NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:86.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Myatra

Fabian dipaksa untuk menggantikan anaknya yang lari di hari pernikahannya, menikahi seorang gadis muda belia yang bernama Febi.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka selanjutnya?

Bagaimana reaksi Edwin saat mengetahui pacarnya, menikah dengan ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 5

Fabian menghela nafas berat. Dia laki-laki dewasa, pernah merasakan nikmatnya menyentuh wanita, setelah sekian lama sendiri, apa bisa dirinya menahan diri, ketika dihadapannya ada gadis muda, cantik dengan status jelas istrinya, meskipun istri siri.

Fabian mengakui, jika istri mudanya ini cantik, sangat cantik malah, dengan postur tubuh yang sempurna. Tak heran jika Edwin menggilai Febi.

Fabian menutup pintu kamar Febi, melangkah menuju tempat tidur dan duduk di samping Febi.

Febi bangkit menuju meja rias di seberang tempat tidur, Fabian hendak membuka suara, menegur Febi yang seolah tak ingin berdekatan dengannya, namun urung ketika Febi menyodorkan baju dan handuk bersih kepadanya.

"Ini, Om. Baju dari bang Chandra, tadi mamah yang antar, masih baru ko. Om ke sini nggak bawa baju kan?"

"Terima kasih."

"Nanti, Om bilang langsung ke mamah sama bang Chandra saja. Kamar mandinya di sana, Om."

Fabian menuju ke ruangan yang Febi tunjuk. Sebelum masuk, Febi memanggilnya.

"Om... Kalau mau gosok gigi, sikatnya yang warna merah ya, jangan yang warna biru, itu punya aku!"

Fabian langsung masuk tak menjawab omongan Febi.

Febi melanjutkan lagi kegiatannya bermain ponsel, saking asyiknya tak sadar jika Fabian sudah keluar kamar mandi, berganti baju dan melihat ke arahnya.

"Feb, kita harus bicara."

Febi sedikit kaget, karena mengira Fabian masih di dalam kamar mandi. Febi terpana melihat Fabian yang tampak lebih muda dengan penampilan casualnya saat ini.

Fabian menjentikan jari di kening Febi.

"Aduh... Sakit, Om." Febi mengaduh sambil mengusap-ngusap keningnya.

"Belum sehari jadi suami, Om sudah KDRT." Febi meneruskan kekesalannya.

"Kamu di ajak bicara malah melamun, liatin saya kaya mau nerkam gitu."

Febi merasa malu, karena ketahuan memperhatikan Fabian.

"Om, mau ngomongin apa?"

"Soal pernikahan kita."

Febi yang merasa pembicaraan ini serius, menyimpan ponselnya, dan duduk sempurna menghadap Fabian.

Fabian yang melihat itu, merasa kagum, karena meski masih belia, Febi bisa menunjukan rasa hormat saat berbicara.

"Menurut kamu bagaimana dengan pernikahan ini?" Fabian terlebih dahulu menanyakan tanggapan Febi mengenai pernikahan ini.

"Tadi aku sudah mengutarakan keinginanku, kita menikah karena keterpaksaan, Om sudah menyelamatkan keluarga ini. Aku nggak bisa maksa, Om untuk berkorban lagi, aku cuma minta, jika Om berniat mengakhiri pernikahan ini, aku minta dengan sangat, jangan sekarang, Om. Beri Febi waktu, satu tahun atau minimal enam bulan saja. Setelah itu, terserah, Om."

Febi mengatakan semua itu dengan raut wajah serius.

"Kalau saya berniat meneruskan pernikahan ini, bagaimana?"

"Tapi, kita nggak saling mencintai. Kita juga nggak saling mengenal."

"Cinta bukan tolak ukur keberhasilan sebuah pernikahan, buktinya saya dengan mamahnya Edwin, saling mencintai, tapi akhirnya berpisah. Berapa lama kamu mengenal Edwin? satu tahun? dua tahun? Buktinya sekarang dia ninggalin kamu."

Febi membenarkan semua perkataan Fabian.

"Pernikahan bagi saya, bukan perkara main-main. Kegagalan pernikahan yang saya alami dulu, membuat saya bertekad, jika masih diberi jodoh oleh Tuhan, maka jadikan dia jodoh terakhir saya. Saya percaya semua yang terjadi pada hidup kita bukan hanya kebetulan saja, tapi sebuah takdir.

Kita yang tidak saling mengenal, tiba-tiba harus menikah, bukankah itu semua takdir? Siapa tahu kamu memang jodoh terakhir saya." Panjang lebar, Fabian berbicara.

Hati dan akal Febi, membenarkan semua apa yang Fabian katakan, namun ego masih menolak pernikahan ini. Febi masih ingin bebas, ingin mengejar cita-cita dan impiannya, dan Febi masih belum bisa menerima jika jodohnya memiliki perbedaan usia yang sangat jauh dengannya, yang paling penting, dia papahnya Edwin, meskipun tak tinggal serumah dengan Fabian, akan ada suatu waktu Febi bertemu dengan Edwin jika Febi meneruskan pernikahan ini.

Setelah Edwin mengingkari janjinya dengan tak datang pada akad tadi, sejak saat itu hati Febi sudah mati untuk Edwin. Febi ingin selamanya tak pernah bertemu kembali dengan Edwin.

"Saya ingin kita mencoba untuk mempertahankan pernikahan ini, mencoba saling mengenal, mencoba membangun cinta, dan selalu mempertahankan rumah tangga kita, apapun cobaan yang akan menghadang di masa yang akan datang.

"Tapi, Om..." Febi tak punya pilihan, selain mengutarakan kerisauan hatinya. Fabian merasa tersinggung ketika dibilang tua oleh Febi, karena dia merasa masih cukup muda, malah banyak orang yang tak menyangka jika dia sudah punya anak bujang.

Fabian menarik nafas sebelum memberi Febi penjelasan.

"Saya tidak akan melarang kamu, mengejar cita-cita kamu, selama prioritas kamu tetap keluarga. Karena kamu sudah menjadi tanggung jawab saya, saya akan membiayai kuliah kamu, jika kamu ingin meneruskan kuliah. Saya ingin bertanya, kamu jawab yang jujur, Apa kamu masih mencintai Edwin?"

"Saat Edwin mengingkari janjinya, tanpa alasan dan kejelasan dengan tak datang saat akad tadi, perasaanku untuk Edwin sudah mati. Aku nggak suka lelaki tidak bertanggung jawab."

Febi langsung menjawab pertanyaan Fabian tanpa ragu. Fabian menatap mata Febi, ingin melihat kejujuran saat Febi menjawab pertannyaan yang dia ajukan.

Fabian merasa harus tahu perasaan Febi saat ini untuk anaknya, karena jika Febi masih memiliki rasa untuk Edwin, tentu akan sulit baginya mempertahankan pernikahannya dengan Febi.

"Kesempatan bertemu Edwin, pasti ada meskipun saya tidak menikah dengan kamu. Justru pertemuan kamu dengan Edwin nanti menjadi ujian untuk hati kamu, apakah kamu akan goyah atau tidak."

Febi bimbang, apa keputusan yang harus dia ambil, jika memilih berpisah, tentu keluarganya akan sangat malu.

"Aku minta waktu, Om, untuk memikirkannya."

"Baiklah. Dan perlu kamu ingat, saya masih cukup muda, kuat dan sehat untuk membuat kamu hamil setiap tahun. Sekarang saya sangat cape, mau istirahat, tadi menyetir sendirian. Kamu jangan ganggu saya! Tapi kalau kamu berubah pikiran, ingin kita melakukan ritual malam pertama, kamu boleh membangunkan saya."

Fabian langsung menidurkan tubuhnya di tempat tidur Febi, menarik selimut dan memeluk guling. Tak memperdulikan Febi yang ketakutan, langsung bangun dari duduknya.

Febi ingin protes, tapi melihat Fabian yang langsung memejamkan matanya, membuatnya urung. Apalagi mendengar Fabian mengatakan ingin membuatnya hamil seriap tahun dan ritual malam pertama, membuatnya takut jika nanti dia dikira ingin melakukannya.

Febi memilih keluar kamar, berduan lama-lama dengan Fabian, takut membuatnya khilaf seperti dengan Edwin dulu. Tapi jika dengan Fabian, bukan khilaf namanya, kan sudah sah suami istri.

Febi menuju sofa bed depan televisi, langsung menjatuhkan tubuhnya dan rebahan sambil memainkan ponsel. Dari tadi dia bolak balik membuka aplikasi berlogo biru dan aplikasi tempat pamer poto, ingin melihat, barangkali Edwin atau temannya yang lain ada membuat status atau memajang poto yang berhubungan dengan Edwin.

Meskipun kecewa sekali dengan Edwin, tapi Febi penasaran ingin mengetahui alasan Edwin meninggalkannya di hari pernikahan mereka.

Namun sampai saat ini, tidak ada status atau poto apapun yang berkaitan dengan Edwin.

"Hayo pengantin baru, ngapain di luar kamar? Suaminya mana, ko ditinggal? Ana, kakak iparnya tiba-tiba mengagetkannya.

"Di kamar gerah, ka. Pengen selonjoran sambil lihat tv." Febi memang menghidupkan televisi, tapi sejak tadi tak ditonton sedikitpun.

"Dari tadi kakak lihat, kamu mantengin hp. Jangan bilang masih cari tahu tentang Edwin."

Febi hanya menunduk, tak berani menjawab pertanyaan kakak iparnya. Ana duduk disebelah Febi.

"Sekarang kamu sudah menikah dengan mas Fabian, kamu hapus semua tentang Edwin, tak boleh diingat-ingat lagi. Cukup jadikan kenangan saja!"

"Iya, kak."

"Kakak ngerti perasaan kamu, menikah dengan orang tak dikenal pasti berat. Tapi ini sudah menjadi takdir kamu, jalan hidup kamu. Kakak yakin kamu pasti bisa menjalaninya. Cepat kembali ke kamar, istirahat! Sudah malam juga, nanti kalau mamah atau papah yang lihat, kasian mereka, pasti ngiranya kamu nggak bahagia, malam pertama malah sendirian di luar. Nanti mamah dan papah jadi kepikiran."

"Iya,, ka. Terima kasih. Sebentar lagi aku masuk ka."

"Iya jangan sampai ketiduran disini! Kakak masuk kamar duluan ya, ngantuk."

Febi sendirian lagi, memikirkan perkataan kakak iparnya, jika yang terjadi padanya hari ini sudah jadi suratan nasibnya, takdir hidupnya.

Febi membuka galeri ponselnya, melihat ribuan poto dirinya dengan Edwin dengan berbagai gaya, waktu dan tempat yang berbeda. Kebersamaan selama tiga tahun menyimpan banyak kenangan dirinya dan Edwin.

Namun hidupnya harus tetap berjalan, Edwin sudah sangat mengecewakan hatinya. Febi harus move on, tak boleh terpuruk terus mengingat mantan.

Febi menekan lama layar ponselnya, poto-poto sekarang berubah setiap sisi kanan atas ada kolom ceklis, Febi mengklik opsi ceklis semua, kemudian menekan ikon sampah dan yes. Gambar Febi dan Edwin terhapus semuanya.

Selamat tinggal masa lalu, selamat datang masa depan. Febi mematikan televisi, dan lampu ruangan. Kembali ke kamar, mengistirahatkan tubuhnya, menyongsong hari esok, harus lebih baik dari hari ini.

BERSAMBUNG

1
Muldiah Diah
Luar biasa
🌿×ìąօണҽì հąղҽҽղ🦋🕊🤍🐬
susah jantuh cinta kt lidya tp kang cingkuh... Hran sama org2 ky gni, playing victim asem....
Khoerun Nisa
novel mu kebnyakn yg gantung tor udh beberapa taun aku nunggu kirain udh lanjut eh masih gntung juga sprti novel lain nya
Erina Munir
yaah abiiss...ngegantuung
Erina Munir
sebab ibu sdh hamil....semogaa
Sarah Yuniani
wakakakkakk
Sarah Yuniani
aku yang 9 taun juga masih malu thor ... 😅
Sarah Yuniani
kaya udah happy ending nggak sih !!
Sarah Yuniani
udah episode berapa masih aja om ..
Sarah Yuniani
pake mulut 😂
Sarah Yuniani
sejauh ini bacanya enjoy ..
penasaran terus
Sarah Yuniani
kenapa gak mas aja thor ..
Sarah Yuniani
mbacanya gimana ini 😅
Sarah Yuniani
sialan kau thor .. kenapa juga namanya Mayang 😂
Sarah Yuniani
jangan pake saya lagi dong thor ..
gak enak banget dibaca
Sarah Yuniani
Alhamdulillah...
semoga bian dan Febi bahagia selalu
Sarah Yuniani
itu ibu tiri Fabian yaa ??
kan katanya sejak kecil Fabian kurang kasih sayang mama
Sarah Yuniani
dunia novel yang sempit mungkin .. hehew
Sarah Yuniani
/Facepalm//Facepalm/
RossyNara
aduh om jangan keras² suaranya karna perempuan itu sensitif perasaannya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!