Gadis cantik yang mengalami perpindahan jiwa kedalam tubuh gadis dari anak pengusaha terkenal.
Gadis yang memiliki tubuh istimewa yang di incar orang orang. banyak orang yang ingin memanfaatkan darah dari gadis itu.
Banyak misteri disetiap langkahnya yang akan menemani gadis itu. Jiwanya berprofesi sebagai pembunuh bayaran yang paling di cari semua orang. lalu apa penyebab gadis itu terlahir kembali sebagai bayi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon celine biollle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
"Yah, to ini cepi cih?"(Ayah kok ini sepi sih?) ucap Caren heran saat melihat di sekitar tampak sepi tidak seperti biasanya.
Hattrick hanya tersenyum tipis tidak menjawab pertanyaan anaknya. Mobil mewah itu akhirnya sampai di depan Mansion yang tampak sedikit berbeda menurut Caren, karena suasana di sekitarnya tampak lebih sepi. Sore Menjelang malam Hattrick sengaja pulang lebih cepat dari biasanya karena hari ini merupakan hari yang sangat spesial baginya, yaitu hari kelahiran dari sang buah hati tercinta.
Kaki Hattrick melangkah dengan menggendong Caren di dampingi pula dengan sang asisten, Hendry. Di dalam rumah pun tampak sangat sepi tidak seperti tadi pagi banyak pelayan dan para pekerja lainnya berlalu lalang.
Pintu terbuka lebar dengan sendirinya membuat Caren sedikit tersentak. Masa ada hantu sih. Pikirnya.
Kaki jenjang Hattrick terus melangkah tanpa menghiraukan ekspresi anaknya yang masih heran. Hattrick memberi kode kepada Hendry yang di belakangnya dan di angguki asistennya itu.
Mansion yang semula gelap kini di gantikan dengan lampu lampu yang menyala dengan indah di susul dengan nyanyian dari para pekerja yang di susul dengan Hendry mendorong troli berisi kue ulang tahun yang sangat besar.
Caren membeku di gendongan ayahnya, dengan mata berkaca kaca Caren menatap ayahnya di balas dengan tatapan lembut sembari tersenyum melihat anaknya akan menangis.
"Jangan menangis sayang, ini hari bahagia mu." Ucapnya menenangkan Caren.
HUAAA
"Y-yah tenapa dak belitau atu?" Ucap Caren sesenggukan.
Terkekeh melihat sang anak " Kalau di kasih tahu bukan surprise dong." sambil mengusap pipi gembul yang sudah di banjiri air mata.
"Sudah, Caren harus selalu bahagia untuk sekarang dan seterusnya." Caren mengangguk.
Caren menutup matanya berdoa dalam hati sebelum meniup lilin yang berbentuk angka 2 itu.
Hufff
Tepuk tangan meriah dari para penghuni mansion di selingi ucapan selamat dari para pekerja.
"Ayah minta maaf ya sayang, ayah hanya bisa merayakan hari lahir Princess dengan sederhana." Caren menggeleng mendengar ucapan ayahnya.
"Ni dah Meliah tau." Ucap Caren cemberut. di balas kekehan dari Hattrick.
Setelah acara ulangtahun Caren selesai kini para penghuni mansion kembali beristirahat karena Hattrick memberikan istirahat lebih awal di karenakan suasana hatinya sedang bahagia melihat anak kesayangannya bahagia.
Caren terlelap di pelukan hangat ayahnya sembari tangan ayahnya mengelus punggung mungil Caren. Melihat anaknya yang sudah tertidur Hattrick menyusul kedalam mimpi sang anak.
"Ayah bahagia melihat princess ayah bahagia." Gumamnya sebelum tertidur.
°°°
Usia Caren kini sudah berusia 5 tahun. dan Kini hari pertama Caren bersekolah Di sekolah dasar milik ayahnya.
Caren sudah bisa berbicara lancar walau terkadang masih cadel dengan huruf R.
"AYAH." Teriakan menggema dari tangga dan terlihat Caren dengan seragam khas anak sekolah dasar sangat menggemaskan dengan rambut yang di kuncir kuda, pipi yang masih gembul dengan rona merah yang alami.
Caren tumbuh menjadi gadis kecil yang ceria dan semakin nakal.
"Princess, Jangan berteriak sayang." Peringatan Hattrick.
Cup
"Maaf ayah." Ucapnya sambil tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya yang mungil.
Hattrick menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya yang sangat bersemangat.
"Princess sarapan dulu nanti kita berangkat menuju sekolah barunya." Di angguki Caren dan langsung sarapan dengan lahap.
Di dalam mobil Hattrick tidak bosan mendengar celotehan Caren yang tidak sabar untuk sampai di sekolahnya.
Di parkiran khusus mobil Caren dan Hattrick keluar dengan bergandengan langsung menuju kelas baru yang akan di tempati Caren. Banyak orang tua yang menemani anaknya bersekolah ada juga yang sendirian. Tidak jarang banyak orang tua khususnya para wanita yang membicarakan ayahnya.
"Siapa pria itu? tampan sekali."
"Hei, kau tidak tau? payah sekali."
"Nak kau harus berteman dengan gadis itu ya"
Hattrick dengan wajah datarnya tidak menghiraukan ucapan ucapan dari wanita wanita itu. sesekali tatapannya melirik kebawah tepatnya ke arah putrinya. Sama seperti ayahnya Caren tidak menghiraukan kicauan dari sekitarnya pandangannya sibuk melihat lihat sekeliling yang menurutnya lebih menarik.
Pandangan matanya terpaku melihat bocah yang sedang memperhatikannya dengan intens. Caren tidak menghiraukan dan terus berjalan sampai di depan kelas 1 A.
Kelas 1 A berada di lantai bawah sesuai urutannya. Kelas unggulan untuk anak anak pintar salah satuannya Caren. Caren bisa memasuki kelas ini tidak mudah, dirinya harus melakukan beberapa tes yang akan menentukan kelas mana yang akan di tempati nya begitu juga dengan murid yang lain.
Setelah berpamitan dengan ayahnya Caren memasuki kelas yang sudah berisi murid yang asing di mata Caren. Caren menduduki kursi yang sudah ada namanya tempatnya berada di barisan kedua paling belakang. Setiap meja di isi dengan dua kursi untuk masing masing orang.
Caren melihat nama di bangku sampingnya untuk melihat siapa yang akan jadi teman satu mejanya.
Josh Hutcherson.
"Laki laki? Bukanya kata ayah di pisah yah laki laki sama perempuan? Sudahlah bodo amat."
Yap, Di setiap kursi tidak akan menulis marga anak anak tersebut karena sudah peraturan sekolah.
Jika sudah memasuki sekolah ini kasta setinggi apapun tidak akan berlaku. Sekolah dengan sistem yang sangat ketat Untuk mengolah para penerus keluarga mereka.
Caren melihat bocah yang sempat di lihatnya memasuki dan berjalan menuju arahnya.
"Hai." Sapa bocah itu.
Caren dengan wajah datar andalannya hanya mengangguk. Anak laki laki itupun tidak lagi melanjutkan ucapannya.
Josh Nama anak itu, Duduk di samping Caren sambil sesekali melirik ke arah Caren yang sedang memperhatikan anak anak yang sedikit ribut dan ada juga yang sedang berkenalan dengan teman sebangkunya.
"Selamat pagi anak anak." Ucapan ramah dari seorang guru laki laki yang baru saja memasuki kelas 1 A.
semua murid yang tadinya sibuk dengan dirinya sendiri segera bergegas menuju tempat duduknya masing masing.
"Pagi pak." Ucap serempak.
"Karena kita baru pertama bertemu bagaimana kalau kita memperkenalkan diri sendiri, di mulai dari bapak ya." Ucap pak San.
"Perkenalkan nama bapak San Alessandro Kebetulan bapak guru baru di sini."
Setelah sesi perkenalan selesai semua murid pergi untuk makan siang ketika bel sudah berbunyi pertanda istirahat.
Caren juga pergi ke kantin bersama Josh yang memaksa untuk ikut.
Banyak anak yang berlalu lalang mencari tempat duduk bersama temannya sembari membawa nampan berisi makan siang.
Di meja pojok hanya terisi Caren dengan Josh yang sedang memakan makanannya dengan khidmat tanpa terganggu oleh berisiknya suara anak anak yang bersahutan.
"Mmm, Ren Gimana kalau kita jadi temen saja sahabatan juga boleh, oh ya kalau kalau kamu gamau jadi temen aku biar aku saja yang jadi temen mu gimana." Ucapan antusias Josh tidak mendapat balasan dari lawan bicaranya.
Josh tidak menyerah begitu saja dirinya selalu berbicara tanpa henti sehingga membuat Caren kesal.
"Diamlah." Ujar Caren datar. mata yang mengunus langsung ke pandangan hijau gelap milik Josh dengan tatapan kesal.
"Akhirnya kamu bicara juga, Suara mu bagus juga kalau lagi ngomong." Memutar bola matanya malas mendengar ucapan Josh. Caren melanjutkan makannya yang hampir habis.
Bel pulang berbunyi Caren melangkah menuju parkiran yang sudah di tunggu Ayah tercintanya. Caren sedari tadi sudah menahan kekesalannya terhadap bocah yang sedari tadi mengikuti dirinya dan tanpa henti berbicara sebelum Caren meresponnya.
Menghela nafas sabar Caren berhenti melangkah dan menatap Josh " Josh berhenti berbicara. apa kau tidak lelah? Aku saja yang mendengarnya muak" Josh yang mendengar ucapan tajam dari Caren tidak tersinggung sama sekali.
"Baiklah, sampai jumpa besok Caren" pamit Josh langsung meninggalkan Caren. Caren hanya memandang datar kepergian Josh, Bocah aneh pikirnya.