Kejadian yang dialami seila saat ini sangat berbeda dengan apa yang dialami dengan orang lain pada umunya, akan tetapi sejak munculnya hantu aneh di kampus bahkan bukan cuma seila saja yang melihatnya akan tetapi dani juga bisa melihatnya
Dani dan para mahasiswa lainnya bahkan jadi incaran hantu itu. Mereka bukan hanya di teror sampai di situ saja bahkan ada yang lebih para.
Saat itu mereka rencana akan pergi liburan ke desa, di sana mereka berbuat sesuatu yang tidak seharusnya dia lakukan, hantu lastri akhirnya marah dan meneror seila dan temannya.
Ikuti kisah selanjutnya hanya di lastri kembang desa.
aku tunggu like dan komen kalian 😉👌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurhamidahAshar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kampung nenek
di jalan Seila malah ketiduran, Padahal sudah masuk jam 08.00 tapi mereka belum sampe juga. Akhirnya mau tidak mau dia harus membangunkan Seila dari tidurnya.
"Seila kita udah sampai tapi tempatnya di mana yah? Tanya Dani kepada Seila. mendengar perkataan Dani seila langsung terbangun dari tidurnya.
"Kita sudah di mana Dani?" tanya Seila balik. Seila melihat di sekelilingnya dua sudah berada di perkampungan yang banyak rumahnya.
"Rumah nenek kamu di mana?" Tanya Dani lagi.
"itu sana di ujung," Seila menunjuk rumah yang paling ujung. Tampa pikir panjang Dania langsung menuju ke rumah itu, rasanya dia ingin istirahat di rumah kayu yang terlihat lumayan besar itu.
Sesampainya di rumah itu Dania langsung memarkirkan mobilnya di halaman rumah, Seila turun dari mobil diikuti Dani dari belakang. semua warga kampung menoleh kepada merek, dia tidak menyangka saja kalau Seila akan datang.
"Seila kamu sudah kembali yah?" Teriak seorang gadis yang masih berusia Belasan tahun.
"Yaampun kamu sudah besar sekarang," Seila menggendong anak itu dan begitu takjub melihat pertumbuhan nya.
"iya dong kakak, masa Vitha kecil terus sih!! Ucap Vitha kepada kakak sepupunya itu.
"Ibu mu mana?" tanya Seila, Gadis itu lama terdiam dan raut wajahnya langsung berubah terlihat sedih.
"Ehhh nak Seila sudah datang, kemari nak naik ke atas rumah jangan tinggal di bawah." Ucap nenek itu, yah usianya sudah terbilang sangat tua tapi dia masih kuat.
Seila lalu menurunkan Vitha dari gendongannya, dan naik ke atas rumah itu dengan perasaan yang sangat terharu.
"Sudah berapa bulan kamu tidak pulang kampung nak?" tanya neneknya.
"Entahlah nek, mungkin satu tahun yang lalu terkahir ketemu nenek." Seila berusaha mengingat-ingat kapan terakhir dia pulang kampung.
"iya kayaknya satu tahun yang lalu nak?" Ucap neneknya.
Dari tadi Dani hanya tinggal mematung, dia jadi binggung mau ngomong apa. "kakak Seila apakah dia pacar kakak?" Tanya Vitha kepada Seila yang lagi sibuk cerita dengan neneknya. Mendengar hal itu sontak saja membuat Seila kaget dan binggung harus menjawab apa.
"Dia teman kakak dek, anak sekecil Vitha udah tau pacar-pacaran." Ucap Seila menggombal Vitha saat itu.
"Ish kakak, teman aku bilang kalau laki-laki sama perempuan jalan bersama katanya dia itu pacaran." Vitha bahkan mengatakannya dengan polos di hadapan Seila, Dani dan neneknya. Dani saat itu lagi-lagi hanya bisa tersenyum dan mematung, dia tidak berani banyak bicara karena dia tau kalau Seila itu tidak peduli membahas hal seperti itu.
...🦋🦋🦋...
Mereka semua masuk ke dalam rumah, pas mau masuk ke dalam rumah itu Seila merasa ada yang aneh dengan rumah neneknya. tiba-tiba langkah nya yang terhenti secara tiba-tiba malah disadari oleh neneknya.
"Ada apa Seila, kok berhenti?" Tanya neneknya.
"Oh tidak kok nek, aku hanya sedikit terkejut saja dengan isi rumahnya." Ucap Seila bohong kepada Neneknya. padahal di dalam dia melihat ada sosok wanita yang menyambutnya dengan senyuman yang mengerikan. wanita itu sangat mirip dengan Mba Lisa, Mba Lisa itu ibu dari Vitha, Vitha bahkan mampu melihat bayangan itu.
Vitha yang melihat sosok itu hanya tersenyum seakan dia tau siapa sosok itu, harusnya kalau anak kecil itu takut melihat sosok seperti itu, tapi berbeda dengan Vitha yang mampu melihat mereka juga malah dia suka dikira bicara sendiri.
Nenek masuk ke dapur untuk membuatkan mereka Teh hangat dan mengeluarkan beberapa kue dari dalam lemari. Dia menyimpan nya di nampan dan membawah nya keluar, Seila lalu membuka penutup kue yang ada di toples kaca dan menyerahkan nya ke dani.
"Dani ayo cicipin buatan nenek," Ucap seila menawari Dani. Dani lalu mencicipi kue yang ada di atas meja itu, Terlihat Vitha yang duduk di dekat dani ikutan mencicipi kue itu meski dia sudah tau kalau bikinan neneknya selalu enak.
Seila mulai menanyakan kabar neneknya, apakah dia sehat atau terjadi masalah dengan kesehatan nya.
"Nek, Apakah nenek sehat-sehat saja?" Tanya seila kepada neneknya.
"Iya nak, nenek sehat-sehat saja." Ucap nenek itu.
"Vitha sudah kelas berapa?" Tanya seila.
"Dia sudah kelas lima sd nak," Ucap Nenek itu.
"Nenek kenapa tidak mau tinggal di kota sih." Tanya seila, dia khawatir kalau neneknya sakit tidak ada yang mengurusnya.
"Nenek lebih suka di kampung, lagian kan setiap bulan ibumu kirimin nenek uang untuk belanja dan uang sekolah adikmu." Ucap nenek itu.
"Syukurlah, apakah Vitha nakal di sekolah nek?" Tanya seila lagi.
"Vitha tidak nakal kok kakak ceila, vitha pintar dapat nila A terus di sekolah." Ucap vitha tidak mau di kalah bicara.
"Iya dong sayang vitha ku yang cantik tidak mungkin nakal." Ucap seila berusaha meralat perkataan nya. Dani dari tadi hanya diam saja, dia mau bicara juga binggung mau bilang apa. Vitha mengambil kue itu dari meja dan memberikan nya ke Dani.
"Vitha mau mandi dulu yah kak seila," Izin vitha, dia berlari masuk ke kamar untuk mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi. Selesai mandi Vitha kembali duduk di samping dani dengan rambut terurai.
"Vitha sudah mandi." Tanya Seila.
"Sudah kak," Ucap Vitha. Seila hanya tersenyum saja.
"Bagaimana kuliah mu di kota," Tanya nek salima.
"Yah alhamdulillah lancar nek, punya banyak teman, pergi makan bareng, dan kerja tugas barengan." Ucap seila.
"Sekolah adikmu apakah lancar?" Tanya nek Salimah lagi.
"Sekolah anggi lancar, dia juga mulai sering kerjain pr di rumah tanpa di bantu ibu dan papa." Nek salima hanya mengangguk saja.
Entah kenapa akhir-akhir ini nek salima terus kepikiran dengan anak bungsunya, dia rasanya tidak ikhlas menerima semua nya. Setelah di tinggal hidup berdua dengan ibu dan papa vitha nek salima selalu kepikiran tentang masa depan vitha seperti apa nantinya. Nek salima setiap melihat vitha selalu mau menjatuhkan air matanya, anak itu masih kecil tapi sudah di tinggal pergi ibunya untuk selama-lamanya.
Seila bahkan tidak tau kasus ini, karena dia terakhir pulang kampung satu tahun yang lalu, Itu karena dia di sibukkan dengan dengan banyak nya tugas kuliah dan tidak ada waktu pulang kampung kecuali libur panjang. Libur panjang saja sekali setahun di kampus, Berbeda dengan adiknya annisa dia bisa menyempatkan diri pulang ke kampung karena dia punya banyak waktu luang bersama ibu dan papanya.
Kadang kalau papa dan ibunya pulang kampung, dia terpaksa harus menginap di rumah Dani. Jika Seila menginap di rumah dani papanya mengizinkan dirinya karena papa dani sahabat karib papanya seila.
Pantas saja seila dan dani lengket terus seperti sepasang kekasih, ternyata dari kecil mereka selalu bersama.
...🦋🦋🦋...
Selamat Tahun Baru..🥳
Semoga tahun ini dipenuhi sukacita, keberkahan, kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan serta terwujudnya mimpi2 & doa2 terbaik kita semua..🥰
Semangat ⭐❤️⭐❤️⭐❤️⭐❤️⭐
bacanya kadang jd g ngerti kadang namanya seila,cindi,tania,bnyk banget ya ganti perannya,tolong teliti lg ya sayang dlm penulisannya😊🙏🙏