Lanjutan dari novel Iblis penyerap darah, untuk baca season 2 gak wajib baca season 1,tapi kalau mau baca itu lebih bagus.
Kaisar Mo Tian adalah tirani hidup. Dikenal sebagai Iblis Darah Abadi, ia memimpin Kekaisaran dengan tangan besi dan kegilaan yang disengaja. Bagi Mo Tian, kesetiaan adalah segalanya; pengkhianatan dibalas dengan pembantaian brutal—seperti yang dialami para pemberontak Sekte Tinju Api, yang dihancurkan tanpa sisa olehnya dan Liu Bai, sang Tangan Kanan yang setia namun penuh kepedulian.
Di mata rakyatnya, Mo Tian adalah monster yang mendamaikan dunia melalui terror. Namun, di balik dominasinya yang kejam, bersembunyi luka lama dan kilasan ingatan misterius tentang seseorang Seorang wanita cantik misterius yang mampu memicu kegelisahan tak terkendali.
Siapakah dia? Apakah dia adalah kunci untuk menenangkan Iblis Darah, atau justru pedang bermata dua yang akan menghancurkan Takhta Abadi yang telah ia bangun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Tim ekpedisi
Setelah Kaisar Mo Tian sampai di kekaisarannya, ia segera melakukan rapat besar-besaran bersama para petinggi Kekaisaran, tanpa jeda, tanpa ampun. Aula singgasana yang biasanya megah kini terasa dingin dan mencekam, diselimuti oleh gema kehancuran yang baru saja terjadi.
Di sana ia duduk di singgasana dengan arogan, postur yang tak tergoyahkan, tatapannya tajam dan menusuk, kini diselingi kilatan merah qi Iblis. "Bagaimana keadaan dunia luar? Apakah ada korban jiwa sipil?" Kaisar bertanya kepada bawahannya, suaranya rendah namun membawa beban otoritas kosmik.
Beberapa menteri saling pandang dengan cemas, seakan saling menyerahkan tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan Kaisar yang berbahaya. Mereka takut menyinggung Kaisar yang baru saja menghancurkan satu benua.
Pada akhirnya salah satu dari mereka, Menteri Logistik Utama, harus mengalah dan menjawab pertanyaan Kaisar, suaranya sedikit bergetar. "B-begini Tuan... Korban jiwa sipil memang tidak ada, berkat perlindungan formasi. Tapi yang terluka parah sangat banyak, hingga ribuan orang, dan salah satunya adalah Tuan Liu Bai."
Kaisar sedikit membelalak, ekspresi terkejut yang langka muncul di wajah dinginnya. "Liu Bai terluka? Apa aku terlalu berlebihan dalam mengeluarkan kekuatan ya?" Gumam Kaisar sambil berpikir, nada bicaranya introspektif, sebuah kontradiksi menarik antara kekuatan iblisnya dan kepeduliannya yang selektif.
Para menteri yang berada di sana hanya dapat diam membisu, suasana sangat mencekam dan menekan. Kemudian Kaisar mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada mereka untuk melanjutkan penjelasannya.
"Baik, Tuan! Untuk keadaan dunia luar, saat ini sedang kacau! Kehancuran dalam skala besar akibat kekuatan luar biasa Anda telah membuat beberapa krisis ekonomi dan kerugian fatal." Mendengar itu, Kaisar menyuruh dia untuk berhenti dulu.
"Krisis? Maksudmu krisis dalam ekonomi dan persediaan makanan?" Kaisar menyentuh inti masalah dengan cepat. Menteri tersebut menganggukkan kepala dengan penuh lega karena Kaisar mengerti. "Betul, Tuan. Banyak ladang maupun pertanian yang hancur dan sekarang kita sedang mengalami kekurangan persediaan makanan untuk semua orang."
Kaisar tampak tenang dalam menyikapi masalah, sikapnya metodis. Ia berpikir sejenak, jari-jarinya mengetuk pelan sandaran singgasana, lalu memberikan solusi terbaik untuk saat ini. "Gunakan semua persediaan makanan Kekaisaran untuk mereka yang terdampak, tanpa pengecualian. Dan lakukan penanaman kembali secara massal. Mungkin untuk sekarang kalian dapat menyuruh para petani untuk menanam umbi-umbian dan tanaman yang cepat tumbuh untuk memenuhi kebutuhan mendesak."
Kaisar juga menyuruh para menteri untuk mengerahkan pasukan elite (khususnya ahli qi Bumi) untuk memperbaiki kawah yang dalam itu dan memperbaiki bangunan warga dan buat selayak mungkin untuk menstabilkan moral.
"Baik, Tuan. Kami akan segera mengerahkan pasukan elite terbaik Kekaisaran untuk menangani masalah itu." Menteri tersebut mengerti dan memberi hormat dengan lega.
Tepat ketika menteri itu selesai berbicara, pintu emas berukiran naga terbuka dengan suara berderit berat, mengganggu formalitas aula. Sesosok pria dengan tubuh yang penuh perban dan qi yang lemah berdiri di sana, Liu Bai.
"Liu Bai!" Kaisar sedikit terkejut ketika melihat kondisi Liu Bai yang sangat menyedihkan, tubuhnya hampir dipenuhi oleh perban layaknya mumi hidup, qi birunya meredup. Melihat itu, Kaisar berdiri dan berjalan ke arah Liu Bai dengan langkah cepat yang tak terduga.
"Kenapa kau malah datang ke sini? Lebih baik kau istirahat saja terlebih dahulu!" Kaisar menampilkan sebuah kepedulian yang tulus terhadap wakilnya tersebut, sebuah kemanusiaan yang tersembunyi. Liu Bai yang merasa diperlakukan seperti itu merasa senang dan terhormat, meskipun rasa sakitnya hebat. "Tidak apa-apa, Kaisar. Saya hanya merasa bosan tiduran di kamar."
Alasannya sederhana: Liu Bai hanya tidak ingin banyak diam, tidak ingin membiarkan Kekaisaran rentan. Kaisar tidak ingin terlalu berdebat dan membiarkan Liu Bai. "Terserah kau saja kalau itu keinginanmu. Lebih baik kau duduk, Liu Bai!"
Kaisar dan Liu Bai pun berjalan menuju tempat duduknya masing-masing. Ketika Liu Bai sudah duduk, ia menatap Kaisar dengan santai, meskipun mata qi-nya lelah. "Kaisar, saya ingin melaporkan sesuatu yang telah saya selesaikan."
"Ucapkan saja!" Kaisar mengizinkan Liu Bai untuk berbicara. Liu Bai menarik napas sejenak, menahan rasa sakit, lalu melaporkan. "Tang Cha telah mati dan semua Pengkhianat telah musnah! Tidak ada satu pun anak atau cucu mereka yang tersisa, kami pastikan semuanya tuntas hingga ke akar."
Kaisar tersenyum puas, senyuman dingin yang jarang terlihat. "Bagus, Liu Bai! Kau memang luar biasa, bahkan saat terluka. Untuk sekarang, aku ingin kalian memanggil Jenderal Hui untuk menghadap kepadaku!" Kaisar kemudian menyuruh semua bawahannya untuk pergi kecuali Liu Bai, meninggalkan Liu Bai sendirian di aula sebagai orang kepercayaannya.
Mereka menunduk memberi hormat secara serempak lalu berjalan pergi, meninggalkan aula utama Kekaisaran dalam keheningan yang khidmat.
Ketika hanya ada dua orang di sana, keheningan aula menyelimuti mereka, qi Kaisar kembali fokus kepada Liu Bai. "Liu Bai, aku ingin kau membentuk beberapa Pasukan terkuat yang masih dapat bertarung untuk pergi ke ujung dunia, yaitu Lembah Kematian!" Perintah Kaisar adalah mutlak, tanpa pertanyaan.