Satrya Devano Atmaja adalah seorang CEO muda,memiliki rahang tegas serta pahatan wajah yang nyaris sempurna. Sifat dingin ,tegas dan sedikit kasar mungkin itu yang membuat para kaum hawa mundur teratur,kalah sebelum berperang mungkin itu adalah kata kata yang cocok untuk para kaum hawa.
Namun dibalik sifat seseorang pasti memiliki alasan bukan?, apakah alasan orang itu kita tidak ada yang tau,hanya mereka dan Tuhan yang tau,mungkin Devano juga salah satu nya? tapi apakah alasan nya kita pun tidak ada yang tau.
Stefani Putri seorang gadis cantik,hidup sederhana bersama ibu dan adik nya membuat dia menjadi pekerja keras,setalah sang ayah meninggal membuat nya menjadi tulang punggung membantu ibu nya. sifat nya yang periang membuat seolah olah tidak memiliki beban hidup,mudah berbaur,cerewet adalah sifat nya yang sudah mendarah daging.
Satu insiden membuat nya harus bertemu dengan seorang pria yang sangat menyebalkan menurut nya,siapa kah pria itu? kalau penasaran silahkan mampir
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dinzy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Jauh banget dah jarak gerbang ke pintu utama,bagaikan langit dan bumi ini mah jarak nya" keluh Fani lebay melihat jarak gerbang dari pintu utama yang cukup jauh.
"Ting nong "anggap saja suara bel rumah ya kawan.
Bel rumah berbunyi membuat pemilik rumah itu melangkah ke arah pintu untuk membukakan nya.
"Masuk" ujar Devano sambil melangkah ke arah ruang tamu,sedangkan Fani hanya mengekor dari belakang tanpa protes atau sekedar mengeluarkan suara,dia sibuk melihat kemegahan mension bos nya ini.
Warna cat kuning ke emasan,serta dipadukan dengan hitam putih,dan perabotan rumah yang harga nya tidak terbilang murah.
Sungguh sangat megah dan indah pikir Fani, sibuk dengan kegiatan nya untuk melihat-lihat kemegahan rumah ini ,Fani tidak sadar dengan reaksi para maid di mansion bos nya itu.
Sedangkan para maid yang melihat tuan muda mereka yang secara langsung membukakan pintu untuk tamu buat yang pertama kali nya merasa heran, karena selama ini jangankan membuka pintu untuk tamu menjamu tamu bahkan hanya sekedar mempersilahkan duduk saja tidak pernah.
Tapi ini, membukakan pintu dan jangan lupakan seorang gadis yang mengekor di belakang tuan muda mereka,siapa gerangan gadis itu?.Apakah pacar nya, atau kah maid yang baru,pemikiran yang sangat konyol memang ,karena itu tidak akan pernah terjadi,karena jika itu maid yang baru tuan muda mereka tidak akan membuang buang waktu nya hanya untuk merekrut maid atau yang akan bekerja di mansion ini.
Karena itu tugas Damian untuk menyeleksi atau pun mencari maid yang akan bekerja di mansion Atmaja. Pusing dengan pikiran masing-masing akhirnya mereka kembali mengerjakan tugas masing-masing,setelah bos mereka menginterupsi mereka untuk kembali bekerja ,setelah mereka ketahuan mencuri pandang ke arah tuan muda mereka dan jangan lupakan mimik wajah mereka yang kentara akan rasa bingung,heran dan inging bertanya yang bercampur aduk menjadi satu.
"Silahkan tuan,nona"ucap salah satu maid yang di perintahkan oleh Devano untuk menyediakan minum untuk mereka.
"Terimakasih,maaf merepotkan"dengan senyum manis Fani berterimakasih kepada maid yang di depan mereka.
Yang di balas dengan senyum manis juga oleh maid itu. Setelah meletakkan minum di atas meja di depan tuan muda nya , maid yang di kenal dengan sari itu berdiri dan membungkukkan badan dengan nampan yang ada di dekapan nya. Setelah mendapat anggukan dari Devano yang berarti maid itu boleh pergi
sari pun melangkah kebelakang,ke arah dapur.
"Maaf pak,tujuan bapak menyuruh saya ke sini apa ya?"Tanya Fani bingung dengan maksud bos nya itu yang menyuruh nya untuk datang ke sini dengan tujuan yang tidak jelas.
"Minum dulu " jawab Devano sembari mengangkat gelas nya dan mengarahkan ke arah bibir nya untuk minum.Jangan lupakan mimik wajah nya yang sangat-sangat membuat Fani ingin membuang nya ke rawa - rawa.
Bagaimana tidak cara duduk nya saja sudah memperlihatkan dia adalah seorang yang berkuasa dan arogan,posisi duduk dengan kaki kanan menumpu kaki kiri,tangan kiri di atas kaki kanan ,serta tangan kanan yang memegang gelas dan menumpu tangan kiri serta punggung yang bersandar,tapi bukan itu yang membuat Fani ingin membuang nya ke rawa-rawa.
Tapi mimik wajah yang laki-laki itu tunjukkan,seakan akan tidak ada hal yang penting yang harus di bicarakan,lalu kenapa dia harus di suruh datang ke mansion ini,apakah untuk memperlihatkan bahwa dia sangat kaya yang artinya dia bisa melakukan apapun jadi jangan macam-macam seperti itu kah.
"ck dimana - mana sikap nya sangat menyebalkan,jika tidak ada hal yang penting kenapa dia harus menyuruh ku ke sini?" gerutu Fani dalam hati.
"Sebenarnya ada apa sih dia nyuruh gue ke sini,kata nya dia orang nya to the poin,nggak suka ngukur - ngulur waktu,lah ini apa " melihat sekilas ke arah sang bos yang dengan santai nya menyeruput teh yang di genggaman nya membuat Fani mencebik kesal sungguh sangat sangat menyebalkan memang manusia satu yang ada di depan nya ini.
Jangan bilang kalau dia di suruh ke sini hanya untuk menikmati secangkir teh yang di genggaman nya saat ini jika iya apakah bos nya ini adalah manusia ter gabut yang pernah dia temui,dan jangan salahkan Fani jika sepulang dari mension ini bos nya itu akan mengeluarkan paku dari dalam mulut nya.Siapa suruh mengganggu waktu nya yang sangat berharga.
Sibuk menggerutu di dalam hati,serta perang batin yang dia lakukan membuat nya tidak sadar kalau manusia yang di depan nya ini memperhatikan nya sedari tadi.
"Kenapa tidak suka saya menyuruh kamu datang ke sini?" Tanya Devano kepada Fani,tanpa di jawab pun sebenarnya dia sudah tau jawaban nya, cukup hanya melihat ekspresi gadis itu saja.
Devano bertanya seperti itu hanya untuk berbasa basi saja,karena dia tidak tau mau bersikap seperti apa dan akan melakukan apa ,yang terlintas di pikiran nya hanyalah pertanyaan yang spontan dia tanyakan itu saja.
"Se-senang dong pak,kapan lagi di undang ke mansion Atmaja yang sangat megah ini, hehehe" jawab Fani dengan terbata yang di akhiri dengan cengiran yang memperlihatkan gigi putihnya yang rapi.
"Terus kenapa eskpresi kamu seperti itu?" basa basi yang basi memang.
"*Dasar banyak tanya,to the point aja kenapa sih,aneh banget ,minta di racunin deh kayak nya manusia yang satu ini*" kembali Fani menggerutu kesal di dalam hati nya,karena jika di keluarkan bisa bisa nyawa nya juga akan ikut keluar dari dalam raga nya.
"Hehehe,saking terhura nya saya pak,maka nya ekspresi nya seperti ini " jawab Fani dengan jari telunjuk yang menunjuk diri nya sendiri.
"Terhura?"dengan satu alis terangkat dan ekspresi bingung Devano bertanya,terhura apa itu terhura heran nya.
"Biasa aja dong pak muka nya,maksud saya itu terharu loh,typo tadi lidah nya,peace pak" dengan telunjuk dan tengah yang terangkat.Jika bukan karena tatapan dari bos nya itu,yang seakan akan siap untuk menguliti mangsa nya Fani ogah capek capek menjelaskan nya.
"Maaf nih ya pak,to the point saja langsung ,bapak nyuruh saya ke sini itu untuk apa?" menatap ke arah sang bos yang juga menatap nya membuat Fani memberanikan diri untuk bertanya.
"Drrt,,,drrt,,,drrt "
Suara telepon yang terdengar membuat kedua nya terdiam hingga salah satu dari mereka beranjak dari duduk nya untuk mengangkat telepon.
"Halo"
",,,"
**Halo pren semoga suka ya ,jangan lupa kasih vote komen yang mendukung dan kritikan serta saran ya prend.Agar aku bisa lebih baik lagi dalam menulis dan lebih Giat lagi
kalau ada typo aku minta maaf dan kalau ceritanya agak gaje aku juga minta maaf ,see you the next chapter,sok Inggris kali aku haha.
thanks all ,lope you 😇🤗🤗
semoga kalian suka ya,thanks all 🤗