Pembatalan perjodohan tiba-tiba oleh orang yang paling dicintainya, membuat dirinya sangat terguncang hingga sang ayah akhirnya memutuskan menjodohkannya dengan laki-laki yang pernah menolong dirinya. Yang tak tahunya laki-laki itu adalah teman semasa SMAnya. laki-laki konyol yang selalu mengganggu dirinya disekolah.
"Yang benar saja aku harus menikah dengan dia?" ucapnya dalam hati.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka? akan kah cinta akan tumbuh dengan seiring nya waktu? ikuti kisahnya yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka Yang Belum Kering
Keesokan hari kepala rumah sakit memanggil Bening ke ruangannya karena ada yang ingin beliau bicarakan.
Namun saat Bening berjalan kearah lift dimana keadaan sedang sepi, tiba-tiba dirinya melihat Bintang sedang berpelukan dengan seorang wanita lain dengan mesra nya.
Jujur hatinya merasa teriris pisau saat melihat itu karena biar bagaimana pun Bintang masih ada di hatinya.
Saat Bening memutuskan pergi dari sana tiba-tiba dirinya menabrak seseorang.
"Aw....eh" ternyata itu Awan namun Bening tak memperdulikan nya dia pergi dari sana dengan air mata yang sudah menetes di pipinya.
Awan yang melihat itu tanpa sengaja juga dia melihat pemandangan yang dilihat Bening,hati Awan tiba-tiba merasa marah saat melihat itu, Awan pun segera mengejar langkah Bening.
"Bening tunggu" panggil Awan tapi Bening tak memperdulikan nya.
Awan yang merasa Bening mengacuhkan nya langsung menarik tangan Bening namun tarikan tangan Awan begitu kencang hingga Bening akhirnya jatuh ke dada Awan.
Tapi saat berada di dada Awan tangis Bening langsung pecah, gadis itu menangis tersedu di dada Awan.
"Menangislah bila itu membuat mu lebih lega" ucap Awan lembut dia pun mengelus punggung Bening dengan lembut.
Bening pun merasa aneh karena dirinya merasa nyaman saat di pelukan Awan.
Cekrek.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengambil foto mereka berdua ketika sedang berpelukan.
Setelah beberapa saat Bening mulai tenang dan akhirnya dia pun pamit pada Awan.
"Maaf Awan aku harus pergi keruangan kepala rumah sakit ada yang ingin beliau bicarakan" Bening pamit pada Awan.
"Beneran elu udah nggak kenapa-kenapa? " tanya Awan yang menghentikan langkah Bening.
Bening hanya menoleh dan mengangguk pelan pada Awan.
"Okelah kalo begitu, kalo elu perlu dada gue buat bersandar datang ajah dada ini terbuka untuk dokter cantik kaya elu" ucap Awan menggoda.
Wajah Bening langsung memerah saat Awan mengatakan itu.
"Jangan sembarangan Awan itu tadi ketidak sengajaan" ucap Bening ketus dia berusaha menutupi rasa malunya pada Awan.
Awan hanya tergelak saja saat Bening bereaksi seperti itu.
Bening pun pergi dari hadapan Awan menuju ruang kepala rumah sakit dari jalan yang lain.
Sementara itu saat Awan berbalik badan dirinya di kejutkan oleh keberadaan Pak Syarif yang tiba-tiba ada di belakang nya.
"Astaghfirullahalazim anda mengagetkan saja" Awan terkejut hingga dirinya mengelus dadanya pelan.
"Bisa anda ikut saya? Tuan Fabian ingin bertemu dengan anda" ucap Pak Syarif formal.
"Eh... iya" Awan pun mengikuti langkah Pak Syarif ke ruang rawat Tuan Fabian.
Saat sampai disana, Tuan Fabian meminta Awan untuk duduk di sofa ruangan tersebut dan mereka pun duduk berhadapan.
"Nak Awan apakah saya mengganggu pekerjaan kamu? " tanya Tuan Fabian.
"Eh... tidak Tuan kebetulan saya sedang tidak terlalu sibuk, tapi ada apa ya anda ingin bertemu dengan saya? " ucap Awan sopan.
"Saya ingin meminta pertanggung jawaban kamu pada putri saya" ucap Tuan Fabian tiba-tiba tegas.
"Eh... maksud anda apa ya Tuan? " Awan tak mengerti.
"Perasaan saya nggak pernah ngapa-ngapain anak anda? " lanjutnya.
"Ini kau bilang tidak ngapa-ngapain hah?! " Tuan Fabian menunjukkan sebuah foto yang berada di ponsel nya di depan wajah Awan.
Saat Awan melihat foto tersebut matanya terbelalak, karena itu foto nya bersama Bening yang sedang berpelukan di lorong tadi.
"Eh... Tuan anda salah faham saya nggak ngapa-ngapain putri anda itu.... itu... " Awan kehabisan kata-kata.
"Itu... itu apa hah?! kau sudah berbuat tidak senonoh pada putri ku satu-satunya" bentak Tuan Fabian.
"Astaghfirullah nggak senonoh dari mananya coba" gumam Awan.
"Hei anak muda cepat nikahi putri ku atau akau akan buat perusahaan jasa mu itu gulung tikar" ancam Tuan Fabian.
"Eh... kok anda tahu saya punya perusahaan?" Awan semakin bingung.
"Awan... semua sudah di ketahui oleh Tuan Besar jadi anda tidak perlu berpura-pura lagi" ucap Pak Syarif.
"Oh... anda menyelidiki saya?" tanya Awan.
"Tapi Tuan maaf bukan saya nggak bersedia menikahi putri anda tapi putri anda mana mau dengan saya" ucap Awan serius.
"Sebab saya tahu siapa yang ada di hatinya selama ini" lanjut Awan.
Sementara itu di sebuah ruangan. Kepala rumah sakit sedang berbicara di depan Bening tapi gadis itu malah memikirkan kejadian tadi.
Kenapa aku merasa nyaman tadi saat bersama orang gila itu? oh astaga kenapa sih dengan ku ini.
Batin Bening.
"Dokter Bening... dokter... anda mendengar saya? " tanya dokter Harvey sang kepala rumah sakit.
"Eh... maaf dok saya sedikit sakit kepala, anda atur saja bagaimana baiknya pelayanan kepada pasien yang memakai bantuan dan mandiri,maaf saya permisi dulu dok kepala saya terasa sangat berat" Bening pamit pada dokter Harvey.
"Anak itu kenapa? apa benar dia sedang sakit kepala? atau alasan saja untuk menghindar dari pertanyaan ku? " gumam dokter Harvey saat melihat Bening menghilang dari balik pintu ruangannya.
Sebenarnya dokter Harvey menaruh hari pada Bening, tapi yang dia tahu Bening suda di jodohkan oleh Bintang namun kemarin dia mendengar rumor yang beredar di rumah sakit bahwa perjodohan mereka di batalkan dan Harvey mencari kesempatan untuk mendekati Bening, tapi Bening memang wanita yang sulit untuk di dekati, dirinya kurang peka pada orang yang menaruh hati padanya, mungkin karena hatinya sudah penuh dengan nama Bintang hingga tak ada lagi celah untuk siapa pun dapat memasuki dan mengusik hatinya.
Bening berjalan tergesa menuju ruang rawat ayahnya dia ingin menemui ayahnya saat itu, selain memastikan kondisi ayahnya membaik dia merasa bila sudah melihat ayahnya Bening merasa nyaman dan tenang.
Namun saat dirinya sampai disana Bening di kejutkan dengan keberadaan Awan yang berada disana.
sedang apa dia disini?
Batin Bening.
"Nah itu putri ku sudah datang, nak ayah mau bertanya pada mu, kamu setuju kan bila menikah dengan teman mu ini? " tanya Tuan Fabian tiba-tiba.
Yang benar saja aku harus menikah dengan dia?!
Batin Bening rasanya ingin berontak.
Tidak.ayah yang benar saja apa tidak ada pria lain? kenapa harus Awan sih?! " Bening frustasi.
"Karena dengan dia kamu bisa jadi diri mu sendiri sayang... kamu bertingkah apa adanya bila di hadapan dia, berbeda bila di hadapan Bintang kamu begitu kaku bila di hadapannya" jelas Tuan Febian.
Bening terdiam sejenak, tapi dia kemudian melihat tajam kearah Awan.
"Kau apakan ayah ku?! " tanya Bening tajam.
"Astaghfirullah nggak bapak nggak anak ngiranya gue ngapa-ngapain mulu" ucap Awan santai.
"Aku serius Awan kamu pasti merayu ayah ku untuk bisa menikah dengan ku iya kan?! " Bening naik pitam bahkan dia sampai menarik ketah baju Awan.
"Siapa yang ngerayu buat di kawin sama elu sih? hadeh... mulai tantrumnya dah" Awan berbicara seolah sudah biasa menghadapi sikap tantrum Bening.
Tapi Tuan Fabian dan Pak Syarif malah tersenyum melihat interaksi keduanya.
"Kau lihat kan Syarif" ucap Tuan Fabian pelan.
"Iya Tuan dan hanya pria ini yang dengan santainya menghadapi sikap nona yang sebenarnya" ucap Pak Syarif sambil melihat kearah mereka berdua.
"Bohong kamu pasti bohong kamu pasti rayu-rayu ayah aku iya kan benar kan? " Bening masih tantrum.
"Nggak Jernih... gue nggak ngerayu mana bisa gue ngerayu bapak-bapak" dengan konyol nya Awan memberikan alasan.
"Bening nama gue Bening! Awan... sejak kapan berubah jadi Jernih? oooo gue tahu itu nama pacar lu kan? ngaku lu! belum nikah sama gue ajah elu udah berani ngeduain nama gue?! " tambah tantrum.
"Ya salam salah lagi gue... ini mulut juga kenapa harus salah nyebut sih" gumam Awan dia masih diam saja meski Bening mencengkram kerah bajunya.
"Hahaha lihat kan Syarif anak ku" Tuan Fabian malah tertawa terbahak melihat interaksi keduanya.
"Ayah... kenapa ayah malah tertawa seperti itu?" ucap Bening manja.
"Karena ayah senang, ayah senang kamu telah di pertemukan dengan orang yang tepat untuk mu sayang, ayah yakin pernikahan kalian akan langgeng" jelas Tuan Fabian.
"Tidak ayah cukup jangan bahas pernikahan lagi, apa lagi dengan orang ini" Bening kesal sampai menunjuk-nunjuk wajah Awan.
"Perjodohan ku baru saja di batalkan semalam tapi ayah sudah berfikir aku harus segera menikah, cukup ayah beri waktu aku untuk berhubungan dengan orang lain, sakit hati ku belum juga kering, tapi ayah... hiks" Bening menangis lagi dia bahkan langsung pergi dari sana karena sudah tak tahan untuk menangis.
Akhir-akhir ini harinya sungguh berat terutama tentang kisah cinta nya yang tak kunjung berbalas.
kenapa sesakit ini ya Tuhan.
Batin Bening meronta.
Awan yang melihat Bening menangis lagi pun ingin pergi mengejar langkah Bening, tapi langkahnya di hentikan oleh Tuan Fabian.
"Jangan kejar dia biarkan dia sendiri dulu" ucap Tuan Fabian ketika melihat Awan ingin mengejar Bening.
"Tapi Tuan maaf saya tidak bisa membiarkan dia sendirian dalam kesedihan" Awan berontak pergi dan tak mendengarkan permintaan Tuan Fabian.
Melihat Awan pergi dari ruangannya Tuan Fabian tersenyum.
"Kali ini aku tidak salah memilih kan Syarif?" ucap Tuan Fabian.
"Ya Tuan pilihan anda kali ini benar-benar tepat untuk nona Bening" jawab Pak Syarif sambil tersenyum juga.