Setelah bertahun-tahun hidup sendiri membesarkan putrinya, Raisa Andriana seorang janda beranak satu, akhirnya menemukan kembali arti cinta pada Kevin Wibisono duda beranak dua yang terlihat bijaksana dan penuh kasih. Pernikahan mereka seharusnya menjadi awal kebahagiaan baru tapi ternyata justru membuka pintu menuju badai yang tak pernah Raisa sangka
Kedua anak sambung Raisa, menolak kehadirannya mentah-mentah, mereka melihatnya sebagai perebut kasih sayang ayah nya dan ancaman bagi ibu kandung mereka, di sisi lain, Amanda Putri kandung Raisa, juga tidak setuju ibunya menikah lagi, karena Amanda yakin bahwa Kevin hanya akan melukai hati ibunya saja
Ketegangan rumah tangga makin memuncak ketika desi mantan istri Kevin yang manipulatif, selalu muncul, menciptakan intrik, fitnah, dan permainan halus yang perlahan menghancurkan kepercayaan.
Di tengah konflik batin, kebencian anak-anak, dan godaan masa lalu, Raisa harus memilih: bertahan demi cinta yang diyakininya, atau melepas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_Fisya08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Mulai Menanamkan Kebencian
Pesanan Laras dan Dewi telah selesai di hidangkan, mereka berdua sangat bersemangat menyantap sarapan kesukaan mereka...
Aku tersenyum lembut, memperhatikan mereka makan dengan lahap, momen-momen seperti ini harus ku manfaatkan sebaik mungkin, karena setelah ini, semuanya akan berubah...
Aku meneguk sedikit kopi, lalu mengusap mulutku dengan tisu....
“Sayang…” panggilku pelan... Kedua putriku langsung mendongak...
“Mama mau ngomong sesuatu yang penting.” ucapku
Senyum mereka perlahan pudar.
Wajah mereka menegang, dan aku tahu, ini waktu yang tepat...
Aku mengambil jeda sejenak, membuat suasana menjadi lebih berat, mereka menatapku tanpa berkedip....
“Ini… tentang Ayah kalian.” kataku
Laras langsung menegakkan punggung dan Dewi menggenggam sendok nya lebih erat....!!
“Ayah kalian…sepertinya sudah berubah.” napas ku tergetar pura-pura...
“Berubah gimana, Ma?” tanya Laras, suaranya pelan dan cemas...
Aku menghela napas panjang, seolah menahan air mata, padahal tidak ada satu tetes pun yang benar-benar ingin jatuh...
"Kalian tahu… Mama dulu memang salah.”
Aku biarkan kalimat itu menggantung, mereka menunduk, seperti mengingat cerita yang pernah mereka dengar dari keluarga ayah nya...
“Tapi Mama masih sayang sama Ayah kalian dan Mama masih berharap keluarga kita bisa utuh lagi…” ucapku dengan nada getir yang ku buat-buat...
Ku lihat kedalam mata nya Laras putri sulung ku sudah berkaca-kaca, tepat sasaran... Namun aku tidak berhenti di situ...
“Tapi ternyata…Ayah kalian… memilih menikah dengan perempuan lain.” suaraku merendah penuh kepalsuan yang ku buat-buat...
Kedua anakku diam terpaku, Dewi langsung meletakkan sendok nya, wajahnya pucat....
.."A… Ayah menikah lagi?” suaranya serak dan kecil...
"Iya, Sayang.” ku usap kepala mereka pelan, memberikan kenyamanan pada luka yang baru saja ku buat...
Tangan mereka bergetar sedangkan laras menggigit bibir nya hingga hampir berdarah dan Dewi mulai menitikkan air mata...
Aku menunduk seolah sama hancurnya dengan mereka...
“Maafkan Mama, sayang… Mama tahu ini berat bagi kalian" ucapku untuk pura-pura menenangkan mereka, karena aku melihat
percikan kecil dari rasa kecewa, marah, terluka dan aku harus membuat percikan itu menjadi api yang besar....
Perlahan, aku menambahkan racun ku kepada kedua putriku..
"Yang bikin Mama sedih… bukan cuma Ayah menikah, Yang bikin Mama sedih adalah… Ayah sama sekali nggak mikirin kalian.” aku menggeleng lemah...
Mata mereka langsung membesar bahkan terlihat kemarahan terpancar di wajah Laras..
“Ayah... bahkan nggak ngajak kalian datang atau memberi tahu kan hal ini kepada kalian, padahal kalian itu darah dagingnya…” ucapku pura-pura lirih
Suara Dewi putri bungsuku pecah...
“Mama bohong… Ayah kan sayang sama kami berdua, kalau ayah nikah pasti ayah kasih tahu sama kami, orang ayah lagi ada kerjaan di luar kota" ucapnya
Aku tersenyum kecil, sedih namun penuh hitungan...
"Sayang… kalau Ayah sayang kalian, masa dia nikah tanpa kasih tahu kalian dan pake harus berbohong segala?” ucapku sambil menggenggam tangan nya dan menunjukkan photo dan video yang kemarin ku ambil di pesta pernikahan Kevin...
Mereka terkejut dan langsung terdiam, air mata mulai mengalir deras di pelupuk mata mereka...
"Terus perempuan itu… perempuan yang Ayah nikahi itu… dia yang bikin, ayah menjauh dari Mama, dari kalian juga.” aku menekan nada bicaraku
“Ayah… beneran milih dia, Ma?” tanya si sulung dengan suara agak sedikit tinggi
Aku pura-pura menahan tangis.
“Mama nggak mau ngomong buruk… tapi perempuan itu memang pandai mempengaruhi Ayah kalian”
Aku berhenti sejenak sebelum menutup serangan terakhir...
Dewi menggigit jempolnya, menahan isak, sedangkan Laras menatap meja dengan rahang mengeras.. lalu ia bertanya...
“Nama perempuan itu… siapa, Ma?” Ucap Laras yang sudah emosi, dan di situlah aku menekan pukulan terakhir rencana ku...
"Namanya Raisa... Sayang" jawab ku dan kulihat keduanya semakin hancur...
"Bagus, sangat bagus sekali" gumamku
Rasa sakit adalah bibit terbaik untuk manipulasi, dan hari ini, bibit itu telah ku tanam dalam-dalam kedalam hati mereka...
Aku mengusap air mata di pipi mereka, merangkul keduanya erat-erat....
“Tenang, Sayang… Mama janji… Mama nggak akan biarkan kalian tersakiti sama perempuan itu.” bisik ku
Di dalam pelukanku, aku menyembunyikan senyum kecil...
"Sekarang… mereka berdua berdiri di pihak ku, dan sebentar lagi… pernikahan Kevin dan Raisa akan mulai retak bahkan hancur"
Tanpa mereka sadari sepasang mata sedang mengawasi mereka...!!
___Bersambung___
