Hal yang paling menyakitkan dalam kehidupan kita adalah bertemu dengan orang yang selama ini kita benci akan menjadi seseorang yang menemani hidup kita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Aldi sudah sembuh dari sakit yang sedang dia rasakan. Kepergian Anna Dua jam yang lalu membuatnya tak tenang. Ntah apa yang dia fikirkan. Harusnya dia senang jika Anna tak kembali karena dia tak mencintainya, tapi sekarang itu beda.
Aldi bolak balik dari balkon luar Mansion kamarnya hanya untuk dapat melihat mobil Anna masuk kedalam garasi yang ada di bawah kamarnya.
"Kemana saja dia? Ini sudah hampir 3Jam dia pergi." gerutu Aldi di balkon kamarnya.
Tak berselang lama setelah mengucapkan hal itu mobil yang di kendarai Anna telah terdengar dari luar. Dengan segera Aldi membuka pintu kamarnya.
"Dari mana saja kamu?" suara Aldi menggelegar bak petir di tengah guyuran hujan. Aldi tahu jika Anna terperanjat kaget dari tempatnya berdiri, tapi dia tak perduli.
Anna yang mendengar itu hanya mendongakkan kepalanya agar bisa menatap Aldi. Masih dengan perasaan terkejutannya Anna mencoba menetralkan dirinya untuk menjawab ucapan Aldi.
"Aldi? Kamu sudah sembuh?" tanya Anna dengan nada suara santai, padahal detakan jantungnya sudah tak terkendali.
"Kamu sudah sembuh?" ujar Aldi dengan nada mengejek.
"Jawab pertanyaan aku Anna, kamu dari mana, hm? Ini sudah sore dan kamu baru saja sampai di rumah?" tanya Aldi sambil menuruni anak tangga dan berjalan menuju dimana Anna berada.
"Kamu dari mana Anna? Aku sakit dan kamu pergi? Istri macam apa kamu?" ujar Aldi saat dia telah berada di hadapan Anna.
Anna tak beranjak dari tempatnya berada, dia hanya bisa menundukkan kepalanya tak berani melihat sorot tajam Aldi ketika Aldi sedang marah.
"ANNA" teriak Aldi di depan wajah Anna. Anna tersentak dengan teriakan Aldi. Tapi, dia masih bertahan di posisinya.
Anna menatap Aldi tepat di kedua bola matanya, bola mata Aldi yang dapat membuat Anna jatuh cinta kepadanya saat dia masih berada di SMP dulu.
"Ada apa Aldi?" tanya Anna masih dengan suara santai, mencoba menetralkan perasaan terkejutnya atas bentakan Aldi.
"Kau ini darimana Anna??" tanya Aldi
Sambil menahan emosi yang sudah berada di puncak kepala yang siap meledak kapan saja.
"Bukankah aku sudah izin kepadamu? Jika aku ke bandara, hm?" ujar Anna tak acuh dan berlalu ke arah dapur untuk meminum air dingin yang ada di lemari es.
Anna Poν
Baru saja aku masuk ke dalam rumah dan seperti dugaanku Aldi pasti sudah marah. Lagipula tadi Indra keterlaluan masa iya dia mengajak ibuku konspirasi karena dia marah denganku.
Baiklah, kembali lagi ke Aldi, tak seperti biasanya dia kini mulai untuk mengajakku berdebat. Walau sebenarnya aku suka dengan ajakan debatnya, tapi hari ini sungguh aku lelah.
"Aku habis dari rumah ibuku Al, tadi sahabatku datang dan dia menginap di rumah ibu untuk sementara waktu." ujarku jujur kepadanya walau tanpa melihat wajahnya.
"Kenapa kau tidak menghubungiku sama sekali,hm?" tanya Aldi yang kini telah duduk di kursi dapur tepat di samping Anna.
"Maafkan aku." ujarku lirih. Kalau masalah ini aku memang salah, dan aku mengakui akan hal itu. Karena sedari tadi baik Indra atau ibuku sudah menyuruhku untuk menghubungi Aldi tapi karena aku takut mengganggu Aldi dengan kekasihnya jadi aku tak menghubunginya.
"ANNA" bentak Aldi tepat di wajahku. Aku melihat wajahnya masih pucat pasi. Dan beberapa tetes keringat dingin keluar dari tubuhnya.
Bagaimana bisa kau membentakku seperti itu Al, jika wajahmu masih pucat seperti itu. Lirih Anna dalam hatinya.
"Aku tadi tak menghubungimu, karena aku takut jika aku akan mengganggu kesenanganmu dengan kekasihmu. Maaf." ujarku lagi sambil meneguk habis minuman yang telah ku tuang di dalam gelas.
"Baiklah, aku mau ke kamar dulu." kataku sambil meraih tas tanganku dan bardiri dari tempat ku berada sekarang.
"Anna, nanti Mama sama Papa akan kesini." setelah mendengar itu aku berhenti melangkah. Mama Papa? Kenapa dia akan kesini??
"Mama dan Papa mau pamit karena Papa dan Mama akan ke Australia ada urusan bisnis." jelas Aldi panjang lebar. Seakan tahu akan kebingunganku. Tapi aku masih diam tak bisa menjawab semua perkataannya. Refleks aku memutar tubuhku dan menghadapnya.
"Kau segeralah mandi lalu masak buatkan makanan kesukaan Papa dan Mama, sekarang masih jam 17:00 nanti mereka datang jam 20:00 kamu ada waktu 3 jam untuk membereskan semuanya."
Aldi sekilas melihat ke arahku yang sedang terkejut atas ucapannya. 3 Jam untuk memasak? Dan kesukaan Mama dan Papa Aldi memang masakan indonesia, tapi tetap saja itu tak akan cukup!! Lirihku dalam hati. Dia bangkit dari tempat duduknya "Aku ke kamar dulu." dan melangkah melewatiku.
Sudah tak ada waktu aku harus selesai sebelum Jam 20:00 tapi aku mau buat makanan apa?
Duh dasar Aldi, jika tahu Mama dan Papanya akan kesini, harusnya dia menyuruhku untuk segera pulang!! Bukannya malah tak memberi kabar kepadaku dasar suami tak berperasaan. Suka banget lihat istrinya kebingungan.
"Tapi, aku buat makanan apa?" lirihku sambil menjatuhkan pantatku ke kursi dapur.
"Biarlah, aku masak seperti biasanya saja. Masakan sederhana." ucapku mantab sambil berjalan ke arah dapur menyiapkan semua bahan-bahan yang aku perlukan. Setelah semuanya siap, aku mulai meracik bumbu yang di perlukan dan mencuci semua sayur mayur yang akan ku gunakan.
"Baiklah, ayo kita memasak." gumamku sambil meraih Spatulla dan juga dengan peralatan yang lain.
Aldi Pov
Aku memang sengaja menunggunya untuk membuat perhitungan dengan wanita itu. Pergi dari jam 12 Siang dan baru kembali jam setengah 5 sore. Kemana saja dia? Dia harus sekali-sekali aku kerjain biar tak menyalah gunakan ijin yang dia pakai.
Aku meraih Ponsel ku dan menekan tombol Mama. Setelah nada sambung terdengar 2kali barulah suara khas Mama yang aku rindukan.
"Assalamualaikum" suara serak Mama telah terdengar.
"Waalaikumsalam, Mama kenapa? Sakit?" tanyaku karena tak biasanya suara Mama serak seperti ini.
"Tidak sayang, hanya sedikit kurang enak badan saja." ujarnya yang kuyakini kini Mama pasti telah tersenyum hangat seperti biasanya.
"Ada apa kamu telfon? Apa kau perlu sesuatu?" imbuh Mama dengan suara serak khasnya dan yang aku rindukan.
"Tidak, aku kira Mama sehat, jadi aku dan Anna mau mengundang Mama untuk makan malam ke sini." ujar Aldi panjang lebar.
"Tapi, jika Mama sakit, tidak usah Ma, Anna pasti mengerti." imbuhku sebelum mendengar ucapan Mama.
"Mama akan datang sama Papa. Nanti Anna mau memasak apa?" tanya Mama yang kini suaranya terdengar sedikit normal seperti biasanya.
"Ntahlah Ma, katanya mau membuat resep baru." ujar Aldi yang sebenarnya tak tahu apa yang akan di masak Istrinya itu.
"Baiklah, nanti Mama akan kesana sekitar jam 8Malam. Mungkin akan lebih sedikit. Baiklah, Mama mau siap-siap dulu. Bye sayang!" ujar Mama dengan suara yang sedikit kembali serak.
"Bye Ma! Assalamualaikum." ucap ku sambil menunggu balasan salam dari mama
"Waalaikumsalam." Klik ujar Mama sambil mematikan sambungan telfon ku.
"Nanti kamu akan tahu Anna bagaimana pembalasan ku Anna." gumam Aldi sambil tersenyum karena rencananya berjalan lancar seperti biasanya.
Aurthor Pov
Anna sudah selesai dengan kegiatan memasak yang melelahkan. Dia memasak beberapa menu untuk makan malam special yang biasa dia buat. Menu makanan sederhana yang di buat oleh Anna dan telah tertata rapi di meja makan adalah Capcay, Sup Tahu, Perkedel Kentang, Ayam Teriyaki, dan Ayam Goreng Mentega.
"Karena waktunya sedikit, jadi hanya bisa buat ini deh!! Semoga tidak mengecewakan." gumam Anna pelan. Anna tersenyum puas atas apa yang telah dia kerjakan. Anna memang jago untuk masak memasak, karena itu sudah dia lakukan sejak dia masih kelas 2SMA.
"Apa masakannya sudah siap?" tanya Aldi mengejutkan Anna yang masih diam tak beranjak dari tempatnya dia memperhatikan semua masakannya.
"Kau membuatku terkejut!! Sudah, cobalah cicipi dulu." ujar Anna sambil mengusap dadanya karena terkejut atas kehadiran Aldi.
Anna mengambil sendok yang telah dia tata di atas meja dan menyuapkan sesendok Capcay agar Aldi mencicipi masakan yang telah dia buat. Aldi mengadu kedua alisnya pertanda bingung, atas apa yang dilakukan oleh Anna. Anna tampak manis dengan perlakuan yang kini dia lakukan.
"Apa kau yakin ini enak?" tanya Aldi sambil menaikkan sebelah alisnya tak yakin atas masakan Anna.
"Ish, cobalah dulu. Baru kamu komentar." ujar Anna dengan sinis.
Aldi memajukan mulutnya menyambut suapan Capcay yang Anna berikan. Aldi mencoba mengunyah makanan yang di berikan oleh Anna. Dan seketika dia terbatuk atas masakan yang baru saja masuk kedalam mulutnya.
"Kau.. Kau kenapa Al??" tanya Anna sambil menepuk-nepuk bahu Aldi.
Aldi tak menjawab perkataan Anna, tapi memuntahkan makanan yang ada di mulutnya. "Apa di Capcay ini ada udangnya?" tanya Aldi sambil terbatuk dan mencoba berkumur di wastafell yang ada di belakangnya.
"Ke..ke..kenapa dengan udang? Apa kau alergi dengan udang?" tanya Anna sambil memberikan segelas air putih ke Aldi.
"Apa di masakan ini ada udangnya Anna???" tanya Aldi sambil membentak Anna. Dari raut wajahnya terlihat dengan jelas kalau Aldi sedang marah.
"I.. Iya Aldi. Ada tapi tak banyak." ujar Anna dengan nada takut yang sangat terlihat dengan jelas di raut wajahnya.
Aldi tersentak dengan ucapan Anna, dia tak percaya jika Anna memasukkan udang di makanannya. "Jangan hidangkan itu Anna. Mama alergi pada udang juga, jadi jangan kau sajikan. Dari pada Mama pingsan. Sekarang kau mandilah, dan aku akan mengambil obat alergiku di dalam kamar." ujar Aldi sambil melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya sambil menggaruk lengan dan wajahnya yang kini Merah akibat alergi yang tanpa sengaja di lakukan oleh Anna.
Anna tak menjawab ucapan Aldi, tapi dia menyimpan makanan Capcay itu di lemari es, karena sayang jika di buang.
"Sayang sekali makanan ini tak dapat ku hidangkan." gumam Anna sambil menutup pintu lemari es. Setelah menyimpan Capcay itu kini Anna melangkahkan kakinya meninggalkan area dapur menuju ke kamarnya untuk mandi dan bersiap untuk menemui orang tua Aldi.
BERSAMBUNG