kembali hilang setelah peperangan usai namun ketidakadilan senantiasa datang untuk merobohkan kedamaian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon krist junior., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
Langit di atas reruntuhan Marnath
Angin kering menyapu reruntuhan kota tua yang terjebak di antara waktu. Bangunan runtuh berdiri beku seperti tak tersentuh waktu, dan jam-jam kuno yang menempel di dindingnya menunjukkan waktu berbeda di setiap sisi.
Kiwang membuka matanya perlahan. Dia terhempas ke atas atap salah satu menara yang sebagian hancur. Tubuhnya penuh debu dan darah kering. Napasnya berat, namun sistem dalam dirinya masih aktif.
[Level: 20.14]
[Sistem Eksklusif: Mode Penyesuaian Waktu Aktif (Efek Sementara)]
[Status: Terisolasi - Dimensi Waktu Paralel]
[Deteksi Tim: Tidak ditemukan]
“Apa… aku masih hidup?” gumamnya sambil duduk dan memeriksa luka di lengan.
Saat dia berdiri, detakan jam terdengar dari segala arah. Detakan itu bukan berasal dari satu sumber, melainkan dari ruang itu sendiri. Waktu berdenyut seperti makhluk hidup.
Kiwang mengambil napas panjang. “Harus cari jalan keluar. Atau... jalan kembali ke mereka.”
Menjelajah Zona Waktu Terpecah
Menuruni menara, Kiwang menyusuri jalanan kota beku waktu. Setiap langkahnya terasa seperti berjalan melawan arus. Burung-burung terbang di udara dalam gerakan lambat, dan bahkan daun-daun yang jatuh melayang perlahan, hampir membeku.
Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari balik reruntuhan.
“Kau... bukan bagian dari mereka,” ujar seseorang dengan nada berat.
Kiwang waspada. Dari balik reruntuhan, muncullah seorang pria paruh baya berjubah lusuh, rambut perak dan mata tajam. Di dadanya tergantung jam saku yang terus berdetik — satu-satunya jam yang tampak normal di tempat itu.
“Aku Azmir. Penjaga Ruang Vorteks. Kau... terlontar lewat Gerbang Waktu, ya?”
Kiwang mengangguk. “Aku terpisah dari timku. Kami diserang.”
Azmir mengangguk pelan. “Kalau begitu, dengar baik-baik. Tempat ini bukan hanya dimensi waktu biasa. Ini adalah zona antara. Tempat semua jalur waktu berpotongan... dan saling bertabrakan.”
Latihan Memanipulasi Waktu
Azmir membawa Kiwang ke sebuah menara jam besar di pusat reruntuhan. Di dalamnya, terdapat altar batu dengan lingkaran rune kompleks.
“Aku akan mengajarkanmu mengendalikan sedikit energi waktu. Tapi hanya sedikit... karena kalau terlalu banyak, waktu akan menolakmu,” jelas Azmir.
Kiwang berdiri di tengah lingkaran. Azmir mulai membisikkan mantra kuno, dan rune-rune waktu mulai menyala.
[Aktivasi Sistem: Sinkronisasi Fragmen Waktu]
[Kemampuan Baru: Percepatan Gerak (Durasi 5 detik, cooldown 1 menit)]
[EXP Bertambah: 20.14 → 20.46]
Kiwang mencobanya — tubuhnya melesat secepat kilat, dunia di sekitarnya tampak melambat.
“Ini… luar biasa,” gumamnya.
Azmir tersenyum. “Kau akan butuh semua kemampuan itu. Karena malam ini… mereka datang.”
Pertarungan Melawan Pemburu Waktu
Langit berubah gelap. Dari cakrawala, muncul sosok-sosok berjubah hitam, membawa sabit waktu dan mata menyala keperakan. Mereka adalah Pemburu Waktu, entitas dari Radiant yang dikirim untuk menyingkirkan intervensi.
Azmir bersiap. “Ini waktumu membuktikan diri.”
Kiwang menarik napas dan mengaktifkan sistem.
[Percepatan Gerak Aktif]
[Rune Angin + Api: Kombinasi — Kilat Membelah Ruang]
[Keterampilan Spesial: Tebasan Spiral Petir]
Dengan kecepatan luar biasa, Kiwang menebas salah satu Pemburu, tubuhnya terpelintir dalam pusaran angin dan api, menghasilkan ledakan listrik yang menggelegar.
Tiga Pemburu lainnya mengepungnya. Azmir menahan dua dengan manipulasi waktu, memperlambat gerak mereka seperti tayangan lambat.
Tapi satu dari mereka berhasil menembus dan melukai lengan Kiwang dengan senjata berduri bercahaya merah.
[Darah Terkontaminasi - Efek Waktu Terbalik 10 Detik]
[Regenerasi Ditunda]
Tubuh Kiwang terhuyung, namun dia mengerahkan seluruh kekuatannya. Dengan teriakan keras, dia memusatkan rune di tangannya dan melepaskan ledakan kombinasi kilat dan tekanan waktu.
[Skill Baru Terbentuk: Petir Temporal]
[Level Naik: 20.46 → 21.10]
Satu per satu Pemburu runtuh. Tapi Azmir tampak lemah, tubuhnya mulai menghilang.
“Aku… bukan berasal dari waktu ini. Mengajarimu tadi sudah melampaui batasku,” ujarnya lemah.
“Azmir!” seru Kiwang, berusaha menahannya.
Azmir tersenyum. “Kau punya nyala yang berbeda, Kiwang. Kembalilah ke dunia asalmu. Mereka menunggumu… terutama dia.”
“Dia?” tanya Kiwang.
Tapi Azmir sudah lenyap dalam cahaya jam yang pecah — dan portal waktu terbuka di hadapan Kiwang.
Kembali ke Dunia Nyata
Kiwang melompat ke dalam portal. Tubuhnya melintasi lapisan waktu, bergetar seperti akan meledak. Tapi sistemnya menstabilkan energi.
[Pemindahan Dimensi Selesai]
[Level: 21.10]
[Kemampuan Baru Disimpan]
Dia terbangun di tepi danau berair biru jernih, di tengah hutan yang asing... namun damai.
Langit senja, dan suara langkah kaki terdengar dari balik pepohonan.
“Kau... akhirnya sampai,” ucap suara wanita tenang.
Dari balik pepohonan, muncul seorang gadis muda berbaju putih sederhana. Matanya sejuk namun tajam, rambutnya dikepang ke belakang, dan di tangannya tergenggam sebuah liontin rune berbentuk jam pasir.
“Aku Aislyn. Dan kita punya urusan panjang, Kiwang.”
Kiwang tercengang. “Bagaimana kau tahu namaku?”
Gadis itu tersenyum kecil. “Karena aku datang dari masa depan.”
Status Kiwang:
Level: 21.10
Lokasi: Danau Elmyra (Wilayah Netral)
Kemampuan Baru: Petir Temporal, Percepatan Gerak
Sistem: Sinkronisasi Waktu
