NovelToon NovelToon
Touch Me!

Touch Me!

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:29.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi wahyuningsih

Sebuah rasa cemburu, membuatku melakukan hal yang paling gila. Aku nekat meniduri seorang pria yang sedang koma.

Tahun berlalu dan kini, ada sosok kecil yang membuatku hidup dalam kebahagian. Hingga suatu hari, sosok kecil yang tak lain adalah anakku dan pria yang koma waktu itu, membawaku kembali.

Kembali ke kehidupanku yang dulu. Tempat dimana, aku akan memulai kisah yang baru dari lingkungan yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Tristan

Vanya menggeliat saat matahari menerpa. Cahaya hangat pagi hari yang menyilaukan membuat Vanya tak bisa lagi nyenyak untuk melanjutkan tidurnya. Vanya bangun dari dari tidurnya sembari memegangi kepalanya yang terasa berat sekali.

" Ibu baik-baik saja? " Tanya Nathan yang ikut terbangun.

" Iya. Ibu hanya merasa, kepala Ibu agak berat. " Vanya bangkit dan meraih tas dan mengeluarkan ponselnya. Matanya terbelalak melihat sudah pukul berapa ini.

" Ya tuhan! ini sudah pukul sembilan. Nathan ini kali pertama kau juga telat bangun."

Nathan mendesah sebal. " Ini semua karena Ibu. "

Vanya mengerutkan dahinya bingung.

" Apa? kenapa Ibu yang bersalah? "

" Apa Ibu tidak ingat bagaimana Ibu bisa pulang semalam? "

Vanya memutar bola matanya sembari berpikir.

" Ah iya. Ibu, lupa. Tapi, semalam Ibu seperti melihat kamu yang sudah tumbuh dewasa. " Vanya berbicara sembari terus mengingat. Apa yang dia lihat semalam nyata? atau hanya halusinasinya saja karena mabuk?

" Lalu, siapa yang mengantar Ibu pulang? apa seorang pria tampan? " Vanya terlihat antusias hingga berjalan cepat dan kembali ke tempat tidur agar bisa lebih dekat dengan Nathan.

Nathan menatapnya dengan tatapan sebal.

" Tentu saja Bibi Devi. Ibu pasti sangat menginginkan pria tampan ya? Ibu sampai berkhayal begitu. "

" Diam anak nakal! " Vanya menatap Nathan sebal lalu bangkit kembali untuk membersihkan diri.

Nathan kembali menarik selimutnya untuk melanjutkan tidur.

Beberapa saat kemudian. Vanya membangunkan Nathan untuk membersihkan diri.

" Nathan, kau ingin pergi bersama Ibu? " Tanya Vanya setelah Nathan keluar dari kamar mandi.

" Kemana? "

" Ibu ingin membeli beberapa baju untuk bekerja dan keperluan yang lain. Kau mau ikut? "

" Aku mau menyelesaikan misi di game ku. Aku sudah hampir naik level. Bisakah aku tinggal? "

Vanya mendesah sebal. Anak satu-satunya ini, benar-benar membuatnya kehilangan kata-kata. Bukankah biasanya anak-anak paling suka pergi ke pusat belanja? Vanya hanya bisa diam sembari membatin. " Kalau begitu, Bibi Devi akan datang menemanimu hingga Ibu kembali.

" Iya. " Nathan yang sudah mengenakan baju gantinya, langsung meraih ponsel untuk melanjutkan misi game nya.

***

Vanya sudah sampai disebuah mall yang cukup terkenal. Mall yang dulu sering ia kunjungi bersama Tristan dan teman-temannya. Vanya berjalan dibeberapa tempat seperti kafe dan bioskop sembari mengenang masa lalu.

Vanya begitu gelagapan saat ada segerombol pria berjas hitam yang berjalan menuju arahnya. Vanya menyudutkan tubuhnya hingga menempel ke dinding agar segerombol pria yang terlihat sedang mengawal seorang pria berkaca mata hitam itu leluasa untuk lewat. Belum sempat segerombol pria itu lewat, suara seseorang dari arah belakang tubuhnya memanggil.

" Vanya! "

Suara seorang laki-laki yang sudah lima tahun tak pernah ia dengar. Vanya memutar tubuhnya sembari menatap ke arah sumber suara.

" Tristan? "

Tristan berjalan mendekat sembari menggandeng seorang gadis kecil. Vanya memandangi mereka bergantian.

Ini sudah lima tahun. Tapi hatiku masih belum bisa melupakannya. Melupakan semua penghianatan yang kau berikan. Dan sekarang, kau datang dengan senyum di wajahmu? kau juga membawa putrimu ke hadapanku. Benar-benar hebat. Hebat sekali kau Tristan.

Tristan melepaskan genggaman tangan dari putrinya lalu memeluk Vanya tanpa ragu.

" Kau kembali? kau sudah kembali? aku selalu menunggumu Vanya. "

Vanya mendorong tubuh Tristan. Matanya menatap tajam.

" Kau! sudah gila ya?! " Vanya ingin terus memaki Tristan. Tapi saat melihat putrinya yang mulai ketakutan, Vanya mengurungkan niatnya itu.

" Jangan melewati batas. Kau seharusnya tidak memelukku begini. "

" Maaf. " Tristan yang tadinya terlihat bahagia, tiba-tiba terlihat murung. Begitu bahagia melihat wanita yang sangat ia rindukan hingga lupa untuk menjaga sikap. al hasil, hanya semakin memperluas batasan diantara mereka.

" Sudahlah. Lain kali, jika kita tidak sengaja bertemu, lebih baik pura-pura saja tidak saling kenal. " Vanya berlalu begitu saja meninggalkan Tristan yang masih hanyut dalam kesedihan.

Sudah sangat jauh kah? aku mencoba semua cara untuk melupakan mu. Semakin aku mencobanya, aku semakin tersiksa oleh kerinduan. Jika saja, peristiwa lima tahun lalu itu tidak pernah terjadi, kita pasti sudah menjadi pasangan suami istri yang sangat bahagia.

Vanya berjalan dengan genangan air mata yang sudah ia tahan sedari tadi.

Kenapa? kenapa kita harus bertemu lagi? kenapa rasa sakitnya belum juga hilang? kenapa aku harus menangis?

Vanya menghentikan langkahnya dan menghapus air matanya.

" Sudahlah. Ini adalah air mata terakhirku. aku tidak akan menangis lagi. " Vanya melanjutkan langkah kakinya.

' Grep! lengan Vanya tertahan oleh cengkraman seseorang. Vanya memutar tubuhnya agar dapat melihat orang yang menahan langkahnya.

" Rina? " Vanya terkejut melihat kakak tirinya yang entah dari kapan ada dibelakangnya.

Rina melepaskan cengkraman tangannya.

" Lebih baik kau tidak muncul di hadapanku dan suamiku. "

Vanya menyunggingkan senyum. Menatap Rina benci.

" Kau sedang mengancam ku? "

" Menurutmu? " Tak kalah, tatapan Rina juga terlihat menyeramkan.

Vanya membenahi rambut Rina yang berantakan. Mendekatkan wajahnya di telinga Rina.

" Perbaiki wajah dan penampilanmu jika kau merasa takut aku akan merebut suamimu. Aku adalah tipe wanita yang suka menggoda suami orang. Jadi, lebih baik kau menjaga suamimu dengan baik. Kalau tidak,.."

Rina mendorong tubuh Vanya agar menjauh darinya.

" Kau wanita tidak tahu malu! "

" Dan kau adalah wanita yang tidak tahu diri. " Vanya melipat kedua lengannya. Meletakkan didepan dadanya.

" Kau masih tidak bisa melupakan Tristan? kasihan sekali. " Rina tersenyum meledek.

" Pft...! Aku lebih mengasihani dirimu. Aku rasa, Tristan lah yang belum bisa melupakan ku. Kau pasti melihat Tristan memelukku tadi kan? jika tidak, mana mungkin kau menghampiriku. " Serangan balik Vanya. Sebenarnya, dia ingin sekali menarik rambut Rina lalu mencakar habis wajah nya. Tapi tidak mungkin dia lakukan. Kalau sampai terjadi, penjara pasti sudah menunggunya.

Rina yang geram mendengar ucapan Vanya, berniat untuk menampar pipi Vanya. Tangannya sudah terangkat ke atas bersiap untuk melayangkannya ke pipi Vanya. ' Grep! .Tristan menghentikan Rina dengan mencengkram pergelangan tangan Rina.

" Jangan berbuat bodoh. Kau, tidak pantas melakukan ini. "

Rina menepis tangan Tristan dengan kasar.

" Kau selalu membelanya. Kau sadar dia siapa? kau tidak menyadari siapa aku bagimu? "

" Jangan berlebihan. Jika tidak terjadi kesalahan pada waktu itu, kami tidak akan jadi seperti ini."

" Cih! kalian memalukan sekali. Aku adalah orang asing. Apa kalian tidak malu bertengkar dihadapan ku? apa kalian tidak kasihan melihat anak kalian yang sudah ketakutan? "

Tristan dan Rina menatap Anak mereka yang sudah menggigil ketakutan melihat kedua orang tuanya bertengkar. Tristan memeluk anaknya dan menenangkannya. Begitu juga dengan Rina.

Vanya kembali melangkahkan kaki menjauh dari mereka. Mengepalkan tangan kuat melihat adegan keluarga lengkap yang membuat hatinya sakit. Dunia benar-benar tidak adil. Batin Vanya.

***

Vanya berjalan setengah berlari menuju perusahaan dimana tempat ia bekerja mulai hari ini. Gara-gara tertinggal Bus, Vanya terpaksa menggunakan taksi. Sialnya, jalanan di ibukota sangatlah ramai dan macet.

" Huh! ya Tuhan. Untung saja tidak terlambat. " Keluh Vanya setelah melihat jam dipergelangan tangannya.

Setelah menemui menandatangi kontrak kerja, Vanya langsung ditempatkan di bagian desain.

' Itu presdir. ' Bisik para pegawai saat melihat presdirnya melewati mereka. Vanya mengikuti kemana mata para pegawai menatap.

Vanya menutup mulut dengan telapak tangannya. Terkejut bukan main. Rasanya, tubuh dan jiwanya seakan terpisah menjauhi satu sama lain. Pandangannya mulai gelap dan ' Bruk....!

To Be Continued.

1
Ce Line
thor Poto emak bapaknya mana🤔🤔🤔
Ce Line
🤣🤣🤣
Ce Line
thornyal lucu deh😂😂😂
Metta Widyasmara
Luar biasa
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
terlalu naif kamu lexi...
Muna Junaidi
😂😂😂😂
Miyagi Mitsui
sakit ya jadi vanya
Miyagi Mitsui
menarik
sherly
riweh terlalu banyak ngomong sendiri dlm hati
sherly
oh Nathan sweet banget sih
sherly
betul tu Nathan...
sherly
Luar biasa
sherly
hancurrr hahahahaha
sherly
Lexi cinta buta membuatmu selalu membantu Gaby padahal kalo Gaby jadian Ama nath kamu yg akan sakit..
sherly
kayaknya otak Lexi nih lagi digadaikan, nath itu tau kamu suka Ama Gaby, apakah kamu sanggup liat nath bermesraan dgn Gaby, kesel mana kamu liat Gaby dicuekin apa lg mesraan Ama nath... oh Lexi yg polos plus oon
sherly
kocak banget si Vanya nihlah
sherly
hahahahah lucu ya ibu dan anak nihlah
sherly
vanyaaaa kamu lucuuuuu deh
sherly
tau aja si Nathan kalo ibunya lagi nyari alasan
sherly
malang betul nasibmu Vanya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!