Andre baru saja membeli rumah yang letaknya bisa di bilang antara kota dan juga kampung, dan di sinilah dia merasa nyaman dengan harga rumah yang tidak seberapa mahal.
sedikit terpencil namun di bagian depan begitu asri karena ada pohon rambutan yang menaungi rumah tersebut, tapi ketenangan menunggu rumah ini tidak bertahan lama karena sebulan setelah tinggal di sana. Andre kerap kali menemukan jejak kaki berlumpur.
semula di abaikan saja karena dia tidak berpikiran macam-macam, namun itu terus terjadi sehingga rasa curiga pun mulai muncul.
Ada apakah dengan rumah ini?
Apakah ada sesuatu sehingga rumah di jual dengan harga murah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Membawa hadiah pulang
"Apa ini?!" Purnama melirik keong emas yang di tumpahkan oleh Maharani dan Nilam.
"Bisa kau masak ini, sudah bisa kan kau masak?" Maharani mengusap baju nya yang kotor.
Purnama hanya bisa melongo karena tidak percaya dua anak buah nya malah datang membawakan dia keong emas karena gabut menunggu iblis keluar dari dalam sarang, memang kalau mereka yang sudah turun tangan begini maka siap siap saja menahan amarah yang siap meledak.
Apa lagi kan Maharani tau bahwa Purnama tidak bisa masak sejak dulu, saat masih ada Fatma dulu maka dia lah yang memasak nya dan Purnama tinggal makan. ini sekarang malah di bawakan pula dengan keong yang di cari dari dalam rawa, memang tidak bisa di prediksi gebrakan mereka.
"Kau membawakan aku keong emas ini?" Purnama melirik sinis penuh kemarahan.
"Gila ini si Maharani, untung lah dia itu sebagai Kakak." bisik Aksara pada Jeno.
"Bukan cuma Maharani saja yang gila, istri mu juga gila!" sahut Jeno.
Malah yang di gosip malah sama sekali tidak ada respon sedikit pun, seolah yang dia lakukan adalah hal yang biasa saja. sebab memang begini lah gebrakan dia setiap saat, entah ada yang bisa dipercaya atau tidak karena memang seperti ini lah sikap mereka apa bila membuat gebrakan.
Di balik sikap itu semua namun dia juga bisa di andalkan ketika di suruh mengurus masalah yang kadang kala membuat Purnama juga bingung serta tidak tahu harus mengambil langkah apa, tapi tidak bisa juga mau di andal kan sepenuh nya. memang harus seperti ini menerima konsekuensi yang terus terjadi di dalam agensi mereka sendiri, ada kala nya terjadi sesuai kehendak namun ada juga tidak terjadi, suka menunda-nunda bukan seperti yang dia tegas.
"Kau yakin aku puas?" Purnama menatap dua member nya ini.
"Kalau ini jelas tidak akan membuatmu puas karena kau masih harus memasak, nah ini yang akan membuatmu puas!" Maharani merogoh sesuatu kembali dari baju nya.
"Kau jangan langsung mau marah saja karena kami menemukan sesuatu yang lebih memukau!" Nilam juga tersenyum bangga.
"Ah ya cepat lah, aku malas menunggu terlalu lama!" bentak Purnama yang sudah tidak sabar lagi.
"Ini lihat, kau lihat ini sesuatu yang sangat luar!" Maharani meletakkan tengkorak kepala di atas meja Purnama.
Purnama yang melihat tengkorak itu segera terkaget-kaget karena ini memang tengkorak manusia, bahkan tidak hanya itu saja. Nilam juga mengeluarkan tulang manusia dari balik bajunya, semua lengkap bukan hanya satu atau dua saja melainkan sangat banyak dan tidak bisa di biarkan lagi.
Maharani dan Nilam tersenyum bangga karena sudah mendapatkan apa yang dia dapatkan dari tempat itu, dari luar mereka memang hanya mendapatkan keong saja namun ternyata di balik baju menyimpan banyak tengkorak dan tulang-tulang manusia, dari bentuk nya saja bukan satu tubuh yang mereka dapatkan ini sekarang.
"Jangan hanya melihat dari luar nya saja!" Maharani tersenyum menatap yang lain.
"Itu lah yang di namakan jangan hanya melihat dari cover nya saja, belum tentu yang kau lihat dari luar itu menandakan juga apa yang ada di dalam kita!" Nilam berkata bijak.
"Ini ada di bagian mana? apa Xavier dan Jalak tidak menemukan!" Purnama agak kaget.
"Kenapa kau sibuk menanyakan dia? cukup kau lihat apa yang ku bawa ini." sengit Maharani.
"Jadi kau tidak mau menerima karena ingin yang membawa adalah Jalak dan Xavier!" Nilam juga kesal luar biasa.
"Ya Allah kok gampang sekali ini para biang kerok merajuk!" keluh Purnama pula.
Dari pada harus membuat masalah dengan mereka yang gampang sekali merajuk, maka Purnama pun beralih untuk melihat bagai mana bentuk kepala yang sudah di bawa ini, bersama dengan tulang lain juga di sini, supaya mereka juga tau apa yang sudah terjadi di sana.
Selamat siang besty, ini agak pendek ya karena ada urusan. Terima kasih ya hari ini, sampai jumpa esok hari.