PENDEKAR MATA LANGIT

"Anak muda kau jangan senang dulu, aku akan membawamu mati bersamaku!!" teriak naga emas

"Penyerahan jiwa Naga surgawi," teriak naga emas.

Naga emas berputar putar di udara beberapa kali dan meluncur deras ke arah dimana Yan Lan berada.

"Tuan muda ini adalah tehnik kutukkan yang di miliki oleh naga emas, di mana dia akan mati setelah mengeluarkan tehnik ini, tak ada pilihan lain lagi aku sendiri yang akan mati bersamanya," ucap Tigris.

"Aku tak akan bisa mendampingimu lagi sebagai binatang rohmu tuan muda, dan aku bangga bisa menjadi binatang roh mu," ucap Tigris kembali.

Tigris keluar dari dalam tubuh Yan Lan, singa es itu menyambut datangnya naga emas yang meluncur deras ke arah Yan Lan.

"Paman Tigris jangan!!" teriak Yan Lan yang berusaha menggapai tubuh Tigris.

Yan Lan kembali terhempas ketanah karena tak bisa menopang tubuhnya yang kehabisan Qi dan terluka dalam, Yan lan hanya bisa memandangi binatang rohnya yang melesat cepat ke arah naga emas.

Kedua kekuatan binatang roh tingkat legenda saling beradu di udara, yang hanya bisa disaksikan oleh Yan Lan dengan tubuh terlentang di atas tanah.

Tiba tiba pedang pemecah salju melayang kearah benturan kedua binatang roh itu dan...

"Duar..!!"

Ledakan besar tak dapat di hindari, tubuh kedua binatang roh itu menghilang seiring jatuhnya sebuah pedang dari atas langit.

Pedang yang berwarna keemasan dengan gagang berwarna putih dengan sendirinya masuk kedalam cincin ruang milik Yan Lan.

Yan Lan menitikkan air mata karena kehilangan

Tigris, sosok binatang roh yang menjadi tempatnya bertanya disaat masalah yang tak dapat di pecahkan nya melanda.

"Maafkan aku paman Tigris," isak Yan lan.

Di dalam lembah roh tunggal yang berada di dalam hutan mistik, Jiang Chen tersentak dari meditasinya, dia mulai memainkan jemari kanannya dan memejamkan mata seraya Mecari arti dari firasatnya itu.

"Apa yang telah menimpamu muridku? ini sungguh sangat mengkhwtirkan ku,

dan mengapa roh Tigris menghilang, apa yang telah menimpa mereka berdua?" batin Jiang Chen.

"Aku harus menemui mereka walaupun nantinya rohku akan rusak dan perlu waktu lama untuk memperbaikinya kembali, ini demi keselamatan manusia di Benua Permata Hijau yang terbeban di pundak Yan Lan," batin Jiang Chen kembali.

Seketika itu Jiang Chen pun menghilang.

"Kakak Yan," teriak Zhao Quin dan Won Chai bersamaan sambil melesat menuju dimana tubuh yan Lan tergeletak.

"Kakak Yan bagaimana keadaanmu," Tanya Zhao Quin.

Yan Lan tak mampu berkata apa apa, hanya matanya yang menatap sayup kepada ke 4 orang yang ada di sekitarnya itu.

Ketua Dong Wung memeriksa keadaan Yan Lan, dan betapa terkejutnya ketua Dong Wung melihat dantian dan Merindian Yan Lan yang rusak parah, sama halnya dengan apa yang di derita oleh Dong Kun putranya.

"Apa yang terjadi dengan tubuh Yan Lan saudara Dong Wung?" tanya ketua Won Dai.

Merindian dan dantiannya rusak parah, sama halnya dengan putraku Dong Kun," ucap ketua Dong Wung.

Mereka bertiga terperanjat kaget mendengar apa yang baru saja di katakan oleh ketua Dong Wung.

Zhao Quin serasa tak percaya dengan penderitaan yang tengah di hadapi oleh Yan Lan, tak terasa air mata Zhao Quin jatuh membasahi pipinya.

"Sudahlah Quin er, Ini merupakan takdir yang harus di terima oleh Yan Lan, kita tak bisa berbuat apa apa, lebih baik kita segera mengambil teratai roh cahaya kemilau putri yang berada di dalam air terjun itu," ucap ketua Dong Wung.

"Kalau teratai roh cahaya kemilau putri disana ada dua, berarti Yan Lan dapat tertolong," ucap ketua Dong Wung kembali.

Ada setitik harapan yang terbersit di hati Zhao Quin dengan perkataan ketua Dong Wung, untuk menyelamatkan kultivasi Yan Lan yang telah rusak.

"Baik paman, ayo kita segera kesana," jawab Zhao Quin.

Ketua Won Dai menggendong tubuh Yan Lan, dan pada akhirnya mereka semua melesat menuju ke arah air terjun.

Ketua Dong Wung langsung menerobos kedalam air terjun.

"Ternyata teratai ini benar benar ada, berarti putraku akan pulih seperti sedia kala," batin Ketua Dong Wung bersuka cita.

Paman Dong Wung teratainya cuma ada satu, bagai mana cara untuk membaginya?, Yan Lan telah berjuang untuk putramu hingga dia harus terluka dalam seperti ini, aku minta paman juga memikirkan keadaan Yan Lan sekarang," ucap Zhao Quin.

Tak ada tanggapan dari ketua Dong Wung yang membuat Zhao Quin merasa kesal kepada wakil ketua besar di kalan Zhao itu.

"Won Chai kau petik lah bunga teratai roh cahaya kemilau putri itu, aku ingin mendapatkannya untuk putraku," ucap ketua Dong Wung.

"Baik paman!!" jawab Won Chai.

Dengan hati riang Won Chai berangkat memetik teratai roh cahaya kemilau putri yang ada di hadapannya.

"Mengapa teratai roh itu tak dapat ku sentuh? apa yang sebenarnya terjadi dengan teratai roh ini," batin Won Chai.

Kedua petinggi klan Zhao yang tepat berada di belakang Won Chai juga ikut terheran heran dengan apa yang telah terjadi, dimana bunga teratai yang nyata terlihat tak dapat di sentuh sedikit pun oleh Won Chai.

"Berkonsentrasi lah Chai er," ucap ketua Won Dai.

Zhao Quin yang melihat kejadian itu dari kejauhan hanya diam membisu.

"Mengapa paman Dong Wung menyuruh Won Chai yang memetik teratai roh itu? sementara Yan Lan mengatakan kalau hanya aku yang dapat memetik teratai roh cahaya kemilau putri itu," batin Zhao Quin.

"Sepertinya kedua ketua itu tak menginginkan kalau aku yang akan mendapatkan sesuatu yang berharga setelah memetik teratai itu!," batin Zhao Quin kembali.

Tiba tiba Zhao Quin yang menjaga Yan Lan terkejut dengan suara pelan dari mulut Yan Lan yang memanggil namanya.

"Quin er, bunga teratai roh cahaya kemilau putri itu merupakan tumbuhan suci, kalau engkau ingin memetiknya, bersujud lah padanya 3 kali agar dia mengakuimu sebagai orang yang terpilih, kemudian petiklah bunga teratai roh itu. Setelah kau mendapatkan energi yang besar dari teratai itu, simpan energi itu di dalam dantianmu dan berpura pura lah jika kau tak mendapatkan apa apa dari teratai roh itu, agar tak menimbulkan rasa iri kepada won Chai dan kedua petinggi klan Zhao itu. Ku berikan kau kalung ini di mana kalung ini akan sangat berguna bagimu di masa depan," ucap Yan Lan.

Zhao Quin meneteskan air mata melihat keadaan Yan Lan yang lemah di pangkuannya.

"Kakak Yan bagai mana dengan keadaan mu, aku sangat Khawatir," Isak Zhao Quin.

"Aku tak apa apa, pasti aku akan sembuh seperti sedia kala, aku ingin sekarang kau memakai kalung pemberianku ini," ucap Yan Lan kembali.

Zhao Quin tak membantah perkataan Yan Lan, kalung yang berada di tangan Yan Lan segera di pakainya. Zhao Quin memejamkan matanya dan merasakan aliran Qi hangat mengalir di seluruh tubuhnya.

Kakak Yan aku tau kau ke klan Zhao ingin mempelajari tehnik angin bukan? ini adalah gulungan tentang dasar dan cara menggunakan tehnik angin, ambillah," ucap Zhao Quin yang memberikan sebuah gulungan kepada Yan Lan.

Terimakasih Quin er," ucap Yan Lan dan memasukkan gulungan itu kedalam cincin penyimpanannya.

"Quin er kau sangat cantik memakai kalung itu," ucap Yan Lan sambil tersenyum kepada Zhao Quin yang membuat muka Zhao Quin memerah.