NovelToon NovelToon
Tuan Muda Yang Hilang

Tuan Muda Yang Hilang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Patahhati / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial
Popularitas:168.7k
Nilai: 5
Nama Author: Guspitria Kamal

Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?

Inilah kisahnya 👍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

05 Permintaan Nek Murni

Sejak Mayang dan Rangga resmi menikah, Nek Murni merasa sangat bahagia karena Mayang ternyata juga mencintai Rangga. Niatnya menikahkan mereka sangat tepat. Makin hari keromantisan cucu dan cucu mantunya sangat terlihat jelas. Nek Murni melihat Rangga begitu perhatian pada Mayang. Semua pekerjaan yang biasa Mayang lakukan, sekarang Rangga yang mengambil alih. Mayang hanya diperbolehkannya memasak dan mencuci saja, kadang Mayang yang tidak betah duduk diam memaksa Rangga untuk mengijinkannya ikut Rangga. Entah itu kekebun, ke sungai menangkap ikan, apalagi kalau ke pasar menjual sayur.

Namun satu hal yang mengganjal di hati Nek Murni, inilah yang sejak dulu ingin Nek Murni tanyakan kepada Rangga. Dan menurut Nek Murni, saat inilah waktu yang tepat untuknya bicara serius berdua dengan Rangga. Hari ini Mayang sedang pergi kenduri bersama beberapa tetangganya, karena itu Nek Murni mengajak Rangga bicara sambil duduk di teras rumahnya.

''Nak Rangga, Nenek minta maaf sebelumnya. Ada yang ingin Nenek tanyakan sama Nak Rangga.'' Ucap Nek Murni memulai percakapan.

''Iya Nek, silahkan tanya saja Nek. Nenek ga perlu sungkan gitu. Sekarang Rangga kan bagian dari Keluarga Nenek juga.'' Jelas Rangga yang penasaran dengan maksud Nek Murni.

'' Baiklah, begini Nak Rangga. Jika nanti ingatan Nak Rangga kembali pulih, apakah Nak Rangga akan membawa serta Mayang apapun yang terjadi?'' Kata Nek Murni mengeluarkan pertanyaan yang mengganjal dihatinya. Terlihat Rangga diam penuh makna.

'' Nak Rangga kan tau sendiri, Mayang tidak punya siapa-siapa selain Nenek dan Nak Rangga tentunya. Nenek sudah tua Nak, mungkin waktu Nenek sudah makin dekat.'' Terdengar jelas suara Nek Murni tercekat di ujung kalimatnya. Kemudian dia menatap Rangga yang duduk di sebelahnya sedang menatap lurus ke depan.

''Berjanjilah dengan Nenek, Nak Rangga akan selalu menjaga May dan membawanya kemanapun Nak Rangga pergi.'' Ucap Nek Murni sambil menangis sedih.

Rangga yang kaget langsung menggenggam tangan Nek Murni sambil berjongkok di hadapan Nek Murni. Sungguh dapat Rangga rasakan betapa Nek Murni sangat menyayangi Mayang. Rangga juga sangat mengerti dengan kekawatiran Nek Murni, karena jika Neneknya di jemput sang Ilahi maka hanya dia lah satu-satunya orang yang dimiliki Mayang.

''Nenek jangan kuwatir, Rangga berjanji sama Nenek. Rangga akan selalu menjaga May dan tidak akan pernah meninggalkan May apapun yang terjadi kedepannya. Percayalah sama Rangga, Rangga sangat mencintai May Nek. May adalah nafas Rangga, May adalah jiwa Rangga. Rangga sekarang mungkin tidak bisa membuktikan apa-apa, tapi waktu yang akan menjawab semuanya. Rangga harap Nenek percaya sama Rangga.'' Jelas Rangga meyakinkan Nenek Murni, dan dibalas anggukan kepala oleh Nenek disertai derai air mata bahagia.

Sejak percakapannya dengan Rangga tempo hari, sekarang terlihat jelas ada kelegaan di wajah Nek Murni. Jika suatu saat Tuhan mamanggilnya, Nek Murni bisa pergi dengan tenang.

''Nek, kami pergi dulu ya.'' Ujar Mayang pamit dengan Neneknya.

''Apa tidak sebaiknya kalian besok pagi saja pergi cari bambunya May. Sekarang sudah sore, sebentar lagi azan shalat Ashar.'' ucap Nek Murni yang kuwatir dengan cucu dan cucu mantunya.

''Ga apa-apa Nek, sekarang mumpung ga hujan. Takutnya besok-besok hujan lagi. Lagian kita cepat kok, ambil seberapa dapat saja.'' Jawab Mayang.

''Iya Nek, Nenek jangan kuwatir. Kita ga lama, dan bambunya yang di pinggir hutan aja ga masuk ke dalam.'' Jelas Rangga.

''Ya sudah lah, lebih cepat lebih baik. Jangan lama-lama lo, pulangnya jangan tunggu gelap dulu.'' Kata Nek Mayang dengan pasrah.

''Iya Nek, kami pergi dulu. Assalammu'alaikum.'' Akhirnya Rangga dan Mayang pamit dan langsung jalan sambil bepegang tangan menuju kebun bambu di pinggir hutan dekat Desanya.

Rencananya Rangga akan membuat kamar mandi darurat saja di belakang rumah Mayang, hanya berdinding terpal dengan bambu sebagai tiang penyangganya. Agar kalau untuk mandi tidak perlu pergi ke sungai lagi.

''Mas, sebaiknya kita ambil jalan pintas aja mas. Itu loh jalan depan rumah Mang Dudung bapaknya Imah temen SMA aku dulu.'' Ajak Mayang pada Rangga yang sedang berjalan

''Owh ya sudah, asal sama Maylov mas ikut ajah.'' Jawab Rangga.

''Ish..ngasal deh, kalo May ajak masuk jurang mas mau ga?.'' Ejek Mayang.

''Mau aja, asal masuk jurang terdalam Maylov. Masuk sering-sering juga ga masalah.'' Goda Rangga sambil mencubit sayang pipi Mayang yang sudah bersemu merah.

''Aish..Mas tau aja kalo May lagi kepengen hi hihi..'' Ucap Mayang sambil menutup wajahnya dengan satu tangan yang tidak dipegang Rangga.

'' Wah kode keras nih, ayo buruan jalannya. Biar cepat balik ke rumah lagi.'' Ucap Rangga dengan menarik Mayang agar berjalan lebih cepat.

Tepat saat Mayang dan Rangga melewati rumah Imah, Mang Dudung ayah Imah terlihat sedang menyapu halaman rumahnya.

''Sore Mang, numpang lewat ya Mang.'' Mayang menyapa dengan santun.

''E walah, pengantin baru mau kemana sih sore-sore gini.'' Jawab Mang Dudung sambil mendekat ke tempat Mayang dan Rangga berdiri.

''Ini Mang, mau cari bambu ke pinggir hutan. Kemaren hujan terus Mang, takut kalo besok hujan lagi.'' Jelas Mayang.

''Nak Rangga gimana, apa sudah sembuh betul?'' Tanya Mang Dudung sambil melihat Ranggan dari atas sampai bawah.

''Alhdulillah Mang, sekarang sudah makin membaik. Jalan udah ga pakai tongkat lagi Mang.'' Jawab Rangga sambil menggoyang-goyangkan kakinya.

'' Owh gitu, Alahamdulillah. Ya sudah hati-hati May Nak Rangga. Ntar ngambil bambunya di pinggir-pinggir aja, jangan masuk jauh-jauh loh. Ntar nyasar lagi.'' Ucap Mang Dudung mengingatkan.

''Iya Mang, kami jalan dulu Mang. Assalammu'alaikum.'' Pamit Rangga dan Mayang

dan kembali melanjutkan perjalanannya.

Di rumah terlihat Nek Murni sedang duduk di teras rumahnya dengan pandangan yang tak lepas dari arah Mayang dan Rangga pergi tadi. Terlihat dari wajah Nek Murni sedang dilanda kecemasan.

''Mengapa perasaanku tidak enak begini ya? Seharusnya aku tidak ijinkan mereka pergi, mudah-mudahn tidak terjadi apa-apa dengan kalian Nak.'' Guman Nek Murni dengan perasaan yang sulit untuk diartikan.

Hari sudah mulai gelap, namun Mayang dan Rangga tidak pulang juga. Nek Murni semakin dilanda kecemasan, seharusnya Mayang dan Rangga sudan balik sejam yang lalu. Tetapi yang dia tunggu tidak kunjung datang.

Akhirnya dengan langkah pelan Nek Murni berjalan ke luar rumah berharap akan bertemu dengan cucu dan cucu mantunya di tengah perjalananan. Telah jauh berjalan, namun Nek Murni tidak bertemu dengan Mayang dan Rangga. Jalanan desa kalau sudah malam sangat sepi dan gelap, karena keterbatasan penerang jalan. Dan tepat saat Nek Murni bejalan di sebuah simpang jalan Nek Murni bertemu dengan Mang Dudung.

''Mbok, Mbok mau kemana malam-malam begini?'' Tanya Mang Dudung yang kaget melihat Nek Murni berjalan terseok-seok dalam gelap malam.

''Dung..hiks..hiks, apa kamu melihat May dan suaminya Dung? Dari tadi sore pergi ke hutan belum balik-balik juga''. Tanya Nek Murni sambil menangis.

''Jadi mereka belum pulang sampai sekarang?'' Ucap Mang Dusung sanga kaget.

''Iya Dung, tolong Dung perasaan Mbok ga enak Dung. Mbok takut terjadi apa-apa sama mereka hiks..hikss.'' Pinta Nek Murni sambil menarik tangan Mang Dudung.

''Iya iya Mbok, ayo sekarang kita lewat samping rumahku saja. Tadi mereka lewat sana, sekalian saya mau ambil senter dulu.'' Ajak Mang Dudung sambil membantu Nek Murni berjalan.

Setelah menelusuri jalan yang dilalui Mayang dan Rangga, Mang Dudung dan Nek Murni akhirnya sampai di tempat di mana seharusnya Mayang dan Rangga mengambil bambu.

Betapa terkejut Mang Dudung dan Nek Murni saat senter Mang Dudung menyorot sepasang sendal Mayang berserak di atas rumput dan botol air minum yang di bawa Rangga juga tergolek tidak jauh dari sana.

''Ya Tuhan Dung, itu sendalnya Mayang Dung dan ini..ini botol minum mereka Dung. Ya Tuhan Mayang dimana kamu nak hiks..hiks.'' Ucap Nek Murni sangat cemas.

''Sebaiknya Mbok tunggu di sini, biar saya masuk ke hutan. Mana tau ada petunjuk.'' Jelas Mang Dudung. Namun Nek Murni menolak.

''Ngga Dung ga, Mbok ikut kamu Dung. Mbok ga bisa nunggu di sini saja.'' tolak Nek Murni.

''Baiklah, tapi kita jalannya pelan saja.'' Kata Dudung pasrah.

1
sakura
...
Candra Apih
ceritanya jadi jauh dari judul
Candra Apih
harusnya yg jdi MC itu c Imah
Yusmar Lina
Lumayan
tri sutami
pengawal tuan agung letoy smuaa
Rusliadi Rusli
slow thor
Ridho Widodo
mayang goblok...otaknya dungu ga mikir keadaan suami nya....
Ridho Widodo
mayang di bikin mati aja thor...tau suaminya ada musuh malah sok polos....
Welda Arsy❤
bagus banger cerita mu thooor....terharu akhir nya bahagia🤗semangat berkarya thorrr😘
Welda Arsy❤
aq mampir thorrr
Fano Jawakonora
jgn buarkan apem amisnya ima nganggur tama hajar terus rancap teeus pepet terus sampai baasaahhh apemnya amisnya
Fano Jawakonora
sdhlah burung kutilang bau ketek....bau apem... tama akn segera menikah dgn ima kamu itu hny masa lalu jgn sok cantik dn manja" amis didepan tama dn ima
Fano Jawakonora
knp a skl danu sama beni sdh mati kali cpt dtg berikan bantuan author knp bikin cerita koq peran utama semuanya disiksa cerita gk nyambung banget nih dimna" peran utama selalu unggul koq ini yg oeran pembantu yg mendominasi cerita apaan ni
Fano Jawakonora
knp auhtor suka sekali hncur danu
Fano Jawakonora
lanjut auhtor may terllu berlebihan gk ngerti dgn urusan suaminya kase suport ding ini mala ngbek
Fano Jawakonora
kamu gk ngerti may pengawal itu penting musuh masi mengincar jgn teledoh may kamu itu dungu diam sja ikuti alurnya
Fano Jawakonora
gmn dgn musuhnya danu dn tama
Ilham Risa: Hai kak, mampir juga yuk kak ke novel aku "penyamaran seorang pria kaya raya" makasih kak🙏
total 1 replies
Fano Jawakonora
yukito bau
Fano Jawakonora
org kya tapi gk peka terhadap musuh disekelilingnya knp gk pke pengawal banyak" mna data perusahan mudah di retas lg
Fano Jawakonora
cerita gk bisannya bikin danu korban terus auhtir konyol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!