Luka Dan Cinta Dalam Perjodohan

Mobil mewah berwarna putih bermerk Range-Rov*er itu tiba didepan pintu gerbang masuk kediaman Arya Wijaya, petugas jaga kemanana bergegas membukakan pintu gerbang sesaat setelah menanyakan maksud dan tujuan sang pemilik mobil tersebut bertandang kerumah majikannya.

Setelah itu, petugas jaga tersebut mempersilahkan pengemudi mobil itu untuk melajukan mobil nya masuk kedalam halaman rumah Arya.

Mobil yang dikemudikan papa Kai berhenti tepat didepan pintu masuk. Bergegas papa Kai turun dari mobil dan berjalan cepat mengitari setengah badan mobil membukakan pintu untuk sang istri tercinta.

Kali ini, kedatangan nya ke kediaman Arya Wijaya berdua dengan mama Retta untuk melamar putri dari sang tuan rumah. Ya, mereka hanya berdua karena Gala dan Mikha kembali kerumah mereka masing-masing sebab Gala juga sibuk mempersiapkan perjalanan bisnis nya ke negara S. Begitu juga dengan Zia, ia tiba-tiba juga kembali kantor setelah mendapat telepon mendadak dari seniornya mengenai kasus yang baru ia tangani.

"Ayo mah". Ajak Papa Kai lalu menarik lembut tangan mama dan menggandeng nya masuk.

Mama Retta mengangguk, "Ayo".

Tok..

Tok..

Tok..

Mama Retta mengetuk pintu nya beberapa kali sebelum akhirnya dibuka oleh asisten rumah tangga yang bekerja dirumah Arya.

"Maaf anda mencari siapa ya ?" tanya ART itu sopan

"Apa tuan Arya nya ada ?" mama Retta balik bertanya

"Tuan Arya ada didalam, sebentar saya panggilkan dulu". Kata ART tersebut dan bergegas berbalik badan melangkah masuk untuk memanggil Arya.

Tak berselang lama, sang pemilik rumah pun datang. Dengan hangat Arya dan Viva menyambut kedatangan Papa Kai dan Mama Retta.

"Tuan Kaivan, maaf membuat anda menunggu lama. Mari silahkan masuk". Ujar Arya mempersilahkan papa Kai dan mama Retta untuk masuk kedalam rumah.

Papa Kai mengulas senyum tipis. "Terima kasih tuan Arya". Digenggamnya dengan erat jari jemari Mama Retta lalu menggandeng istrinya itu masuk.

Sesampainya diruang tamu, Viva segera mempersilahkan kedua tamu nya itu untuk duduk dikursi sofa. "Mari silahkan duduk tuan Kaivan, nyonya Retta". Ucap nya dengan ramah

"Terimakasih nyonya Viva". Sahut Mama Retta sambil melempar senyum

"Sama-sama nyonya Retta". Balas Viva

Kemudian, Arya dan Viva juga ikut mendudukkan dirinya berhadapan dengan Papa Kai dan Mama Retta.

"Tuan Arya, saya tidak ingin berbasa-basi. Anda sudah tau maksud kedatangan saya kemari bukan ?" Tukas Papa Kai to the point

Arya mengangguk-anggukkan kepala paham."Saya tau tuan Kaivan. Maksud kedatangan anda kemari ingin melamar putri saya bukan? sebentar saya panggilkan orang nya". Ia menyenggol lengan Viva meminta istrinya itu untuk memanggil Kimora.

Namun, saat Viva hendak berdiri dari duduknya tiba-tiba Elisa datang dan berjalan berlenggak-lenggok menghampiri mereka.

"Mama..." panggil Elisa pelan

"Ah Elisa sayang, kemari lah. Perkenalkan tuan Kaivan dan Nyonya Retta", Viva memperkenalkan Papa Kai dan Mama Retta pada putri semata wayang nya.

Elisa menoleh mengalihkan pandangannya menatap kedua orang tua Zio itu dengan seksama. Tatapan matanya menelisik memandang penampilan Papa Kai dan Mama Retta yang nampak biasa-biasa saja namun aura mereka sangat kuat sekali.

"Om...Tante.." Sapa Elisa sopan, tapi raut wajahnya menunjukkan jika ia tengah meremehkan keduanya.

Mama Retta membalas sapaan itu sambil melempar senyum hangat."Siapa nama kamu nak?"

"Elisa Tante". Jawab Elisa

Berbeda dengan papa Kai, pria paruh baya itu hanya diam tak membalas sapaan Elisa. Bahkan menatap wajahnya saja ia malas.

"Elisa, boleh mama minta tolong panggilkan Kimmy dikamar?". Pinta Viva

"Boleh ma, sebentar ya". Sahut Elisa

Viva tersenyum lalu mengelus lembut lengan Elisa."Terimakasih sayang, katakan juga pada Kimmy jika calon mertua nya datang kemari".

"Hmm..." Elisa hanya membalasnya dengan deheman, setelah itu ia berbalik badan bergegas melangkahkan kakinya menuju kamar Kimora.

.

.

Tok...

Tok..

Tok..

"Kimmy..." teriak Elisa seraya menggedor-gedor pintu kamar Kimora

Kimora yang baru saja keluar dari kamar mandi dan mendengar suara gedoran itu itu hanya menghela nafas panjang seraya mengelus dadanya.

"Sabar..." gumamnya pada dirinya sendiri

Setelah itu, ia segera berjalan membukakan pintu.

Ceklek!

"Apa?" Kimmy langsung melontarkan ucapan ketus pada Elisa

"cih!" Elisa berdecih seraya melipat kedua tangannya didepan dada

"Ayah menyuruhku untuk memanggil mu turun. Keluarga Winata sudah menunggumu". Katanya

"Aku tidak mau!" sahut Kimmy singkat

Elisa yang mendengar itu semakin berdecak kesal, ia langsung menarik tangan Kimmy dan membawa nya turun.

"Lepaskan tangan ku Eli!" berontak Kimmy mencoba melepaskan genggaman tangan Elisa dari pergelangan tangannya

"Diamlah!" Sentak Elisa

Elisa terus menyeret Kimmy sampai dilantai satu, ketika hendak tiba diruang tamu Elisa segera melepas genggaman tangannya dan beralih merangkul lengan Kimmy lalu menuntun pelan saudari tirinya itu menuju ruang tamu.

Kimmy berdecak kesal melihat berubah sikap Elisa yang sok seperti itu.

"Benar-benar siluman ular!" batin Kimmy

Melihat kedatangan Elisa dan Kimmy, Viva langsung mengulas senyum dan beranjak dari duduknya mendekati keduanya. Ia meraih lengan Kimmy mengambil alih merangkulnya, kemudian ia berbisik pelan ditelinga Kimmy.

"Dengar! Jangan sikap mu dan jangan membuat kami malu". Tekan Viva mengancam Kimmy

"Ayo Kimmy, duduk sayang.." Viva berucap dengan suara yang sangat lembut. Menarik tangan Kimmy dan mengajak nya duduk. Begitu juga dengan Elisa, ia ikut menyusul duduk disamping Arya.

Mama Retta mengulas senyum cantik saat melihat wajah cantik Kimmy, ia kemudian beralih duduk disamping perempuan itu.

"Kamu yang namanya Kimora kan nak ?" tanya Mama Retta dengan lembut

"Iya". Jawab Kimmy singkat namun tetap sopan

"Mau ya jadi menantu keluarga kami". Tanpa basa-basi mama Retta langsung mengatakan hal itu. Entah kenapa saat pertama kali melihat Kimmy, Mama Retta sudah langsung dibuat suka dengannya. Mungkin sikap Kimmy cuek dan dingin tapi perempuan itu masih memiliki tata Krama.

Dan, jika dilihat-lihat Kimmy juga perempuan yang tidak banyak menuntut dan neko-neko. Itulah kesan pertama yang mama Retta lihat saat menatap Kimmy untuk pertama kali nya.

"Jadi bagaimana tuan Arya? Apa lamaran kami diterima?" Tukas Papa Kai bertanya dengan tegas pada Arya

"Tentu-"

"Tidak!"

Dengan cepat Kimmy langsung memotongnya, membuat orang sontak saja mengalihkan pandangannya menatap kearah Kimmy.

Viva dan Arya sudah melotot tajam mendengar ucapan Kimmy.

"Kimora sayang, kenapa nak? Apa yang membuat mu menolak lamaran kami?" tanya Mama Retta lembut

Kimmy menoleh menatap mama Retta. Seketika saja ia terpana dengan tatapan teduh milik mama Retta, tatapan penuh kelembutan yang selama ini ia rindukan. Tatapan itu sama seperti mendiang ibu nya.

"Kenapa aku merasa nyaman sekali menatap wanita disamping ku ini? Tatapan nya seolah tidak pernah menghakimi dan penuh kelembutan". Kimmy bermonolog sendiri dalam hatinya

"Tuan Kaivan, Nyonya Retta maafkan Kimmy. Mungkin dia tadi hanya refleks berucap seperti itu. Saya selaku ayah nya mewakili Kimora menerima lamaran anda tuan Kaivan".

Perkataan Arya sukses membuyarkan lamunan Kimmy, ia menoleh menatap ayahnya itu dengan dahi yang mengernyit tak suka.

Mendengar itu, Mama Retta langsung bernafas lega dan melempar senyum kearah Kimmy. Diraihnya tangan Kimmy lalu ia usap lembut punggung tangan perempuan itu.

Begitu juga dengan papa Kai, seketika ia langsung mengulas senyum tipis seraya menganggukkan kepalanya.

Papa Kai menoleh menatap Kimmy dan berkata dalam hatinya. ""Bagaimanapun caranya, kamu harus menjadi bagian keluarga Winata, Kimora. Untuk menebus semuanya".

.

.

.

Jangan lupa dukungannya! Like, vote dan komen... Terimakasih 🌹❤️