NovelToon NovelToon
Suamiku Selingkuh Dengan Gadis SMP

Suamiku Selingkuh Dengan Gadis SMP

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Pelakor / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sansan Irawan

Anindita (40), seorang istri yang berdedikasi, menjalani kehidupan rumah tangga yang tampak sempurna bersama Bima, suaminya, seorang insinyur. Namun, semua ilusi itu runtuh ketika ia mencium aroma sirih dan parfum vanila murahan yang melekat di pakaian suaminya.
Bima ternyata menjalin hubungan terlarang dengan Kinanti, seorang siswi SMP yang usianya jauh di bawahnya dan merupakan teman sekolah putra mereka. Pengkhianatan ini bukan hanya merusak pernikahan yang sudah berjalan delapan belas tahun, tetapi juga melukai harga diri Anindita secara telak, karena ia dibandingkan dengan seorang anak remaja.
Dipaksa berhadapan dengan kenyataan pahit ini, Anindita harus memilih: berjuang mempertahankan kehormatan keluarganya yang tercoreng, atau meninggalkan Bima dan memulai hidup baru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansan Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Telepon yang Terputus dan Batas yang Tegas

Anindita menghabiskan sisa sore itu dengan membersihkan rumah, sebuah ritual membersihkan bukan hanya debu, tetapi juga energi buruk dan jejak Bima. Ia mencuci semua bantal dan selimut, menyemprotkan pewangi eucalyptus—aroma yang tajam dan bersih—di setiap sudut kamar, menggantikan bau sirih dan kebohongan yang seolah masih melekat.

Saat Magrib tiba, ia menerima telepon. Nomor Bima.

Anindita menatap layar ponselnya lama. Ia mengangkatnya, memilih untuk menghadapi suaminya dengan kepala tegak, bukan menghindar.

"Ya, Bima," sapanya, suaranya dingin, tanpa intonasi.

"Ndita, Syukurlah kamu angkat," suara Bima terdengar tegang dan panik. "Aku sudah telepon Kinanti, tapi dia blokir aku! Semua media sosial, semua nomor. Aku nggak bisa menghubunginya! Kamu... kamu yang melakukannya?"

Anindita tersenyum tipis, senyum kemenangan yang pahit. "Aku hanya meminta dia untuk melakukan hal yang benar, Bima. Melakukan hal yang seharusnya kamu lakukan dari awal."

"Tapi kenapa? Dia janji kita akan ketemu besok sore! Dia janji mau balikin hoodie aku yang ketinggalan—"

"Berhenti, Bima!" potong Anindita, suaranya meninggi. "Kamu panik karena mainanmu diambil? Kamu khawatir dengan hoodie-mu, padahal kamu harusnya khawatir dengan nasib rumah tanggamu?"

Ada jeda hening di ujung telepon. Anindita membayangkan Bima sedang berdiri di sebuah tempat yang asing, sendirian, di apartemen kantornya yang dingin.

"Aku sudah bilang, aku akan putuskan dia," kata Bima, nadanya memelas. "Tapi tolong, jangan pisahkan kami dengan cara ini! Aku bisa bicara baik-baik dengannya."

"Kamu sudah punya kesempatan untuk bicara baik-baik. Delapan belas tahun. Kamu buang itu, Bima," Anindita menegaskan. "Dia sudah tahu posisinya. Dia sudah berjanji tidak akan mengganggumu lagi. Dan sekarang, giliran kita."

"Giliran kita apa, Ndita? Aku minta maaf. Aku sungguh menyesal. Aku janji ini tidak akan terulang! Aku akan jual mobil itu, aku akan—"

"Aku tidak butuh janji dan penyesalanmu," sela Anindita. Ia menarik napas, mempersiapkan dirinya untuk pukulan terakhir. "Aku sudah menghubungi Pengacara Purbaya. Kita akan bercerai. Dokumen akan segera disiapkan."

Kata 'Pengacara Purbaya' itu sontak membuat Bima terdiam. Purbaya bukan pengacara biasa; ia adalah pengacara spesialis perceraian dengan reputasi tinggi, yang dikenal selalu memastikan hak kliennya terpenuhi sepenuhnya.

"Apa?! Purbaya? Ndita, kamu nggak waras! Kita bisa selesaikan ini tanpa pengacara! Kita bisa ke mediator! Rayhan—"

"Jangan bawa-bawa Rayhan!" Anindita membentak. "Perceraian ini adalah konsekuensi dari perbuatanmu. Dan demi Rayhan, aku akan memastikan perceraian ini berjalan bersih dan adil untukku. Kamu tinggalkan rumah. Kamu tidak boleh mendekat sampai Rayhan pulang dari kemah."

"Tapi kenapa? Aku harus menemuinya!"

"Tidak," jawab Anindita tegas. "Aku akan menjemput Rayhan lusa. Aku akan bicara dengannya sendiri, menjelaskan perpisahan kita dengan cara yang paling halus. Dan kamu, Bima, kamu tidak boleh ada di sana untuk merusak momen itu. Aku tidak mau dia melihat ayahnya yang penuh aroma sirih dan kebohongan."

Bima terdiam lama. Suara napasnya yang berat terdengar jelas di telepon. Anindita tahu, ia telah memenangkan pertempuran kecil ini. Bima kini sadar bahwa Anindita tidak lagi hanya seorang istri yang menangis, melainkan seorang wanita yang siap bertarung.

"Baik," Bima menyerah, suaranya penuh kekalahan. "Aku akan tunggu dokumennya. Tapi Ndita, ingat, aku akan memperjuangkan hak asuh Rayhan. Aku nggak akan biarkan kamu mengambilnya."

"Silakan, Bima. Kita akan lihat siapa yang lebih pantas menjadi wali Rayhan, ayah yang selingkuh dengan anak SMP, atau ibu yang melindungi putranya dari skandal menjijikkan ini," balas Anindita tajam.

Anindita tidak menunggu jawaban. Ia memutus panggilan. Ponselnya terasa panas di telinganya.

Menyusun Strategi dan Menciptakan Narasi

Setelah telepon yang menguras emosi itu, Anindita segera menghubungi Pengacara Purbaya. Mereka membuat janji untuk bertemu besok pagi.

Anindita menghabiskan malam itu dengan menyusun narasi yang akan ia sampaikan kepada Rayhan. Ia tahu ia tidak boleh berbohong, tapi juga tidak boleh terlalu jujur. Rayhan masih berusia 13 tahun, di masa paling sensitif.

Ia membolak-balik album foto keluarga. Di sana ada Bima yang tersenyum saat menggendong Rayhan kecil. Ada Bima yang tertawa saat liburan di pantai. Bima yang dulu.

Bagaimana cara menjelaskan bahwa sosok pahlawan di mata putranya kini adalah seorang pengkhianat dan seorang predator emosional?

Anindita mengambil pulpen dan kertas. Ia mulai menulis poin-poin penting:

* Tidak ada pihak ketiga. Kami berpisah karena kami sudah tidak sejalan dan sering bertengkar.

* Itu bukan kesalahan Rayhan. Keputusan ini murni antara Ayah dan Ibu. Rayhan tetap menjadi prioritas utama kami.

* Rayhan tetap akan bertemu Ayah. Rayhan akan bertemu Ayah seperti biasa, tapi di luar rumah.

* Hidup akan tetap berjalan normal. Ibu akan selalu di rumah. Rayhan tidak perlu pindah sekolah.

Narasi itu terasa lemah dan penuh kebohongan, tetapi Anindita tahu, ini adalah perisai yang harus ia berikan pada Rayhan. Kebenaran penuh tentang Kinanti dan sirih akan menghancurkan masa remaja putranya.

Keesokan paginya, sebelum fajar, Anindita keluar rumah. Ia menuju ke kebun belakang, tempat Kinanti bilang Bima pernah merokok bersamanya. Anindita mencari-cari di bawah pohon jambu yang rindang.

Ia tidak menemukan rokok. Tapi ia menemukan sesuatu yang lain.

Di balik tumpukan pot bunga kosong, ia menemukan bungkus rokok kecil, isinya tembakau lintingan. Dan di sampingnya, sebuah tas kecil kain beledu yang biasa digunakan Bima untuk menyimpan benda-benda kecil.

Anindita membukanya. Di dalamnya, ada beberapa permen rasa vanila. Dan yang paling mengejutkan, di dasar tas itu, terselip selembar kertas tua yang terlipat rapi.

Ia membukanya. Itu adalah tulisan tangan Bima. Bukan chat genit, bukan janji sepatu. Itu adalah surat cinta. Surat cinta yang ia tulis untuk Anindita, saat mereka masih kuliah.

"...kamu adalah selamanya, Ninda. Kamu adalah rumah, dan kamu adalah janji yang tak akan pernah aku ingkari. Aku mencintaimu, hari ini dan sampai mati."

Anindita menatap surat itu, lalu menatap tembakau lintingan di sebelahnya. Kontras itu menamparnya. Bima tidak hanya mengkhianati janji pada seorang istri, tetapi ia juga mengkhianati dirinya sendiri di masa lalu.

Air mata Anindita mengering. Kini, ia tidak lagi merasa sedih. Yang ia rasakan hanyalah tekad yang membara.

Anindita bergegas menuju kantor Pengacara Purbaya, membawa tas kecil itu, bukan sebagai bukti, melainkan sebagai pengingat: ia akan berjuang bukan untuk mendapatkan harta, melainkan untuk mendapatkan kembali harga diri dan masa depan yang bersih bagi putranya.

1
Dewi Fuzi
kok jadi ngelantur ke mna" ? seru tp gak nyambung
Isranjono Jono
bima gendeng karena kesalahan mu anak jadi korban
Isranjono Jono
kok melebar kemana2 thor
Isranjono Jono
pelajaran untuk pedofil
Isranjono Jono
good job dita 👍👍
Isranjono Jono
ya tuhan ngeri aku bacanya pelajaran untuk para orang tua yang punya anak gadis
Isranjono Jono
waduh pedofil laki nya gaees🤭
kalea rizuky
looh anin meninggal apa gmana
kalea rizuky
kasian anin kehilangan anak harusnya jalang ini yg kehilangan anak kehilangan rahim sumpah benci liatnya q jalang kecil menjijikkan
kalea rizuky
sejauh itu jalang kecil sama Bima berhubung
kalea rizuky
makan itu selingkuh an mu kamu kira qm. akan bahagia Bima hahahah mimpi
kalea rizuky
kn bner jalang sok korban pdhl aslinya licik
kalea rizuky
jalang kecil lacur
kalea rizuky
suka liat cwek g menye2
kalea rizuky
gila si Bima
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!