Wanita Tangguh-Ku

Setelah selesai makan malam, mereka semua kembali bekerja dengan semangat.

"Wah kalau begini kerja nya, besok juga beres" ucap Weni dengan tersenyum.

"Iyaa Bu, kami harap juga besok sudah tinggal sedikit agar kita bisa istirahat" balas Hana terkekeh.

Mereka terus saja menggoda sambil bekerja, bahkan tak segan-segan Vio dan Diki selalu saja berdebat.

Hingga hampir tengah malam mereka memutuskan untuk mengakhiri pekerjaannya.

Weni langsung saja masuk ke ruang kerja nya, disana sudah lengkap dengan kamar yang memang sengaja di ssdiakan.

Weni berganti pakaian, setelah itu ia merebahkan tubuh nya di ranjang.

Lagi dan lagi Weni menghela nafas nya lelah.

"Pernikahan macam apa yang sedang aku jalani sekarang, aku ingin seperti mereka tetapi semua nya tidak akan mungkin. Kenapa tidak sejak dulu saja kau menolakku, Mas" gumam Weni.

Weni memejamkan mata dengan meremas dada nya sesak, ia sebisa mungkin terlihat tegar dan ceria di depan semua orang, padahal asli nya dia sangat rapuh.

***

Matahari bersinar dengan cahaya yang sangat indah dan hangat. Sebagian dari orang-orang sudah nampak bangun dan beraktifitas sejak tadi.

Begitupun dengan Weni dan yang lainnya, mereka sudah memulai kembali pekerjaan mereka. Sedangkan Weni, dia sedang memasak untuk sarapan pagi.

"Bahkan untuk nomer ponsel nya pun aku tidak tahu" gumam Weni meringis saat memeikirkan akan memberi kabar pada suami nya.

Weni menarik nafas dan menghembuskannya kasar, setelah itu dia kembali fokus pada masakannya. Mereka akan membereskan pekerjaan nya hari ini dan esok mereka akan membuka kembali Restorannya.

Bahkan Weni sudah mendapatkan suplayer sayuran segar dari penduduk pinggiran kota yang tak jauh dari sana.

Setelah selesai, Weni memanggil teman-teman nya untuk sarapan terlebih dulu.

"Bu, bagi resep nya dong, masakan Ibu enak,-enak sekali" ucap Hana dengan bangga.

"Bener Bu, aku yakin semua akan suka masakan Ibu. Pas di lidah" timpal Diki

"Jangan terlalu berlebihan ah" balas Weni terkekeh.

Mereka hanya tertawa kecil saja, kemudian mereka melanjutkan kembali sarapannya.

🌸

Sedangkan di Apartemen, Aldi sudah kembali dan langsung saja masuk ke dalam kamar nya. Ia melihat kesekeliling nya dan nampak tidak ada orang dari kemarin.

Terlihat jelas sunyi dan dingin, Aldi mengepalkan tangannya dengan geram.

"Kemana wanita s*al*n itu, Apartemen tidak di bersihkan dari debu" geram Aldi dengan tangan mengepal.

Lalu Aldi berjalan ke arah kamar Weni.

Brak.

Hening, dingin dan tidak ada siapapun disana. Aldi kembali menatap nya bingung dan ia langsung saja keluar.

"Tidak mungkin dia kabur kan" gumam Aldi menerka.

Lalu ia memgambil ponsel nya, tetapi sebelum menelpon seseorang, Bunda nya sudah nelpon.

"Halo Bunda" ucap Aldi.

"Apa kamu sudah pulang dari perjalanan bisnis mu, Nak?" tanya Mia langsung.

"Ah iya Bunda ini baru sampai" jawab Aldi sedikit kikuk.

"Istri mu sedang bekerja di Restoran, mungkin saat ini sudah berangkat" celetuk Mia

"Oh iya Bun, kalau begitu aku istirahat dulu" ucap Aldi.

Tut.

Panggilan berakhir dan Aldi memilih untuk istirahat saja. Ia tidak mau peduli dengan wanita tersebut.

"Mending aku tidur saja" gumam Aldi sambil berjalan ke arah kamar nya.

Aldi sama sekali tidak peduli akan nasib Weni, ia sudah sangat muak untuk berpura-pura.

Aldi langsung merebahkan tubuh nya dan ia memainkan ponsel nya sebentar, ia tersenyum saat mengingat bagaimana dirinya dan Lauren yang habis berlibur selama 3 hari. Mereka banyak melakukan kegiatan panas maupun yang lainnya.

"Aih aku sudah merindukan mu kembali, Laur" gumam Aldi dengan menghubungi Lauren.

"Halo sayang" ucap Aldi saat teleponnya sudah terhubung.

"...."

"Nanti sore aku akan ke Apartemen mu. Aku sudah sangat merindukan mu" ucap Aldi dengan bahagia.

Lalu panggilan pun berakhir, Aldi langsung saja memejamkan mata nya.

🌸

Sore hari nya Restoran D'Wen sudah beres dan terlihat sangat menarik. Bahkan Hana mengganti nama Restoran tersebut.

Setelah selesai pekerjaan semua nya, Weni mengumpulkan semua-Nya.

"Ada apa, Bu?" tanya Hana penasaran.

"Begini, kalian jangan ada yang pernah ngasih tahu pada siapapun kalau aku adalah pemilik Restoran ini yang baru. Biarkan saja mereka bertanya-tanya, dan aku akan menjadi Koki disini. Apa semua nya paham?" tanya Weni.

"Apapun alasannya kami setuju, Bu" jawab Hana yang di angguki mereka semua.

Weni tersenyum, lalu mereka membersihkan semua ruangan dan depan Restoran. Besok pagi Restoran tersebut sudah akan beroperasi.

Kring Kring

Weni langsung saja melihat siapa yang menelpon ke ponsel nya.

"Bunda" gumam Weni.

Lalu Weni mengangkat nya dan menjauh dari mereka.

"Halo Bunda" ucap Weni

"Halo sayang, bagaimana apa kamu sudah selesai merenovasi nya?" tanya Mia lembut.

"Baru saja beres, Bun. Besok sudah mulai buka kembali" jawab Weni antusias.

"Baguslah, semua nya sudah atas nama kamu ya. Itu Restoran hadiah dari Bunda dan Ayah" ucap Mia

"Terimakasih, Bun" balas Weni.

"Yaudah kalau begitu Bunda tutup dulu ya, jaga kesehatan sayang" ucap Mia

"Bunda juga" balas Weni.

Tut

Panggilan berakhir dan Weni langsung menyimpan berkas-berkas tersebut di dalam laci yang tidak terlihat seperti laci.

Setiap sudut Restoran di pasang CCTV, bahkan depan toilet pun ia pasang.

Weni melangkah keluar dari ruangannya, ia melihat semua nya dengan senyuman yang bahagia dan bangga.

"Aku akan memulai nya dari Nol, dan aku akan buktikan bahwa aku bisa berdiri sendiri, Mas. Aku sudah mengikhlaskan pernikahan ini jika akan berakhir" gumam Weni yakin.

Lalu Weni menghampiri yang lainnya, mereka sedang duduk dengan menikmati minuman dingin buatan Weni.

Weni memberikan pekerjaan sesuai ahli mereka, ia sendiri akan berada di dapur, Amar dan Diki akan menjadi pelayan serta Vio akan di kasir dan Hana ia akan jadikan tangan kanan nya.

"Kalau bisa saya butuh 2 orang lagi, 1 cewe untuk jadi pelayan dan 1 cowo untuk belanja. Apakah kalian ada kenalan?" tanya Weni.

"Bagaimana kalau dengan sepupu kamu saja Vi, dia kan sempat bekerja disini dan pekerjaannya bagus" usul Hana.

"Nanti akan saya chat kembali" balas Vio.

"Terus 1 cowo lagi, kalau bisa pandai mengendarai mobil dan motor" ucap Weni.

"Gak ada Bu, tapi saya coba nyari tahu" balas Hana.

"Baiklah, tidak apa kalau belum ada. Nanti sore suplayer sayuran akan datang kau urus Han dan Vio serta Diki belanja yang lainnya, aku sudah tulis catatannya" ucap Weni.

"Baik Bu" balas Mereka.

"Yaudah sekarang kita siap-siap saja dulu" ajak Weni.

Mereka menganggukan kepala dan pergi ke rumah belakang. Disana mereka di sediakan kamar dan yang lainnya.

Sedangkan Weni, ia kembali masuk ke dalam ruangan nya. Dia sendiri akan membersihkan diri nya sebelum pulang.

.

.

.