobat ke luar negeri, nanti semakin menambah kecurigaan dan pertanyaan nona Dita. Bagaimana ini tuan muda Sandy?" ucap Ervan dengan suara yang sedikit mendesis. Tentu saja dirinya berusaha sekuat tenaga menahan gejolak rasa nikmat itu lantaran Melisa masih belum berhenti memainkan senjata pamungkas nya.
"Apakah kamu tidak memiliki otak untuk berpikir dan mencari alasan yang tepat pada Dita, jika dia bertanya? Aku sedang kerepotan mengurus semuanya di perusahaan. Segera datang dan cepat kemari! Aku tidak mau tahu!" perintah Sandy di seberang sana.
"Baik tuan muda! Sedikit lagi, ini sangat nanggung banget! Uh, Melisa yes!" kata Ervan yang sudah tidak kuat menahan sensasi yang semakin memuncak pada ubun-ubun nya.
"Apa? Kamu sedang gituan? Ervan! Aku tekankan setengah jam dari sekarang kalau kamu tidak segera tiba, aku akan potong gaji mu tujuh puluh lima persen," ancam Sandy dengan geram.
"Eh, baik tuan muda! Baik, ini sudah mau selesai tuan! Melisa cepat! Ah.. yah benar terus!" ucap Ervan sudah tidak terkontrol lagi. Sedangkan Melisa sambil cekikikan melakukan gerakan yang membuat Ervan semakin merasakan enak.
Sedangkan Sandy di seberang sana sangat geram ketika mendengar asisten pribadi nya sedang menikmati surga dunia itu.
"Gila! Aku jadi kebayang dengan perbuatan gila Ervan. Sial!" umpat Sandy yang kini masih di lobby hotel. Sedangkan Dita menatap Sandy dengan tanya yang besar.