NovelToon NovelToon
BERGELUT DENGAN NAFSU

BERGELUT DENGAN NAFSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Theo mengkhianati sahabat serta anak dari keluarga yang sudah menjadikannya keluarga sejak ia usia 7 tahun. Ia berselingkuh dengan Zeva, istri dari Anthon, sahabat Theo. Terlalu sering menolong Zeva dari suaminya yang kasar dan penyiksa, membuat Theo memiliki perasaan pada wanita itu hingga terjadilah hubungan terlarang keduanya. "Aaaaaakh!!! Theooooo, aku mohon bawa aku kabur dan nikahi aku!" -Zeva Auliora "Maafkan aku, Zeva. Aku tidak bisa meninggalkan Anthon dan keluarganya, mereka sudah menjadikanku seperti ini" -Theo James "Zeva akan tetap menjadi istriku meskipun kamu sudah menikmati tubuhnya, aku tidak akan melepaskan wanita itu" -Anthon Stephen Bagaimana kelanjutan cinta segita dengan panasnya hubungan perselingkuhan antara Theo dan Zeva? Apakah Anthon akan menyerahkan istrinya untuk pria lain? Dukung novel ini untuk tetap berkarya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DICAP ANAK GAGAL

Setelah makan malam, Theo berbicara dengan ayahnya sedangkan Zeva diajak mengobrol oleh ibu mertuanya, di tempat berbeda.

*Di Ruangan Kerja Herjunot*

Theo duduk di hadapan sang ayah.

"Aku melihat ayah sejak kemarin, sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Katakan saja, jika aku bisa membantu ayah, pasti akan aku bantu" ucap Theo.

Herjunot menghembuskan nafas panjang.

"Kamu tau, Theo. Di usia tua ayah ini, salah satu hal yang paling ayah syukuri adalah membawamu kesini menjadi anakku. Disisi lain aku merasa gagal membesarkan Anthon, tapi disisi yang lain nya lagi aku merasa berhasil dengan pencapaian mu" sahut Herjunot.

"Ayah. Ayah tidak gagal tentang Anthon. Lihat saja, dia bisa menjalankan perusahaan Galio selama 1 tahun sejak ayah memutuskan pensiun kan? Ayah menjanjikan posisi direktur utama kepadanya saat dia sudah menikah dan dia berhasil mempertahankan pernikahan selama setahun ini dengan Zeva. Perusahaan pun tidak ada masalah. Jadi apa yang ayah khawatirkan?" tanya Theo.

"Hmmm, Ayah tidak yakin dia akan lebih lama bertahan di perusahaan. Para direksi mengeluhkan tentang kebijakan ekstrem tanpa pemberitahuan terkait pembagian dividen lalu pemecatan sepihak olehnya saat mengetahui karyawan melakukan kesalahan didepan matanya. Dia sangat tergesa gesa dalam mengambil keputusan" jawab Herjunot.

"Ayah terlalu tidak mempercayai anak ayah sendiri. Anthon hebat, Yah. Aku saja sudah beberapa kali dibantunya terkait penanaman modal di perusahaan ku, IT Galio. Dia juga yang membantuku membangun kantor di Locronan. Ya meskipun ada peran besar ayah juga disana. Tapi dia masih mau berbuat baik" ucap Theo.

"Kamu selalu membelanya" celetuk Herjunot.

"Apakah kamu merasa berhutang nyawa kepada anak itu karena insiden kecelakaan yang menimpamu?" tebaknya kemudian.

Theo langsung menatap serius ayahnya.

"Ya. Aku selalu merasa berhutang nyawa kepada Anthon karena dia telah menolongku saat aku hampir tiada. Dia mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan ku sebelum aku tenggelam di danau dingin itu. Dia koma 7 hari karena benturan keras di kepalanya dan aku hanya terluka ringan" ingat Theo.

"Itu sudah tugas saudara untuk saling menolong dan bukan karena menolongmu dia hampir tenggelam karena memang Anthon ceroboh dengan dirinya sendiri. Seharusnya sebelum dia menolongmu, dia harus bisa memposisikan dirinya sendiri sebelum terpeleset dan terbentur batu" ujar Herjunot.

"Tapi tetap saja dia rela masuk danau dingin itu ketika langit gelap dan menolongku, Ayah. Anak ayah itu sangat hebat" sahut Theo yang lagi lagi menganggap Anthon adalah pahlawannya.

Insiden ini ketika mereka berusia 10 tahun saat berlibur di Villa yang dekat dengan danau.

*penampakan villa milik keluarga Galio

Sampai saat ini, Theo sangat menghindari berenang di laut atau danau dan memilih berenang di kolam renang saja sekaligus sebagai cara untuk mengurangi traumanya dengan air.

Herjunot tidak bisa berkata apa apa lagi. Theo benar benar anak angkat yang sudah menganggap putranya sebagai saudara sedarah.

Apapun yang Anthon lakukan dimata Theo itu wajah dan meskipun salah bisa dimaafkan.

"Tanpa Anthon, sepertinya aku tidak bisa duduk dihadapan ayah seperti ini" lanjutnya.

Lagi lagi Herjunot menghela nafas panjang. Ia terlalu banyak menyimpan keburukan putra kandungnya sendiri dan belum berani membukanya dihadapan Theo.

"Baiklah, jika memang Anthon sangat baik dimatamu, Theo. Ayah dan Ibu cukup berterima kasih jika kamu mereka bangga memilikinya sebagai saudaramu" ujar Herjunot.

"Aku sangat bangga bisa berada di keluarga ini, Ayah" sahut Theo.

"Ayah mengajakmu kesini selagi membahas Anthon, ayah juga ingin berdiskusi denganmu soal pembagian warisan yang ingin ayah revisi" ungkap Herjunot.

"Warisan? Kenapa dirubah? Apakah ada orang baru yang akan ayah berikan bagian?" tanya Theo.

"Hmmmm, ayah ingin membagi porsi warisan yang sama kepadamu dan Anthon, kalian sama sama putra ayah" jawab Herjunot membuat Theo langsung menolaknya.

"Tidak ayah. Aku tidak mau. Aku mendapatkan pembagian perusahaan IT Galio saja itu sudah lebih dari cukup. Anthon pantas mendapatkan semua harta dari keluarga Galio" ujar Theo.

"Apakah kamu mencintai Anthon sebagai pria? Ayah jadi curiga kenapa kamu sangat melindungi dia hah? Dimana mana banyak cerita anak angkat itu bahagia ketika bisa mendapatkan harta keluarganya. Kenapa kamu berbeda hah? Ayah sampai kesal dari tadi kamu membela Anthon saja. Perhatikan dirimu sendiri, Theo" kesal Herjunot membuat Theo garuk garuk kepala tidak gatal.

"Ayah mengharap aku sebagai anak angkat yang tidak tau diri? Ayah menyuruhku merebut harta milik Anthon begitu? Dan satu lagi ayah, aku masih normal, mana mungkin dibanyaknya wanita cantik di dunia ini aku memilih mencintai seorang pria apalagi saudara sekaligus sahabatku sendiri" sahut Theo.

"Aku sangat kesal sekarang. Dari tadi kamu begitu memperhatikan posisi Anthon dan bukan posisi mu sendiri. Anak itu sangat beruntung memiliki saudara sepertimu" ujar Herjunot diakhiri dengan senyuman menyeringai.

"Aku yang beruntung memiliki saudara sepertinya" balas Theo sampek membuat Herjunot menepuk jidat.

"Capek ngomong sama kamu soal Anthon. Kita bicarakan lagi kalau otakmu itu udah bersih dari anak itu. Ayah udah gak sanggup lagi mendengar pembelaan dan pujianmu kepada dia. Pergilah, ayah ingin membaca buku" ucap Herjunot.

Theo berjalan mendekati ayahnya dan memeluk pria tua itu sebelum keluar ruangan.

"Bye bye, Ayah. Jangan tidur malam malam, ibu nanti nyariin ayah" goda Theo dan Herjunot tersenyum tipis.

Pintu tertutup.

Herjunot mengambil sesuatu di laci meja belajarnya. Sebuah note, ketika ia buka berisi daftar kejahatan Anthon kepada Theo yang tidak Theo sadari sendiri.

"Theo belum sadar jika selama ini hal buruk yang menimpanya adalah perbuatan Anthon. Seperti keajabina, Anthon menjadi pahlawan bagi Theo di setiap masa sulit anak itu" gumam Herjunot.

Lalu ia melihat sebuah foto dimana, Anthon terlihat santai saat Theo akan ditabrak oleh sebuah mobil saat mabuk sebelum Anthon berlari dan menyelamatkan saudara angkatnya itu.

"Aku telah salah membesarkan Anthon" lirih Herjunot terdengar penuh penyesalan.

Akhirnya ia tutup kembali note itu karena ia pun belum siap untuk merusak image Anthon dimata Theo dengan bukti yang ia dapatkan selama ini.

Hanya saja ia tidak ingin Theo berubah menjadi sangat membenci putranya lalu meninggalkan keluarga Galio.

Di lain tempat di waktu yang bersamaan tadi, Zeva dan Bora sedang berbincang bincang sebagai sesama wanita dan istri.

*Rumah Kaca Kebun Taman belakang*

Mereka duduk di kursi yang tersedia sambil menikmati keindahan bunga yang ditanam oleh Theo.

*penampakan rumah kaca dari luar

"Jika waktu bisa diputar, mungkin ibu dan ayah akan menikahkanmu dengan Theo daripada dengan Anthon" celetuk Bora membuat Zeva menoleh menatap wajah ibu mertuanya.

"Kenapa ibu berbicara seperti itu?" tanya Zeva.

Bora melihat kesedihan di mata menantunya itu.

"Ibu bisa memperhatikan kesedihan dari kedua mata birumu yang indah ini, Zeva. Ibu juga bisa melihat kamu kehilangan banyak berat badan setelah menikah dengan Anthon. Kamu tidak bahagiakan bersama putra ibu itu?" tanya Bora dengan mata sayu penuh ketakutan karena ulah putranya kepada wanita cantik dihadapannya ini.

Bukannya menjawab, malah Zeva memeluk Bora dan terisak disana.

"Maafkan aku, bu....aku..aku tidak bisa bertahan lagi..." curahan hati Zeva.

Bora memeluk kembali menantunya itu sambil meneteskan air mata.

"Apa kamu ingin bercerai dari Anthon?" tanya Bora.

Zeva lagi lagi tidak menjawab dengan suara namun anggukan kepala.

Tiba tiba suara seruan terdengar diantara mereka.

"AKU TIDAK AKAN MENCERAIKANMU, ZEVA! KAMU AKAN SELALU MENJADI ISTRIKU!" ternyata suara Anthon.

Pelukan Bora dan Zeva pun terlepas lalu mereka buru buru menyeka air mata.

"Kamu kok udah pulang, Thon?" tanya Bora sedikit canggung.

"Kenapa? Apakah aku tidak boleh pulang di waktu seperti ini? Hahahhaa, ibu ku sendiri tidak suka jika aku pulang" jawab Anthon.

"Bukan bukan seperti itu maksud ibumu, Anthon. Kamu selalu menyimpulkan sendiri pertanyaan yang orang lain lontarkan. Jangan bersikap kasar seperti ini" sahut Zeva membela Bora.

"Hahahhaa, menantu yang membela ibu mertuanya didepan suami. Jarang sekali ibu mertua dan menantu akrab begini ya. Kalian luar biasa" sarkasme Anthon. Lalu ada sebuah tangan yang menepuk pundaknya.

"Wah udah balik. Udah makan belum bro?" suara Theo saat dirinya sudah berada di samping saudaranya itu setelah menepuk pundak.

"Hmmmm, tiba tiba tadi aku gak mood nge-club jadi ingin segera pulang setelah minum segelas wiski. Eh ternyata aku mendengar hal yang tak terduga. Percakapan dua wanita beda generasi ini" sahut Anthon dengan senyuman sinis.

"Mendengar apa?" tanya Theo penasaran.

"Bisa bisanya ibu bertanya apakah Zeva ingin ber.." belum saja selesai mengungkapkan apa yang dia dengar, Anthon berubah pikiran dan menyeletukkan ceritanya.

"Ibu tanya apakah Zeva ingin berbulan madu lagi dengan ku untuk segera mendatangkan cucunya. Aku mendengarnya jadi aku memuji hubungan mereka" bohong Anthon.

Ada rasa malu jika Theo tau bahwa ibunya sendiri menyuruh Zeva bercerai darinya.

Bora dan Zeva hanya bisa diam. Mereka benar benar takut dengan Anthon. Takut jika pria ini mengamuk.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!