Duda Tampan , Tetangga Baru Ku

" Elo cek sana Jul , masa iya udah hampir magrib gini belum keluar juga tuh Dosen ". kata Gundul , ia malas keluar, biarkan saja si Gundul yang mencari tau , kan kemaren dia juga yang masuk ke kampus..

Lagi pula orang tidak akan curiga pada Bajul yang memakai baju lengan pendek berwarna hitam, tak lupa topi yang bertengger di kepalanya , cukup rapi untuk ukuran seorang penjahat bayaran.

" Lembur kali ya Dul ".

" Perasaan sudah sepi , mahasiswanya juga sudah pada pulang , lalu dia ngajar siapa coba ".

" Ngajar setan penghuni kampus kali Dul ".

" Husstt....mulut lo ati - ati , dah mau magrib nih , gue jadi merinding, elo lihat sana , buruan Jul ".

" Halah....dasar penakut lo , badan aja di gedein , malu tuh ama tato gambar kapak tapi sama setan aja takut ".

" Gue enggak takut kalau setannya sendirian, takutnya dia bawa temannya se rt kan ngeri ".

Bajul berdecak lalu berjalan mendekati gerbang , tentu saja itu menimbulkan curiga bagi satpam yang berjaga .

Satpam pun menghampiri Bajul yang tengah celingukan ," Maaf Pak , bisa saya bantu ?". suara sapa dari satpam sangat ramah.

Bajul terlonjak , ia cukup kaget ketika satpam sudah menghampirinya.

" Eh pak Satpam , kok sudah sepi ya , apa sudah pulang semua ?". tanya Bajul.

" Iya , kan sebentar lagi menjelang malam , memangnya Bapak mau mencari siapa ?".

" Mau cari keponakan saya Pak , katanya suruh jemput , saya tungguin dari tadi enggak keluar - keluar ".

" Kenapa tidak di telpon saja Pak ".

" Itu dia Pak Satpam , HP saya sampai mati karena kehabisan daya , apa Dosennya juga sudah pulang semua Pak ?".

" Iya , sudah pulang semua ".

" Ya sudah kalau begitu , saya pulang saja siapa tau keponakan saya sudah sampai di rumah....mari Pak ". Bajul menganggukan kepalanya.

" Gimana Jul....ada eggak ?".

" Sialan Dul....udah bubar semua , padahal kita enggak kemana- mana ya , di sini seharian sudah kayak jemuran , tapi kok bisa enggak lihat tuh Dosen keluar ".

" Mau gimana lagi , pulang aja dulu yuk !". ajak Bajul...ia sudah sangat lelah , tenyata duduk- duduk seharian membuat pantatnya kebas.

" Nanti kalau Bos nanya gimana ?".

" Gampang itulah....cari alasan saja yang tepat , bilang aja kalau Dosen itu lagi eggak ngajar ijin sakit ".

" Pinter juga lo Jul....ayuklah pulang , badan gue pegal semua....sudah kepengen mau rebahan ".

*

*

Arshaka melajukan motor milik Sila dengan santai , padahal yang duduk di belakang sudah kayak cacing kepanasan.

Jangan pula di bayangkan Sila duduk sambil memeluk Arshaka , tidak sama sekali, bahkan Sila menaruh tasnya sebagai pembatas antara dirinya dengan Pak Dosen tampan itu.

Tapi meski ada jarak di antara mereka, tentu saja Arshaka tidak akan menyia - nyiakan moment ini. Ia tau , Sila bergerak gelisah di belakang sana , tapi ia menikmatinya , bahkan senyuman tak pernah lepas dari bibir Arshaka....Berasa sedang boncengin pacar eggak sih..

" Mau mampir dulu eggak Ay....makan - makan gitu ". tawar Arshaka , siapa tau Sila menerimanya, jadi dia akan bisa lebih lama berduaan dengan gadis jutek itu.

" Saya sudah makan banyak tadi Pak , makanan yang Pak Shaka beri....kalau saya makan lagi nanti Pak Shaka ngatain saya rakus ". jawab Sila ketus.

" Kalau begitu cemilan terus di bungkus saja , bisa di makan buat nanti malam ". Arshaka cukup memaksa.

" Terserah Bapak ". Sila menyerah, percuma juga bertanya jika akhirnya keputusan tetap di tagan Arshaka

" Siap.". ucap Arshaka sungguh menyebalkan bagi Sila.

Arshaka berhenti di kedai martabak..." Kamu mau rasa apa Ay ?".

" Rasa nya saya mau pulang saja ". ucap Sila asal , karena kesal.

Bukan hanya Arshaka , pegawai martabak pun ikut tergelak.

" Mbak nya lucu juga , sepertinya sedang marahan ya Mas ?" Tanya pegawai martabak itu.

" Iya Pak , calon istri saya memang sedang ngambek ". jawab Arshaka dengan suara lirih melirik ke arah Sila yang tengah melototkan mata ke arahnya.

" Makanya mau saya beliin martabak Pak , biar marahnya hilang , buat yang super spesial ya Pak ".

" Siap Mas ".

" Pak Shaka ngomong apa tadi sama penjualnya ?". tanya Sila , ketika Arshaka sudah duduk di sampingnya.

" Enggak ngomong apa - apa , Bapaknya cuma bilang pacarnya cantik banget , terus saya jawab ...iya Pak , tapi sayang galak dan jutek ".

" Masa sih , perasaan bukan itu deh , lagian saya bukan pacar Pak Shaka, jangan suka ngaku - ngaku, nanti tiba - tiba ada yang melabrak saya , kan gawat". ketus Sila.

" Saya single Ay , dan saya happy , tapi saya juga buka lowongan dan itu terkhusus buat kamu seorang , apa kamu berminat mendaftar Ay.....Trus yang tadi aku omongin sama Penjualnya kalau tidak percaya kamu tanyakan saja pada Bapaknya ". tantang Arshaka, tentu saja itu tidak akan Sila lakukan.

" Lama sekali ya Pak ?".lagi - lagi Sila mengalihkan pembicaraan, Arshaka membuang nafasnya pelan.

" Sabar Ay...kan lagi di buat , kamu sukanya buru - buru ".

" Ini Mas sudah jadi , isiannya saya kasih banyak biar bisa melumerkan hati yang sedang ".

Arshaka bangun , membayarnya lalu mengajak Sila untuk melanjutkan perjalanan.

" Pegang Ay !".

" Pak , banyak sekali ini, memangnya habis bapak makan ?".

" Nanti Satpam depan komplek juga di bagi Ay , buat saya satu saja , sisanya buat kamu ".

" Kebanyakan Pak , eggak akan habis juga , saya eggak terlalu suka makanan yang terlalu manis ".

" Kamu boleh berbagi dengan tetangga kamu Ay ".

Sila pun terdiam, benar juga....bagi - bagi saja buat yang lain.

Bersambung.....