NovelToon NovelToon
Dihamili Musuh Abangku

Dihamili Musuh Abangku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Bara tak menyangka bahwa ią menghabiskan malam penuh gelora dengan Alina, yang ternyata adalah adik kandung dari musuhnya di zaman kuliah.

"Siaap yang menghamili mu?" Tanya Adrian, sang kakak dengan mulai mengetatkan rahangnya tanda ia marah.

"Aku tidak tahu, tapi orang itu teman kak Adrian."

"Dia bukan temanku, tapi musuhku." cetus Adrian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mesum

Alina terbangun dalam kondisi polos dengan selimut menutupi tubuhnya, satu selimut dengan sang suami. Alina masih ingat jelas bahwa semalam ia dan Bara melalui malam yang begitu panas.

Tanpa sengaja ia melirik pada Bara yang masih terlelap dalam tidurnya, bahkan terdengar jelas dengkuran halus suaminya. Alina berusaha menyingkirkan tangan Bara pada pinggang nya.

Namun karena Alina menyingkirkan nya dengan kasar akhirnya si pemilik tangan kokoh itu membuka matanya, ia menoleh pada Alina.

"Mau ke mana heemmm....." Tanya Bara menahan tubuh istrinya.

"Lepaskan kak, aku mau ke kamar mandi." Galak Alina yang menurunkan tangan suaminya yang telah berada di bahunya.

"Mau ke mana sweety?"

"Pipis, aku mau pipis." Seru Alina masih dalam mode kesal.

Dengan terpaksa Bara melepaskan mangsanya, tangannya mengudara sehingga Alina buru-buru turun dari peraduan nya.

Kepala Alina sedikit pening, ia hendak memunguti pakaiannya yang semalam dilepaskan oleh suaminya dengan terburu-buru. Namun saat ia baru turun ia merasakan sakit dan nyeri pada area intimnya.

"Aawwww, sa-kiit...." Ringis Alina dengan selimut yang masih membungkus dirinya.

Bara terjengit, ia menoleh ke arah sang istri yang merasakan nyeri dan kesakitan, ia pun beranjak dari tempatnya dan langsung mendekati Alina untuk menolong istrinya.

"Sakit ya sweety?" Tanya Bara cemas dengan telah berdiri di hadapan sang istri.

"Aaaaa kak Bara kenapa tidak pakai celana?" Teriak Alina yang langsung menutup matanya.

Bara sampai melupakan bahwa ia belum menutupi alat tempurnya saat ia baru saja turun dari kasur, suami Alina itu begitu cemas pada istrinya hingga ia tak memperhatikan bahwa dirinya masih belum memakai apapun.

"Oh maaf sweety kak Bara lupa." Tawa Bara yang kemudian ia telah memakai boxernya.

Jangan ditanya Alina hanya menutup mata hingga Bara memperintahkan Alina bahwa ia telah mengenakan celana nya.

"Sekarang buka mata kamu sweety!" Titah Bara.

Dengan perlahan-lahan Alina membuka matanya, lalu ia bisa menghela nafas panjang saat suaminya telah mengenakan celana nya.

"Kenapa harus malu sih? Sampai menutup mata lagi. Kan semalam kamu sudah lihat kan? Sudah merasakan nya pula." Goda Bara yang langsung mendapatkan tatapan tajam istrinya.

"Itu semua karena semalam kak Bara memaksaku." Gerutu Alina grogi.

Sungguh jika mengingat kejadian semalam, entah mengapa ia begitu terbuai walau pun mulut nya menolak, tapi tubuhnya tak bisa berbohong.

Bahkan ia hanya diam saja ketika sang suami menjelajahi setiap inchi tubuhnya dengan tangan dan mulut Bara.

Namun mengingat itu Alina malu, hingga kini rona wajahnya telah memerah bak warna tomat. Bara dengan cekatan mengendong Alina menuju kamar mandi.

"Lepas kak, aku bisa jalan sendiri tau." Tolak Alina dengan mulut yang tak bisa lembut bicara dengan suaminya.

Bara yang gemas segera membungkam bibir Alina yang hendak protes sekaligus berontak.

"Heummm...." Alina berpegangan kuat pada bahu suaminya, ia takut terjatuh ketika suaminya membawanya memasuki kamar mandi.

Belum lagi ciuman suaminya kian mendominasi mulutnya, sungguh Alina selalu dibuat suaminya mengalami serangan jantung. Saat Bara melepaskan tautan nya, barulah Alina menghela nafasnya penuh kelegaan.

Sang suami mendudukan ya dicloset duduk dengan hati-hati.

"Cara ini memudahkan kamu untuk tidak banyak berjalan, aku tahu rasanya pasti nyeri kan?" Tebak Bara dengan wajah santainya dan menarik turunkan alisnya beberapa kali seolah menggoda Alina.

Alina langsung mendelik, sudah tahu rasanya sakit malah semalam suaminya meminta jatah lagi, tambah lecet pula miliknya.

"Keluar kak, aku mau pipis!" Pinta Alina.

"Ya udah pipis aja, aku mau memastikan kamu gak kenapa-napa." Tukas Bara malah dengan santainya ia berdiri di hadapan Alina yang masih memakai selimut.

"Kak...."seru Alina mulai menaikkan nada nya.

"Oke aku hadap belakang." Jawab Bara.

Tangan Alina terkepal, ia kesal dengan tingkah dan sifat keras kepala yang di miliki suaminya. Dan terpaksa Alina melepaskan selimutnya setelah Bara membelakangi Alina.

Selama Alina menyelesaikan hajat buang air kecilnya, Bara sibuk menyalakan air kran air hangat pada bathub, ia juga memberikan sabun cair aroma menenangkan untuk sang istri.

Alina hanya mengamati sang suami saja, hingga ia telah selesai dan memakai selimutnya kembali.

"Sudah belum sweety?" Tanya Bara.

"Heumm...."

Bara pun membalikkan badannya, dan ia mendekati Alina. Tangannya berusaha ingin melepaskan selimut Alina, namun sang istri menahannya.

"Mau apa kamu kak?" Tanya Alina takut.

Namun Bara hanya tersenyum tipis melihat rona wajah sang istri yang gugup dan diliputi rasa takut ia terkam lagi. Kalau tidak sakit pasti Alina sudah ia sikat, tapi Bara tak tega.

Dengan satu tarikan kuat genganggam tangan Alina pada selimutnya terlepas, dan saat itulah Bara membuangnya asal.

"Kak Bara....." Seru Alina sontak menutupi kedua area vitalnya.

"Jangan takut sweety, aku tidak akan menerkam kamu lagi." Tukas Bara yang kembali mengendong tubuh polos Alina.

Memberontak pun juga percuma, karena kekuatan Bara tak sebanding dengannya. Hingga Bara menurunkan istrinya perlahan dikolam hangat penuh busa itu.

"Mandilah sweety aku tidak akan mengganggumu." Lirih Bara.

Sebelum pergi meninggalkan istrinya, Bara mengecup kening Alina, hingga akhirnya pria keluar dari kamar mandi.

Terdengar helaian nafas penuh kelegaan pada Alina, hingga ia akhirnya memutuskan untuk membersihkan dirinya, aroma sabun cair yang dipilihkan suami nya begitu menenangkan nya.

Braaak (pintu kamar mandi dibuka dari luar)

Bola mata Alina terbelalak, ternyata Bara langsung masuk ke dalam lagi, Alina terkejut dibuatnya.

Belum selesai rasa terkejutnya, Alina makin dibuat gelisah ketika pria itu dengan santainya membuka toilet dan mengeluarkan juniornya.

"Kak Bara jorok tau..." Geram Alina yang langsung memalingkan wajahnya tak mau melihat barang suaminya.

Bara tersenyum tipis melihat kepolosan istrinya, padahal semalam Alina jelas melihat miliknya, hingga benda itu membelah intinya dan amblas disana.

"Ugh leganya rasanya sweety!!" Ucap Bara penuh kelegaan dan menaruh barangnya kembali di dalam boxernya.

Ternyata tadi Bara menahan untuk membuang air seni nya, jika menunggu istrinya selesai mandi ia akan ngompol dicelana.

Alina langsung menoleh pada suaminya, dan memutar bola matanya jengah.

"Kak Bara mau apa lagi?" Seru Alina kesal karena suaminya kini malah membuka kaosnya.

"Mandi bareng kamu." Jawab sang suami dengan santainya.

"Gak boleh, dengar ya kak, punyaku saja masih nyeri, aku tahu apa yang ada dalam otak kak Bara. Mesum!" Hardik Alina dengan pikiran kotornya kepada suaminya.

Bara cuek diiringi senyumannya ketika Alina mengatakan dirinya mesum, dan ia malah telah masuk ke dalam kolam bersama Alina, ia kemudian tersenyum begitu mata Alina sudah membeliak padanya.

"Kamu yang selalu berasumsi seperti itu, aku tuh cuma mandi." Alasan Bara.

"Minggir sweety, nanti kalo deket suami kamu ini, bisa bahaya." Goda Bara yang tak ada jemu nya menganggu sang istri.

Diberi peringatan suaminya seperti itu, tentu saja Alina langsung sedikit menjauh dan menyingkir dari suaminya. Dari pada ia harus kesakitan lagi, bahkan tak bisa berjalan karena ulah suaminya.

**

Di dalam kamar Naura sedang dibujuk oleh ibu mertuanya untuk turun sarapan pagi bersama, Naura terlihat masih kesal pada suaminya.

"Bram...." Kode sang ibu.

Terdengar suara helaian nafas kasar Bram, ia malas untuk merayu Naura untuk tidak lagi marah.

"Naura maafkan atas kekasaranku kemarin, aku memang yang salah." Ucap Bram dengan mendekati Naura.

Pria itu juga terpaksa meraih tangan sang istri dan mengecup punggung tangannya, Naura cukup terenyuh. Hatinya menghangat serta luluh hanya dengan kecupan lembut dan singkat dari suaminya.

Rasa kesal dan amarahnya yang semula meledak mulai sirna, hilang dengan sendirinya. Naura mengangguk, lalu ia memeluk Bram.

"Aku mencintaimu kak." Lirih Naura dengan mengeratkan pelukannya.

Bram tak menjawab, ia hanya membiarkan istrinya memeluknya dan mengecup bibirnya singkat. Tanpa malu masih ada ibu mertuanya melihat

Lisa yang merasa menganggu kedua pasangan itu, ia memilih keluar dari kamar puteranya dan membiarkan mereka bersama.

1
Yuni Songolass
kyok.e naura ki wes gendeng bojone pisan kalo sampe alina. keguguran naura jga harus gugur janinnya jga besrta dia juga
danira16: itulah cinta, membutakan segalanya 😁
total 1 replies
اختی وحی
kalimat ny salah thor, harusnya bukan semalam. tpi malam itu.. krn kejadian ny sudah sebulan lalu
danira16: ok nanti saya cek lagi kak
total 1 replies
vita
suka sm jln ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!