Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Setelah aku dan juga ibu sampai di rumah Radit, ibu Radit menyuruh kami masuk dan menunggu Radit pulang, karena Radit masih berada di bandara.
kami duduk di ruang tamu bersama ibu Radit dan keluarga besarnya.
"gimana kabar kamu ayu?" tanya ibu Radit pada ku
"Alhamdulillah aku baik Tante" jawab ku dengan canggung
"oh ya Tante, Radit akan pulang bersama istrinya?" tanya ku pada ibu Radit.
"iya Radit akan pulang bersama istrinya, dan akan tinggal disini bersama Tante"
"oh jadi Radit akan menetap disini" ujar ku
"hehe iya, karena di kota juga mereka ngontrak, makanya Tante suruh mereka pulang dan tinggal bersama Tante"
"aku sengaja kesini buat ngeliat Radit, karena udah lama aku tidak bertemu dengannya" ujar ku
"kenapa kamu gak ajak suami kamu" kata ibu Radit
"dia mau ke kantor, makanya aku gak ngajak dia" ucap ku walau sebenarnya aku tidak mengajak Farhan
Kami berbincang-bincang sembari menunggu kedatangan Radit dan istrinya.
setelah dua jam aku di rumah ibu Radit, akhirnya Radit dan juga istrinya sampai.
"assalamualaikum" ucap Radit
"walaikumsalam" kami menjawab salam Radit dengan serentak
aku kaget dengan Radit yang terlihat gagah dan juga tinggi bersama dengan istrinya yang sangat cantik.
"duduk dulu nak kalian pasti lelah di perjalanan" ujar ibu Radit yang bernama Indri
"iya Bu" sahut Radit
Radit dan istrinya duduk di depan ku tanpa menyapa, aku gak tau apakah Radit lupa atau tidak mengenali ku.
"oh ya dit, ayu udah lama nungguin kamu Dateng loh" kata Tante Indri pada Radit
"ayu, hihihi aku kira bukan kamu loh, makin cantik aja anak Tante Sarah ini" ujar Radit yang membuat ku merasa malu
"ih apaan sih dit, orang aku tetap sama aja" ujar ku dengan canggung
"oh ya yu, kenalin ini istri ku" ujar Radit
"hay, aku Nabila" Nabila istri Radit
"hay, aku ayu temen kecilnya Radit" sahut ku
Setelah aku dan juga Radit bertemu, akhirnya rasa rindu ku padanya terobati, laki-laki yang dulu selalu menjadi penyemangat ku.
setiap kali aku merasa sedih dan hancur, dia lah yang selalu memberi ku semangat agar sabar menghadapi kerasnya kehidupan.
Radit bukan hanya sekedar teman, bagi ku dia adalah laki-laki yang selama ini aku impikan untuk menjadi suami ku.namun kenyataan berkata lain, hari ini aku harus melihat laki-laki yang selama ini aku impikan menjadi suami orang lain.
Tapi aku juga seneng melihat dia bahagia dengan wanita pilihannya, karena aku sadar cinta tak harus memiliki.aku juga bersyukur bisa melihat Radit, walau sekarang harapan ku untuk menjadi istrinya telah pupus.
Terkadang mengikhlaskan orang yang kita cinta bahagia bersama orang lain itu sangat sulit, tapi jika memaksa untuk memiliki itu lebih sulit.
hari sudah sore, aku pamit pada Tante Indri untuk pulang, karena aku dan ibu udah lama juga disana.
"Tante Indri aku dan ibu pamit pulang dulu, aku harus pulang karena suami ku sebentar lagi pulang dari kantor"
"kamu mau pulang?" tanya Radit pada ku
"iya dit, ini kan udah sore, aku takut nanti suami ku pulang kerja tidak melihat ku dirumah" ujar ku
"owh ya sudah, besok aku bakal ke rumah kamu, aku pengen kenalan dan juga berbincang dengan suami kamu" ujar Radit
"iya udah kalo gitu, aku dan juga ibu pulang dulu, assalamualaikum" ucap ku
"walaikumsalam" jawab mereka
Aku dan ibu pulang bersama sopir pribadi ayah mertua yang tengah menunggu diluar rumah Radit.setelah sopir pribadinya ayah mertua mengantar ibu, kami langsung lanjut untuk pulang ke rumah suami ku.
Aku meminta sopir untuk lebih ngebut lagi, agar kita sampai sebelum Farhan pulang.
kami sampai di rumah pukul lima sore, aku melihat ke arah garasi tidak ada mobil suami ku berarti aku sampai sebelum Farhan pulang.
Baru aku sampai di depan pintu rumah, terdengar suara mobil Farhan, aku menengok ke arah gerbang dan benar saja Farhan pulang.
"untung saja aku sampai tepat waktu" kata ku dalam hati
"ngapain kamu berdiri di depan pintu, mau jadi satpam" ujar Farhan
"aku nungguin kamu" sahut ku
"ngapain nungguin aku, aku gak butuh" ucap Farhan
Kami masuk kedalam untuk istirahat, di ruang tengah ayah mertua sedang asik duduk di sofa sembari bermain hp.
"assalamualaikum yah" ucap ku
"walaikumsalam, udah pulang kamu" sahut ayah mertua
"emang dia baru pulang yah?" tanya Farhan pada ayahnya
"iya" sahut ayah mertua
"aduhhhhh, kamu ngapain aja di rumah ibu kamu" ujar Farhan
"udahlah Han, istrimu pasti capek, kamu juga pasti lelah, mending kalian istirahat sana" kata ayah mertua
aku dan Farhan masuk kekamar untuk beristirahat, didalam kamar laki-laki itu memarahi ku.
"dasar wanita miskin, harusnya kamu diem dirumah, urus ayah" ujar Farhan dengan nada kesal
"iya maaf, lagian aku kan udah masak juga udah beres-beres juga, gak ada yang harus aku kerjakan lagi kan" sahut ku
"udah mulai ngelawan ya kamu" ucap Farhan
"aku gak ngelawan, kan aku cuma jawab kamu doang, nanti aku diem kamu bilang aku gk sopan"
"udah aku mau mandi, siapkan aku kopi" ujar Farhan
Farhan pergi kekamar mandi dengan wajah yang terlihat sangat kesal, aku pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untuk laki-laki sombong itu.
Setelah aku membuatkan kopi untuk Farhan, aku menaruh kopi itu di atas meja kamar kami, aku membaringkan diri di kasur karena badan ku terasa letih.
Farhan keluar dari kamar mandi dan melempar handuk ke arah ku.
"apasih kamu" ucap ku
"kenapa, gak suka?" sahut Farhan
aku membuang muka, karena aku malas melihat wajah laki-laki sombong itu.
Farhan pergi keluar membawa kopi sembari bernyanyi tak jelas yang membuat kuping ku terasa gatal.
Setelah laki-laki sombong itu keluar, aku mengambil hp di tas ku dan menonton Vidio di YouTube.
Karena terlalu sibuk menonton aku sampai tak sadar jam sudah menunjukan pukul sembilan malam.
aku meletakan hp dan tidur, karena mata ku sudah merasa ngantuk.terdengar suara langkah kaki Farhan yang sedang beranjak ke kasur untuk tidur, dia berbaring di sampingku dengan tangan yang ditaruh dibawah kepala.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.