NovelToon NovelToon
Penebusan Ratu Malam

Penebusan Ratu Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Di tengah gelapnya dunia malam, seorang Gus menemukan cahaya yang tak pernah ia duga dalam diri seorang pelacur termahal bernama Ayesha.

Arsha, lelaki saleh yang tak pernah bersentuhan dengan wanita, justru jatuh cinta pada perempuan yang hidup dari dosa dan luka. Ia rela mengorbankan ratusan juta demi menebus Ayesha dari dunia kelam itu. Bukan untuk memilikinya, tetapi untuk menyelamatkannya.

Keputusannya memicu amarah orang tua dan mengguncang nama besar keluarga sang Kiyai ternama di kota itu. Seorang Gus yang ingin menikahi pelacur? Itu adalah aib yang tak termaafkan.

Namun cinta Arsha bukan cinta biasa. Cintanya yang untuk menuntun, merawat, dan membimbing. Cinta yang membuat Ayesha menemukan Tuhan kembali, dan dirinya sendiri.

Sebuah kisah tentang dua jiwa yang dipertemukan di tempat paling gelap, namun justru belajar menemukan cahaya yang tak pernah mereka bayangkan.

Gimana kisah kelanjutannya, kita simak kisah mereka di cerita Novel => Penebusan Ratu Malam.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

​Ketegangan di Ndalem Pesantren Al-Falah begitu terasa. Setelah salat Zuhur, Arsha mencoba mempertahankan ketenangan saat duduk di meja makan bersama Kiyai Hafidz dan Ustadzah Halimah.

​"Rafka," Kiyai Hafidz memulai, menatap putranya dengan tatapan tajam. "Abah tahu kau memiliki pikiran yang terbagi. Sejak kepulanganmu dari meeting semalam, ada yang berbeda darimu."

​Arsha merasakan asam lambung naik. Ia harus berhati-hati. "Tidak ada apa-apa, Abah. Mungkin aku hanya lelah dan terlalu memikirkan proyek pengembangan Pesantren yang kita rencanakan."

​"Lelah yang seperti apa?" sela Ustadzah Halimah lembut, namun matanya penuh kekhawatiran. "Kau tidak pernah terlihat sebingung ini. Abahmu sudah memutuskan, Nak. Mengenai perjodohanmu dengan Ning Zulaikha. Beliau adalah gadis yang pantas, salehah, dan akan membantumu mengurus umat di sini."

​Arsha menarik napas dalam. "Ummi, Abah, Arsha sangat menghargai niat baik kalian. Tapi, Arsha memohon izin untuk menunda pembicaraan ini, bahkan jika itu harus membuat Abah marah. Aku merasa belum siap secara batin. Aku ingin fokus seratus persen pada tugasku sekarang."

​"Menunda? Sampai kapan?" nada Kiyai Hafidz kini meninggi, menampakkan ketidakpuasan. "Seorang pemimpin tidak boleh menunda perkara penting. Abah beri kau waktu hingga akhir bulan ini. Setelah itu, Abah akan melamarnya. Kau tidak boleh menolak lagi."

​Ultimatum itu menghantam Arsha. Akhir bulan. Waktu yang sangat sempit untuk menyelesaikan urusan Ayesha yang tiba-tiba terasa sangat mendesak. Ia tahu, ia harus melakukan sesuatu sebelum terikat pada wanita lain.

​Mendapat waktu yang terbatas, Arsha tahu ia tidak bisa menunggu lama. Setelah salat Ashar, ia meminta izin untuk pergi ke perpustakaan kota dengan alasan mencari literatur untuk ceramah. Ini adalah waktu terbaik, karena banyak santri sedang istirahat atau mengaji.

​Arsha kembali mengenakan pakaian non-Pesantren yang ia pakai semalam, jaket kulit dan topi baseball yang tersimpan rapi. Ia menyelinap keluar melalui gerbang samping, meminta bantuan Pak Udin untuk mengantarnya.

​"Pak Udin, kali ini kita tidak ke perpustakaan. Kita ke apartemen," perintah Arsha, suaranya pelan dan serius.

​Sepanjang perjalanan, hati Arsha berdebar. Ia berharap Ayesha masih ada di sana, bingung dan lemah, sehingga ia bisa memulai bimbingan pertamanya. Ia sudah menyiapkan kata-kata, mulai dari syahadat, taubat, hingga hakikat niat sucinya.

​Setibanya di apartemen, Arsha segera membuka kunci pintu.

​"Ayesha?" panggilnya. Tidak ada jawaban.

​Ia melangkah masuk. Apartemen itu hening, hanya cahaya senja yang menyinari debu halus. Sofa di ruang tamu tempat ia menidurkan Ayesha kosong. Selimut yang ia gunakan untuk menyelimuti wanita itu terlipat asal di ujung sofa.

​Arsha panik. Ia berlari ke kamar mandi, ke kamar tidur, ke dapur. Kosong.

​Ayesha sudah pergi.

​Jejak terakhir yang ditinggalkan Ayesha adalah kemeja putih Arsha yang sudah dilepas dan dilipat di atas meja kopi.

Hanya ​sepucuk Surat dan Kartu Nama

​Arsha mendekati meja kopi, hatinya terasa hampa. Ia menyentuh lipatan kemejanya. Aroma parfum Ayesha yang manis, bercampur bau alkohol yang memudar, masih melekat di serat kain itu.

​Di bawah lipatan kemeja itu, ia menemukan secarik kertas kecil yang robek dari buku catatan.

​Ia membukanya. Tulisan tangan Ayesha tampak elegan, namun goresannya sedikit kacau.

​Untuk Tuan Penolongku,

​Aku minta maaf karena pergi tanpa pamit. Aku tidak tahu siapa dirimu, tapi aku tahu kau adalah orang baik, jauh lebih baik daripada yang pernah aku temui.

​Terima kasih sudah menolongku dan menjaga 'amanah' itu. Aku tidak pantas berada di tempat suci dan damai ini. Aku milik dunia yang berbeda. Aku tidak ingin merusak hidupmu yang sempurna.

​A.

​Arsha meremas surat itu. Bukannya tenang, ia malah dilanda gelombang emosi baru. Kekecewaan dan keinginan yang makin kuat untuk menemukan Ayesha.

​Ia lalu merogoh saku celananya, mencari kartu nama yang ia temukan semalam. "Ayesha Shekilla – The Red Rose".

​"Tidak, aku tidak akan melupakanmu!" bisik Arsha, tatapannya menyala. "Kau mengatakan tempat ini suci dan aku sempurna? Justru karena itu aku harus membawamu keluar dari lumpur itu!"

​Arsha tahu, Ayesha pasti telah kembali ke dunianya, ke The Scarlet Lounge.

​Keputusan yang sangat sulit.

​Arsha ingin segera bergegas ke alamat klub malam itu. Ia ingin mencari Ayesha malam ini juga. Namun, ponselnya berdering, panggilan dari Ustadzah Halimah.

​"Nak, kau di mana? Abah mencarimu. Sudah mau masuk waktu Maghrib. Segera pulang, Nak," suara Umminya terdengar cemas.

​Arsha tersentak kembali pada kenyataan. Jika ia mencari Ayesha malam ini, ia pasti akan dicurigai. Ia akan melewati batas waktu yang diberikan Ayahnya dan akan merusak semua rencana untuk menunda perjodohan. Jika ia melawan ayahnya sekarang, ia akan kehilangan kendali atas dirinya sendiri, dan ia tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk menikahi Ayesha secara sah di kemudian hari.

​Ia harus membuat keputusan yang cerdas, bukan emosional.

​"Aku harus kembali," gumamnya. "Aku harus mematuhi Abah dulu. Aku harus membuat mereka tenang, agar aku bisa bebas bergerak lagi."

​Arsha mengambil napas dalam. Ia menatap kartu nama itu, lalu menatap surat perpisahan Ayesha. Ini adalah pengorbanan terbesarnya. Ia harus membiarkan Ayesha kembali ke nerakanya sementara ia berjuang di surganya, demi masa depan mereka.

​Ia menyimpan surat dan kartu nama Ayesha di tempat aman di apartemen, mengunci pintu, dan bergegas kembali ke mobil.

~~

​Arsha tiba di Pesantren menjelang Maghrib. Kiyai Hafidz menyambutnya di depan masjid dengan tatapan yang mengintimidasi.

​"Dari mana saja, Rafka? Jangan membuat Ummi dan Abah khawatir," tegur Kiyai Hafidz dingin.

​"Maaf, Abah. Aku tadi di perpustakaan kota, mencari kitab kuno yang tidak ada di sini. Aku lupa waktu," Arsha berbohong. Kebohongan pertamanya. Ia merasakan beban dosa, tetapi ia membenarkan dirinya bahwa ini adalah kebohongan demi niat suci.

​Kiyai Hafidz mengangguk, masih ragu. "Baiklah. Sekarang mari salat Maghrib. Setelah Isya, kau harus ikut Abah bertemu Kyai Mustofa. Kita akan membicarakan tanggal pernikahanmu dengan Zulaikha."

​Arsha menegang. "Tapi, Abah bilang akhir bulan?"

​"Ini hanya pembicaraan awal, Rafka. Jangan membantah. Jangan membuat Abah kecewa," ucap Kiyai Hafidz, mengakhiri pembicaraan.

​Arsha pasrah, tetapi di dalam hatinya ia telah bersumpah. Ia akan menerima perjodohan ini sebagai kedok, sebagai perisai, sampai ia berhasil menemui Ayesha kembali dan membawanya ke dalam cahaya.

​Saat sujud Maghrib, Arsha mengulang janjinya. "Ya Allah, aku akan menikahi Zulaikha jika itu kehendak-Mu. Tapi aku bersumpah, setelah semua ini selesai, aku akan mencari Ayesha Shekilla. Aku akan menemuinya dan membimbingnya. Jadikanlah ini sebagai ujian terbesarku."

...----------------...

Next Episode....

1
🌹Widianingsih,💐♥️
duhh .. Arsya..jangan jatuh cinta pada Ayesha, nanti akan mendatangkan masalah besar
🌹Widianingsih,💐♥️
benar-benar cobaan berat bagi seorang Gus , bagaimana nanti jika ada yang tau. ...pasti fitnah besar yang datang !
duh Gusti nu maha agung.... selamatkan keduanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!