Affair... Tidak suka skip.
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya, Kendrick Kratos.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
-Pria hanya manusia dengan segala nafsunya dan dengan mudah berkhianat, tapi wanita akan menjadi pengkhianat saat dunia impiannya seketika hancur! Notes Ameera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Kupecat!
Malam itu Ameera sedang bersiap untuk tidur, setelah mematikan lampu kamar dia berjalan ke arah ranjang besar. Baru saja matanya terpejam, suara pecahan benda terdengar dari arah luar kamar. Ameera bangun turun dari ranjang memakai sandalnya, dia merapatkan jubah tidurnya lalu berjalan keluar kamar.
"Arghhtt!" seketika dia menjerit sesosok pria menarik tubuhnya.
"Kau pikir aku akan melepaskanmu, Ameera! Kau bahkan berani memberikan tubuhmu pada pria lain! Dasar pelacur! Kau akan mendapatkan balasannya karena berani mengkhianatiku!" Immanuel menarik jubah tidur istrinya.
"Immanuel! Lepaskan aku! Jika kau berani menyentuhku, aku akan melaporkanmu ke polisi!"
"Laporkan! Aku tidak takut! Kau adalah istriku!" tubuh Immanuel sempoyongan.
"Kau mabuk! Arghhtt! Lepaskan aku!" Ameera mendendang kaki lelaki itu, tapi pria itu tidak melepaskannya.
Ameera meraih vas kecil di atas pinggir meja, memukulkan pada kepala pria bejat itu.
"Arghhrr, wanita sial!" Immanuel merintih kesakitan.
Tangan Ameera penuh darah Immanuel, dia berlari ke dalam kamar mengunci pintu. Gedoran keras Immanuel di pintu kamar membuatnya ketakutan.
Dia mengambil ponselnya ingin menelepon polisi, tapi jika lelaki brengsek diluar hanya dipenjara, itu terlalu ringan untuk pria itu.
Ameera memijit nomer Kendrick yang sudah dia save, lama tak ada yang mengangkat. "Halo?"
"Ini aku Ameera," suaranya bergetar.
"Nomermu berbeda dengan di kartu nama, aku tak mengenalinya. Ada apa?"
"Tolong aku, suamiku datang dalam keadaan mabuk. Dia... d-dia."
"Tunggu, aku akan datang. Kirimkan alamatmu!"
Ameera mematikan panggilan dan mengirim alamat rumahnya.
***
Dengan cepat Kendrick menyambar jaket dan kunci mobilnya dia membawa mobilnya dengan mengebut.
Setelah sampai dengan keras dia membanting pintu mobil, saat memegang handel pintu depan rumah seketika pintu terbuka tak terkunci. Tatapan matanya berkeliling melihat pecahan dan barang - barang yang sudah berantakan. "Ameera!" dengan langkah lebar dia mencari di setiap pintu, lalu dia melihat Immanuel dengan kepala berdarah sedang berusaha mendobrak salah satu pintu.
"Pria brengsek!" Kendrick menarik tubuh Immanuel lalu meninju wajahnya dua kali.
Dugh! Dugh!
"Arghtt!" teriak Immanuel tubuhnya terhuyung ke belakang.
Kendrick menggedor pintu, "Ameera, aku datang."
Pintu terbuka wajah Ameera sudah pucat, Kendrick menarik tubuh wanita itu ke dalam pelukannya. "Tidak apa - apa, semua baik-baik saja."
Kendrick berbalik menghadap Immanuel yang sedang bersandar di dinding menahan kepalanya yang berdarah. "Kau keterlaluan Immanuel! Aku akan membawamu ke kantor polisi!"
"Jangan, biarkan dia menandatangi surat perceraian. Aku tidak ingin dia masuk penjara, hukuman itu terlalu mudah untuk pria brengsek sepertinya." Ameera menggeleng.
"Baiklah, kau dengar itu Immanuel! Tanda tangani surat cerai, jika tidak aku akan menjebloskanmu ke dalam bui!" ancam Kendrick.
Kendrick menatap wajah wanita yang berada dalam pelukannya, "Ambil surat cerai itu."
Ameera keluar dari pelukan Kendrick, dia berjalan ke kamar menuju meja riasnya. Menarik laci kedua dan mengambil surat cerai yang sudah dia tanda tangani dan sebuah pen di atas meja.
"Ini," Ameera memberikannya pada Kendrick, dia masih takut mendekati Immanuel.
Kendrick mengambilnya lalu menghampiri lelaki yang sedang kesakitan itu, "Cepat! Tanda tangani!" menyodorkan surat dan pen itu pada Immanuel.
Immanuel dengan terpaksa mengambilnya lalu membubuhkan tanda tangannya di surat cerai itu, dia menatap Bos-nya, "Kenapa kamu berbuat seperti ini padaku, Bos? Apa karena kamu kehabisan wanita sampai kamu harus mengejar istri orang?" tanyanya berani menatap sang Bos.
"Kau tau kau yang lebih dulu mengkhianati istrimu jadi jangan memutar balikkan fakta disini. Satu yang pasti, Ameera sekarang adalah wanitaku jadi setelah bercerai menjauhlah darinya atau kau akan tau akibatnya. Ah, satu lagi. Mulai hari ini kau kupecat!"
Immanuel menarik nafas terkejut, "Masalah ini tidak ada hubungannya dengan masalah pekerjaan, kenapa aku harus dipecat!"
"Aku sudah memiliki bukti akan kecuranganmu dalam menangani proyek-proyek bangunan selama ini. Selain kau tak pantas menjadi seorang suami, kau juga tak pantas menjadi seorang pegawai dari Perusahaan Kratos Grup!"
Immanuel membeku dia tak menyangka kecurangannya di Perusahaan akan ketahuan. Kepalanya berbalik ke arah Ameera, "Apa ini perbuatanmu?"
"Ya, kau menyimpan semua laporan kecurangan di dalam laptopmu. Sudah sejak lama aku curiga dan akhirnya saat sikapmu padaku mulai berubah aku menyalin semuanya untuk berjaga-jaga. Kini, kau sudah tamat, Immanuel."
Immanuel menatap tak percaya pada wanita yang pernah mencintainya, ternyata pembalasan dari seorang wanita yang disakitinya benar-benar membuatnya seketika terpuruk.
---Maaf ya, sy agak kurang enak badan, Bab dilanjut nanti malam atau besok ♡