NovelToon NovelToon
Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: kelana syair( BE)

perjuangan seorang pemuda untuk menjadi lebih kuat demi meneruskan wasiat seorang pendekar terdahulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 kabar mengejutkan

Dalam perjalanan menuju hutan wanamerta. Dipasena menceritakan tentang dua orang yang telah melukai Jaluraga dan membunuh tiga orang lainnya.Dipasena menjelaskan secara rinci ciri-ciri dua orang tersebut sesuai dengan yang ia dengar dari cerita Jaluraga tadi.

Rawasana dan Cakra Bayu sangat terkejut mendengar ciri-ciri yang Dipasena sebut kan itu.Sebab mereka berdua tahu benar kalau ciri-ciri yang Dipasena sebutkan tadi mengarah ke Barata dan Andini.Dua orang yang mereka temui di reruntuhan kuno beberapa hari yang lalu.Namun ada rasa heran di wajah mereka, karena Barata dan Andini mampu mempecundangi Jaluraga yang tingkat kesaktiannya di atas mereka.Dalam hal ini baik Rawasana dan Cakra Bayu belum mengetahui tingkat kesaktian Barata dan Andini yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau mereka berdua berada di tingkat langit tahap menengah.

Setelah beberapa lama menempuh perjalanan,mereka bertiga akhirnya sampai di hutan wanamerta.Hutan tempat Jaluraga berburu harimau emas.

Namun di sana mereka tidak melihat siapapun kecuali padang ilalang yang rusak karena terkoyak.

"Aku rasa Barata dan Gadis kecil itu sudah pergi dari sini paman, " kata Cakra Bayu kepada Rawasana, setelah tidak melihat tanda-tanda keberadaannya di sekitar tempat itu.

"Kemungkinan begitu, tapi sebaiknya kita periksa dulu sekitar tempat ini. " ucap Rawasana menyarankan.

Cakra Bayu mengangguk sambil melihat ke sekeliling.

"Ingat, tujuan utama kita ke sini bukalah Barata dan Andini dua orang yang kalian sebut itu, melainkan harimau emas yang kita cari. " ucap Dipasena mengingatkan.

"Iya kakang aku mengerti. " sahut Rawasana.

"Untuk mempersingkat waktu kita menyebar, jika ada sesuatu yang penting segera berikan tanda. " ucap Dipasena, lalu pergi ke arah utara.

"Ya kami mengerti guru. " seru Cakra Bayu.

Mereka bertiga pun berpencar untuk mencari harimau emas yang Jaluraga buru di sekitar padang ilalang.

Sementara itu Barata dan Andini sudah jauh meninggalkan hutan wanamerta sebelum mereka bertiga datang. Mereka berdua kini sudah tiba di kota Andamaya. Kota besar yang cukup ramai di wilayah selatan. Di sepanjang jalan kota itu banyak para pedagang yang berjualan.

Barata dan Andini menyusuri jalan sambil melihat-lihat barang yang para pedagang tawarkan.Perhatian Barata kemudian tertuju pada seorang pria tua pedagang senjata.Ia segera menghampiri pedagang itu untuk melihat lebih dekat jenis senjata yang dijualnya.

Barata memperhatikan dengan seksama setiap setiap jenis senjata yang ada di meja penjual itu, matanya bergerak-gerak mencari sesuatu.Setelah lama memperhatikan akhirnya ia menemukan sebuah senjata yang membuatnya tertarik yaitu sebuah pedang yang sudah berkarat dan terlihat usang.Entah apa alasannya ia tiba-tiba menyukai hal pedang rusak itu.

"Ini berapa tuan.? " tanya Barata sambil menunjuk ke arah pedang tua itu.

"Itu sangat murah tuan muda cuma lima keping uang perak saja."jawab pedagang itu.

Barata yang tidak mau tawar menawar akhirnya langsung membayar barang itu.

"Ini terimalah. " ucap Barata seraya memberikan uang pembayarannya.

"Ini barang barang tuan. " ucap penjual itu bergantian memberikan barang yang Barata bayar tadi.

"Terimakasih tuan. " ucap Barata.

"Sama-sama tuan. " jawab penjual itu.

"Andini kita pergi. " kata Barata. Tapi tidak ada jawaban dari gadis kecil itu.

"Andini..! " panggil Barata sambil menoleh ke kiri dan ke kanan mencarinya.Namun Barata tidak melihat keberadaannya.

"Di mana dia? " gumam Barata sambil berjalan pelan mencarinya.

"Tuan aku disini. "seru Andini yang saat itu sedang berada di kedai.

Barata hanya tersenyum melihat Andini sudah di kedai, ia tahu kalau gadis kecil itu memang suka makan. Barata pun bergegas menyusulnya.

****

Sementara itu di sebelah utara tepatnya di lembah guntur.

Seorang pria paruh baya berpakaian serba hitam,rambut panjang sebahu dan sudah memutih,menatap nanar pada dua orang yang kini terbaring lemah di depannya.

Dua orang yang berbaring itu tidak lain adalah Srenggana dan Gabggarini yang kini sedang terluka.Akibat dari pertarungannya dengan Dewi Angan-angan beberapa hari lalu.(pertarungan itu sudah di bahas Season 1bab 144).

Sedangkan orang yang berdiri menatap Srenggana dan Gabggarini itu adalah Ki Wulung atau biasa di sebut dengan Dewa Racun. Sebutan itu diberikan kepadanya karena ia ahli di dalam bidang racun.

Ganggarini dan Srenggana termasuk beruntung masih bisa selamat dalam pertarungan melawan Dewi Angan-angan, tidak seperti Setan Merah yang tewas mengenaskan.

Lolosnya mereka berdua dari serangan Dewi Angan-angan tidak lain karena pertolongan Ki Wulung yang saat itu bergerak cepat menyambar mereka berdua dari serangan dahsyat Dewi Angan-angan yang mematikan.

Ki Wulung sudah hampir tiga hari merawat mereka berdua,sampai ia belum sempat melaporkan kejadian itu kepada ketua lembah guntur.

Namun selama itu ia belum melihat adanya tanda tanda perubahan dari keduanya. Hal itu membuat hatinya merasa gusar dan khawatir tidak bisa menyelamatkan mereka.

Dalam ilmu racun Ki Wulung memang luar biasa tapi dalam ilmu pengobatan seperti ia masih kurang lihai.Seperti kata pepatah di mana ada kelebihan disitu pula ada kekurangan.

Ki Wulung menghela nafas dalam dalam sambil memikirkan cara buntuk bisa menyembuhkan mereka berdua dengan cepat.

Setelah lama berfikir, Ki Wulung pun akhirnya ingat dengan seseorang yang ahli dalam bidang pengobatan yaitu Suparana.

"Tidak ada cara lain, selain mendatangkan Suparana kemari. " batin Ki Wulung.

Ia kemudian memanggil salah seorang muridnya untuk segera pergi ke menara hitam menjemput Suparana. Ki Wulung merasa yakin kalau saat ini Suparana masih hidup dan berada di sana mesikpun Perguruan menara hitam sudah hancur.

"Wiratanu kemari kau.! " panggil Ki Wulung.

"iya guru . " jawab wiratanu kemudian mendekat.

Pergilah kau ke menara hitam, carilah Suparana sampai ketemu.Nanti katakan padanya kalau aku memanggilnya. "ucap Ki Wulung.

"Baik guru. " ucap Wiratanu segera pergi.

"Ku harap Suparana bisa cepat sampai kemari. " ucap Ki Wulung sambil menatap kepergian Wiratanu.

"Seperti aku harus secepatnya memberikan penjelasan kepada ketua tentang terbunuhnya Pancawara dan dua orang lainnya.Selain itu hancurnya Perguruan menara hitam pun ia juga harus segera tahu." ucap Ki Wulung.Lalu pergi untuk menghadap ketua lembah guntur yang bernama Jagorawa.

Sebelum pergi Ki Wulung menatap sejenak pada Srenggana dan Gabggarini untuk memastikan mereka baik-baik saja.

Menara hitam sejatinya adalah cabang Perguruan dari lembah guntur. Dengan kata lain menara hitam adalah pelatihan para murid terbaik sebelum di kirim ke Perguruan lembah guntur untuk dijadikan pasukan di sana.Namun dengan terbunuhnya Pancawara di tangan Barata Perguruan itu pun sekarang menjadi kosong setelah para muridnya banyak yang terbunuh.Ini merupakan kerugian besar bagi lembah guntur dengan terbunuhnya Pancawara.

Ki Wulung berjalan setengah terburu-buru menuju ke rumah besar kediaman Jagorawa.Di depan rumah Jagorawa terdapat dua penjaga tingkat dewa tahap menengah dengan bersenjata tombak di tangannya.

Ketika Ki Wulung sampai di depan rumah itu dua orang penjaga tersebut langsung bergegas menyambut kedatangannya. Hal itu mereka lakukan karena Ki Wulung adalah seorang tokoh penting di dalam perguruan lembah guntur. Jadi wajar kalau semua orang segan padanya.

"Hormat kami guru. " ucap kedua penjaga itu.

"Aku ingin bertemu dengan ketua. Apakah beliau sudah kembali dari selatan." tanya Ki Wulung.

"Benar guru ketua sudah kembali tadi malam. " ucap penjaga itu.

"Kalau begitu cepat sampaikan padanya , kalau aku datang untuk menghadap dengan membawa berita penting. " ucap Ki Wulung.

"Kalau begitu ,guru tunggu sebentar aku akan memberi tahu kedatangan guru kepada ketua." ucap penjaga lalu bergegas masuk kedalam.

Ki Wulung menunggu kedatangan Jagorawa dengan suasana hati tidak enak mengingat kabar yang dia bawa bukan kabar baik.Reaksi apa dari ketua Perguruan nanti itu urusan belakang.

Sesaat kemudian penjaga tadi sudah datang kembali.

"Ketua menyuruh guru untuk langsung masuk kedalam karena ketua sudah menunggunya. " ucap penjaga tadi.

" Baiklah. "ucap Ki Wulung segera masuk kedalam.

Di dalam ruangan itu seorang pria berambut putih, matanya tajam dengan tubuh kencang berotot dalam posisi menatap tajam ke depan.

"Hormat saya ketua. " ucap Ki Wulung sambil membungkukkan badan.

"Ada hal penting apa Wulung? " tanya Jagorawa nada suaranya terdengar berat.

"Kedatangan saya ke sini untuk memberitahu kepada ketua kalau Perguruan menara hitam sudah hancur bersamaan dengan tewasnya Pancawara. " ucap Ki Wulung.

1
rio
yang penting lanjutkan
Batsa Pamungkas Surya
nunggu lagi
rio
okelah
rio
oke oke
rio
mantap
Ariel Yono
teruskan
Ronaldo vs Messi
maju terus
Ronaldo vs Messi
bersambung
prahara
lanjutkan thord
prahara
lanjutkan
prahara
lanjutkan min
Endri ALLIKA
lanjutkan Bosque
xio zhou
lanjutkan thord
xio zhou
lanjutkan min
Batsa Pamungkas Surya
di tunggu malam yg gawat 2
prahara
Teruskanlah
Ronaldo vs Messi
lanjutken
xio zhou
lanjutkan min
Batsa Pamungkas Surya
lagi duuuunk
rio
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!