NovelToon NovelToon
Bahagia Untuk Kanaya

Bahagia Untuk Kanaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Kisah seorang gadis bernama Kanaya, yang baru mengetahui jika dirinya bukanlah anak kandung di keluarga nya saat umurnya yang ke- 13 tahun, kehadiran Aria-- sang anak kandung telah memporak-porandakan segalanya yang ia anggap rumah. Bisakah ia mendapatkan kebahagiaannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BUK- 13 : Lagi- lagi di permainkan

Seiring berjalannya waktu, suasana di lapangan berangsur-angsur tenang setelah upacara selesai. Para anak murid yang berada di lapangan pun bubar untuk masuk ke kelas masing-masing dan di saat seperti itu Kanaya yang masih di suruh berdiri di ujung lapangan, melihat Javier, Jendra dan Aria yang berjalan melewati nya, waktu di sekitar seakan melambat ketika ketiga orang itu berada di dekat Kanaya, mereka melirik dan tersenyum sinis yang meremehkan secara berbarengan apalagi Aria yang bergaya sok angkuh dengan melipat tangannya di depan dada, aura labraknya begitu kuat tapi Javier dan Jendra yang sudah di tutup mata hatinya tak menyadari sikap Aria itu atau mereka memilih mengabaikan nya karena kasih sayang terlalu dalam untuk adik kandung mereka itu.

Apapun itu, Kanaya tak peduli, ia memilih untuk memandang lurus ke depan tak mengindahkan tatapan mereka. Lalu tak berapa lagi, guru yang tadi memergoki nya terlambat, datang menghampiri.

Tiba-tiba Adelia mencondongkan tubuh nya dan berbisik di telinga Kanaya. "Namanya pak Handoko. Dia salah satu guru yang terkenal killer di sini jadi hati- hati deh sama dia Nay. "

Kanaya spontan menoleh pada Adelia, lalu dengan wajahnya yang polos, ia mengangguk.

Adelia lantas tersenyum. "Aku tahu kau tadi ketahuan olehnya. Dia tuh memiliki mata elang yang tajam, dan gak segan- segan dalam menghukum murid yang menurut nya bandel, makanya aku meminta mu berhati-hati, " katanya lagi, setengah berbisik.

Kanaya kembali menganggukkan kepala, ia akan ingat pesan dari teman barunya itu, supaya ke depan nya ia tak berurusan lagi dengan pak Handoko, ia bergidik, bayangan saat dirinya di teriaki di tengah lapangan tadi masih membekas di ingatannya, pokoknya jangan sampai terlibat lagi dengan guru killer ini.

"Kalian! " tiba-tiba saja pak Handoko sudah ada di hadapan mereka. Memanggil murid yang terlambat dengan suaranya yang tegas dan tentu saja menggelegar.

"Karena kalian terlambat, hukumannya adalah memutari lapangan sepuluh kali dan squat jump sepuluh kali baru setelah itu kalian boleh masuk ke dalam kelas masing-masing. "

Mereka spontan melongo bersamaan, lalu Adelia mulai bersuara. "Buset, lari sepuluh kali, squat jump sepuluh kali! pak mau bikin kita bengek ya?! " protesnya, Kata-katanya yang keluar sepertinya spontan begitu saja.

Pak Handoko lantas melirik ke arahnya. "Mau protes?!! "

Adelia sontak berjengit lalu yang lain juga bergidik dengan wajah melas. "E- enggak pak, hehehe, gak kok, " ujar Adelia tertawa garing sebab yang lain malah merasa tegang, leluconnya tidak berarti apa-apa saat ini.

"Ya sudah, kalau begitu cepat jalani hukuman kalian! " ujarnya dengan suara yang melambung tegas dan penuh otoritas. Tak heran dia menjadi guru bk yang paling di takuti di sini, selain itu dia juga berjabat sebagai guru bahasa Indonesia kelas sebelas dan wakil kepala sekolah yang mana otoriter nya sangat di perhitungkan di sekolah ini.

Tak menunggu waktu untuk membuat guru killer itu kembali marah, Kanaya, Adelia, Rena dan dua murid lainnya pun mulai menjalani hukuman mereka. Kelimanya berbaris dan mulai memutari lapangan yang luas itu dengan di hitung putaran nya oleh pak Handoko langsung dan setelah itu dengan napas yang masih ngos- ngosan, mereka langsung melakukan squat jump sepuluh kali karena ingin cepat- cepat kembali ke kelas.

"Gila, kayanya asma ku kambuh deh, " kata adelia, memegang dadanya.

Rena yang berada di samping nya, lantas panik. "Del, jangan tinggalin aku del. Aku masih ingin punya temen kaya kamu. "

Mendengar nya membuat adelia kesal, lalu spontan menggeplak lengan gadis itu. "Bocah gendeng! aku masih hidup," katanya yang kemudian membuat suasana berubah seketika dan Rena pun tertawa karena nya.

"Bangsat tenan kamu emang jadi temen, Ren, " sambung Adelia dengan gelengan kecil tapi tak pelak dia juga ikut tertawa.

Kanaya yang melihat mereka berdua lantas menggeleng pelan sambil tertawa kecil. "Tapi kamu beneran gak apa-apa Del. "

Adelia menatap nya, kemudian tersenyum. "Gak apa-apa Nay, aku cuma bercanda kok. Sans. "

"Syukur lah, " ucap Kanaya lalu mereka kembali fokus melakukan squat jump, sementara pak Handoko yang sejak tadi memperhatikan tingkah mereka hanya geleng-geleng kepala.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Setelah selesai menjalani hukuman, Kanaya, Adelia dan Rena berpisah di lorong sekolah, sebab ketiga nya berbeda kelas. Rena dan Adelia menempati kelas XI ips 5 yang artinya mereka sekelas sementara Kanaya yang masih anak baru belum tahu kelas nya di mana.

"Kalau begitu kita antar saja kamu ke ruang kepala sekolah ya, " tawar Adelia, dia baru tahu jika Kanaya adalah anak pindahan yang baru masuk. Dia pikir Kanaya anak IPA atau bahasa yang belum pernah ia lihat sebelum nya.

Kanaya mengulum senyum. "Gak apa-apa, aku bisa mencarinya sendiri. Kalian segera saja masuk kelas nanti bisa ketinggalan mata pelajaran. "

"Tapi--"

"Adelia, aku ini anak baru. Orang-orang pasti akan wajar klo aku terlambat masuk kelas, sedangkan kalian ... nanti bisa kena hukuman lagi dari guru. "

Adelia dan Rena saling menoleh lalu menghela napas pelan. "Baiklah, kamu hati-hati ya, nanti istirahat kita bisa bertemu lagi kan? "

Kanaya lantas mengangguk sambil tersenyum hangat. "Bisa, nanti kita janjian saja bertemu di sini."

Ketiganya lalu saling berpelukan sesaat dan berpisah kemudian berjalan di jalur berbeda.

Butuh beberapa saat sampai Kanaya menemukan ruang kepala sekolah. Di meja kebesaran nya, pak Ditrian, kepala sekolah pelita harapan bangsa seolah sudah menunggu kehadirannya.

Dan sekarang di sinilah Kanaya, duduk berhadapan dengan kepala sekolah yang aura kewibawaan nya sangat kental terasa itu.

"Kanaya Ivanka? " seru pak Ditrian memanggil namanya sambil memeriksa dokumen kepindahan nya.

"Betul pak, " sahut Kanaya dengan mengangguk pelan dan hormat.

"Siswi pindahan dari SMA swasta Tri Kencana? "

"Benar pak. "

Pak Ditrian kemudian mengangguk- ngangguk. "Kemarin saya sudah berbicara langsung dengan ayah mu. Dan berdasarkan permintaan nya kamu akan di tempat kan di kelas yang sama dengan saudari mu Aria, yakni kelas XI ips 5."

Trak! tiba- tiba saja suara bangku yang bergeser dengan lantai berderak. Saking terkejutnya Kanaya sampai berdiri dari duduknya.

"Apa? IPS? " dia melongo, tak percaya. Ayahnya tak pernah bilang dia akan pindah ke kelas jurusan IPS.

"Iyah, itu Ayahmu sendiri yang meminta. "

"Tapi pak, di sekolah saya sebelumnya saya masuk jurusan IPA. Dan saya sangat minat dengan pelajaran fisika, b- bagaimana bisa... bagaimana bisa saya masuk IPS, pak? "

"Untuk masalah itu, bisa kau kompromi kan pribadi dengan ayah mu. Dan kau tak akan bisa pindah kelas tanpa persetujuan dari nya. "

Tanpa sadar Kanaya mengepalkan tangannya, hingga buku- buku jarinya memerah. Rasa kecewa dan marah menyelusup dadanya.

Ayahnya benar-benar keterlaluan, memutuskan sebelah pihak tentang masa depannya tanpa persetujuan dari nya dulu.

Hanya agar dia sekelas dengan Aria. Hati Kanaya bergetar sakit.

****

1
Keyraaleyababy Keyraaleya
lanjut dong thoor bagus ceritanya
Aiyaa writer
Keren
Dancingpoem
❤❤❤❤❤
nonoyy
astaga keluar dari mulut singa, masuk ke mulut buaya sunguh malang nasibmu naya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!