Gadis yang tidak pernah bahagia di hidup nya satu kali saja pun tidak pernah
Di rumah?di sekolah? sama saja! tidak ada yang mau membahagiakan dirinya
bahkan seolah olah dunia ikut mendukung ketidakberdayaan diri nya,semua...SEMUA SAMA SAJA!! tidak ada yang peduli ! Tidak ada yang mengasihani diri nya, punya keluarga namun seperti hidup sebatangkara
MAURA ZAFINA AMORA, gadis yang mencoba untuk mencari secercah kebahagiaan walupun mustahil bagi diri nya
"Gue ada di sini karna gue masih hidup" Fina mengulas senyum kecil pada sudut bibir nya.
"Tapi gue bisa bikin lo sembuh"
Fina menggeleng pelan dengan senyuman manis nya. "Gua sendiri aja gak pernah bisa, apa yang bikin lo yakin banget bisa nyembuhin gua??"
"Hidup gua udah terlalu rumit dan sial, jangan terlalu deket sama gua atau lo juga bakalan rusak, ini juga demi diri lo sendiri"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwayscoklat_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rumah putih
Fina berdiam diri membiarkan tangan dan tubuh nya di periksa oleh perawat berbaju biru yang ada di depan nya. Bahkan Fina hanya meringis kecil ketika jarum infus itu di lepas oleh perawat.
"Sebisa mungkin kamu jangan terlalu sering kelelahan yah, Nanti bisa fatal akibatnya." perawat tersebut menatap Fina sambil tersenyum. "Beberapa hari ini banyakin istirahat mbak, biar tenaga nya pulih lagi. Setelah ini mbak bisa keluar dari rumah sakit dan jangan lupa tebus obat nya di apotik yah."
Fina pun hanya mengangguk "Iya sus, makasi yah suster."
"Sama sama, saya permisi mas, mbak." Ucap perawat itu dan pergi keluar dari ruangan Fina.
Arkan yang memang sejak tadi duduk memainkan ponsel nya di sofa akhirnya mendongak. Menyimpan ponsel nya ke dalam saku celana nya dan berjalan menghampiri Fina.
"Kuat jalan?" tanya nya lembut.
Fina pun mengangguk. "Gue bisa kok."
Arkan pun mengangguk, "kalo gitu kita jalan keluar, Rey udah nunggu di depan kayaknya." Ucap Arkan.
Dia membiarkan Fina berjalan dan dia mengiringi langkah Fina sambil terus memastikan pergerakan gadis itu. Takut takut nanti fina pusing atau lain semacam nya yang kembali membuat nya khawatir.
Cukup 1 hari saja dia tersiksa melihat Fina di rawat di dalam rumah sakit seperti ini. Jangan lagii, Arkan berharap seperti itu.
Kalian tau alasan nya apa? ini bukan soal biaya, melainkan soal Arkan yang khawatir tapi tak bisa mengutarakan kekhawatiran nya kepada Fina.
Akan begitu canggung jika dia mengungkapkan perasaan nya dengan jujur nanti.
"Rey!"
Arkan kembali ke alam bawah sadar nya saat mendengar suara Fina yang menyapa Rey di depan pintu utama rumah sakit. Arkan pun segera bergabung kesana. lalu menatap rey dengan datar.
"Kita langsung nyari kontrakan aja yah??" tanya Rey yang langsung di angguki oleh Arkan.
"Gue bisa sendiri loh guys," ucap Fina, masih merasa tak enak dengan merepotkan kedua laki laki di kiri dan kanan nya ini.
"Ngomong sekali lagi gue timpuk lu." balas Rey dengan tak santai nya. membuat Fina langsung mendengus kecil.
"Yaudah bentar lagi sopir gue dateng. Kita tunggu bentar lah yah."
Fina dan arkan pun hanya mengangguk kecil mendengr ucapan Rey.
"Atur aja, lo kan panitia." ejek arkan.
"Bangke lo!"
●●●●●●
selepas keluar dari rumah sakit tadi, sudah hampir 2 jam ketiga orang ini berpindah-pindah tempat untuk mencari kontrakan yang cocok untuk Fina di sekitaran sekolah.
Sampai pada akhirnya Ketiga orang ini melihat sebuah kontrakan yang tampak begitu Asri dan sangat nyaman untuk ditinggali.
Mobil berwarna hitam legam itu pun berhenti tepat di depan rumah bertulis kan "dikontrakan" tersebut.
"Ini loh kece anjaii rumah nyaa." ucap Rey, dia dengan cepat keluar dari mobil dan menatap rumah itu lebih dekat untuk memastikan penglihatan nya.
Arkan dan Fina pun ikut menyusul keluar dari mobil menyisakan sopir pribadi Rey yang mengemudi tadi.
"Iya bener ini bagus sih" jawab Arkan setuju.
"Iyakan?! Warna putih, bersih, halaman nya lumayan lah yah, trus ada taman kecil nya juga. Adem kek nya." Rey berkomentar lagi.
Arkan pun mengangguk. "Bener, gak jauh juga dari sekolah." ucap nya sambil menatap sekeliling. "Noh ada warung sama Cafe juga" tunjuk nya ke sebelah kiri yang dimana tak jauh dari sana ada Sebuah warung dan juga Cafe di seberangnya.
"Cocok nih. Gue hubungin dulu lah pemilik nya." ucap rey dengan semangat mengeluarkan ponsel nya.
Lain dengan arkan yang sadar akan Fina yang hanya diam menatap ke kontrakan di depan nya.
"Kenapa?" tanya Arkan pelan. Seakan arkan tau ada sesuatu yang membuat Fina diam dan tak berkomentar.
Rey pun ikut melihat ke arah Fina.
Fina yang diam itu mendongak menatap Arkan dengan cengengesan. "Kalo kontrakan segede ini, gue gak ada duit buat bayarnya. Kira cari yang agak kecil aja gimana?" Jawab Fina dengan canggung.
Dia yakin duit nya tidak akan bisa untuk mengontrak di kontrakan yang lumayan besar seperti ini. Dia sangat yakin sekali bahwa ini harga nya cukup tinggi untuk diri nya yang sebatang kara dan tak punya dana sekarang.
Arkan dan Rey beradu pandang dalam diam nya mereka.
"Gue gak punya duit gengs, serius deh. Gapapa nyari yang kecil aja yang penting gue punya tempar tidur. Gak perlu yang terlalu gede gitu." sambung Fina lagi, dia menggaruk leher nya dengan canggung.
Cukup malu mengakui diri nya tidak punya uang di depan orang orang berada seperti arkan dan rey ini.
"Gak gak gak, yang ini nyaman. Masalah biaya ada gue nanti yang bayarin. Tenang aja." Sanggah Rey dengan cepat.
Fina beralih menatap ke arah Rey, "loh ini banyak Rey, bukan sekedar lo jajanin gue aja, ini rumah kontrakan kalo lo tau." ucap Fina lagi.
"Gue tau ini rumah kontrakan, biar lo nyaman beraktivitas sama istirahat nya. Masalah biaya aman aja, duit gue banyak!" ucap Rey lagi. Dia sedikit menaik turunkan alis nya ke arah fina yang terdiam lagi.
"Jangan deh rey, ini bener bener udah banyak banget bantuin gue. masa lo yang bayarin kontrakan gue." ucap Fina lagi.
Sungguh tak enak hati lagi merepotkan Rey.
"Kontrakan lo biar gue sama Rey yang patungan bayar nya. Gak usah mikirin duit berapa banyak, duit kita cukup kok kalo cuma buat ini. Itu urusan gampang." Arkan tiba tiba bersuara membuat Fina kembali menggeleng.
"Tapi.."
"Sebagai ganti nya, Lo harus sediain tempat yang nyaman di kontrakan ini. Atau minimal di teras nya untuk kita nongki. Mungkin ntar kalo ada satu dan dua hal kita nongki di sini dan lo harus siapin makanan atau minuman. Gimana? Jadi bukan lo aja sendiri yang bakal nikmati kontrakan ini, kita juga." ucap Arkan lagi.
Fina pun memiringkan kepala nya menelaah tawaran dari Arkan barusan. "Good idea, tapi kalo gue udah dapet kerja, duit kalian gue ganti yah?" ucap Fina lagi sambil tersenyum.
"DEAL!" rey dan Arkan langsung men-dealkan omongan Fina agar semua nya cepat.
Arkan tersenyum kecil, sebenarnya hanya sebuah alasan di balik kalimat nya tadi agar Fina mau menerima bantuan mereka.
Kalo tak seperti itu, akan menghabiskan 1 jam hanya untuk berdebat dengan fina yang tak enakan itu. Lagi pula jujur saja kalo hanya membayar kontrakan tiap bulan untuk Fina tinggali, Arkan sama sekali tak keberatan. Dia masih punya cukup uang untuk itu.
Tinggal minta kepada orang tuanya, pasti akan di kasih. dan arkan akan memanfaatkan Privilage dari kedua orang tua nya itu. Hahahaha