Mengisahkan tentang kisah kehidupan dari seorang pemuda biasa yang hidupnya lurus-lurus saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan cantik yang sekonyong-konyong mengigit lehernya kemudian mengaku sebagai vampir.
Sejak pertemuan pertama itu si pemuda menjadi terlibat dalam kehidupan si perempuan yang mana si perempuan ini memiliki penyakit yang membuat nya suka ngehalu.
Dapatkah si pemuda bertahan dari omong kosong di Perempuan yang tidak masuk akal itu?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Di Persingkat Saja DPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di temukannya bukti
Aku membalas dengan nada bicara yang datar. "Cih! Aku kira orang hebat mana yang membawaku ke sini, ternyata cuma pengecut yang selalu kalah meksipun keroyokan!".
Wajahnya langsung berubah jadi merah padam ketika aku mencibirnya.
"Lu masih berani bicara kayak begitu ketika gua punya kemampuan menentukan hidup dan mati lu!" Seketika aku tertawa mendengar bualannya itu.
"Hahaha!!"
"Lu itu ngelawak ya? Satu-satunya yang gua percaya bisa menentukan hidup dan mati manusia cuma satu yaitu Allah. Atas dasar apa lu bilang kalau lu punya kemampuan untuk itu!" Kini giliranku menatapnya dengan tatapan menghina dan merendahkan.
"Bacot! Percaya atau enggak gua bisa lakuin itu sekarang!" Sudut mulutku seketika terangkat.
"Oh ya?... Kalau begitu coba buktikan sendiri!" Aku menantangnya agar dia mau mendekat padaku.
"Lu nantangin!?" Ia langsung terpancing dan maju sambil menaikkan lengan bajunya.
Kemudian ia mencoba untuk memukulku tapi aku langsung menahan pukulan itu hanya dengan satu tangan.
Bugg!!
"Hah!?" Entah sudah berapa kali aku melihat raut wajahnya yang terkejut itu ketika serangan aku tahan.
"Lu gak makan apa bagaimana? Kok pukulan lu letoy banget!" Setelah mencibir aku langsung menyerang balik.
"Kalau lu gak bisa mukul seseorang biar gua ajarin. Kalau mukul itu harus pakai tenaga kayak gini!" Aku membalas pukulan itu tepat ke wajahnya.
Bugg!!
Dia langsung terhuyung dan aku langsung bangun untuk menjatuhkannya kemudian memukuli wajahnya.
Aku mendaratkan beberapa pukulan ke wajahnya tanpa dia bisa membalas sama sekali.
"Arghhhh!!" Ia menjerit-jerit tapi aku tidak berhenti memukul.
Aku terus melakukannya hingga bibirnya pecah dan batang hidungnya patah.
"Hentikan sekarang juga!" Orang yang datang bersama Bocah ini langsung membantu.
Buggg!!
Aku di tendang olehnya hingga aku terbanting ke tembok dan terduduk di sana sambil menahan rasa sakit di tempat yang terkena tendangan.
Bocah yang aku pukuli tadi langsung di bantu bangun meksipun dia terlihat sangat sengsara dengan wajahnya yang bengkak berdarah itu.
"Lu selamat kali ini!" Aku berkata sambil tersenyum padanya dan itu cukup membuat nyalinya hilang.
Dia buru-buru pergi dari sini karena takut aku akan melompat ke arahnya dan lanjut memukulinya.
Setelah mereka pergi aku mulai meringis kesakitan karena tendangan orang tadi hampir saja membuat tulangku patah.
Tidak ada yang bisa aku lakukan di sini kecuali berdoa agar ada yang datang menolongku.
Kembali ke sini Ketua Kelas Santi, Freya dan Dinda.
Malam-malam mereka berdua jalan-jalan menelusuri tempat yang mungkin aku lalui ketika pulang dari rumahnya Dinda.
Tentu tidak hanya ada mereka bertiga tapi pak RT dan warga sekitar rumahku ikut membantu pencarian.
Kemudian tak lama Freya menemukan sesuatu yang mengkilat ketika terkena cahaya senter. "Hm?..."
Segera ia mengambil apa yang dia lihat itu.
"Ini kan hpnya Dimas!?" Ia terkejut ketika melihat hpku tergelatak retak di pinggir jalan.
Sebenarnya semalam ketika hp itu jatuh itu hampir di ambil seseorang tapi karena mereknya sangat jadul jadi orang itu tak mau mengakuinya.
Hp itu di lempar begitu saja.
"Hey! Kalian!!" Freya memanggil yang lainnya dan mereka pun berkumpul di sekitarnya.
"Ada apa!?" Santi langsung bertanya.
"Aku menemukan hpnya Dimas!" Hp itu di berikan pada Santi agar di cek lagi apakah itu hpku atau bukan.
"Kok hpnya Dimas malah tergeletak di sini ya?..." Ucapnya ketika semua warga mulai berkumpul di sekitar Santi.
Dalam hati kemudian Santi bergumam tak jelas. 'Mungkinkah.... Mungkinkah karena saking buru-buru melawan orang jahat Dimas sampai menjatuhkan Hpnya?.'
"Kalau ini bisa tergeletak begitu saja maka kemungkinan besar Dimas dalam masalah sekarang!" Ucap pak RT.
Semua orang seketika saling menatap satu sama lain dengan raut wajah yang bingung.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita lapor pada polisi saja?!" Usul Dinda dan usulannya itu langsung di setujui semua orang.
Bergegas mereka ke kantor polisi untuk melaporkan orang hilang dan para polisi itu langsung tercepat bertugas...
Itu karena di sana ada Santi anak orang super kaya dan Freya idol yang terkenal di kalangan anak muda sekarang.
Mereka tentu menganggap masalah ini serius karena kalau mereka asal-asalan mereka bisa-bisa akan dalam masalah.
Setelah itu pihak kepolisian menyegel TKP dan mencari lebih banyak bukti di sana.
Tentu saja para cewek itu tidak tinggal diam.
Mereka juga ikut membantu sebisa mereka meskipun tidak banyak lagi yang bisa mereka lakukan dalam masalah ini.
Dua hari kemudian berlalu jadi sudah empat hari kurang lebihnya aku hilang.
Di hari ke empat itu aku masih duduk di ruangan yang sama dengan wajah yang pucat dan mata yang merah.
Aku di sini memang di beri makan tapi mereka sengaja memberikan makanan sedikit untuk menyiksaku.
Apalagi aku tidak bisa tidur nyenyak karena dinginnya ruangan dan banyaknya nyamuk.