Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.
Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.
akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?
atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gue janji gabakal biarin air mata kesedihan turun lagi dipipi lo vir.
18
Seorang cewek berjalan santai keluar dari mall, hari mulai sore, tapi ia belum ingin pulang, seragam SMA masih ia kenakan, pergelangan tangannya tiba-tiba dicekal dengan kuat, ia pun menoleh, matanya membulat sempurna saat tahu siapa yang mencekal pergelangan tangannya, cowok itu tersenyum miring pada raisa.
"Dicky" gumam raisa pelan
"gak nyangka ya kita ketemu lagi" cowok itu menarik pergelangan tangan raisa agar mendekat padanya, raisa mencoba melepaskan diri darinya
"Lepasin gue dik, lo mau apa sih"
"Di mana denny"
"gue gak tahu" elak raisa cepat
"Bohong" bentak dicky kasar, membuat raisa meminjamkan matanya mendengar bentakan itu.
"Lo kenapa sih dik, denny itu saudara lo kan, adik kandung lo, tapi kenapa lo tega sama dia sampai-sampai pengen ngebunuh dia" tanya raisa dengan tatapan nyalang, dicky menghela nafas kasar, cowok itu tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi.
"Kita buat kesepakatan, temani gue satu malam gue bakal lepasin lo" tawar " dicky lembut
"Nggak gue nggak mau"
"Nggak, pokoknya malam ini kita bakal senang-senang sayang"
"Gue nggak mau, lepasin gue dik" raisa memberontak brutal untuk melepaskan diri.
"Lebih baik lo nyerah deh ra" dicky memeluk pinggang raisa memegang belakang kepalanya, cowok itu hendak mencium raisa
1 DETIK
2 DETIK
3 DETIK
BUKKK
Raisa menendang adik dicky, dicky membulatkan mata sempurna, cowok itu melepaskan pelukannya dari raisa, ia mundur beberapa langkah sambil memegangi adiknya yang terasa nyeri akibat tendangan raisa tadi, cowok itu mencoba menahan sakit dengan cara menggigit bibir dalamnya kuat-kuat, raisa tersenyum puas melihat wajah pias dicky iapun berlari sekuat tenaga untuk kabur dari cowok itu.
"Kejar dia, jangan sampai lolos lagi" seru dicky pada kedua temannya.
Steven dan bagaspun mengejar raisa yang sudah berlari jauh, jadilah aksi kejar-kejaran raisa dan kedua teman dicky.
Cewek itu menyeberang jalan tanpa melihat kanan kiri terlebih dahulu, tanpa memikirkan ada kendaraan yang lewat atau tidak
"A a a a a a" cewek itu memekik nyaring saat tiba-tiba mobil hampir menabrak tubuhnya, untungnya sopir mobil itu langsung menginjak rem mobilnya, sehingga tidak terjadi kecelakaan.
Raisa terduduk di aspal, raisa bernafas dengan lega, Steven dan bagas hanya bisa melihat dari kejauhan kejadian itu.
Seorang wanita yang masih terlihat cukup muda keluar dari mobil mendekatinya, dengan senyum yang sangat menawan.
"Kamu nggak papa kan sayang?" tanya wanita itu pada raisa lalu mengundurkan tangannya bermaksud menolong raisa, raisa membalas senyuman itu lalu menerima uluran tangan wanita itu, fanny.
"Gak papa kok tan, makasih"
"Iya sama-sama sayang, kamu raisa anaknya dira kan ya?"
"Iya tante, kok tante bisa tahu" tanya raisa dengan dahi yang mengkerut
"Jangan panggil tante dong, panggil bunda aja" fanny tersenyum sambil mengelus lembut rambut raisa, raisa cuma bisa tersenyum kikuk karena tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Gimana kalau kamu ikut bunda pulang"
"Nggak, nggak usah tan___ eh maksudnya bunda, takut ngerepotin" tolak cewek itu dengan halus
"Nggak ngerepotin kok, lagian bunda nggak ada temen di rumah"
"Anak bunda?"
"Mereka pindah, ayah mereka belum pulang, ikut bunda ya" ucap wanita itu dengan mata memohon, raisa tersenyum, sebenarnya ia masih bingung dengan apa yang terjadi tapi didetik berikutnya, ia pun mengiyakan permintaan fanny untuk pulang ke rumahnya.
💫💫💫
"Raisa Kamu jadi nginep di sini kan sayang?" fanny melangkah mendekati sofa yang diduduki raisa, raisa tersenyum lalu mengangguk memberikan jawaban, fanny mengelus lembut rambut raisa, ia tersenyum, merindukan belaian mommy nya, andai saja fanny adalah bundanya, itu pasti akan sangat menyenangkan, bukannya raisa ingin membandingkan fanny dengan mommy nya, ia hanya berharap fanny itu mommy nya,karena ia benar-benar merindukan sosok nya.
Raisa mengerti dengan kondisi mommy dan daddy nya yang super sibuk, toh mereka bekerja juga untuk dirinya, dan raisa mengerti akan hal itu.
💫💫💫
Keysha yenni marcella cewek itu tersenyum pada nathan, cowok itu tiba-tiba datang ke rumahnya pagi-pagi hanya untuk menjemputnya berangkat sekolah bersama.
"Udah siap?" tanya nathan sambil menatap keysha intens.
Keysha mengangguk membuat nathan mengacak rambut keysha pelan lalu membukakan pintu mobilnya, mempersilahkan keysha masuk, setelah itu ia pun masuk ke tempat pengemudi, nathanpun melajukan mobil di atas kecepatan rata-rata meninggalkan daerah apartemen keysha, tidak ada percakapan diantara mereka berdua, hanya degup jantung keysha yang berdetak tak karuan ketika berdekatan dengan cowok itu, untungnya hanya ia yang bisa mendengar detak jantungnya sendiri, meski mereka sudah berstatus pasangan.
Keysha berharap semoga saja nathan tidak mendengar degup jantungnya yang menggila.
Sesampainya di sekolah, nathan memarkirkan mobilnya di sebelah mobil revan, cowok itu juga baru saja sampai bersama kanza, mereka tersenyum bahkan tertawa, entah lelucon apa yang sedang mereka bicarakan.
Nathan keluar dari mobil, ia membukakan pintu di sisi lain mobilnya, mempersilahkan keysha untuk keluar, cewek itu tersenyum saat nathan mengulurkan tangannya memperlakukannya seperti seorang ratu, keysha pun tersenyum menerima uluran tangan nathan.
"Pacaran mulu lo berdua " cibir kelvin kesal
"Tanda-tanda orang sirik mah gitu, keluar dari mobil nggak ada bidadari disebelahnya, ya gak baby" ucap revan mengedipkan matanya pada kanza, cewek itu terkekeh lalu mengangguk setuju.
"Ck, bicara sama orgil gue" kelvin berdecak
"Dasar jones lo" cibir revan bercanda
"Gue bukan jones ya, gue single.
Single itu pilihan, jomblo itu nasib" bela kelvin dengan bangga
"Semerdeka lo deh vin"
Kelvin pun melangkahkan kaki menjauh dari area parkiran dengan wajah sebal, bahkan sekarang ia tidak menghiraukan teriakan teriakan dari fansnya saat tidak sengaja berpapasan.
"Berisik lo semua ah" desah cowok itu dalam hati.
bukannya kelvin tidak berani mencaci mereka semua, tapi ia juga punya hati, jika ia berteriak membentak mereka, maka otomatis mereka semua akan sedih, maa dari itu kelvin tidak mau menyakiti perasaan seseorang, apalagi itu cewek, karena menurutnya cewek itu lemah, yah memang cewek sangat ahli menyembunyikan rasa sakit mereka serapi mungkin, tapi tetap saja, kelvin tidak mau menyakiti mereka dengan kata-kata kasar yang ia lontarkan.
💫💫💫
Nathan menggenggam tangan keysha, mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas keysha.
"Belajar yang benar, jangan nakal-nakal, biar pintarnya ntar turun ke anak kita" nathan mengacak rambut cewek itu dengan gemas, keysha tersenyum dan langsung berhambur ke pelukan nathan, cowok itu pun membalas pelukan pacarnya ini.
"Makasih kak" cewek itu tersenyum lalu melepas pelukannya pada nathan, nathanpun melangkah menjauh melambaikan tangan sampai tubuhnya menghilang di kejauhan.
Keysha masuk ke dalam kelas dengan senyuman yang terus mengembang di wajahnya.
Tanpa menyadari bahwa ada sepasang mata yang menatapnya cemburu, dada cewek itu sesak, Ia tidak menyangka bahwa cinta yang ia pendam selama hampir 2 tahun ini akan semenyakitkan ini akhirnya, wajahnya bias, pucat pasi.
"Vir lo kenapa? wajah lo pucat banget, lo sakit?"
Keysha duduk di dekat vira menyentuh dahi cewek itu pelan, suhu tubuh vira normal tidak ada perubahan, vira tidak menjawab pertanyaan keysha, cewek itu berdiri dari duduknya, dadanya benar-benar sangat sesak dan matanya mulai berkaca-kaca.
"Mau ke mana?" tanya keysha pelan
"Toilet" vira menjawab singkat tanpa menoleh pada keysha.
Keysha benar-benar bingung, ia tidak mengerti dengan apa yang terjadi, sejak acara kemah di bukit waktu itu, hubungan vira dan keysha menjadi sedikit renggang, entah kenapa seperti ada sesuatu yang aneh dari sahabatnya itu dan keysha tidak tahu penyebabnya, ia hanya berharap semoga vira akan baik-baik saja.
💫💫💫
Jam istirahat telah tiba, vira duduk sendiri di pojokan kantin, cewek itu menghela nafas kasar.
Mengapa takdir kehidupan begitu kejam kepadanya? keluarganya hancur, bahkan papanya saja sudah pergi entah ke mana tanpa memikirkan perasaannya, mamanya sangat sibuk mengurusi pekerjaannya, vira menjadi selalu sendiri di rumah, hanya bi rose lah yang mengerti keadaannya, wanita paruh baya itulah yang selalu menemaninya layaknya seorang ibu.
Takdir kehidupan tidak adil padanya, bahkan orang yang ia cintai diam-diam selama 2 tahun ini harus menjadi milik sahabatnya. vira tersenyum miris, menertawakan kehidupannya sendiri.
"Yee, ke kantin sendirian nih, gak ngajak-ngajak" seruan kanza membuyarkan lamunannya, kini kanza dan keysha sudah duduk di dekatnya, vira tersenyum pada mereka, senyum yang dipaksakan lebih tepatnya.
"Maaf" gumam vira pelan
"Lo kenapa sih vir, kok lo aneh gini" tanya kanza mulai sebal dengan sikap vira yang akhir-akhir ini seperti menghindar dan selalu diam.
"Kalau ada masalah, lo bisa cerita vir sama kita, jangan di simpan sendiri, ingat kita sahabat dan akan tetap begitu" tambah keysha sambil mengelus tangan vira menyalurkan kekuatan, vira tersenyum menunjukkan ia tidak apa, berpura-pura tidak ada apa-apa.
"gimana gue mau cerita, kalau masalah gue ada di lo key? dan gue nggak mau jadi perusak antara lo dan nathan" batin vira lirih.
Revan, nathan dan kelvin menghampiri 3 Cewek yang berada dipojokan itu, nathan duduk di dekat keysha, merangkul bahu cewek itu dengan senyuman menghiasi bibirnya.
"Eh BTW, raisa andika sama reza kemana ya?" tanya nathan kepada mereka yang ada disana.
"Mereka lagi jemput bang erland, kakaknya raisa" jawab revan seadanya
"Ekhemmm, tes tes buat yang baru jadian, yang belum kasih PJ, mohon kesediaannya untuk memberikan PJ kepada teman-temannya yang masih single" cowok itu jelas-jelas menyindir revan dan nathan.
"Jones mah gitu, minta PJ terus" bales revan melirik kelvin sinis, bercanda.
"Tenang vin, gue sekarang yang bakal traktir, lo makan aja sepuas lo"
"Iyaaaa, bang nathan emang paling baik, vir karena kita sama-sama single di sini lo ikut gue makan sepuasnya, kita kuras dompet nathan sampai abis" ucap kelvin dengan semangat 45, cowok itu merangkul bahu vira bermaksud menghibur cewek itu, karena kelvin mengerti apa yang dirasakan vira saat ini, vira hanya tersenyum menanggapi ucapan kelvin.
Suasana kantin mulai ramai oleh siswa dan sisei yang beristirahat dari pelajaran sekolah, dada vira kembali merasa sesak saat melihat kemesraan nathan dan keysha, matanya sudah mulai berkaca-kaca.
Vira berdiri dari duduknya, ia melangkah menjauh dari meja tanpa mengucap sepatah katapun, mereka semua menatap kepergian vira bingung.
"Biar gue yang samperin dia" seeu kelvin memecah keheningan, cowok itu berdiri dari duduknya dan mengikuti langkah vira dalam diam, entah kemana cewek itu akan pergi, kelvin juga tidak tau.
💫💫💫
Air matanya benar-benar tumpah tanpa ia mau, vira duduk di taman belakang sekolah, karena hana tempat itulah yang sepi, vira menumpahkan semua keluh kesahnya disana dengan cara menangis, bahkan tidak ada seorangpun yang menemaninya.
Kelvin pun mendekati vira yang terlihat sesegukan dari belakang.
"Gue ngerti apa yang lo rasain vira"
Cewek itu mendongakkan kepalanya melihat kelvin yang kini duduk disebelahnya, cowok itu tersenyum pada vira, vira diam, air matanya tidak berhenti mengalir, kelvin mengambil sapu tangannya di saku celana lalu menyerahkannya pada vira
"Hapus air mata lo vira, gue nggak suka lihat cewek nangis" vira menerima sapu tangan dari kelvin lalu menuruti ucapan cowok itu, menghapus air matanya.
"Lo suka nathan?"
Pertanyaan itu lolos membuat vira menghentikan aktivitasnya, vira menundukkan kepalanya bungkam seribu bahasa.
Kelvin tersenyum, cowok itu mengelus lembut rambut vira, membuat cewek itu mendongakkan kepala dan kembali terisak, kelvin menarik vira ke dalam pelukannya.
"Nggak perlu dijawab vir, kalau itu nyakitin lo" kelvin mengerti keadaan vira, bukannya ia mau mengambil kesempatan dalam kesempitan saat memeluk vira, tapi kelvin tahu bahwa vira sedang membutuhkan sandaran sekarang, dan kelvin sudah berjanji akan selalu ada untuk vira.
Entah sejak kapan perasaannya menjadi aneh, ia selalu ikut merasakan apa yang vira rasakan, hatinya juga ikut ngilu saat melihat air mata mengalir di pipi vira, kelvin ingin selalu menghibur cewek di depannya ini mendekapnya memberikannya sandaran saat vira merasa sedih.
"Kenapa harus lo vin yang selalu ada buat gue?" batin vira bertanya, ia masih terisak dalam dekapan kelvin tanpa disadari, vira membalas pelukan kelvin dengan erat, karena didalam pelukan kelvin ia merasa tenang dan aman.
"Gue janji gabakal biarin air mata kesedihan turun lagi dipipi lo vir, sekalipun air mata itu turun, gue bakal jadi orang pertama yang menghapusnya" batin kelvin berujar, ia merasa tersenyum lalu mengecup puncak kepala vira singkat dan mengelusnya.
💫💫💫
Seperti biasa, suasana bandara soekarno hatta terlihat ramai oleh pengunjung, pesawat sudah ada beberapa yang lepas landas menuju negara atau kota yang mereka tuju.
Raisa andika dan reza duduk di bangku tunggu menunggu kedatangannya erland.
"Gue beli minum dulu ya ra, ka" reza berseru memberitahu andika dan raisa
Kedua orang itupun mengangguk setuju, raisa kembali menyibukkan diri dengan ponsel di tangannya, sebenarnya ia tidak terlalu tertarik dengan benda pipih itu, namun apa boleh buat? ia merasa canggung disaat berduaan dengan andika, detak jantungnya juga menjadi tidak karuan saat berdekatan dengan cowok itu .
"Ekhemm" andika berdeham keras namun raisa tetap fokus pada ponsel yang dipegang dan tidak meresponnya.
"Uhhukkk"
"Uhhukkk"
"Uhhukkk"
"Lo kenapa sih? lo sakit" tanya raisa pada akhirnya, karena mulai risih dengan batuk andika, cewek itu juga sedikit khawatir dengan kondisi andika saat ini.
"Nggak kok, gak apa-apa" jawab andika menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tadi kok batuk terus"
"Oh khawatir nih ye" goda andika mencolek pipi raisa, cewek itu memutar kedua bola matanya malas, menepis dengan lembut tangan andika yang mencolek pipinya.
"Ogah khawatir sama lo" cibir raisa tanpa menoleh pada andika yang kini terkekeh dan mengacak rambutnya gemas.
"Masih inget gak? lo punya janji sama gue?"
"Iya iya , lo mau minta apa?" tanya raisa to the point, andika berpura-pura berpikir keras, raisa memandang cowok itu was-was, takut andika meminta yang tidak-tidak.
CUP !!!
Dengan cepat andika mencium pipi raisa tanpa aba-aba, raisa terlonjak kaget karena Andika yang tiba-tiba menciumnya, raisapun memukul lengan andika pelan
"Ishhh, tempat umum tahu, main cium-cium aja" gerutu raisa dengan bibirnya yang sudah maju beberapa senti, merasa kesal.
Andika terkekeh melihat wajah cemberut raisa, yang sangat menggemaskan menurutnya.
"Emang kalau bukan di tempat umum, boleh nih?" tanya andika menaik turunkan alisnya menggoda, raisa kembali memukul lengan cowok itu agak keras.
"Dasar orgil" ucap cewek itu ketus, ia berdiri, berjalan melangkah.
"Mau ke mana?" tanya andika terkekeh kecil.
"Bodo amat, yang penting bukan sama lo" bales raisa ketus, cewek itu melangkah pergi diikuti andika yang terus mengejarnya.
💫💫💫
Kring kring kring
Bel pulang sekolah sudah berdering nyaring, vira membereskan barang-barangnya dengan buru-buru, setelah selesai cewek itu menggendong tasnya melangkah keluar kelas dengan cepat tanpa mengajak keysha.
"Vir tunggu" teriak keysha
Cewek itu melangkah mendekati vira, keysha berdiri di hadapan vira, menghalanginya agar tidak kembali melangkah menjauh.
"Kenapa?" tanya vira datar
"Lo yang kenapa?"
"Gue gak apa-apa, gue mau pulang"
"Nggak, lo aneh vir, lo ngehindarin gue?" tanya Keysha tegas menatap mata vira.
Vira terkekeh mendengar penuturan cewek yang berada depannya ini.
"Gue B aja, lo aja kali yang ngerasa gitu" bales vira datar "gue nggak mau lo tahu key tentang perasaan gue, gue gak mau lo ngerasa bersalah dan ngorbanin perasaan lo sendiri" lanjut vira dalam hati
"Vir jangan gini, gue nggak enak kalau lo gini, kalau ada masalah itu lo cerita vir" gumam keysha lirih, bahkan matanya sudah berkaca-kaca.
Vira mendekap keysha ke dalam pelukannya, cewek itu terisak di dalam pelukan vira.
"Maafin gue key, gue nggak akan gini lagi" vira berkata lirih "dan maafin gue key, karena udah suka sama pacar lo, sahabat pacar sahabat gue sendiri" lanjutnya dalam hati, vira melepaskan pelukannya pada keysha, lalu tersenyum, kali ini bukan senyum terpaksa lagi, cewek itu tersenyum dengan tulus.
"Keysha kenapa?" tanya seseorang yang saat ini sudah sampai di hadapan dua cewek itu, dan yah, orang itu adalah nathan.
"Aku nggak papa kak, yuk pulang" ajak keysha dengan senyuman dibibirnya, ia seakan lupa bahwa tadi ia masih menangis.
"Vir, gue pulang dulu ya, lo gak apa-apa kan?"
"Iya gue nggak papa" Jawab vira dengan senyuman dibibirnya.
"Duluan ya" ucap natan lalu merangkul bahu keysha, mereka berjalan menjauh dari sana.
Vira menatap kepergian mereka seraya tersenyum miris, seseorang tiba-tiba menggenggam tangannya erat
"Pulang sama gue aja, gue jamin lo seneng"
Vira tersenyum pada cowok dihadapannya ini, iyaa, itu kelvin.
Vira menganggukkan kepalanya pertanda setuju, kelvin yang melihat anggukan kepala vira melebarkan senyuman, mereka berdua pun melangkah menuju parkirkan tanpa melepas genggaman tangannya.
Vira merasa bersyukur karena masih ada orang yang benar-benar perduli padanya, dan dia adalah "kelvin aditya gelgi" seorang cowok yang tidak sengaja berpasangan dengannya saat acara kemah di bukit dan kini telah menjadi saudaranya.
💫💫💫