Alvan hanyalah seorang anak petani yang baru lulus kuliah.
Hidup sederhana di desa, membantu orang tuanya di sawah sambil mencari arah hidup yang belum pasti.
Satu kalimat dari gurunya dulu selalu terngiang:
“Nak, ibu sarankan kamu lanjut kuliah"
Namun dunia Alvan berubah bukan karena gelar tinggi, melainkan karena satu tindakan kecil, menolong seorang anak yang terjatuh di sawah.
Ding!
[Sistem berhasil terikat]
Sejak hari itu, kehidupannya tak lagi sama.
Setiap kebaikan kecil memberinya “misi,” setiap tindakan membawa “hadiah”
dan setiap bibit yang ia tanam… bisa muncul nyata di hadapannya.
Namun, seiring waktu berjalan, Alvan menyadari sesuatu, bahwa selain hal-hal baik yang ia dapatkan, hal-hal buruk pun perlahan mulai menghampiri dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 - Telepon Sistem
"Oke, misi tambahan… LETS GO! Ucap Alvan.
Bagaikan petir yang menyambar, ia langsung berdiri dan dengan cepat tangannya mengambil semua piring kotor di meja.
“Biar kakak aja, Bu!” ucapnya sambil tersenyum lebar, menatap ibunya.
Ibunya hanya tertegun sebentar, lalu tertawa kecil.
“Waduh, anak ini… semangat banget, ya. Biasanya disuruh aja malas,” gumamnya sambil menggeleng pelan heran.
Alvan yang bergegas, telah ada di dapur, tepatnya di depan baskom merah.
Ia memasukkan semua piring yang ia bawa dan ia menggulungkan lengan bajunya.
Set.. Set.. Selesai!
Sebelum mulai mencuci piring, ia menatap HP-nya sebentar untuk memastikan.
"Hm.. Cek hp dululah" ucap nya sambil meraih hp di kantong celana nya.
Layar menampilkan notifikasi yang membuatnya tersenyum tipis:
[Misi Tambahan]
[Cuci Bersih Piring Sekeluarga Sendiri Setelah Makan]
[Tingkat Kesulitan: F+]
[Reward: 3 Koin]
[Tingkat Penyelesaian Progres: 0%]
Alvan mengerutkan kening sebentar, lalu terkekeh pelan.
“Nah… Hehe udah aktif sendiri kayaknya misinya,” gumamnya sambil menatap piring kotor di baskom.
Setelah beberapa menit,
Alvan menatap tumpukan piring terakhir, mengambil napas dalam, dan… selesai!
Ding!
[Misi Tambahan Selesai: Cuci Bersih Piring Sekeluarga]
[Reward: 3 Koin Berhasil Didapatkan!]
[Reward : 1 Poin Didapatkan!]
[Progres Penyelesaian: 100%]
Alvan tersenyum lebar, menyeka tangan dengan handuk, dan menarik napas lega.
“Wah… akhirnya kelar juga… 3 koin, lumayan lah!” gumamnya sambil menatap HP di kantong.
"Coba cek ah… udah berapa koin nih,”
Alvan menekan tombol yang bertuliskan [Saldo].
Ding!
Layar berkedip dan menampilkan informasi :
[Jumlah Koin: 5 (0 sudah dipakai)]
[Jumlah Poin: 11 (10 Poin sudah dipakai)]
Alvan menatap layar dengan mata berbinar, saldo koinnya sudah mencukupi untuk menelepon orangtua Zania.
Dengan tangan sedikit gemetar karena excited, ia menekan tombol [Telepon] di layar.
HP bergetar pelan, menampilkan pilihan:
Ding!
[Ingin menelepon?]
[Pilih Salah Satu Pilihan Dibawah]
[Dengan Nomor HP disembunyikan]
[Dengan Nomor HP yang Anda pakai?]
Alvan mengerutkan kening sebentar.
“Hmm… kalau pakai nomor sendiri, aman nggak ya? Tapi… yaudah lah, mending pakai nomor sistem aja biar nggak repot.” Ucap Alvan.
Ia menekan pilihan nomor yang disembunyikan, dan layar berkedip:
Ding!
[Telepon dimulai… 5 Koin terpotong]
[Saldo Saat ini Tersedia : ]
[0 Koin]
[1 Poin]
Setelah beberapa saat, Hp berubah tampilan
Ding!
[Telepon Diangkat]
[0.01]
Kuota Telepon saat ini : [9.59 Menit]
Sebelum Alvan berbicara disisi seberang sudah mulai berbicara terlebih dahulu..
Привет! Кто это? Только не говорите, что это номер телефона русской бабушки!
Suara di seberang terdengar sangat asing, bahasa yang sama sekali nggak dikenalnya. Alvan mengerutkan kening, matanya membulat.
(Apaan ini... suara asing? Aku nggak ngerti ini bahasanya sama sekali!)" Ucap Alvan Dalam Hati.
Tiba-tiba, layar HP berkedip menampilkan opsi baru:
[Translate Suara — 1 Poin / 1 Koin]
Alvan tersenyum kecil.
“Pas banget… aku masih punya 1 Poin!”
Ia menekan tombol itu,
[1 Poin]
Ding!
[1 Poin Terpakai]
Dan kurang dari 2 detik suara asing itu langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
“Nenek jangan mengambil anak kami sembarangan! Kalau nggak setuju dengan suami ku datang sendiri ke depanku! Jangan cuma duduk diam di Rusia dan nyuruh anak buah nenek!” Ucap Seseorang di seberang Telepon.
Alvan menatap HP dengan mata membesar. Suara itu terdengar jelas di telinganya, penuh emosi dan ketegangan.
(Waduh… Kenapa dia langsung nuduh ini no telepon neneknya di Rusia yah? Apa jangan - jangan sistem pake nomor rusia?" Hadeh..ada ada aja sistem ini.")
Seberang Telepon mengeluarkan suara kembali, Ответь мне, бабушка! dan langsung ditranslate kembali menggunakan suara..
"Jawab Aku Nenek!"
Alvan menatap HP dengan serius, dan segera menarik napas karna lawan bicara sudah emosi, lalu berbicara dengan nada formal.
“Ehm… maaf, jangan menyela pembicaraan terlebih dahulu,” ucapnya hati-hati.
Di seberang terdengar suara tegas, sedikit curiga:
“Kamu siapa? Kamu tidak seperti suara pengawal nenek… pengawal baru?”
Alvan menelan ludah, matanya melebar.
(Lah… di-translate ke bahasa Rusia juga toh… astaga! Kenapa yang tadi gak langsung di translate juga yah, delay mungkin haha?)
Ia menggaruk kepalanya pelan, sedikit panik karena di tuduh anak buah tapi berusaha tetap tenang.
“Oke… santai, santai… harus jelasin dengan benar,” gumamnya sambil menyesuaikan posisi HP.
Alvan mulai menatap HP dengan serius, lalu berbicara pelan tapi tegas:
“Saya adalah orang Indonesia. Tempat Anda tinggal sekarang saat ini… saya hanya orang desa yang bisa bahasa Rusia sedikit.
"Untuk urusan anak Anda ini, bukan karena nenek atau apapun anak buah itu … saya hanya menemukan dia saja, saya membawa nya ke rumah orangtua saya...
Ding!
[Sisa Waktu : 01.00]
[Perpanjangan : 4 Koin]
Alvan Kaget dengan Durasi Waktu itu tersisa sedikit dan langsung segera memberi info penting.
"Waduh.. baru mulai jelasin udah habis aja, Ngeselin juga nih sistem" Gumam Alvan.
"Untuk alamat saya, mohon dicatat… karena kemungkinan pulsa saya habis. Saya Ada di desa Sanjaya.
"Masuk aja terus lewat pos ronda, nanti keliatan sawah, maju… nanti ketemu rumah satu-satunya di situ, nah itu rumah saya.
"Terima kasih.”
Ding!
[Kuota Habis : 0.00]
[Ingin Perpanjangan? 4 Koin Saja]
"Huh.. Untung selesai" Ucap Alvan Lega.
---
POV : Ibunya Zania
“Деревня Санджая, да… попробуй сначала спросить моего мужа…”
(Desa Sanjaya ya… coba tanya suamiku dulu), ucapnya pelan tapi tegas.
Ia menatap HP sejenak terpaku dengan ucapan nya, baguslah kalo anaknya aman, karna ia sudah mencari - cari tadi siang sampai sore hari,
Dan akan dilanjutkan pagi hari bersama para warga menyelusuri area hutan dan kampung yg jauh.
(Hmm… orang ini seperti nya jujur. Tapi baiknya koordinasi dulu sama suami sebelum ambil keputusan datang ke sana.)
Nada suaranya tetap tenang, tapi jelas terdengar wibawa seorang ibu yang ingin memastikan keselamatan anaknya segera.
Dret...
Pintu terdengar di buka dari luar dan pasti itu adalah suaminya.
Ia pun berlari bergegas ke depan pintu sambil meneriakan sebuah nama panggilan.
“Папа, папа!”
"Ayah, ayah!
“Где находится деревня Санджая?”
"Desa Sanjaya ada di mana, ya?”
Suaminya menatap langit - langit rumah mengingat sesuatu...
“В деревне напротив Бунды довольно далеко на машине.
"Di desa seberang Bunda, lumayan jauh pake mobil."
“Идите прямо туда! Занию нашли в той деревне, кто-то звонил!”
(Langsung kesana, yah! Zania ditemukan di desa sana, tadi ada yang menelepon!)
Ia menatap suaminya dengan serius, memastikan agar segera dilakukan pergi kesana.
"Быстрее, нам нужно идти сейчас же, пока не возникли проблемы с Занией!"
“Cepat, kita harus berangkat sekarang sebelum ada masalah dengan Zania!
"Давай, садись в машину, закрой дверь, я сначала заведу машину."
"Ayo, naik ke mobil kunci pintu rumah aku akan starter mobil dulu"
"Vroom..Vroom.."
Bunyi Knalpot terdengar menandakan mereka langsung otw kerumah Alvan.
Ding!
[Terdeteksi Mobil Berkecepatan 60 - 70 Km/H Menuju ke rumah anda!]
[Waktu Perkiraan sampai : 6.59 menit]