Dibawah Ancaman Mafia Kejam

Danar mendekati Ana dan tersenyum dengan sinar mata yang membara....

Ana sangat cantik malam ini, keseluruhannya...dari ujung kaki sampai ujung rambut membuatnya sempurna...tak bosan mata Danar memandang Ana sedari tadi...

''Paman...kau menyebutku paman...''desis Danar sedikit tidak terima...

''Apakah aku salah...kau adalah paman dari mantan sahabatku bukan..tapi tenang saja,...aku akan memanggilmu paman ketika hanya ada kita berdua saja'' desis Ana menaikan alisnya..

Apakah dia setua itu....?

Danar tersenyum ketika mereka berada sangat dekat, dengan jarak beberapa inci, dimata orang lain mereka tampak akrab dan seperti teman dekat yang sedang bercanda, para tamu tak menyadari betapa tingginya ketegangan di antara mereka berdua....

''Bagaimana jika kau mulai saja dramamu Ana, aku tak sabar lagi melihatnya...oya, akan ada intervieuw dari majalah bisnis dan beberapa majalah gosip..kau pasti tau apa yang harus kau lakukan bukan...''

Ana menganggukan kepala...

''Aku akan melakukannya untuk nama baik keluarga Lois, puas..?''

''Tentu...ikut aku sekarang, aku akan mengawasimu sehingga kau...tidak melupakan skenario kita.''

Ana mengepalkan tangannya, pria yang sangat angkuh ini....liat saja...jika sudh tiba saatnya maka Ana akan membalas mereka satu persatu....

Ana baru saja ingin melangkah namun....ia melihat sosok Fera dari jauh.....

Ana menyadari tatapan Fera dari kejauhan ia terlihat tak suka ketika sang paman berbicara dekat dengan Ana...seringai tajam muncul di bibir Ana...

''Tuan...Danar..''panggil Ana di belakangnya..

Danar menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Ana yang tersenyum,....

''Aku kesulitan berjalan dengan gaunku, bisakah kau membantuku.'' ucap Ana dengan senyuman manisnya..

Tentu saja, Danar setuju....dalam hatinya Danar begitu senang...

Tanpa di minta untuk yang kedua kalinya Danar mendekat..

''Apa yang kau rencanakan Ana...'' Danar menjaga sikapnya, seolah ia tidak menyukai permintaan Ana.....

''Aku kesulitan berjalan, dan bagaimana kalu aku jatuh disini,..bukankah akan semakin mempermalukanmu.''ucap Ana dengan polos....

Danar mengangguk lalu memberikan tangannya pada Ana agar gadis itu mengalungkannya di lengan.....

Keduanya melangkah beriringan dengan semua mata yang tertuju kepada mereka, Danar bisa mendengar puja-puji para tamu, bahkan ada yang bilang mereka pasangan serasi...

Di antara para tamu yang hadir, sosok Jesika menatap dengan rasa malu yang tak mampu di sembunyikan...yah, bagaimana bisa tunangannya di gandeng oleh gadis rendahan itu...?

Bagaimana bisa..posisinya di gantikan secepat itu...? dengan kepalan tangan yang siap membunuh Jasika mendekati Danar dan Ana yang sedang berjalan....menghalangi jalan di depan mereka hingga Danar mengerutkan kening...

''Jesi...''

''Mengapa kau menggandeng gadis miskin ini...akulah tunanganmu bukankah kau..keterlaluan jika melakukan ini kepadaku...''

Gadis miskin...

Gadis miskin......

Gadis Miskin.........

Kata-kata menyakitkan itu terus mengganggu pikiran Ana hingga ia segera melepaskan tangannya...

Namun...tanpa di duga...

Danar enggan melepaskan Ana, gadis itu menoleh mengangkat muka, ia lalu menatap mata Danar yang menoleh padanya dengan kerutan di dahi...

''Aku akan tetap mengantarmu sampai kau menyelesaikan tugasmu Ana.''ucapnya dengan ketegasan...

Ana kemudian menundukan kepala, ia tersenyum menang...lalu perlahan mengangkat wajahnya menatap Jesika dengan alis yang terangkat.....penuh rasa percaya diri...

Ia akan memainkan drama malam ini hingga akan membekas di kepala mereka masing-masing..

''Maafkan aku nona Jesika.....'' Ana tersenyum misterius...

''Kau benar-benar gadis murahan, aku akan,.....''

''Cukup Jesika Cline, apa kau mau menghancurkan acara pernikahan Fera malam ini...apa kau...benar-benar ingin membuatku...marah..''tatap Danar mengintimidasi hingga wajah Jesika menjadi pucat, bahkan ia hampir menangis...

Jesika kemudian mengarakan tatapan tajamnya pada sosok Ana yang menatapnya dingin.....

''Aku akan membalasmu, gadis murahan...awas kau...''bisik Jesika penuh dendam...

Ana menghela nafas, dan memilih mengabaikan penghinaan dan ancaman terbuka yang di lakukan Jesika kepadanya...gadis itu menunduk sebentar ketika tubuhnya sedikit gemetar...

Ini pertama kalinya ia mendapat penghinaan di depan mata semua orang....dan tak ada seorangpun yang membelanya....

Ana tersenyum, ia sudah terbiasa dengan rasa sakit, dan mulai mengebalkan diri sendiri....yah...demi melindunginya ia harus kuat,....

Danar menoleh sedikit ke arah Ana yang terlihat goyah, lalu berdehem...

''Jangan dengarkan Jesika, dia hanya sedang cemburu...''

''Maaf...aku membuat kalian bertengkar..''

Danar tertawa....

''Wanita tak berarti untukku, aku hanya membutuhkan tubuh mereka, untuk sebuah kepuasan dan jika dia tak mau kompromi...maka dia tidak tepat berada di sampingku.''ucap Danar dengan enteng seolah wanita tak berharga dan untuk di pakai dan jika ia sudah bosan maka ia tinggal menyingkirkannya dengan kejam...

Yah...betapa mengerikannya keluarga Lois, betapa egoisnya mereka.....

Menyakiti dan menghancurkan seolah sarapan pagi yang biasa, Ana bersumpah tak akan berurusan dengan keluarga kejam ini......

Akhirnya mereka sampai di atas pelaminan dimana Fera dan Steve sedang tertawa bersama seolah mereka pasangan paling berbahagia, ada beberapa wartawan yang meliput pernikahan karna mereka berasal dari keluarga kaya raya dan punya nama...

Fera dan Steve menatap Ana dengan tatapan beku, senyum mereka menguap entah kemana.....dan Danar memberi isyaarat lewat tatapan mata jika mereka harus menjaga sikapnya.....

Ana berulang kali menguatkan dirinya, tak mudah bagi hatinya menyaksikan secara langsung pernikahan orang yang paling di cintainya selama ini...

Remuk dan hancur, itulah yang dirasakan Ana saat ini....sebelum datang ke pesta malam ini, ia sudah menangisi sakit hatinya, mengeluarkan semua gejolak amarah di dalam dada akibat penghianatan yang di lakukan Fera dan Steve...dan kini ia siap untuk menghadapi dua penghianat ini dengan wajah yang terangkat meski....ia tetap terluka.......

Fera tersenyim senang melihat Ana, sampai beberapa wartaqan cukup haru melihat persahabatan mereka yang erat...

Fera yakin mereka akan menulis yang baik......

''Ana.....sahabatku...'' jerit Fera dengan histeris, dan langsung menarik Ana di dalam pelukannya sembari berbisik yang hanya bisa di dengar keduanya....

''Aku menang Ana...kau lihat.,...kau pernah bilang aku tak bisa mendapat semua yangaku inginkan hanya karna aku punya uang....tapi kau salah besar...dengan uang dan kekuasaan aku..medapatkan segala yang kuinginkan dengan mudah...aku, mendapatkan pria yang kau cintai, bagaimana perasaanmu aku...penasaran, tapi senang melihat semua penderitaan yang terimpan di dalam matamu....Anastasia...'' desis Fera...

Ana berkaca-kaca sesaat, hatinya sungguh teriris....ia tersenyum, dan membalas bisikannya......

''Feralia Lois....permainan baru saja di mulai, aku harap kau mempersiapkan segalanya, agar kau bisa mempertahankan pernikahanmu yang penuh kepalsuan, meski kau berhasil menikahi Steve...apa kau yakin hatinya ada padamu...tidak.....akulah pemilik hatinya...atau kau mau aku menunjukan bukti....? tidak...aku tak ingin melihatmu menangis di hari pernikahanmu...sahabatku...''balas Ana dengan dingin.....

Fera membeku menjauhkan tubuhnya ia menatap Ana dalam kemarahan....