Zahra Amalia,seorang gadis berusia 21 tahun , cantik, pintar dan ramah,berprofesi sebagai seorang perawat di rumah sakit besar.
Zahra banyak d sukai oleh teman - taman, sahabat, rekan kerja dan pasiennya karena terkenal dengan keramahannya dan kebaikan yang suka menolong. Tak sedikit dari keluarga pasien yang banyak menjodohkan Zahra dengan anak mereka,tapi Zahra hanya menggap itu sebagai guyonan biasa aja .
bagi yang tidak tahu kehidupan Zahra yang sebenarnya mereka beranggapan hidup Zahra sudah sangat sempurna.
Tapi siapa yang tahu, di balik senyum di bibirnya ada sebuah luka yang sangat dalam di rasakan oleh Zahra, luka di khianati oleh seorang pria cinta pertamanya , belum sembuh luka tersebut Zahra di kabari lagi dengan statusnya sekarang sebagai seorang istri entah dari pria yang seperti apa yang tidak di kenalnya
Bagaimana kah Zahra menyingkapi semua masalah rumit di hidup nya,akan kak Zahra bisa menerima pernikahan yang tidak pernah di hadirinya itu.....???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febrina Adrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
" maaf kan aku Ra...." Rio menundukkan kepalanya ,Rio tidak sanggup menatap Zahra, Rio tidak sanggup melihat gadis yang di cintainya itu terluka mendengar kejujurannya saat ini
" jadi apa yang di katakan kak Naira tadi benar kak" zahra mempertegas lagi pertanyaannya, untuk meyakinkan dirinya akan jawaban Rio
Rio menganggukkan kepalanya pelan
Zahra menarik nafas dalam, dengan susah payah Zahra menahan air matanya tumpah, namun tidak bisa di tahannya, rasa sakit yang di rasakannya di hati nya karena kejujuran Rio sangat menyesakkan dadanya,
Zahra meremas dadanya,rasanya sakit sekali di sana,air matanya turun tanpa bisa di tahan lagi, Naira tersenyum mengejek Naira. tidak ada rasa bersalah sedikit pun yang terlihat dari Naira ,padahal Naira tau bahwa Zahra dan Rio sudah saling mencintai sudah terlalu lama, bahkan semenjak mereka SMA dulu.
Naira merasa senang melihat kehancuran Zahra, ada senyum licik dan puas terukir di bibir tipisnya.
" sejak kapan kalian menjalin hubungan kak?" Zahra menatap Rio ,tidak ada kemarahan dalam nada bicaranya, hanya ada air mata yang terus mengalir di pipi mulusnya,
" apa salah aku kak" lagi - lagi Zahra mengajukan pertanyaan yang tidak kunjung di jawab oleh Rio, Rio hanya bisa diam dan menunduk sambil memainkan jarinya
" kenapa diam kak"
" Ra...."
" aku salah apa sih sama kamu kak"
" nggak ada Ra, kamu nggak ada salah sama sekali, aku yang salah Ra" Rio memberanikan mengikat kepalanya dan menatap zahra.ada rasa sakit di hati Rio melihat air mata Zahra,jujur dalam dari hatinya yang terdalam Rio sangat mencintai Zahra, tidak ada sedikitpun niat Rio untuk berpisah dengan zahra. akibat kebodohannya juga lah maka dia harus melepas Zahra dan memilih menikah dengan Naira .jika mengingat kebodohannya itu ingin rasanya Rio mengutuk dirinya saat itu
" Ra, aku minta maaf, aku....."
" udah cukup dramanya ya, kamu tinggal bilang putus aja kok susah sih yo" belum selesai rio bicara sudah di potong oleh Naira dengan nada ketusnya,Rio menatap Naira kesal
" kamu bisa diam nggak Ra"
" nunggu apa lagi sih yo, kamu dan Zahra kan sudah berakhir,.nyatanya satu Minggu lagi kita mau nikah loh Yo "
" kamu nggak perlu mengingatkan aku akan hal itu Ra,tanpa kamu ingatkan pun aku sudah tahu"
" ya udah, tunggu apa lagi sih, tujuan kamu ke sini untuk mengabari Zahra tentang pesta pernikahan kita kan,dan mengakhiri hubungan kalian" ujar Naira kesal
" sekarang tunggu apa lagi" ujar Zahra lagi
" nggak usah ribut disini ,aku ucapkan selamat buat kalian atas pernikahan kalian" menghapus air mata nya dengan kasar
" sekarang aku minta kalian pergi dari sini, jangan bikin ribut di sini karena itu akan menganggu penghuni kos yang lain,lagi pula ini sudah malam" Zahra meminta kedua orang yang begitu sangat di sayangnya tapi sudah melukai hatinya itu untuk pergi dari tempat itu
Rio menatap Zahra menyesal " Ra, kasih aku waktu menjelaskan semua ini Ra, aku...."
" nggak perlu kak, tanpa kamu jelaskan pun aku sudah memahaminya, selamat ya kak, kamu atas pernikahannya" Zahra tidak mau lagi mendengarkan penjelasan Rio, Zahra tidak siap untuk terluka lebih dalam lagi ketika mendengar penjelasan dari rio.untuknitu Zahra memilih lebih baik dia tidak usah mendengar penjelasan apa pun dari Rio, zahra berpikir itu juga tidak akan merubah keadaan, Rio dan Naira akan tetap menikah
" pergi lah kak, tinggalkan aku sendiri" usir Zahra lagi
" Ra...."
" aku bilang, tinggalkan aku sendiri kak,Oya untuk kak Naira, insyaallah aku akan pulang ketika kalian menikah nanti,selamat ya kak" Zahra mencoba untuk terlihat tegar di depan mereka,terutama di hadapan rio.zahra tidak ingin terlihat menyedihkan di hadapan mereka.walau terasa sangat menyakitkan Zahra tetap menampilkan senyum indahnya di hadapan Rio dan Naira, Zahra ingin melihatkan kepada mereka kalau ia akan baik - baik saja setelah ini.
" pulanglah kak, sudah malam " lagi - lagi Zahra meminta mereka untuk segera pergi dari sana
" aku capek, mau istirahat kak"
Zahra berdiri dan membuka pintu kamar kosnya " tanpa aku antar pun,Kakak sudah tahu kan pintu keluarnya arah mana, semalam kak,semoga kalian bahagia " kemudian Zahra masuk tanpa memperdulikan Rio dan Naira yang masih berada di luar kamar kosnya.
" Dasar nggak ad akhlak, main masuk aja " Naira mengomel - ngomel sendiri ketika melihat Zahra masuk ke kamarnya tanpa permisi sama sekali " kalau tau begini mendingan nggak usah kesini deh, bikin capek dan kesal aja " Naira masih mengomel karena di tinggal Zahra begitu aja
" udah jangan bikin ribut, ayo pulang" Rio menatap pintu kamar Zahra nanar, " maaf kan aku Ra ,aku janji setelah ini selesai aku akan kembali ke kamu Ra, tunggu aku Ra" gumam Rio sebelum berlalu dari tempat itu yang di ikuti oleh Naira dari belakang.
sementara itu dalam kamarnya Zahra menangis dengan tengkurap di atas kasurnya, sekuat tenaganya Zahra meredam suara tangisnya menggunakan bantal agar tidak ada yang mendengar suara tangisnya di luar sana .Zahra merasa sangat terpuruk dan terluka dengan kabar yang di bawa oleh Rio dan Naira tadi,Zahra tidak menyangka kalau cintanya bersama Rio akan berakhir seperti ini, tidak pernah sedikitpun terlintas dalam fikiran zahra akan berpisah dengan Rio, cinta yang terjalin sudah enam tahun ini harus kandas saat ini dan Zahra juga tidak menyangka jika perempuan yang merebut Rio dari nya adalah kakak nya sendiri .
" kamu jahat kak" maki Zahra kepada Rio." kalian semua jahat " maki Zahra lagi
" apa salah ku kak, apa kurang ku" rayap Zahra pilu. Zahra terus menangis tanpa henti menumpahkan rasa sakit yang di rasakannya saat ini.
Zahra tidak habis pikir,bagaimana bisa Rio dan Naira begitu tega menikung dirinya dari belakang seperti ini, kapan mereka berhubungan, kenapa mereka bisa menikah malahan hanya dalam hitungan hari. kenapa dia begitu bodoh Samapi tidak tahu adanya perselingkuhan antara kekasih dan kakaknya sendiri.
Zahra terus merutuki kebodohannya ,dan memaki Rio dan Naira yang sudah tega menyakitinya sedalam ini.naira nggak habis pikir teganya mereka membohonginya selama ini. Zahra terus menangis hingga larut malam.entah sudah berapa lama ia menangis zahra tidak tahu, Zahra terus dan terus menangis sampai ia merasa kelelahan dan tertidur dalam tangisnya.
entah sudah berapa kali ponsel Zahra berbunyi pertanda ada panggilan masuk dari sana entah dari siapa, tidak di hirau kan zahra sama sekali. Zahra tertidur dalam tangisnya.hingga pagi menjelang Zahra masih terlelap dalam tidurnya
sementara Arumi sedari tadi berusaha untuk membangunkannya tapi zahra tak kunjung bangun juga.
Arumi sangat kesal dan cemas, dari tadi Arumi mencoba membangunkan Zahra dengan menggedor pintu kamarnya dan menelponnya berkali - kali tapi tidak ada respon dari Zahra.
untung aja hari ini Zahra libur,jadi Arumi sedikit tenang paling tidak nggak ada drama keterlambatan nantinya.
karena panggilannya tidak juga dapat respon dari Zahra,akhirnya Arumi meninggalkan kamar Zahra dan pergi kerumah sakit untuk menjalankan tugasnya yang masuk shift pagi saat ini.arumi pikir mungkin karena kecapean makanya Zahra ketiduran.tapi arumi merasa sangat aneh,karena tidak biasanya Zahra seperti ini,biasanya secapek apapun zahra tetap bangun pagi - pagi
" ah sudah lah,nanti sesampainya di rumah sakit coba di telpon lagi " gumam arumi
kurang kerjaan apa nungguin elo??
dan.
tinggalkan Rio...
salken Thor
mampir yaa