NovelToon NovelToon
DI BAWAH LANGIT YANG SAMA

DI BAWAH LANGIT YANG SAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Raja Tentara/Dewa Perang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Isekai / Epik Petualangan
Popularitas:275
Nilai: 5
Nama Author: Wisnu ichwan

"Di Bawah Langit yang Sama" adalah kisah tentang dua jiwa yang berbagi ruang dan waktu, namun terpisah oleh keberanian untuk berbicara. Novel ini merangkai benang-benang takdir antara Elara yang skeptis namun romantis, dengan pengagum rahasianya yang misterius dan puitis. Saat Elara mulai mencari tahu identitas "Seseorang" melalui petunjuk-petunjuk tersembunyi, ia tak hanya menemukan rahasia yang menggetarkan hati, tetapi juga menemukan kembali gairah dan tujuan hidupnya yang sempat hilang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisnu ichwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nexus

​Lari mereka kini adalah perlombaan murni melawan waktu, bukan lagi melawan deteksi. Gemuruh keras dari pipa yang jatuh dan pulsa listrik yang menyilaukan telah membunyikan alarm yang jauh lebih keras daripada langkah kaki mereka. Di belakang mereka, Annelise hampir bisa merasakan gelombang kejut dari keheningan yang tiba-tiba—para pengejar Dharma, yang tadinya mengandalkan sonar yang cermat, kini tahu tepat di mana mangsa mereka berada dan apa yang telah mereka lakukan.

​Keheningan dari kantung-kantung bio-organik di atas kepala mereka adalah kelegaan yang mengerikan. Mereka tidak lagi berdenyut dengan cahaya hijau yang menjijikkan; mereka hanya tergantung di sana, gumpalan daging mati yang basah, lumpuh oleh serangan listrik Cipher.

​“Tiga ratus meter ke Nexus!” suara Athena terdengar, kini lebih jernih setelah pulsa tersebut membersihkan sebagian statik. "Komandan, aktivitas seismik dari ledakan itu telah memicu respons Dharma. Saya membaca lonjakan energi besar-besaran di jaringan mereka, jauh di atas kita. Mereka mengalihkan daya."

​“Mereka akan mencoba membanjiri terowongan?” tanya Nyx, suaranya rata, tanpa emosi, sambil terus berlari.

​“Lebih buruk,” jawab Cipher, terengah-engah di sampingnya, data-pad-nya terpasang di lengan bawahnya. "Mereka akan mengaktifkan containment protocols lama. Pintu-pintu air kuno, gerbang-gerbang baja. Mereka akan mencoba mengubur kita di sini. Kita harus sampai ke Nexus sebelum mereka menyegel arteri utama."

​"Status bug?" tanya Annelise.

​"Stabil. Ia... ia mencari. Pulsa itu tidak hanya menghilang; ia diserap oleh air, mengikuti arus. Ia mencari konduktor terbesar," jelas Cipher. "Untuk saat ini, ia telah membersihkan jalan kita. Tapi di Nexus nanti..."

​Annelise tidak membiarkannya selesai. "Fokus pada saat ini. Nyx, di depan. Cipher, jaga punggungku. Athena, beri aku denah Nexus segera setelah kita cukup dekat."

​Terowongan itu mulai melebar secara dramatis. Suara cipratan air di bawah kaki mereka berubah menjadi gema yang lebih dalam dan lebih berongga. Udara, yang tadinya berbau belerang dan darah kering, kini berbau ozon—sisa dari pulsa listrik—dan sesuatu yang lebih tua: debu batu yang kering dan karat yang dalam.

​Mereka berbelok di tikungan terakhir dan berhenti mendadak di tepian.

​Itu bukan persimpangan. Itu adalah sebuah katedral infrastruktur yang terlupakan.

​Nexus itu adalah sebuah ruangan melingkar yang sangat besar, begitu besar sehingga lampu kepala mereka yang kuat nyaris tidak bisa menerangi langit-langit berkubah yang tinggi, yang hilang dalam kegelapan di atas. Tujuh terowongan raksasa—termasuk yang baru saja mereka tinggalkan—menganga seperti mulut gua di dinding-dinding ruangan itu. Di tengah ruangan, sebuah pilar batu dan baja kuno menjulang dari dasar, mungkin menopang seluruh struktur kota di atasnya.

​Air limbah dari ketujuh terowongan bertemu di dasar ruangan ini, menciptakan danau hitam berputar yang berpusar di sekitar pilar pusat sebelum mengalir ke terowongan kedelapan yang jauh lebih besar dan lebih dalam, yang tampak seperti jurang maut.

​Satu-satunya jalan melintas adalah serangkaian platform dan jembatan gantung baja yang berkarat, yang menempel di dinding dan menghubungkan setiap pintu masuk terowongan dalam lingkaran besar.

​"Sarangnya," bisik Nyx, mengangkat karbinnya.

​Cipher benar. Tempat ini tidak ditinggalkan.

​Tidak seperti terowongan sebelumnya, Nexus ini tidak sepi. Seluruh pilar pusat dan sebagian besar dinding di antara terowongan ditutupi oleh jaring biologis yang sama dengan yang mereka lihat sebelumnya. Tapi ini bukan kantung-kantung yang tidak aktif. Ini adalah jaringan yang hidup, berdenyut dengan cahaya hijau dan biru yang konstan, semuanya terhubung ke pilar pusat seolah-olah itu adalah jantungnya.

​Dan itu mengeluarkan suara. Dengungan rendah dan bergetar yang bisa mereka rasakan di sol sepatu bot mereka.

​"Athena," Annelise berbisik, suaranya tegang. "Jalan keluarnya."

​"Ada di sana." Suara Athena menyorotkan laser penunjuk dari helm Annelise. Di seberang ruangan, di antara terowongan keempat dan kelima, ada sebuah pintu baja persegi yang lebih kecil, hampir tersembunyi oleh lumut. Pintu keluar pemeliharaan ke Sektor Aether-4. "Jaraknya seratus meter, mengikuti jembatan gantung."

​"Itu tidak dijaga," kata Cipher, matanya menyipit. "Kenapa tidak dijaga?"

​PING.

​Suara itu tidak datang dari belakang mereka. Itu datang dari tengah ruangan. Dari pilar pusat itu.

​"Itu bukan pengejaran sonik," kata Annelise, menyadari kebenarannya. "Itu adalah suar."

​PING.

​Kali ini lebih keras. Jaring-jaring biologis di pilar itu berdenyut serempak dengan suara itu.

​"Komandan," kata Athena, suaranya kini mendesak. "Pengejaran sonik... itu bukan Dharma yang melacak kalian. Itu adalah Null-Strain Kognitif yang memanggil kalian. Kalian telah digiring."

​Saat itulah mereka melihatnya. Di dalam jaring-jaring di pilar pusat, terbungkus dalam kepompong kabel dan daging biologis, ada sesuatu yang sangat besar. Sesuatu yang menyerupai operator switchboard kuno, tetapi terbuat dari tulang dan chitin, dengan lusinan lengan tipis yang terhubung ke dalam pilar itu sendiri.

​"Null-Strain Kognitif," gumam Cipher, mundur selangkah. "Itu adalah Nexus."

​Makhluk itu tahu mereka ada di sana. PING ketiga bergema, bukan lagi sonar, tapi pekikan kemenangan yang psionik.

​Dan dari enam terowongan lainnya, kegelapan mulai bergerak.

​Bukan tentara Dharma. Bukan drone. Dari setiap lubang terowongan yang gelap, lusinan makhluk ramping dan berkaki empat yang terbuat dari bayangan dan bilah tulang—Null-Strain Stalker—mulai merangkak keluar, mata hijau mereka yang banyak tertuju pada tiga sosok di platform.

​"Itu jebakan!" teriak Nyx, melepaskan tembakan pertama. Pelurunya mengenai seekor Stalker, melemparkannya kembali ke kegelapan, tetapi lima lagi segera menggantikannya.

​"Cipher, pintu itu!" Annelise meraung, beralih ke mode komandan penuh. "Athena, bisakah kau membukanya dari sini?"

​"Negatif! Itu terkunci secara mekanis dari era pra-Dharma! Seseorang harus membukanya secara manual!"

​"Nyx, tahan mereka!" Annelise meraih lengan Cipher. "Kita harus menyeberang!"

​Mereka berlari ke jembatan gantung pertama. Baja berderit di bawah kaki mereka. Di bawah, air bergolak. Nyx mengambil posisi berlutut di pintu masuk terowongan mereka, melepaskan tembakan tiga peluru yang terkendali, setiap tembakan menjatuhkan Stalker dari jembatan di sebelah kiri mereka.

​"Mereka terlalu banyak!" teriak Nyx, magasinnya berbunyi klik kosong. Dia memasukkan yang baru dengan gerakan cepat. "Komandan, jembatan ini tidak akan bertahan lama!"

​Mereka baru setengah jalan menuju pintu keluar ketika pilar pusat itu berdenyut hebat.

​"Sial!" teriak Cipher, data-pad-nya menyala merah. "Bug saya! Makhluk itu... ia memakan bug energi yang saya lepaskan! Ia menggunakannya untuk memperkuat sinyalnya!"

​"Apa maksudnya?!"

​"Itu tidak hanya memanggil Stalker lagi, Komandan! Itu mengirimkan lokasi kita ke seluruh jaringan Dharma! Kita baru saja memberi tahu mereka di mana kita berada!"

​Seolah menjawab panggilannya, sebuah gerbang baja raksasa mulai turun dengan derit memekakkan telinga, menutup terowongan yang baru saja mereka tinggalkan. Nyx, melihat rute pelariannya tertutup, tidak ragu-ragu. Dia melompat dari platform, mendarat dengan keras di jembatan gantung di belakang Annelise, berguling, dan kembali menembak.

​"Kita terjebak!" kata Nyx.

​"Tidak," kata Annelise, matanya tertuju pada pintu keluar yang sekarang hanya berjarak dua puluh meter. "Kita hampir sampai."

​Tetapi saat mereka mencapai platform di depan pintu keluar, rintangan terakhir muncul. Pintu itu sendiri, yang tadinya tampak mati, kini ditutupi oleh lapisan baru jaring bio-organik yang merembet dari dinding, berdenyut-denyut dengan cahaya hijau. Makhluk di tengah itu menyegel jalan keluar mereka secara real-time.

​"Itu mengadaptasi," bisik Cipher ngeri.

​Annelise mengangkat karbinnya ke pintu yang tertutup lendir itu. "Nyx, beri aku satu magasin penuh. Cipher, bersiaplah untuk membuka paksa pintu itu begitu aku meledakkannya."

​Annelise mengarahkan senjatanya, bukan ke Stalker yang mendekat, tetapi ke jantung musuh—makhluk di pilar pusat.

​"Jika itu bisa memakan energi," geram Annelise, jarinya di pelatuk, "mari kita lihat apakah ia bisa tersedak."

​Dia menarik pelatuknya, rentetan peluru peledak melesat melintasi ruangan, bukan bertujuan untuk membunuh, tetapi untuk memutus koneksi.

1
Johana Guarneros
Aku suka banget sama cerita ini, jangan berhenti menulis author!
marmota_FEBB
Mantap nih!
Wisnu ichwan: tengkyuuu 🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!