NovelToon NovelToon
LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:1.7M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Masa putih abu-abu adalah masa paling indah setiap remaja begitu pula yang dialami Bunga. Cinta yang membara dan menggebu serta pengaruh darah muda yang bergejolak membuatnya dan sang kekasih terhanyut dalam pusaran dosa manis yang akhirnya membuat hidupnya penuh luka.

Bunga hamil. Kekasihnya pergi. Keluarga kecewa dan membenci lalu mengusirnya. Terlunta-lunta di jalanan. Kelaparan. Dicaci maki. Semua duka dan luka ia hadapi seorang diri. Ingin menyerah, tapi ia sadar, dosanya sudah terlampau banyak. Ia tak mungkin mengabaikan permata indah yang telah tumbuh di rahimnya. Tapi sampai kapankah ia sanggup bertahan sedangkan semesta sepertinya telah terlampaui jijik kepadanya?

Inilah kisah Bunga dan lukanya.

Jangan lupa tap love, like, komen, vote, dan hadiahnya ya biar othor makin semangat update!

Bacanya jangan skip, please! Jangan boom like juga! soalnya bisa menurunkan kualitas karya di NT! Terima kasih. 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. VI Si cantik yang menggemaskan

"Putri, sarapan dulu yuk!" panggil Bunga pada sang putri yang tengah asik menonton kartun pagi si botak kembar dari negeri Jiran.

"Sebentar, Ma," sahut Putri sambil terpingkal-pingkal menonton kartun kesayangannya.

"Kan bisa nonton lagi entar sore, sayang. Nanti kamu kesiangan. Mama juga kan harus buka konter, entar Om Niko datang kok konternya belum dibuka. Kalau mama dimarahin, gimana?"

"Biar Putri marahin balik aja, Ma," sahut Putri sambil nyengir. "Suapin dong, Ma," melas Putri yang sudah memasang wajah polos.

"Ih, ogah! Udah gede, udah sekolah, mana boleh lagi disuapi. Kayak anak bayi," tolak Bunga.

"Aaa, mama, Putri pingin suap. Kalau nggak Putri nggak mau sarapan," ajuk Putri membuat Bunga menghela nafasnya. Ia selalu kalah dari sang putri yang memang kerap bermanja-manja padanya.

Bunga pun segera mengambil sepiring kecil nasi goreng beserta telur dadar yang telah ia bagi dua, separuh untuk dirinya, dan separuh untuk sang putri. Kemudian Bunga duduk di samping Putri sambil memegang sepiring nasi goreng dan mulai menyodorkan sendok berisi nasi dan irisan telur ke mulut mungil Putri. Putri tersenyum lebar melihat sang ibu yang selalu saja menuruti keinginannya.

"Ma-a-cih, muamua," ujar putri kesayangan Bunga itu dengan mulut penuh berisi nasi membuat Bunga terkekeh geli.

"Habisin dulu makanan dalam mulutnya, baru ngomong," sergah Bunga seraya menyeka nasi yang berada di sudut bibir Putri.

"Ma, kata mama kan wajah Putri mirip papa, kalau Abang kira-kira mirip siapa ya, ma? Apa mirip mama?" celetuk Putri tiba-tiba membuat Bunga seketika menghentikan suapannya. Matanya nampak memerah. Bunga mendongakkan kepalanya agar bulir itu tidak jatuh membasahi pipi.

"Ma, maafin Putri. Putri ... nggak sengaja," sesal Putri yang lagi-lagi membuat ibunya menangis.

"Nggak, Putri nggak salah kok. Ayo, buruan habisin nasinya!" titah Bunga seraya memaksakan tersenyum. Dengan patuh, Putri menghabiskan nasi goreng itu hingga tanpa sisa. Tak ingin membuat ibunya kembali sedih, Putri sampai mengabaikan kartun yang sejak tadi ditontonnya. Bunga tersenyum melihat putrinya makan dengan lahap meskipun selalu ala kadarnya.

'Sehat selalu ya, sayang. Jadi anak pintar. Mama sayang kamu.'

...***...

"Putri buruan masuk gih, bentar lagi bel berbunyi!" titah Bunga saat telah berdiri di depan gerbang TK

Hasanah.

Putri mengangguk, lalu menyalami sang ibu sambil mencium punggung tangan Bunga. Bunga tersenyum lebar melihat putrinya masuk ke dalam sekolah sambil melambai ke arahnya.

"Wah, Putri cantik banget y, Bu! Tapi kayaknya nggak terlalu mirip sama ibu, mirip ayahnya ya? Jadi penasaran siapa ayah Putri," celetuk salah seorang wali murid yang juga baru saja mengantarkan anaknya.

"Saya juga penasaran lho jeng. Soalnya selama bertetanggaan dengan Bu Bunga ini saya belum pernah sekalipun melihat ayah Putri. Ayah Putri masih ada kan, Bu? Atau gosip yang mengatakan Putri itu anak haram emang benar?" timpal ibu-ibu lainnya yang memang bertetanggaan dengan Bunga.

"Maaf ibu-ibu, saya permisi!" pamit Bunga tak mempedulikan pertanyaan orang-orang yang ia sangat paham tujuannya. Apalagi kalau bukan untuk menghibahinya. Bunga heran, padahal ia paling enggan mengurusi hidup orang lain, tapi mengapa orang-orang seperti suka sekali menggunjingkannya. Seolah bergunjing merupakan makanan pokok mereka yang kalau dilewatkan satu hari saja bisa membuat mereka kelaparan.

Sebenarnya Bunga marah dan benci saat orang-orang menyebut anaknya anak haram. Tapi bila ia semakin menanggapi, maka mereka akan makin kegirangan dan enggan berhenti. Karena itu, ia memilih bungkam. Ia tak ingin memperkeruh suasana. Ia juga tak ingin mencari masalah. Cukup sudah beberapa tahun yang lalu karena terlalu menanggapi cibiran dan gunjingan orang yang berakhir dengan pertengkaran membuatnya terpaksa angkat kaki dari kontrakan. Ia tak bisa melawan. Ia hanya seorang single mother, melawan tetangga kanan, kiri, depan, belakang, mana ia mampu. Berbagai hinaan dan fitnah membuat dirinya terkadang ingin menyerah pada hidup. Tapi bila ia mati, bagaimana dengan putrinya? Cukuplah putrinya hidup bagai anak yatim, jangan ia tambah jadi piatu juga.

Sungguh, hidup sebagai single mother itu tidaklah mudah. Apalagi ia tidak memiliki satu orang keluarga pun. Alhasil, orang-orang khususnya ibu-ibu kerap bersikap waspada padanya. Mengatakan dirinya ini perempuan murahan, jalaang, perempuan penggoda, hamil di luar nikah, sugar baby, simpanan pejabat, segala celaan dan hinaan mereka lontarkan tanpa tedeng aling-aling. Merasa mereka sudah paling sempurna. Tak berpikir, benar atau salah. Tak berpikir apa yang mereka katakan itu dapat menyakiti hati orang lain atau tidak. Seakan menghina orang lain bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi mereka.

"Mbak, Mbak Bunga," panggil seseorang membuat Bunga yang tengah melamun tersentak.

"Ah, Niko! Maaf, mbak melamun," sahut Bunga merasa malu sendiri karena ketahuan melamun saat menjaga konter.

Niko, pemilik konter itu pun tersenyum maklum.

"Ngelamunin apa sih mbak? Aha, pasti melamunin harga bawang cabe yang naik drastis ya! Atau lagi ngelamunin Niko yang gantengnya ngalahin Rowoon?" Goda Niko seraya menyugar rambutnya ke belakang. Narsis.

"Idih, narsis banget kamu!" ejek Bunga seraya terkekeh.

"Nah, gitu dong, ketawa, kan cantik! Eh ... " Niko membekap mulutnya sendiri karena keceplosan memuji Bunga.

"Dasar, ABG labil!" ejek Bunga sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam laci. "Nih, setoran Minggu ini dan ini daftar perdana sama voucher yang habis. Dan ini laporan Minggu ini," ujar Bunga seraya menyerahkan amplop lalu sebuah buku pada Niko.

Niko pun menerimanya dengan tersenyum lebar.

"Nggak kuliah?" tanya Bunga pada Niko yang sedang memasukkan buku laporan tersebut ke dalam tasnya.

"Emmm ... ada sih cuma masuk jam 10'an. Bisalah nyantai bentar. Duh kangen sama Putri aku mbak. Tapi Putri pulang jam 10 ya, mbak. Nggak bisa ketemu dong," omelnya bicara sendiri, jawab sendiri membuat Bunga terkekeh.

"Nik, jangan terlalu dekat dengan Putri!" Ucap Bunga tiba-tiba membuat alis Niko naik sebelah.

"Kenapa?"

"Orang-orang pada ngiranya kamu itu ayah Putri tahu nggak. Entar Putri kita beneran gimana? Mbak yang repot, masa' ayahnya berondong borju kayak gini, nggak banget deh!"

"Ya elah, kirain napa! Biarin aja atuh, mbak. Mau dijadiin ayah Putri beneran juga Niko rela kok. Toh Putri cantik, imut, dan lucu kayak gitu. Apalagi ibunya hmmm cuantiknya aduhai,' ujarnya tentu saja pujian terhadap Bunga hanya ia ucapkan dalam hati. "Tapi mbak kok aneh, nggak mau sama Niko? Niko kan ganteng, keren, macho, body sixth pack, senyum Niko juga manis menggoda. Cewek-cewek di kampus Niko aja pada antri mau jadi pacar Niko, kok mbak nggak mau sih? Selisih umur kita kan nggak jauh-jauh amat mbak, nggak sampai 3 tahun," imbuh Niko membanggakan diri sekaligus merasa heran dengan sikap Bunga yang acuh tak acuh saja pesonanya.

"Heleh, muji diri sendiri! Gantengan juga ... "

"Gantengan siapa?"

"Gantengan papa dong, Om. Buktinya Putri cantik banget kayak gini, iya kan Ma?" celetuk Putri tiba-tiba membuat Bunga nyaris tersedak ludahnya sendiri.

"Lho, kok Putri udah pulang?" tanya Bunga heran. Ia sengaja mengabaikan celetukan Putri tadi agar tidak membahas tentang ayahnya lagi.

"Anak bu Lisa sakit, Ma. Tadi muntah-muntah di kelas terus kami dipulangin deh," ujar Putri seraya melepaskan tas ransel berbentuk boneka miliknya.

"Hai cantiknya, Om! Wah, baru tadi Om bilang kangen Putri, eh udah nongol aja," celetuk Niko seraya tersenyum lebar.

"Om Niko, di depan tadi ada yang jual cilok, Putri mau Om," adu Putri manja membuat Bunga menegurnya.

"Putri," tegur Bunga dengan raut wajah tak suka. Ia memang tak suka melihat putrinya dekat dengan orang lain.

"Mbak, udah, nggak papa!" sergah Niko yang paham Bunga tak ingin merepotkan dirinya.

"Tapi Ko, dia ... " Putri tampak menunduk lesu. Ia tahu, ibunya pasti akan melarang.

"Nggak papa, mbak. Niko senang kok ngelakuin ini. Ayo, Put! Let's go!" seru Niko seraya menggendong tubuh mungil Putri.

Melihat Putri yang tampak begitu senang membuat Bunga berkaca-kaca. Putrinya itu sangat cantik dan menggemaskan. Tidak sedikit orang yang menawarkan diri mengadopsinya, tapi Bunga tak pernah mengizinkan. Biarlah ia hidup miskin asal bisa selalu bersama dengan putri semata wayangnya.

Sementara itu, di bandara internasional Soekarno-Hatta, tampak seorang pemuda gagah turun dari pesawat sambil melepaskan kacamata hitamnya. Ia tersenyum lebar, akhirnya ia bisa menginjakkan kakinya lagi di Indonesia. Sudah tak sabar ia menemui orang-orang terdekatnya.

Direntangkannya kedua tangannya sambil menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

"Indonesia, i'm back."

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Nur Aini
sy baca 2x novel ini,tetep aj mewek
Raja Rosnenty
Luar biasa
Sri Wahyuni
keren
Endah Setyati
Udah beberapa bab terakhir isinya bawang terus,,air mata ngalir aja sendiri padahal ga di undang thor 😭😭😭😭😭
Endah Setyati
Kia adiknya Bunga kah yg datang??🤔🤔
Nartadi Yana
haduh baru pacaran dah nyosor² aja ntar minta lebih dan hamidun trus ditinggal
Vibi22904259
apakah ibunya bunga kembaran ibunya yg skrng
Vibi22904259
lilya sama bela pasti
Mochi 🐣
Jahat lu Thor buat kita nangis 😭
Mochi 🐣
Thor tanggung jawab ya kirimin tisu Napa Thor
Merica Bubuk
Beni sisa nandur ya Ko ? 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
Bay, emg dgn mukul mmbabi celeng bisa membalikan keadaan ?
Jgn sok paling bener, sapa tau suatu saat km jg akan mlakukan kesalahan versi yg berbeda... betul ga reader ?
Merica Bubuk
Maasya Allah, bijak banget Bunga ❤️❤️❤️
Merica Bubuk
Nah tuh tau, tp jodoh, maut & rajekimu dah tertulis d Noveltoon, Nga.. 🤭🤭🤭
Merica Bubuk
Sabar bro, smua sudah kehendak Author 😁
Kamu punya rencana tp Author yg menentukan 🤭🤭🤭
Merica Bubuk
Jiaaahh... 🤨🤨🤨
Hurul Fatmi
Luar biasa
unique
baca maraton dari kemarin nangis teroosss
Erni Nofiyanti
aku bacanya sampe nangis.ampe ngga bisa napas.air mata keluar terus.nyesek bget
Merica Bubuk
Hahahaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!