Berawal dari sahabatnya yang fans sekali dengan seorang Gus muda hingga mengadakan seminar yang akan diisi oleh Gus yang sedang viral dikalangan muda mudi itu.
Dari seminar itulah, Annisa menemukan sosok yang selama ini dikagumi oleh banyak orang salah satunya Bunga, sahabatnya sendiri.
Awalnya, menolak untuk menganggumi tapi berakhir dengan menjilat air ludah sendiri dan itu artinya Annisa harus bersaing dengan sahabatnya yang juga mengagumi Gus muda itu.
Lantas gus muda itu akan berakhir bersama Annisa atau Bunga?
Ketika hati telah memilih siapa yang dia cintai tapi takdir Allah lebih tau siapa yang pantas menjadi pemilik sesungguhnya.
Aku mencintai dia, sedangkan dia sudah bertemu dengan takdir cintanya dan aku masih saja menyimpan namanya didalam hati tanpa tau bagaimana cara untuk menghapus nama itu.
Bukan hanya aku yang mengejar cinta, tapi ada seseorang yang juga tengah mengejar cinta Allah untuk mendapatkan takdir cinta terbaik dari yang maha cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Annisa, Bisma dan perasaan mereka
Seorang gadis tengah berdiam diri di depan layar laptop yang masih menyala dengan kedua tangan menopang dagu. Matanya terlihat menatap kosong ke depan, entah apa yang sedang Ia pikirkan sekarang.
Layar laptop yang tengah hidup itu menampilkan photo seorang pemuda yang tengah memakai serba hitam dengan satu mic ditangan kanannya.
"Jadi, gini ya? Rasanya suka sama seseorang tapi gak bisa dimiliki?" monolognya yang tak putus memandangi sosok gus yang ada dilayar laptop.
Siapa lagi yang tengah memandangi gus tampan itu kalau bukan, Annisa? Gadis yang kemakan omongannya sendiri. Mungkin, Annisa dulu bisa tegas dengan pendapatnya tentang mengidolakan seseorang. Namun, tidak untuk sekarang. Gadis itu kini tau bagaimana rasanya mencintai idola sendiri. Bahkan, Ia sama seperti orang orang yang dulunya dia benci.
Tidak ada yang salah dengan apapun yang telah kita yakini dan apapun yang membuat kita menghianati hal itu, selagi kita tidak keluar jalur dan tidak menduakan Allah.
Sekarang, gadis berhidung minimalis itu menyadari tidak semua hal itu buruk dan tidak semua sudut pandangnya itu benar. Terkadang, kita harus melihat dari berbagai sudut pandang hingga kita dapat menyimpulkan hasil akhir dari apa yang telah terjadi. Begitupun dengan halnya, Annisa yang dulunya menganggap remeh orang lain dan menganggap apa yang Ia pikirkan adalah benar.
Annisa, memang sekeras dan seegois itu dengan pikiran dan pendapatnya. Bahkan, Ia sulit mempercayai dan membenarkan pendapat orang lain, sebelum dia sendiri yang mencari tau kebenaran dari apa yang orang lain itu sampaikan.
Sebagai manusia, kita berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk diri kita sendiri. Belajar memaafkan dan menerima semua yang terjadi. Belajar, memperbaiki yang dulunya buruk menjadi lebih baik lagi. Tidak ada yang salah dengan yang lalu dan tidak ada yang benar dengan yang akan datang! Semua, adalah rahasia Allah. Manusia itu berencana, Allah lah yang menantukan.
Drtt drttt
Suara ponsel miliknya memecahkan lamunan, Annisa. Gadis itu mengangkat panggilan yang jelas saja itu dari sahabatnya, Bunga. "Ada apa, Nga?" tanya Annisa kebiasaan.
"Cha, biasakan baca salam dulu! Assalamualaikum. Ichanya akuuu.." ucap Bunga bernada.
Annisa meringis kecil, "Waalaikumsalam, Bunganya Bismaaa.. Ada apa malam malam nelpon aku?"
Bunga, berdecak kesal mendengar nama Bisma disebutkan, "Ish, Icha! Kenapa harus bawa bawa, Bisma segala sih?!"
Annisa, terkekeh membayangkan raut wajah sahabatnya itu, "Gak usah kesal gitu? Ntar jodoh loh?!" ledeknya.
"Icha! Aku gak suka diginiin ya! Kamu tuh, nyebelin banget."
"Hmm, trus tujuan kamu nelponin aku, apa?"
"Gak, ngapa ngapain, Cha. Aku cuman mau nelponin kamu aja. Emangnya, gak boleh?"
Annisa berjalan menuju kasurnya dan membuat posisinya lebih nyaman diatas kasur, "Bilang aja kangen, apa susahnya sih?!"
"Icha, gak usah mengpede dulu deh."
"Bukannya mengpede, Nga. Cuman, aku feeling aja, secara kan aku orangnya ngangenin." ucapnya terlalu percaya diri.
"Iya deh, nyonya Icha si paling ngangenin."
Annisa, tertawa mendengar ucapan Bunga. "Eh, Nga. Kamu, tau apa itu khitbah? Tadi Fatiyah bilang tentang khitbah kan?! Emangnya, khitbah itu apa sih?!"
"Oh, khitbah itu sama dengan lamaran, Cha. Setau aku sih itu ya. Tapi, entahlah." ucap Bunga ragu ragu.
"Oh gitu ya, jadi kamu mau di khitbah atau di lamar sama, Bisma?" goda Annisa.
"Au ah, gak jelas kamu, Cha! Mending aku mamam daripada harus bahas, Bisma. Bye, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." jawab Annisa saat telepon telah dimatikan.
Annisa, masih penasaran apa yang dimaksud dengan khitbah dan apa saja yang berkaitan dengan khitbah. Gadis berhidung minimalis itu mulai membuka aplikasi pencariannya. Ia, mulai mengetik apa yang akan Ia cari.
Apa itu Khitbah?!
Khitbah adalah meminta kesediaan wanita untuk menikah dengannya melalui cara yang biasa dikenal di masyarakat atau ta'aruf. Atau masyarakat biasa mengenalnya dengan Meminang.
Meminang sendiri merupakan pendahuluan dalam akad nikah, bukan pernikahan. Maka tidak halal bagi keduannya untuk berkhalwat. Sedangkan, berkhalwat memiliki maksud dari perbuatan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram di tempat sunyi. Contohnya, berdua duaan tanpa ada kepentingan yang jelas, melakukan hal hal yang dilarang.
Bukan hanya itu saja, sebelum menikah tentunya kita dan calon kita perlu membatasi yang namanya ikhtilat. Ikhtilat merupakan bertemunya laki-laki dan perempuan (yang bukan mahramnya) di suatu tempat secara campur baur dan terjadi interaksi diantara laki-laki dan wanita itu. (Misal berbicara, bersentuhan, berdesak-desakan).
Dan pentingnya bagi kita untuk menjaga Gadhul bashar. Gadhul bashar adalah menahan, menundukan, atau menjaga pandangan, bukan hanya menjaga mata, tetapi juga hati, fikiran, nafsu dll.
Untuk khitbah sendiri merupakan sarana untuk memelihara kecocokan. Kecocokan yang harus dicari adalah kecocokan berdasarkan agama. (Kufu - Kecocokan : Pada agama).
Perlu diketahui antara khitbah dan pernikahan memiliki tenggang waktu tertentu dan dalam masa khitbah seseorang bisa mencari faktor kecocokan yaitu nadhar. Proses Khitbah/ta'aruf, nadhar, menikah lebih baiknya didampingi oleh orangtua sendiri.
Nadhor adalah melihat calon pasangan kita jika kita sudah benar benar yakin. Dan ini dilakukan setelah perkenalan (ta'aruf).
Tujuan dari nadhor sendiri, untuk memastikan bahwa wanita tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan mendorong untuk dinikahi. Orang yang bijak tentunya tidak akan melangkah jauh sebelum memastikan apa yang akan dijalaninya. Merupakan sunah rasulullah.
Nadhor sendiri tidak disyaratkan dengan ridho wanita. Jadi, apabila wanita malu, maka laki-laki boleh melihatnya secara sembunyi sembunyi. Dan saat laki-laki yang melihatnya tidak tertarik, Ia tidak akan terluka. Akan tetapi keluarga wanita boleh tau.
Bukan hanya melihat rupa fisik saja melainkan emosi, cara berpikir, perilaku ketika marah, ciri kepribadian, dll. Di dalam masa nadhor ini tidak boleh menceritakan aib.
"Mungkin, maksud dari khitbah sama dengan lamaran kali ya?" monolognya yang masih memahami apa itu khitbah.
Drrtt drtt
Ponsel milik, Annisa kembali berdering. Gadis itu melirik sekilas dari siapa panggilan yang masuk. Setelah melihat nama yang tertera, Annisa tampak menarik nafas panjang, "Bisma? Ngapain nelponin aku sih?!" heran Annisa namun tetap tidak memperdulikan panggilan tersebut.
Empat panggilan tak terjawab dari Bisma dan panggilan kelima, Annisa sudah tidak sanggup lagi mengabaikannya. Ponselnya terus berdering, menganggu waktu istirahatnya saja. Dengan berat hati, Annisa mengangkat panggilan dari Bisma.
"Assalamualaikum, nona." sapa Bisma dari balik telepon.
"Waalaikumsalam," ketusnya.
"Gue, ganggu gak?" tanyanya basa basi.
"Banget!"
"Bagus kalau gitu. Oh iya, Cha. Pergi keacara nikahannya Fatiyah bareng aja yuk!" ajak Bisma berharap, Annisa menerimanya.
"Gue masih ada Bunga. Lagian, gue mau pergi barengan sama Bunga." tolak Annisa.
"Hmm, gue bawa mobil kok. Jadi, bisa dong?"
Annisa memijit pelipisnya tak sakit itu, "Gak usah! Terimakasih."
"Gak ada penolakkan! Hari minggu gue jemput lo tepat jam 08.00!" ucap Bisma final dan sambungan telepon pun terputus.
Annisa, membanting ponselnya diatas kasur sambil mengeram kesal akan tingkah Bisma. Pria itu sungguh membuatnya kesal. Sedangkan, Bisma kini tengah berdiri dibalkon kamar sambil memegang secangkir kopi ditangannya.
Pria tampan yang kini jatuh cinta pada wanita berhidung minimalis itu tampak tersenyum penuh kemenangan saat mengakhiri sambungan telepon barusan.
Tidak ada yang salah dari apa yang Bisma lakukan. Dia hanya ingin berjuang merebut perhatian gadis yang dia cintai. Bukankah cinta itu harus diperjuangkan?
Maka, tindakan yang dilakukan Bisma tidaklah salah. Lagian, pria idaman Annisa juga mustahil untuk gadis itu dapatkan. Mereka berbeda pulau dan berbeda latar belakang keluarga.
Kemungkinan Annisa dengan gus Bibi hanya 0,5% sedangkan Bisma memiliki Kesempatan lebih besar 50%. Tidak salah untuk Bisma melangkah lebih maju sebelum takdir membuat mereka jauh.
"Lo berhak mencintai siapapun, Cha. Lo juga berhak memilih siapa yang lo jadikan pendamping hidup lo nantinya, tapi, perlu lo ketahui, disini gue selalu berharap kepada tuhan untuk bisa menjadi pelangi disaat mendung lo datang dan gue, gak akan biarkan lo terluka sekalipun itu gue yang melakukannya. Gue mencintai lo, Annisa Mardhatillah." monolog Bisma dengan meneriaki nama Annisa diakhir kalimatnya.
"Biarkan, doa gue dan doa lo bertemu dilangit sana. Jika nantinya doa gue kalah dari doa lo gue pasrah. Dan, gue yakin apapun yang telah gue langitkan tidak akan sia sia." lirih Bisma penuh keyakinan dan pasrah dengan takdir tuhan.
Sebagai manusia, kita hanya bisa berdoa kepada Allah atas apa yang kita inginkan. Tidak ada kerugian yang kita dapatkan dari berdoa. Mungkin, tidak semua doa kita dikabulkan oleh Allah tapi doa yang tidak dikabulkan tidak akan terbuang sia sia, karena Allah akan menggantikannya dengan pahala.
Dan, doa yang Allah kabulkan adalah doa yang memang menjadi keperluanmu. Allah tidak memberikan apa yang kamu minta atau inginkan melainkan Allah membarikan apa yang kamu perlukan dan butuhkan.
Kita ini manusia, sifatnya nafsu. Jadi, apa yang kita minta berupa keinginan bisa jadi itu hanya nafsu yang memenuhi kita. Oleh sebab itu, apa apa yang kita inginkan tapi belum Allah kasih itu adalah bentuk kecintaan Allah kepada hambanya.
Dan tidak ada salanya juga untuk kita memperbanyak doa. Karena, doa itu bisa merubah yang tidak takdir menjadi takdir. Doa itu bukan semata-mata kita meminta sesuatu saja, akan tetapi doa bisa memberikan kita hidayah untuk mengikhlaskan dan ridho atas segala ketentuan Allah yang tidak bisa kita rubah.
Berdoa juga merupakan sarana berkomunikasi seorang hamba kepada tuhannya. Janganlah hidup sebagai manusia yang sombong yang enggan meminta dan berdoa kepada Allah.
Note : Sebagai manusia tentunya kita boleh meminta, kita boleh menginginkan, kita boleh menentukan keinginan kita seperti apa. Akan tetapi nanti yang akan mengabulkan apa yang kita perlukan hanya Allah. Allah, tidak mengabulkan apa yang kita minta tapi Allah telah mengabulkan apa yang menjadi keperluan kita. Semisal Allah kasih kita apa yang kita minta maka kita tidak akan bisa hidup karna apa yang kita minta hanya keinginan yang sesaat.