NovelToon NovelToon
Istri Dalam Bait Do'Aku

Istri Dalam Bait Do'Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Dia bukan cucu kyai, bukan pula keturunan keluarga pesantren. Namun mendadak ia harus hidup di lingkungan pesantren sebagai istri, cucu dari salah seorang pemilik pesantren.

Hidup Mecca, jungkir balik setelah ditinggal cinta pertamanya dulu. Siapa sangka, pria itu kini kembali, dengan status sebagai suami.

Yuukk, ikuti cerita Mecca dengan segala kisahnya yang dipermainkan oleh semesta. Berpadu dengan keromantisan dari Kenindra, suami sekaligus mantan kekasihnya yang pernah sangat ia benci dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kita putus!!!

Mecca sudah hampir selesai membereskan barangnya yang memang hanya sedikit saat datang ke pesantren itu. Ia berjongkok, melipat baju terakhirnya ke dalam tas, ketika terdengar suara Kenindra berbisik di samping telinganya.

"Butuh bantuan?"

Sontak Mecca menoleh, menjauhkan dirinya dari pria itu. Jantungnya berdegup kencang karena kaget. Kenindra menegakkan badannya, lantas memasukkan kedua tangannya ke saku celana, matanya menatap lekat. Awalnya ia yakin bisa membuat Mecca menerima perjodohan itu dan tinggal bersamanya. Namun kini, ia sedikit ragu.

"Kamu nggak betah di sini?" tanyanya lagi. Mecca yang semula berjongkok kini beralih berjalan menuju balkon, diikuti oleh Kenindra.

"Aku suka tempatnya, bisa dibilang aku betah, tapi ini bukan tempatku, Ken," jelas Mecca, matanya menerawang jauh. "Aku punya kehidupan sendiri dan kamu juga. Aku nggak mau menjadi perusak hubungan kamu dan istri kamu. Nggak etis rasanya aku tetap bersama kamu di rumah ini hanya berdua, ya, walaupun tidak ada hal buruk yang terjadi, tapi apa kata orang? Meskipun aku bukan wanita yang salehah, aku juga bukan tipe perusak rumah tangga orang."

"Bukan karena kamu menghindari aku?" suara berat Kenindra terasa memukul dinding hati Mecca, netra cokelatnya menatap lama, seolah ingin mencari kebenaran dari setiap kata-kata yang akan keluar dari mulut Mecca.

"Aku inginnya seperti itu. Kita sudah punya kehidupan masing-masing, Ken. Kamu punya istri dan aku juga punya pacar. Kita sudah salah berada di sini berdua, jadi aku harus balik. Oke?" Mecca mencoba meyakinkan dirinya sendiri, meredam segala gejolak dalam batinnya. Ia berharap ini hanya kebetulan semata, sayangnya tidak ada kebetulan apapun di dunia ini yang datang tanpa direncanakan oleh yang maha kuasa.

"Kamu masih membenci aku?" kini Mecca menoleh, kedua manik cokelat Kenindra mengunci tatapan mata Mecca, seolah ingin mencari tahu apa yang sebenarnya ia rasakan. apakah sudah tidak ada tempat sedikitpun dalam hati Mecca untuknya.

Mecca menghela napas. "Sudah lebih dari enam tahun aku menghabiskan waktu untuk membenci kamu sampai membuatku insomnia akut dan bisa dibilang hampir gila karena kamu. Aku sampe jadi pasien RSJ ken, Aku tidak punya energi lagi untuk membenci kamu sekarang."

Kenindra terdiam, menunduk. Ia kembali merasa bersalah atas kejadian buruk yang menimpa Mecca. Hatinya serasa ditikam bertubi-tubi.

Pertanyaan yang cukup menggelitik perasaan Mecca. Selama ini, ia sudah yakin kalau ia sudah bisa sembuh dari luka yang Kenindra ciptakan. Ia sudah sangat baik-baik saja menjalani hubungannya dengan beberapa pria sebelum Darren, meskipun selalu berakhir dengan alasan yang sama, tapi Mecca berani bersumpah kalau dia sudah melupakan segala hal tentang Kenindra.

Kini, saat ia kembali dipertemukan dengan pria itu, anehnya Mecca bisa merasakan seolah semua perlakuan Kenindra di masa lalu itu sudah ia lupakan begitu saja.

Ia tidak lagi ingin membencinya, perasaan itu menguap begitu saja. Tapi ia juga tidak bisa lagi bersamanya. Itu terlalu konyol. Ia tidak ingin lagi merasakan sakit yang sama. Apalagi setahu Mecca, Kenindra telah beristri. Pertemuan mereka hanya sampai di sini.

***

Weekend di rumah sendiri saat ini cukup membuat Mecca merasa sangat lega setelah mengalami perang batin beberapa hari ini.

Ia sudah berjanji akan menjemput Darren sore itu, karena kekasihnya itu kembali mendapat libur dua hari.

"Sayangg, miss you so bad!" seru Darren, memeluk Mecca erat siang itu di bandara.

"Ahh... miss you too, sayang," balas Mecca, mengeratkan pelukan Darren.

"Akhirnya bisa ketemu juga. Gimana? Udah kelar urusan kamu sama Eyang?" tanya Darren, melepaskan pelukannya.

"Aku paksain kelar, Yang. Sebenarnya masih ditahan Eyang di vila, tapi aku juga punya kerjaan di butik, kan? Juga aku tahu kamu libur dua hari ini."

"Thank you, sayang. Yuk, balik ke apartemen aku dulu, ya? Aku ngantuk banget, nih. Semalam rekan aku sakit, nggak ada yang gantiin, jadi aku full terbangin pesawat sendirian tanpa co-pilot," pinta Darren.

Sedikit ragu, namun Mecca tidak tega juga melihat mata merah Darren yang sayu. Akhirnya, ia memutuskan untuk menemani Darren ke apartemen. Ini adalah kali pertama ia memasuki apartemen Darren, meskipun mereka sudah berpacaran hampir lima bulan.

Well, hubungan mereka sangat sehat sejauh ini, mentok hanya kissing dan cuddling saja.

Setelah tertidur hampir dua jam, akhirnya Darren membuka matanya. Mecca terduduk di ruang tengah, masih sibuk dengan coretan sketsa di tangannya sambil menunggu Darren tidur.

"Sayang, ini weekend masih sibuk aja, hmm..." ucap Darren, mendekat seraya mengecup pipi Mecca.

"Cuma sketsa, Yangg, selagi dapat inspirasi. Kamu kan tahu, inspirasi aku suka muncul random, hihi."

"Kamu mengabaikan aku, nih," rajuk Darren, berhasil membuat Mecca mengalihkan tangannya dari pensil. Ia kini berdiri dan berbalik menghadap kekasihnya.

"Siapa bilang aku mengabaikan kamu?"

"Give me more hug, untuk gantiin waktumu yang hilang selama dua minggu ini." Mecca menurut, memeluk pria itu dengan erat. Perlahan Darren sedikit melonggarkan belitan tangannya, satu tangan Darren terangkat menyentuh rahang Mecca dengan lembut sambil terus mengusapnya.

Rasa hangat dari tangannya seolah mengalirkan sengatan listrik ke seluruh tubuh Mecca. Perutnya terasa tergelitik, detak jantungnya kian menggila seiring dengan wajah Darren yang makin dekat. Sapuan napasnya di wajah Mecca benar-benar membuatnya hilang akal. Matanya perlahan terpejam, menikmati sentuhan pelan dari bibir Darren.

Sentuhan yang awalnya hanya hisapan dan lumatan pelan menjadi makin intens. Tangan Mecca bergerak naik, melingkari leher Darren, dan tangan Darren sudah beralih menyusuri pinggang Mecca, mengusapnya perlahan, membuat bibir Mecca balas bergerak menggila.

"Boleh aku cium..." ucap Darren, setelah selesai menjelajah setiap inci wajah hingga leher Mecca. Matanya menunjuk ke arah dada Mecca. Sontak kesadaran Mecca kembali sepenuhnya. Ia sedikit menjauhkan tubuhnya dari Darren. "Nggak, Ren, aku udah pernah bilang, kan?" tolak Mecca pelan.

"Kali ini aja, sayang. Kita kan udah lama nggak ketemu. Kamu nggak kangen sama aku, hmm..."

"Kangen banget lahh, tapi nggak harus gitu juga kan? Aku udah pernah bilang hal ini kan sama kamu sebelumnya."

"Kita udah sama-sama dewasa, Mecca. Aku akan bertanggung jawab untuk semuanya, tenang aja. Ya, sekali aja kita lakuin itu. Aku sayang banget sama kamu, makanya aku pengen lakuin itu sama kamu." pinta Darren, wajahnya memerah penuh nafsu. Tangannya terus bergerak menyusuri lengan Mecca, menciuminya sampai ke leher dan rahang.

Mecca tidak lagi menikmatinya seperti saat kissing tadi. Perasaan berdebar bahagia itu berubah menjadi debaran rasa takut. Ia tidak menginginkan ini.

"Tolong, Ren, akan ada waktunya nanti kalau kita udah nikah."

"Aku juga akan nikahnya sama kamu, kan? Kamu nggak percaya? Hmm... Apa bedanya kita lakuin sekarang atau nanti coba? Bahkan kalau minggu depan kita nikah pun aku mau."

"Tapi kita belum nikah sekarang, Ren."

Darren tidak mendengarkan. Tangannya makin bergerak liar, menarik sedikit sweater yang Mecca pakai hingga menampakkan bahunya. Ia mengecupnya beberapa kali, membuat Mecca menggigit bibir dengan keras.

"Kamu suka itu, babe? Kamu bisa bilang nggak, tapi tubuh kamu nggak menolak," bisik Darren, serak, dengan napas yang kian memberat.

Mecca makin takut, namun ia tidak bisa berbuat banyak. Ini di apartemennya, bagaimana bisa ia terus melawan Darren di sini? Beberapa kali ia mencoba menepis tangan Darren yang terus bergerak menyusuri pinggangnya. "Ren, please, jangan lakuin ini," ucapnya dengan terbata-bata.

"Kamu wanitaku, Mecca. Aku pun hanya akan melakukan ini dengan kamu. Tenang aja, ya..."

Mecca kembali mendorong tubuh Darren dengan cukup keras saat tangan pria itu bergerak ke arah dadanya. Darren yang sedang dipenuhi nafsu tersentak kaget hingga hampir jatuh terdorong ke bahu ranjang.

Mecca memanfaatkan momen itu untuk berlari ke arah pintu, namun sialnya hanya Darren yang bisa membuka pintu itu.

"Kenapa kamu menghindar, sayang? Kamu nggak sayang sama aku jadi nggak mau ngelakuin itu sama aku? Hmm... Dua minggu ini kamu menghilang, apa itu karena kamu punya pria lain?" Darren mulai terbawa emosi, berjalan dengan mata memerah, seolah ingin memakan Mecca.

"Sayang nggak harus dibuktikan dengan seperti itu, kan, Ren?" Mecca tetap pada prinsipny. Apa pun yang Darren katakan, tidak akan mengubah pendiriannya. Sebebas apapun kehidupan Mecca di luar sana, tidak pernah gadis itu membiarkan tubuhnya rusak hanya oleh pria yang belum menjadi suaminya.

Napasnya masih tersengal-sengal karena menghindari Darren sejak tadi. Ia berharap ada pertolongan apa pun itu. Dari sekian banyak orang yang dekat dengannya, tidak ada satu pun yang tahu apartemen Darren. Mustahil rasanya minta bantuan lewat ponsel, apalagi setelah ponselnya direbut paksa oleh Darren.

"Kamu mau kabur ke mana? Sama pacar sendiri takut, hmm? Ayolah, sayang, kita bersenang-senang, kangen kan sama aku?" Darren berhasil menahan tubuh Mecca merapat ke tembok, mengikis jarak di antara mereka.

Napasnya menderu menyapu leher Mecca, ketika ia kembali menyibakkan sweater yang Mecca pakai dan mulai menciumi lehernya dengan ganas.

BRAKKK!

Sontak Darren menarik tubuhnya saat pintu didobrak paksa oleh seseorang. Pria itu langsung menyeret dan mendaratkan beberapa pukulan telak di wajah Darren. Darren tidak mau kalah tentu saja, mereka terlibat perkelahian cukup sengit. Saling adu jotos, keduanya sama-sama cedera. Namun Darren lebih parah, sudut bibir dan pelipisnya berdarah. Tulang pipinya juga memar.

"Lo siapa? Gue bisa lapor polisi karena lo menerobos masuk apartemen pribadi gue!" seru Darren.

Pria yang tadi mendobrak pintu hanya tersenyum tenang. "Harusnya gue yang lapor polisi duluan dengan tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pilot sebuah maskapai penerbangan internasional. Lo lupa ada CCTV di sana?" jawab Kenindra telak, membuat Darren bungkam. Satu orang yang Mecca kenal, Gery, mengambil file CCTV di ruangan Darren.

Selagi Darren sedang terkapar di lantai dan entah masih sanggup berdiri lagi atau tidak, Kenindra langsung melepas coat yang dia pakai untuk menutupi bagian atas tubuh Mecca yang sweater-nya sudah robek karena ulah Darren tadi.

"Darren... kita putus!" seru Mecca dengan lantang, suaranya bergetar namun penuh keyakinan. Berat rasanya, tapi ia langsung mati rasa pada Darren karena kejadian tadi.

"Kita pulang," ucap Kenindra lembut, seraya merengkuh tubuh Mecca, membawanya berjalan meninggalkan apartemen Darren, meninggalkan pria bejat yang sedang diurus Gery, bodyguard milik eyang Prawira.

Hai... hai, gimana?

Suka nggak sama ceritanya😊

Jangan lupa like dan komen, yaa💙

1
MimmaRia
ceritanya bagus, gk monoton yg pesantren bgt, tp jg gak sok CEO2 gt , mskipun chapter awal2 msh yg byk flashbacknya, tp bkn yg lebay ke blakang bgt gt..
easy going lah crtanya, menghibur tp gak menjemukan👍👍👍
Yazh: Wahh😍 Terima kasih kak. Iya memang konfliknya aku sengaja buat yang ringan, jadi nggak bikin kalian mikir banget.

Udah banyak pikiran kan? Ya kali aku nambahin beban🤭
becandaa kak✌
total 1 replies
MimmaRia
wkwkwkkkk... Mecca jd mikir pstinya,, jaim salah gak jaim mancing Kenindra😂😂
Yazh: 😄😄 betul kak, galau maksimal dia. Denial terus, antara nggak mau jujur sama diri sendiri dan nggak kuat sama godaan Ken😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!