ini kisah gadis psikopat yang mencari kebahagian melalui teriakan korban.
yang minat yok mampir😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mulianah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CG
Azuma yang sadar menghampiri Aruna yang terus menerus menancapkan garpu emasnya di badan jhon.
" udah dik, ayo kita ke bawah tubuhmu sudah basah oleh darah" Azuma memegang tangan Aruna yang terkena darah tanpa takut dan jijik.
sedangkan yang lainnya menatap pria bertopeng dengan mata biru itu yang diam saja, mereka berjalan menuju lift tapi sudah lama mereka berjalan tapi lift yang mereka gunakan tadi tak terlihat sama sekali.
" kenapa rasanya kita hanya berputar putar saja yaa" bingung Heni yang duduk memegang lututnya yang sakit karena berjalan.
" mungkin sedikit lagi kita akan sampai ke lift ayoo" ajak disa yang memapah lena " duduk dulu apa kamu tidak merasa ini sudah sore saa.. " disa pun menatap keluar jendela dan benar sudah sore bahkan sebentar lagi akan gelap.
Mereka duduk di lantai " perasaan kita pas kesini tak selama ini kita berjalan menuju kamar tadi " kata Romeo masuk akal.
" benar seharusnya dari tadi kita sudah sampai tapi... apa kalian sadar tempat yang tadi berantakan dan banyak pecahan kaca guci, dan lainnya itu jadi bersih "kata Azuma mengiringi opini di kepala mereka masing masing.
" oh yaa lena, kamu kenapa mengikuti pak jhon, apa kamu lupa.. kalau... " disa menatap lena dengan ragu untuk mengatakan kelanjutan ucapannya " aku tidak lupa disaa, hanya saja entah kenapa aku mau dan rasanya ada yang mendorongku menuju ke tempat ini, padahal aku dengan sadar tahu kemana tujuan pak jhon, tapi aku. seperti orang lupa tapi aku tidak lupa..... apaa kau mengerti maksudku.... ini.. " kata lena yang ia sendiri tidak tahu cara menjelaskannya.
" tenanglah, tanyakan itu nanti saja yang penting sekarang bagaimana caranya kita bisa keluar dari sini, sekarang sudah gelap " tukas Heni .
mereka termenung cukup lama sampai suara langkah kaki mendekat mengalihkan perhatian mereka. ingin kabur tapi rasa penasaran jauh lebih besar seperti lem kaki mereka sulit sekali beranjak dari lantai.
Sosok yang memakai jas hitam dengan senter di tangannya menyorot semuanya membuat merem karena cahaya senter yang mengenai mata.
" tuan Romeo " panggilnya, yang di panggil langsung berdiri " pak Jack " panggil mereka kompak.
" yaa ada apa, kenapa kalian disini, dan kalian bertiga kenapa tidak di dapur" Jack menatap tajam pelayan bagian dapur tapi tatapannya mulai takut saat melihat gadis kecil yang basah oleh darah.
" di_di_dia kenapa sekujur tubuhnya warnanya merah" Jack menahan nafas sebentar melihat berapa seramnya Aruna.
" oh ituuu karenaa....pak Jack" panggil Romeo " iya tuan muda" Jack menatap tuannya dengan hangat " pak Jack, ada seseorang yang memakai topeng matanya biru, dia... menyiksa pelayan itu" tunjuk Romeo pada lena yang tampilannya mengenaskan.
Bukannya kasihan Jack malah menatap julid lena , dan kembali tersenyum pada tuan Romeo " sekarang antar kami ke lift, dan tangkap pria bertopeng itu di pintu kamar hitam " kata Romeo di angguki Jack.
Dengan cepat Jack menghubungi bawahannya dan mengajak tuan mudanya ke lift "kenapa dengan pak Jack kita bisa sampai dengan cepat di lift" bisik Heni pada disa dan di dengar oleh lena juga .
Mereka masuk ke lift yang menuju lantai tengah mereka sudah sampai, mereka keluar saat Jack akan keluar Aruna mendahuluinya membuat Jack kaget " hei bocah, suruh saudara mu itu untuk mandi dia mirip boneka the doll menakutkan " membuat Azuma tertawa keras.
" apa yang kau ketawakan dasar bocah licik" kesal Jack " hei pak Jack, jaga bicara mu " kata Romeo membuat Jack diam.
meski sudah melewati hari yang menyeramkan mereka tetap melakukan tugas mereka.
Saat makan malam tiba mereka berkumpul , malina menatap Romeo " kenapa, kenapa menatapku terus" kata Romeo dengan dingin tanpa menoleh.
" kok kamu tahu mommy natap kamu" heran malina, Harlen hanya nyimak saja tak berniat nimbrung " tahu aja" cuek Romeo.
" kamu dari tadi, dimana kok mommy ngak lihat kamu " Romeo menatap mommynya dengan alis terangkat " ngapain nyari saya, bukannya mereka berdua yang selalu mommy cari " Romeo melirik kedua saudara nya yang juga menatapnya dengan berbeda carsen menatapnya dingin sedangkan Delano Menatapnya dengan teduh.
Harlen berdiri dan pergi tanpa mengatakan apapun , malina menghela nafas kasar " mommy udah selsai makan, mommy duluan yah" kata malina mencium ketiga putranya yang pasrah di cium.
Malina merasa lelah dengan semua ini tapi ia tak mungkin menyerah demi anak anaknya.
Sampai kamarnya ia menatap heran harlen yang duduk di pinggir ranjangnya menatapnya dengan aneh " ada apa, tumben sekali kamu ke kamarku" tanyanya dengan mendekati harlen.
Harlen mendongak menatap malina yang berdiri di depannya " saya menginginkannya" malina terkejut, bahkan dulu untuk bisa hamil ia selalu menjebak harlen dengan pil tidur atau obat perangsang.
" ada apa, denganmu" bingung malina , bukannya menjawab harlen menarik tangan malina hingga jatuh di atasnya dan membalikkan malina, dengan posisi nya yang berubah di atas " saya tidak suka di bantah " harlen segera mencumbu malina dengan sedikit kasar.
Namun malina menjauhkan tubuh harlen "hentikan apa maumu sebenarnya tuan harlen" kata malina dengan tegas, kali ini ia takkan goyah.
Tapi harlen bukannya menjawab malah mencium malina dengan buas bahkan tanpa jeda hingga malina melepaskannya dengan paksa, nafasnya ngos ngosan " harlen " harlen tak memberikan malina waktu untuk berbicara.
Ia terus menuntaskan gairahnya sampai malina tak berdaya , malina yang bilang tidak akan goyah malah bermain di atas harlen.
Suara desahan malina terus mengisi malam yang sunyi ini dengan suara harlen yang menyahutinya.
" kak" panggil Aruna " hmm" Azuma menjawab dengan malas karena ia akan tidur. " siapa pria bertopeng itu, kenapa kita tidak mengikuti pak Jack, siapa tahu pria bertopeng itu melarikan diri" kata Aruna menatap langit langit rumah kecil mereka tak ada sahutan dari pertanyaanya.
Aruna mengintip kakaknya, ia menghela nafas saat tahu Azuma sudah tidur lelap.
" aku akan mengungkapkan siapa sebenarnya pria itu tapi... dari matanya mirip tuan harlen" gumamnya pelan
*****
Pagi pun tiba tapi Romeo sudah bangun biasanya Romeo akan tidur sampai lewat jam makan atau hampir waktunya sarapan.
Romeo mengingat ucapan Azuma yang mengatakan kalau ia harus mencobanya berjalan menuju taman itu.
Romeo berjalan dengan santai "hmm tidak melelahkan sama sekali" gumamnya mengayunkan kalinya.
30 menit kemudian.
" huh, huh, huh, hah, inih tidak hah melelahkan " kata Romeo dengan ngos ngosan ia duduk meluruskan kakinya.
" tuan anda sudah bangun, ini pagi sekali " sapa Jack, Romeo heran melihat Jack yang berlari pelan di tempat " kenapa.. pak Jack tidak berkeringat " tanyanya dengan bingung.
AAAAAAAAAAA!!!!!!
Teriakan itu mengalihkan perhatian Jack dan romeo
bersambung.
Kira kira itu teriakan siapa yaaa🤔
Jangan lupa untuk like, coment, dan hadiahnya yaa teman 😆😆
Sehat sehat selalu yaa😘🥳