Kiara Putri terpaksa pergi dari suaminya saat ia hamil besar. Ancaman dari istri pertama suaminya, membuat ia nekat perg apalagi setelah sang ibu meninggal karena ulah istri pertama suaminya.
Namun, setelah anak yang ia lahirkan berusia 7 tahun, ia terpaksa kembali ke kota untuk menemui laki-laki yang telah memperistri nya.
Bayu Aksara Yudhistira, laki-laki yang kehilangan ingatan karena sebuah kecelakaan. Ia tidak tahu bahwa selain Yumna Cempaka yang sudah berstatus mantan istrinya, ia masih punya istri lain bahkan juga seorang anak.
Bagaimana kehidupan mereka saat keduanya kembali di pertemukan?
Happy Reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AA 5 Pengkhianat
Ayah Anakku (5)
Bayu masih belum bisa menemukan alasan kenapa ia di masa lalu bisa menikahi Kiara. Bahkan kini ia mendapatkan bukti bahwa pernikahannya benar-benar terjadi.
Tercatat di KUA.
" Lalu di mana buku nikahnya?," Batin Bayu yang tiba-tiba merasa kepalanya sakit.
Hal yang selalu terjadi jika ia memaksakan diri mengingat masa lalu.
" Dia mengkhianati ku? Kenapa? Selama ini dia tahu tapi, diam." Bayu memejamkan matanya.
Informasi ini mengejutkan. Seseorang yang selama ini ada di sekitarnya bahkan ia anggap sahabat nyatanya berpura-pura tidak tahu apa-apa.
Padahal di laporan jelas tertulis kalau Kiara memeriksakan kehamilan di rumah sakit miliknya bahkan oleh saudaranya.
"Pak, pergi kesana sekarang," perintah Bayu setelah mengirimkan alamat rumah yang disinyalir ditinggali oleh Kiara dulu.
Jika benar, kita sudah menikah dan punya anak? Lalu dimana kalian berada? Batin Bayu. Keberadaan Kiara masih di selidiki oleh orang suruhan ayahnya.
Kalau saja aku meminta bantuan ayah sejak dulu. Aku tidak akan terlalu lama melupakan kalian. Aku terlalu percaya padamu, tapi ternyata kamu sendiri pengkhianat nya. Pantas saat pertama aku menceritakan mimpiku kamu tampak terkejut dan bersikap aneh.
.
.
" Apa tidak apa-apa kalau saya kesana, Bi? Pak Bayu tidak akan tiba-tiba datang kan?," tanya Kiara khawatir. Kedua tangannya meremas baju yang ia kenakan.
Bukan tidak ingin bertemu. Tujuannya kan memang menemui laki-laki itu. Tapi, saat kakinya sudah menginjak kota ini, ketakutan itu malah menguasai hatinya.
Yumna, istri pertama Bayu adalah momok menakutkan yang menyisakan trauma mendalam.
" Bu Yumna bagaimana?," tanya Kiara lagi.
Ia pikir akan kuat demi anaknya. Namun, nyatanya ia tetap khawatir. Bukan khawatir pada nasib nya. Tapi, Kiara takut Yumna akan menyakiti putranya.
Terdengar desahan nafas berat. " Sebenarnya yang kami tahu, Pak Bayu itu kecelakaan saat mencari mbak Kia," Bi Hana mulai menjelaskan apa yang ia tahu soal majikannya itu.
" Astaghfirullah," Kiara sampai menutup mulutnya. " Bibi serius?," Kiara benar-benar tidak percaya.
" Dokter Amanda yang bilang. Bahkan beliau yang memberikan kami gaji sekarang," tambah Bi Hana.
" kondisinya bagaimana, Bi?,"
" Awalnya mengalami kelumpuhan. Tapi, sekarang sudah bisa normal kembali. Hanya saja yang Bibi heran, saat kita pernah tak sengaja berpapasan di jalan, Pak Bayu tidak balas menyapa Bibi. Dia malah bertanya Bibi siapa?,' heran Bi Hana.
" Apa mungkin Pak Bayu amnesia,Bi?," tebak Kiara.
" Amnesia itu penyakit apa, Mbak?,"
" Itu hilang ingatan."
" Bisa jadi,"
" Tapi, Aku tidak pernah dengar beritanya," Berita tentang seorang pengusaha hebat biasanya berseliweran di media. Tapi, ia tidak menemukan satu pun berita soal kecelakaan Bayu. Yang ada hanya soal kesuksesan laki-laki itu.
" Mbak seperti tidak tahu saja. Beritanya memang di tutup di media. Dokter Amanda bahkan bilang pada kami agar jangan menyebarkan berita kecelakaan pak Bayu kalau tidak ingin ada masalah,"
Kiara manggut-manggut.
" Assalamualaikum," salam dari luar menghentikan obrolan mereka.
.
.
" Di kunci, Pak," ucap supir yang sudah melihat ke gerbang.
Bayu menghela nafas. Ia lupa kalau dia memang tidak punya kuncinya. Bukankah rumah ini sudah lama di tinggalkan. Tentu saja tidak ada penghuninya.
" Tapi, sepertinya ada yang merawat kebersihannya," ucap Bayu yang penasaran dan turun dari mobil.
Ia melihat ke dalam halaman.
Sekelebat bayangan dirinya dan Kiara terlihat. Di balkon, di halaman, di teras.
Kepala Bayi semakin terasa berat. Sakit menusuk.
" Kita pulang saja, Pak!." ajak Bayu langsung masuk ke dalam mobil dan menyandarkan kepalanya.
" Baik, tuan,"
Sekalipun rasanya sangat sakit, Bayu tak bisa berpaling dari rumah itu. Pandangannya terus tertuju pada salah satu kaca di lantai atas. Ruangan di baliknya seolah memiliki magnet yang membuat Bayu tak bisa memalingkan wajahnya.
" Halo. Ada apa?," tanya Bayu dengan nada datar.
" Hei kenapa ketus begitu?," ucap suara wanita di sebrang sana.
Bayu merotasi matanya. Ia telah tertipu selama ini.
" Ada perlu apa kamu nelpon?," tak peduli pada tanggapan si penelpon, Bayu kembali menanyakan maksud orang itu menelpon.
" Kamu tidak kontrol? Hari ini jadwalnya kamu ke rumah sakit kan? Aku sudah menunggumu di sini sejak sejam lalu," jelasnya panjang lebar.
" Oh, itu. Aku lupa kalau mulai sekarang aku akan periksa ke rumah sakit Support Healthy," jawab Bayu tenang.
" pindah? Kenapa?," saking terkejutnya, orang itu berteriak.
Bayu sampai menjauhkan ponselnya dari telinga.
" Berisik!!,"
" Maaf, Bay. Aku terkejut. Kamu kenapa tidak bilang?,"
Bayu hanya menarik sudut bibirnya.
" Ayah merekomendasikan dokter kenalannya. Aku rasa aku sudah saatnya mencoba pengobatan lain. Pengobatan yang aku lakukan selama ini tidak menunjukkan hasil apapun,"
" Bay, kita sudah berusaha..."
" Aku tahu. Aku hanya ingin tahu sesuatu. Itu sangat menggangguku," jelas Bayu memotong ucapan lawan bicaranya.
" masih soal mimpi itu? Aku sudah bilang kalau mimpi itu bunga tidur," jelasnya.
" Hmm..," Bayu hanya menanggapinya dengan deheman.
Bagaimana di sebut bunga tidur jika sekarang aku ingat wajahnya. Wanita itu Kiara. Batin Bayu.
Kiara tentu jadi seseorang yang masih Bayu ingat karena Kiara sejak kecil sudah ia lihat. Ia ikut ibunya bekerja di kediaman ayahnya.
" Terus kenapa kamu masih mempertanyakan hal itu?,"
" Tidak apa-apa. Aku hanya ingin semua ingatan ku kembali secepatnya. Aku yakin ada sesuatu yang seharusnya tidak aku lupakan,"
" Bay..."
" Kalau tidak ada yang penting lagi, aku tutup telponnya,"
" Baiklah. Jangan lupa minum obatnya," ucapnya perhatian.
" Hmm," jawab Bayu langsung menutup telponnya.
" Obat. Aku jadi curiga dengan obat itu," gumam Bayu mengingatkan obat yang ia letakkan di kamarnya.
" Aku akan menyuruh seseorang menyelidiki obat itu." Bayu mengangguk-anggukkan kepalanya.
" Aku tak menyangka kamu mengkhianatiku, Amanda. Kamu yang aku percaya ternyata menikam ku dari belakang,".
Amanda menjadi dokter yang menemani Bayu melakukan pemeriksaan di rumah sakit miliknya. Ia merekomendasikan dokter yang kini menangani Bayu.
Sementara itu, Amanda meletakkan ponselnya dengan marah ke atas meja.
Tak
" Apa dia ingat sesuatu? Kenapa dia seperti menghindari ku? Dia mengganti dokter dan rumah sakit tanpa pemberitahuan apapun padaku?," cemasnya. Ia bahkan tak sadar sudah menggigit jarinya.
Kebiasaan Amanda saat ia cemas akan sesuatu.
" Bagaimana kalau dia curiga padaku?" Amanda semakin dilanda kekhawatiran.
" Kalau saja kamu melihatku sedikit saja, aku tidak akan melakukan sejauh ini, Bayu. Kamu membuatku melakukan hal ini." wajahnya tiba-tiba sedih.
Amanda tidak hanya seorang dokter. Dia pun adalah salah seorang teman Bayu sejak kecil. Ayah Bayu dan Ayah Amanda kenal dekat. Itu pula yang membuat keduanya dekat sejak kecil.
" Daddy, bantu aku. Aku mohon," Amanda menelpon ayahnya yang masih ada urusan pekerjaan di luar negeri.
.
.
TBC