NovelToon NovelToon
Candu Istri Yang Ku Sia-siakan

Candu Istri Yang Ku Sia-siakan

Status: sedang berlangsung
Genre:KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / One Night Stand / Penyesalan Suami / Cinta Seiring Waktu / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Meylani Putri Putti

Senja merasa menderita dengan pernikahan yang terpaksa ia jalani bersama seorang CEO bernama Arsaka Bumantara. Pria yang menikahinya itu selalu membuatnya merasa terhina, hingga kehilangan kepercayaan diri. Namun sebuah kejadian membuat dunia berbalik seratus delapan puluh derajat. Bagaimana kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah Paham

Mobil polisi melaju pelan menembus jalan malam, Senja duduk diam dengan pandangan kosong. Tubuhnya masih gemetar, kedua tangannya saling menggenggam erat di pangkuan. Sisa ketakutan masih jelas tergambar di wajahnya, seolah kejadian barusan terus berputar di kepalanya.

Melihat hal itu, polisi yang duduk di sebelahnya mencoba mencairkan suasana. “Kamu nggak usah takut lagi, Nona,” ujarnya lembut sambil menatap Senja sekilas. “Kami datang tepat waktu karena sudah lama mengintai tempat itu.”

Senja menoleh perlahan, masih dengan suara bergetar. “Kalian... sudah tahu tentang mereka?”

Polisi itu mengangguk. “Iya. Komplotan itu sudah lama kami buru. Mereka sering bikin masalah di sekitar sini, mabuk, berkelahi, bahkan melakukan pelecehan. Malam ini kebetulan kami melakukan pengintaian, akhirnya bisa menangkap mereka dan menyaksikan langsung apa yang terjadi.”

Senja hanya terdiam, menatap keluar jendela, melihat lampu-lampu kota yang berkelebat. Air matanya kembali menetes, kali ini bukan karena takut, tapi karena rasa syukur yang begitu dalam.

“Jangan di pikirkan, yang penting sekarang kamu selamat, mereka pasti di penjara dalam waktu yang lama. Fokus istirahat dulu, ya.”

Senja mengangguk kecil, membiarkan dirinya bersandar di kursi sambil menarik napas panjang, mencoba memulihkan diri dari malam kelam yang nyaris menghancurkan masa depannya.

Sesampainya di kantor polisi Senja duduk di ruang pemeriksaan, mencoba menenangkan diri. Meski suaranya bergetar, ia berusaha memberikan keterangan sejelas mungkin tentang kejadian mengerikan yang baru saja dialaminya. Sementara di luar ruangan, para pelaku kejahatan itu telah diamankan, wajah mereka tertunduk di bawah sorot lampu yang dingin.

Setelah semua pertanyaan selesai dan berita acara ditandatangani, Senja duduk diam sejenak di kursi ruang pemeriksaan. Wajahnya terlihat letih, mata sembab karena terlalu banyak menangis. Petugas perempuan yang sejak awal menemaninya menatapnya penuh iba.

Tak lama kemudian, seorang polisi laki-laki menghampiri. “Nona Senja!” panggilannya lembut, “Berhubungan hari sudah larut malam kami bisa mengantarkan Anda pulang sekarang!”

Senja sempat terdiam, lalu menatap polisi itu dengan mata yang masih berkaca-kaca. “Terima kasih,” jawabnya pelan. Suaranya terdengar lemah tapi tulus.

Polisi itu mengangguk sopan. “Baik, ayo. Mobil sudah siap di depan.”

Senja berdiri. Ia sempat menatap ruangan tempat ia memberi keterangan tadi, ruangan yang menjadi saksi keberaniannya untuk menceritakan semua. Lalu, dengan didampingi petugas tersebut, ia berjalan keluar menuju mobil yang terparkir di halaman kantor polisi.

Saat mobil mulai melaju, Senja menatap keluar jendela. Suasana sempat hening beberapa saat. Hanya suara mesin dan desiran angin dari jendela yang terdengar. Polisi yang duduk di belakang kemudi sesekali melirik Senja melalui kaca spion, melihat wanita itu termenung dengan wajah pucat dan mata kosong.

Dengan hati-hati, polisi itu akhirnya bertanya, “Maaf, Nona... boleh saya tahu, kenapa kamu bisa berada di TKP malam-malam begini? Tempat itukan sepi.”

Senja menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. “Saya baru pindah kemarin,” ucapnya lirih, tatapannya tertuju pada jalan di luar jendela. “Tadinya saya cuma mau ke supermarket di depan komplek, Pak!”

Polisi itu mengangguk paham. “Oh, jadi kamu dan suami baru pindah ya?” tanyanya memastikan.

Senja mengangguk pelan. “Iya...” jawabnya singkat, masih terdengar letih.

Polisi itu kemudian menatap jalan ke depan dan berkata dengan nada menasihati, “Daerah itu memang rawan, Nona. Sudah beberapa kali terjadi hal serupa. Makanya perumahan di sana sepi peminat, banyak rumah kosong, dan penerangannya juga kurang. Mulai sekarang, jangan keluar sendirian malam-malam, apalagi di area itu, ya.”

Senja hanya mengangguk kecil, suara lirih keluar dari bibirnya, “Iya, Pak... saya mengerti. Terima kasih.”

Mobil terus melaju di bawah lampu-lampu jalan yang berderet redup, sementara di dalamnya, Senja berusaha menenangkan hatinya perlahan menelan kenyataan pahit yang baru saja dialaminya malam itu.

Sesampainya di depan rumah, mobil polisi itu berhenti perlahan. Lampu depan menerangi halaman kecil yang tampak sunyi. Senja menatap rumahnya dari balik kaca gelap, tak ada satupun lampu yang menyala. Ia menarik napas pelan, rasa sepi mendadak menyelimuti dadanya.

Polisi itu mematikan mesin mobil lalu menoleh padanya. “Rumahmu kelihatan kosong. Suamimu belum pulang, ya?” tanyanya dengan nada khawatir.

Senja menggeleng pelan, pandangannya masih tertuju pada pintu rumah yang tertutup rapat. “Mungkin... dia sedang keluar,” jawabnya datar.

Petugas itu ragu sejenak, lalu berkata, “Kalau kamu mau, saya bisa tunggu sebentar. Nanti kalau suamimu pulang, saya bisa bantu jelaskan soal kejadian tadi, biar dia tahu apa yang kamu alami.”

Senja menunduk, kedua tangannya menggenggam erat ujung kemejanya Ada jeda panjang sebelum akhirnya ia berucap dengan suara pelan namun getir, “Tidak usah, Pak,” jawabnya lirik. “Dia juga tidak akan peduli, “ batinnya.

Polisi itu menatapnya iba, tapi tak memaksa. “Baiklah. Tapi kalau kamu butuh bantuan, kantor kami selalu terbuka. Jangan ragu untuk datang atau menelepon, ya.”

Senja mengangguk kecil. “Terima kasih,” ucapnya singkat, suaranya hampir tak terdengar. Ia turun dari mobil, lalu melangkah pelan menuju pintu rumahnya.

Saat polisi itu perlahan meninggalkan halaman, Senja berdiri diam di depan pintu yang sunyi. Dalam hatinya, ada luka lain yang tak kalah perih dari kejadian malam itu, perasaan diabaikan oleh orang yang seharusnya melindunginya.

Ketika Senja baru saja membuka pintu rumah dengan tangan gemetar, suara mesin mobil terdengar memasuki halaman. Ia menoleh pelan dan melihat lampu depan kendaraan yang menyorot ke arah punggungnya. Dari balik kemudi, Saka keluar, wajahnya tampak tegang.

“Senja!” panggilnya lantang.

Senja terdiam sejenak, enggan menoleh. Tubuhnya masih gemetar, matanya sembab, dan pikirannya kusut setelah kejadian mengerikan yang baru saja ia lalui. Ia hanya ingin masuk, beristirahat, melupakan segalanya. Namun langkahnya terhenti ketika suara langkah Saka mendekat.

“Aku panggil kamu, nggak dengar?” nada suaranya meninggi. Begitu jarak mereka cukup dekat, Saka menatap istrinya dari atas ke bawah rambut berantakan, pakaian kusut, wajah penuh bekas air mata. Pandangan matanya langsung berubah tajam.

“Penampilanmu begini, dari mana saja, kamu?” tanyanya dingin, alisnya berkerut penuh kecurigaan.i “Tadi aku lihat ada mobil berhenti di depan rumah. Pasti itu selingkuhan, atau pelanggan kamu, ya!” ujarnya dengan nada tajam.

Senja menunduk, tak sanggup menjawab. Ia menggigit bibir, mencoba menahan isak yang hampir pecah lagi.

“ Cih! Sudah kuduga,” decaknya sambil menggelengkan kepala, tatapan matanya seperti memandang rendah sang istri. “Kau memang wanita murahan! Bahkan sangat murah!”

Air mata Senja menetes tanpa suara. Ia ingin berteriak menjelaskan, tapi tubuh dan pikirannya terlalu lelah. Ia hanya berbisik lirih, “Kamu salah paham, Mas”

Namun Saka sudah lebih dulu memalingkan wajah, rahangnya mengeras. Ia tidak peduli dan tidak berusaha ambil peduli, bahwa di balik tampilan kacau itu, Senja baru saja selamat dari malam paling menakutkan dalam hidupnya.

Saka berdiri masih menatapnya dengan sorot mata penuh jijik, seolah kelelahan dan air mata di wajah wanita itu hanyalah topeng dari sebuah pengkhianatan.

“Menjijikkan…”

Tanpa menunggu penjelasan, ia melangkah melewati wanita itu begitu saja, bahunya sengaja menyenggol tubuh istrinya yang masih berdiri terpaku di ambang pintu.

Senja terdiam. Bibirnya bergetar, tapi tak ada satu kata pun yang mampu keluar. Rasa sakit yang semula mulai mereda, kini kembali menghantam hatinya berkali-kali lipat lebih perih. Napasnya sesak, pandangannya buram oleh air mata yang kembali tumpah.

Dengan langkah gontai, ia berjalan masuk ke kamar. Begitu pintu tertutup, tubuhnya langsung ambruk di tepi ranjang. Tangisnya pecah tanpa bisa ditahan lagi. Semua ketakutan, penghinaan, dan rasa kecewa bercampur menjadi satu, menemaninya sepanjang malam itu.

1
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
🤣 citra enggak mengetahui 🤭 yang Saka yg nyuruh Zein mendekati Senja 😄😄
Ma Em
Citra kepedean ngadu masalah senja yg sdh menggantikan Citra jadi BA di perusahaan Zein , dikira Citra Saka mau membela dia ga taunya malah dibentak sama Saka , pelakor mau mengalahkan istri sah mana bisa .
Hermawati
mulai seru alur ceritanya
dewi
ya pasti lah d bela org istrinya .....klu dia sumia yg tdk waras br ngak d bela nya istrinya ini berarti dia masi sadar d waras ok
partini
la hemmmmm sekarang bilang istri dasar CEO ledhoooooooooo
Rike
lanjutt
👑Meylani Putri Putti: siap kk
total 1 replies
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
citra sok cantik sok bagus.. senja isterinya sah saka
👑Meylani Putri Putti: 😂😂😂🤭 iya kk
total 1 replies
Dwisya Aurizra
wah bakalan ada persaingan antara istri sah dan pacar masa lalu, seru seru
👑Meylani Putri Putti: hehe iy bu 😍
total 1 replies
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
👑Meylani Putri Putti: siap kk 😍
total 2 replies
Ma Em
mungkin citra juga dulu orang tdk punya dan setelah terkenal jadi kacang lupa kulit .
partini
biasa mah lupa dulu dia kaya apa ,,
ku rasa jauh di banding kan senja
paling jg bobrok Kaya sampah
lah ini suami gemblung dulu nyuruh dekat sekarang malah kepanasan pakai ngecam pula
pls Thor bikin dia yg mati kutu Ding jangan senja
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
wah udah meriah ini Rame yg komentarin
Dwisya Aurizra
ada aja cara buat menjatuhkan mental senja, saka, apa iya gada rasa tertarik sedikitpun Dimata mu untuk senja, padahal orang lain begitu memujanya, atau matamu dah minus menuju katarak
Eva Karmita
terimakasih senja jgn sia"kan kesempatan jgn pikirkan saka masa bodoh laki macam saka jgn jadi beban
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Semua ini tentang Lucyana yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul seseorang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucy berani jatuh cinta lagi? Kali ini pada seorang Sadewa yang jauh lebih muda darinya.
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
Ma Em
Senja kalau banyak yg minta kamu jadi model lbh baik terima saja daripada uang dari Saja yg nanti akan jadi di ungkit2 karena Senja makan gaji buta tdk kerja tapi terima gaji makin bertambah sakit hati Senja .
partini
seandainya kamu mati rasa ke suami mu akan lebih bagus 👍👍👍👍
tapi jarang sih yg kaya gitu banyaknya gampang luluh cuma bilang i love you
Dwisya Aurizra
keknya si saka mulai ada rasa deh sama senja, entah rasa apa itu yg tau hanya saka dan authornya 😅😅
Dwisya Aurizra
jawaban yg singkat, padat dan tepat
Suwastika
am zayn aj senja...
Dwisya Aurizra
Lom apa" udah merasa takut kamu saka, gimana kalo senja mulai berpaling ke Zein yg lebih tau cara menghargai wanita
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!