cerita ini mengisahkan tentang perjuangan orang tua yang perekonomiannya di bawah garis kemiskinan tetapi dengan semangat dan tekat yang kuat akhirnya ia bisa membesarkan anak anaknya akan tetapi setelah anak anak itu dewasa dan sudah bekerja justru mereka lupa akan perjuangan orang tua yang sudah membesarkan mereka..... mau tau ceritanya lanjutkan dengan baca cerita di bawah ini ya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
sepulang dari rumah wak jamal yanto tak berhentinya mengucapkan rasa syukur karena di limpahkan rejekinya mungkin bagi orang lain uang sebesar 2,8 juta itu kecil tapi tidak dengan keluarga yanto menurutnya itu sangat besar
Sebelum berpikir tentang pembangunan rumahnya yanto lebih memikirkan untuk membeli motor terlebih dahulu supaya tidak sering meminjam kepada orang laen dan juga dia dan adik adiknya tidak perlu menginap di hutan lagi dia bisa pulang pergi kalau ada motor
"semoga dalam waktu 1 bulan ini aku bisa membeli motor biarpun itu motor yang second" gumam yanto sambil berkendara
mumpung masih di sebelah desa yanto sengaja mampir ke pasar untuk membeli benih jagung manis yang akan dia tanam
"yanto berhenti di sebuah toko tentang pertanian lalu dia bertanya sama yang punya toko"
"permisi nak ada yang bisa bapak bantu" tanya pria paruh baya yang menjaga toko tersebut
"oh iya pak saya perlu benih jagung manis dan pupuknya ada" sahut yanto
"ada nak butuh berapa" tanya bapak itu lagi
"emmmhhh saya masih kurang paham pak kalau kira kira buat lahan 1 hektar butuhnya berapa ya, soalnya saya baru mau mulai mencoba menanam" jujur yanto kepada bapak tersebut
"oh untuk 1 hektar ya biar bapak siapkan ya"ucap bapak itu lagi sambil berlalu menyiapkan pesanan yanto
" nah untuk 1 hektar kira kira segini butuhnya dan biayanya sebesar 860ribu"
"oh baik pak terima kasih bantuannya dan ini uang pas ya pak" balas yanto sambil menyodorkan uang tersebut
"sama sama nak semoga nanti hasil panennya meningkat" doa bapak tersebut
"aminnn pak sekali lagi terima kasih doannya" jawab yanto sambil berlalu menuju ke motor pak amir untuk kembali ke kebun
Tak berapa lama yanto sampai di kebun pak amir untuk mengembalikan motornya
"nak yanto bawa apa itu" tanya pak amit
"ini pak benih jagung manis, yanto mau menanamnya supaya hasil kebun lebih banyak"
"bagus itu nak memang jagung manis dan cabai harga jualnya lebih tinggi dari pada sayuran yang lainnya"
"benar pak kalau jagung saya berani menanamnya karena modalnya juga tidak terlalu besar sambil itung itung belajar dulu nanti kalau udah bisa yanto juga ingin menanam cabai"
"betul itu nak cabai emang sedikit lebih rawan dari pada jagung manis, saran bapak pelan pelan dulu sambil belajar nanti kalau udah terbiasa pasti bisa menghasilkan"
"iya pak terima kasih sarannya pak, yanto balik lagi ke pondok dulu ya pak nemuin adik adik"
"iya silahkan"
Yanto berjalan sambil memanggul benih jagung dan pupuknya menuju ke pondok di kebunnya
"abang itu bawa apa" tanya adi
"ini benih jagung dan pupuknya, ayo bantu abang untuk membawa masuk ini semua"
Mereka bertiga segera membawa barang tersebut masuk ke pondoknya lalu mereka bertiga duduk mengobrol
yanto mengeluarkan uang 100ribuan sebanyak 2 lembar dan di kasihkan kepada adik adiknya
"ini uang apa bang"
"ini uang untuk kalian karena telah membantu abang bekerja"
Adi dan daus senyum senyum sendiri melihat uang yang ada di tangannya karena baru 2 hari yang lalu abangnya memberi uang sekarang sudah di beri lagi
"katanya abang mau menabung untuk membangun rumah abah dan emak kenapa uangnya di berikan kepada kami" cerocos daus
Yanto terkikik mendengar penuturan adiknya itu
"abang emang berniat membangun rumah abah tapi bukan berarti abang mengabaikan adik adik abang, kalau emang Allah mengijinkan abang untuk membangun rumah abah pasti akan ada jalannya kalau memang sudah waktunya tiba"
"kalian jangan lupa uangnya di tabung katanya kepengen beli HP kumpulkan dulu uang itu, kalian mengerti"
"iya bang"
Setelah lama mengobrol mereka segera makan siang untuk mengisi tenaga untuk pulang ke kampung nanti
"habis ini kita ambil singkong dulu untuk di bawa pulang ya " ajak bang yanto kepada adik adiknya
"ok bang"
Setelah mencabut singkongnya yanto segera memasukkan singkong singkong tersebut ke dalam 2 buah kantong plastik
"loh bang kenapa di jadikan 2 plastik" heran daus akan kelakuan abangnya
"ini yang 1 buat kita di rumah yang 1 lagi buat ana, kalian juga tahu kan keadaan mbak mu" jelas yanto
"iya bang nanti kita mampir kesana ya sudah lama juga kita tidak bertemu mbak ana padahal jarak rumah kita juga dekat cm 15 menit berjalan kaki" sahut adi
"karena ana tidak ingin abah dan emak kepikiran akan keadaan mbak mu, ya sudah ini udah selesai ayo kita pulang"
"ok bang"
Setelah memastikan kalau pondoknya sudah terkunci rapat mereka bergegas pulang tapi sebelumnya mereka akan mampir ke rumah anak untuk melihat keadaannya
1 jam berjalan akhirnya mereka sampai di kampung ana tinggal terlihat dari kejauhan ana dan suaminya sedang duduk di teras rumah
"assalamualaikum" salah bang yanto dan adik adiknya
"waalaikumsalam" sahut ana dan ilham suaminya
Mereka semua duduk di teras rumah ana
"bagaimana kabarmu dek" tanya yanto kepada adiknya
"kabar ana dan mas ilham baik bang, bagaimana kabarnya emak dan abah"
"Alhamdulillah mereka semua baik dek, adik adik juga semuanya baik"
"bagaimana pekerjaanmu ham masih lancar" tanya yanto kepada adik iparnya
"ya begitulah bang aku cuma 1 kali dalam seminggu menyadap karet itupun hasilnya di bagi 2 dengan abah ku karena memang itu pekerjaan abah sementara aku hanya menggantikannya" sahut ilham dengan lesu
"di syukuri saja ya ham semoga ke depannya akan ada rejeki lain" hibur yanto kepada adik iparnya
"iya bang terima kasih atas doa nya"
"oh iya abang kesini mau kasih kalian singkong ini sekalian lewat"
"ya Allah bang kenapa repot repot segala" ucap ana terharu
"tidak repot kok abang dan adik adik pulang dulu ya hari sudah mau sore" pamit bang yanto kepada ana
"iya bang terima kasih banyak" sahut ana dan ilham
Ana dan ilham mengucapkan syukur karena di beri singkong oleh abang nya karena mereka sudah tidak memiliki uang dan beras lagi
Ilham bekerja menyadap karet di tempat sepupu jauh ibu nya dan hasil nya masih di bagi dengan pemilik kebun
Hasil ilham pun masih harus di bagi 2 lagi dengan abahnya karena memang itu adalah pekerjaan abahnya
Setelah abang dan adik nya pulang ana dan suaminya masuk ke rumah untuk memasak singkong tersebut untuk di makan
Ana dan ilham segan untuk meminjam beras ataupun meminta kepada orang tuannya karena mereka pun keadaannya sama susah
ana segera membuka bungkusan plastik tersebut betapa kagetnya dia ketika melihat lipatan uang di sertai kertas yang berisi tulisan abangnya
ana menangis melihat jumlah uang dan tulisan tersebut, ternyata yanto menaruh uang 400ribu dalam kantong plastiknya
"dek ini ada uang 400ribu yang 200ribu buat kamu pegang dan 200ribu kamu kasihkan ke mertuamu ya dr bang yanto"
Begitu membaca pesan dari abangnya ana dan ilham menangis karena merasa bahagia
tetap semangat thor...