HANA HUMAIRAH ALDRICK gadis cantik berhijab yang sangat ahli dalam bela diri dan juga sangat pintar terpaksa menjadi bodyguard seorang CEO karna permintaan dari orang yang telah membesarkannya.
ARGA MAHESYA PUTRA ADMADJA
seorang CEO diperusahaan milik ayahnya. Semenjak menjadi CEO ia selalu mendapatkan teror bahkan ada yang melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya. Karna hal itu orangtuanya mencarikannya seorang bodyguard yang akan selalu bersamanya.
"Hahaha ... mama pasti bergurau bukan? aku dijaga oleh seorang perempuan? yang benar saja"
"Sombong sekali anda tuan, dengan sekali gerakan aku bisa mematahkan kaki anda itu" batin Hana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatma Yulita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Arga
Arga yang sedang memeriksa dokumen-dokumen yang telah diberikan Lucy tadi merasa terganggu dengan keributan yang ada diluar. Arga mencoba untuk fokus tapi tetap saja kegaduhan diluar membuatnya merasa risih.
Karna merasa terganggu, Arga pergi keluar melihat apa yang terjadi, Arga yang sedang kesal bertambah kesal saat lucy dan Hana sedang berdebat.
"Hei kalian!" Teriak Arga sukses membuat Hana dan lucy terdiam dan langsung menghadap kearah Arga.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Arga dingin menatap tajam kearah mereka.
"Maaf tuan" ucap Hana dan Lucy bersamaan sambil membungkukkan badan.
"Apa yang kalian lakukan?" Suara Arga masih saja terdengar dingin.
"Maaf tuan, saya hanya mencoba untuk profesional, saya adalah asisten pribadi anda jadi wajar kalau sayalah yang seharusnya mengantarkan teh ini untuk anda tuan" Jelas Hana, sebenarnya Hana sangat malas berdebat apalagi soal mengantar teh itu, tapi entah kenapa ia merasa ada yang aneh dan memiliki firasat buruk terhadap sekretaris Lucy.
"Tapi selama ini sayalah yang menyiapkan semuanya untuk tuan Arga, kau tahu itu?" ketus Lucy menatap tajam kearah Hana.
"Diam!" teriak Arga.
"Hanya karna itu kalian sampe berdebat seperti itu konyol sekali" lanjutnya dengan suara dingin.
"Lucy!, untukmu saja teh itu, aku jadi tidak berselera lagi dan kau, masuk ke ruanganku sekarang juga" perintah Arga setelah itu langsung masuk ke ruangannya.
Sementara diluar, Hana dan Lucy saling menatap tajam.
"Ini semua karena kau, sebelum ini tuan Arga tidak pernah marah kepadaku, tapi karena kau dia jadi marah padaku" geram Lucy masih menatap tajam kearah Hana.
"Saya permisi nona dan teh itu, cepat habiskan sebelum dingin" Ucap Hana kemudian pergi langsung memasuki ruang kerja Arga.
"Kau ..." Lucu begitu kesal dan geram kepada Hana.
"Beraninya kau mengusik hidupku, aku pastikan kau tidak akan hidup dengan tenang" batin Lucy.
Sementara itu, Hana berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja saat memasuki ruangan Arga, Hana jadi merasa bersalah karna telah mengganggu ketenangan Arga.
"Apa yang aku lakukan, kenapa bisa aku membuat masalah dihari pertama bekerja. Aku tidak berniat berdebat dengan nona tadi tapi entah kenapa aku merasa ada yang berbeda dari nona itu. Tapi lupakan nona itu, pikirkan nasibmu sekarang Hana. Huh oke, Hana tenanglah dia tidak akan langsung memecatmu, okey" batin Hana berusaha menenangkan dirinya.
Hana berjalan dengan menunduk kearah Arga yang sedang duduk disofa. Sekarang ia berdiri dihadapan Arga yang tengah menatap tajam kearahnya.
Arga benar-benar sangat kesal, sudah cukup mendapat bodyguard wanita membuat moodnya hancur hari ini tapi malah ditambah dengan keributan antara sekretaris dan bodyguardnya.
"Sudah aku bilang padamu jangan menggangguku tapi kenapa kau malah mencari masalah dengan sekretarisku?" ucap Arga dingin menatap tajam Hana. Hana hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Maafkan saya tuan muda" lirih Hana yang masih tertunduk. Sekarang hanya kata maaf yang bisa Hana ucapkan berharap kata itu bisa menyelamatkan dirinya.
"Hah ... bagaimana bisa mama mempekerjakan orang bodoh sepertimu untuk melindungi ku?" Arga menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa dengan tangan yang ia jadikan sebagai bantalannya.
"Kali ini aku memaafkan mu tapi jika kau mengulanginya lagi, aku tidak akan segan langsung melempar mu dari pekerjaanmu ini"
"Terima kasih tuan, kalau begitu saya akan keluar sekarang tuan muda" Hana membungkukkan kepalanya, Hana hendak membalikkan tubuhnya namun tidak jadi karna panggilan dari Arga.
"Tunggulah aku disini, jika kau keluar yang ada kau akan membuat masalah baru lagi, lakukan yang kau mau asal jangan menggangguku, ingat itu!" Arga beranjak dari sofa dan kembali kemeja kerjanya melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
"Baik tuan muda" Hana langsung duduk disofa. Ia memandangi seluruh ruangan tersebut, begitu luas, bersih dan juga sangat rapi.
Disaat Hana tengah memandangi isi ruangan tersebut tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Masuk!" saut Arga tanpa mengalihkan pandangannya dari leptop.
Yang masuk adalah seorang lelaki, spontan Arga menoleh kearah Lelaki itu, namun yang ia dapati adalah Lelaki tersebut sedang menatap sesuatu.
Arga mengernyitkan dahinya heran kemudian, Arga mengalihkan pandangannya kearah pandangan lelaki tersebut ternyata yang dipandangi lelaki itu adalah Hana yang berdiri dengan menundukkan kepalanya.
Jangan bilang Hana tidak mengetahui itu, Hana tau bahwa dirinya sekarang sedang ditatap oleh seorang lelaki namun ia sebisa mungkin untuk tidak peduli walaupun ia merasa sedikit risih.
"Refan! ada apa kau kesini?" tanya Arga yang tak menghiraukan arah tatapan Refan dan kembali menatap leptopnya.
Refan adalah bawahan Arga sekaligus sahabat Arga dari dia SMP, Arga dan Refan begitu dekat bahkan Arga sudah menganggap Refan sebagai saudaranya sendiri begitupun sebaliknya. Setiap Arga mendapatkan masalah, Refan sebisa mungkin akan membantunya termasuk selama Arga mendapatkan teror Refan selalu berusaha membantu Arga mencari tahu siapa pelakunya,kerap ia juga tidur di apartemen Arga.
"Cantik" gumam Refan masih memandangi Hana.
Arga yang tidak mendapat sautan dari Refan mendongakkan kembali kepalanya, karna merasa ada yang aneh dengan Refan, Arga langsung berdiri dan menghampiri Refan, lalu Arga menepuk bahun Refan.
"Refan!" Refan langsung kaget dan tersadar dari lamunannya.
"Eh iya"
"Hei apa yang terjadi padamu, kenapa kau sama sekali tak menyautku saat aku memanggilmu?" tanya Arga.
"Mmm aku hanya terpesona dengan nona manis disana" jawab Refan jujur sambil satu tangannya menunjuk kearah Hana dan satunya lagi menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Siapa dia? kenapa dia ada disini? dan aku rasa aku baru pertama kali melihatnya?" lanjut Refan
Arga yang mendengar itu memutar bola matanya jengah melihat tingkah Refan. Kemudian Arga langsung membalikkan tubuhnya dan kembali ketempat duduknya.
"Dia bodyguard ku, mama yang mengirimnya pada ku" ucap Arga setelah duduk diatas kursinya.
Hana yang mendengar Arga mengatakan hal yang sejujurnya langsung mendongakkan kepalanya.
"Eh kenapa dia mengatakan yang sebenarnya, bukankah tadi dia bilang kalau aku harus berpura-pura jadi asisten pribadinya, wahhh mungkin lelaki itu adalah orang kepercayaan tuan Arga" Batin Hana menduga-duga.
"Benarkah, wahh tante maryana hebat sekali mencarikanmu seorang bodyguard, sangat cantik, apa aku boleh berkenalan dengannya?"
"Tentu saja, tapi katakan dulu ada apa kau kesini?"
"Yah aku sampai lupa tujuanku kesini, aku hanya ingin memintamu menanda tangani dokumen ini" Ucap Refan sambil menyerahkan dokumen tersebut kepada Arga.
"Apa ini?" tanya Arga.
"Itu dokumen penting untuk proyek baru kita" jawab Refan
"Benarkah?"
"Iya, silakan baca dulu"
Arga langsung membaca dokumen tersebut dengan seksama. Setelah beberapa menit, Arga langsung menandatangani dokumen tersebut.
"ini, aku sudah menandatanganinya" Arga menyerahkan kembali dokumen tersebut kepada Refan.
"Seperti yang telah kau baca, kau harus menyiapkan ini secepatnya karna kau taukan target kita untuk proyek ini hanya 1 bulan?"
"Iya aku tau, aku akan menyiapkannya hari ini juga"
Hana yang mendengar percakapan mereka sama sekali tak mengerti apa yang mereka bicarakan, ia memilih untuk bermain ponsel saja.
"Jadi kau akan membantuku kan?"
"Tentu saja aku akan membantumu, tenang saja" ucap Refan sambil menepuk pelan pundak Arga.
"Mereka sepertinya sangat dekat, mungkinkah mereka sahabat? ya pasti mereka bersahabat" batin Hana.
"Karna urusanku sudah selesai, bisakah aku berkenalan dengan nona manis disana?" tanya Refan sambil menunjuk kearah Hana yang sedang bermain ponsel.
"Terserah kau saja" ucap Arga Yang kembali melanjutkan kerjanya.
Refan langsung menghampiri Hana.
"Selamat sore nona!"
Hana yang mendengar itu langsung mendongak dan segera berdiri.
"Selamat sore tuan" ucap Hana sedikit membungkukkan badannya.
"Kau tidak usah memanggilku tuan, panggil saja aku Refan"
"Tapi tuan, saya hanyalah pengawal"
"Kau itu pengawal Arga bukan aku, jadi panggil saja aku dengan namaku okay?"
"Baiklah"
" siapa namamu?"
"Saya Hana"
Bersambung ...