NovelToon NovelToon
Shadow Of The Seven Sins

Shadow Of The Seven Sins

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Anak Yatim Piatu / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:633
Nilai: 5
Nama Author: Bisquit D Kairifz

Hanashiro Anzu, Seorang pria Yatim piatu yang menemukan sebuah portal di dalam hutan.

suara misterius menyuruhnya untuk masuk kedalam portal itu.

apa yang menanti anzu didalam portal?

ini cerita tentang petualangan Anzu dalam mencari 7 senjata dari seven deadly sins.

ini adalah akun kedua dari akun HDRstudio.Di karna kan beberapa kendala,akun HDRstudio harus dihapus dan novelnya dialihkan ke akun ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bisquit D Kairifz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

jellymaw alpha

pagi hari di kota pelabuhan Harborfall.

Angin laut ngebelai wajah Anzu kayak pengingat halus kalau hidup lagi nyusahin. Alfred berdiri di belakangnya sambil memeluk kantong kosong, literally kosong.

“Anzu…”

Alfred narik lengan bajunya. “Kalau kita gak dapat duit hari ini… aku kayaknya bakal diculik pelayan kedai itu dan dijadikan bumbu masakan.”

“Dia cuma ancam kamu kerja sambilan, bukan dijadikan bumbu.”

“Tapi tatapan matanya bilang lain!”

Anzu mendesah. “Kita cuma perlu cari kerja cepat. Sesuatu yang bisa dibayar hari itu juga.”

Dan teriakan menggelegar muncul dari arah dermaga.

“Heiiii! Anak muda! Mau kerja lepas?!”

Seorang nelayan tua dengan muka keras, kulit kecoklatan akibat matahari, dan tangan sebesar dayung berdiri sambil mengibaskan jala.

Alfred langsung melesat. “KAMI MAUUU!! KAMI MISKIN!!”

Anzu menutup wajah. “Tolong jaga harga diriku sedikit.”

“Kamu gak punya harga diri, kita miskin!”

“Diam.”

Nelayan itu mendekat, memandang mereka dari atas ke bawah. “Bisa angkat jala? Bisa bersihin ikan? Bisa gak muntah kalau kapal goyang?”

“Bisa,” jawab Anzu singkat.

Alfred mengangkat tangan. “Yang bagian muntah itu… aku pass.”

“Kamu ikut,” kata Anzu sambil mendorong kepala Alfred.

Nelayan itu tertawa kecil. “Nama ku Barthol. Kapal ku barusan kekurangan pekerja karena anak buahku pada ikut lomba mabuk tahunan. Jadi, kalian berdua jadi pengganti sementara.”

“Bayarannya?” tanya Anzu.

“Satu hari kerja, kalau hasil tangkapan bagus, 20 koin per orang. Kalau tangkapan luar biasa… bisa lebih.”

Alfred langsung pucat. “20… sedangkan kita butuh 142…”

Anzu berkata pelan kepada Alfred. “Tenang. Kita cari cara.”

Alfred menghela napas. “Setidaknya kamu keliatan sedikit peduli padaku…”

“Enggak.”

“A–Anzu!!!”

Barthol tepuk tangan. “Oke, naik kapal! Kita berlayar sebelum matahari makin tinggi!”

di Kapal — Tengah Laut

Laut luas membentang di depan mereka. Warna birunya dalam dan gelombang kecil bergoyang lembut.

Alfred kejang-kejang di pinggir kapal.

“Anzu… tolong… kalau aku mati… bilang ke orang-orang… kalau aku ganteng…”

“Kamu nggak ganteng.”

“astaga,setidaknya puji aku sebelum aku mati…”

Barthol tertawa kencang. “Tenang bocah! Perutmu bakal kebal nanti!”

Anzu berdiri di sisi kapal, memandangi laut dalam yang tenang namun… terlalu tenang.

“Barthol.”

“Ya?”

“Biasanya laut pagi memang setenang ini?”

“benar Tapi...hari ini agak berbeda.”

“Berbeda gimana?”

“Lautnya terasa hening bahkan ombak kecilpun tidak ada...”

Anzu memperhatikan.

Burung camar yang biasanya berisik entah ke mana. Arus laut terasa aneh. Air sedikit lebih dingin.

Kayak suasana sebelum boss battle.

Barthol menggeleng. “Mungkin cuma perasaanku saja. Sudah, bantu tarik jala.”

Dia dan Anzu menarik jala berat. Alfred hanya memegang tali sambil mencoba tidak mati.

Ketika jala terangkat, ikan-ikannya besar, bersinar, dan berkualitas tinggi.

Barthol bersiul. “Hoooo… ini hasil bagus! Kalau kita dapat 3 jala selevel ini, kalian bisa dapat bonus!”

Alfred menempel ke jala sambil menangis haru. “Uang… di mana kamu selama ini…”

Namun suara keras tiba-tiba muncul dari bawah kapal.

DUUUG!

Kapal berguncang.

Barthol membeku. “Apaan itu?”

Tidak lama suara itu kembali muncul di kepala ku, ya suara itu adalah satan

"Yoo Anzu... lawanmu kali ini sulit loh" nadanya seakan mengejek."Mau menggunakan kekuatanku yang lebih baik gak?"

Anzu otomatis meletakkan tangan pada gagang pedangnya. “Apa maksudmu?”

"Yaampun Anzu.... lawan mu kali ini tidak mudah loh, apa lagi ditengah lautan"

Anzu menatap tajam "aku bisa menghadapinya, dan juga kau terlalu meremehkan ku!"

Satan tidak menjawab.

Dan setelah itu.

DUUUG!

DUUUG!

Air mulai beriak keras.

Barthol memelototkan mata. “Itu bukan ikan… itu—”

Air di sekitar kapal tiba-tiba naik.

Sesuatu muncul dari kedalaman lautan.

Bukan monster besar.

Bukan raksasa laut kuno.

Tapi… puluhan tentakel biru transparan naik dari air, memendar cahaya.

“Ugh…” Alfred mengepalkan tangan. “Itu… itu ubur-ubur kan? kok besar banget??”

Barthol menggeleng cepat. “Itu Jellymaw! bentuknya memang mirip dengan ubur ubur namun lebih besar, jellymaw adalah Monster laut tipe gerombolan! Kalau satu muncul… biasanya ada puluhan bahkan ratusan!”

Tentakel bergetar seperti mau memeluk kapal.

Anzu langsung melompat ke depan. “Barthol tetaplah disini.”

“Tentu saja, mau pergi kemana aku kalo ada monster mengerikan didepanku"

Tentakel paling besar melesat ke arah Anzu.

Anzu menghindar dengan satu langkah kecil ke samping. Tentakel menghantam dek kapal, meninggalkan bekas gosong.

“Listrik…” gumam Anzu. “Ubur-uburnya bisa mengeluarkan listrik.”

Alfred mendekati anzu. “Apa rencana mu anzu... kita bertarung di rumahnya nih”

Tentakel menyerang lagi. Anzu berputar, pedangnya meluncur, menebas satu tentakel. Cahaya biru meledak kecil dan air asin memercik.

Tentakel yang lain menyerang Anzu dari belakang. Alfred menahan dan memperkuat tubuh dengan aura. tentakel itu delempar rendah lalu di Tinju dengan keras.

Barthol berseru, “Jangan biarkan mereka menyentuh lambung kapal”

“Akan ku usahakan” sahut Alfred dan melihat ke arah Anzu. "Anzu kau bisa menghadapinya?"

Anzu mengangguk kecil "ya, bisa!"

Gerombolan kecil muncul di sisi kiri kapal. Masing-masing hanya sebesar bola sepak, tapi tentakelnya tajam kayak tombak.

Mereka melompat bersama.

Anzu mengayunkan pedang, memotong dua sekaligus. Alfred memutar tombaknya laku menebas dua tentakel sekaligus.

“ANZUUUUU!! DI BELAKANGMU!!!!” teriak alfred

Empat tentakel besar melesat dari air.

Anzu menunduk, meluncur maju, lalu menebas ke atas. Serangan itu membelah tentakel-tentakel itu sekaligus.

Barthol berseri-seri. “Yang benar saja... yang monster dia apa kalian”

Namun dari bawah laut terdengar suara mendengung.

Barthol langsung pucat. “Tidak… tidak mungkin…”

Dari kedalaman, muncul bayangan besar dan bulat. Sangat besar.

“itu.... Pulau kan” kata Alfred.

Benda itu naik perlahan.

Dan ketika permukaan air pecah, tampak satu tubuh raksasa… formasi ubur-ubur yang bergabung jadi satu.

Jellymaw Alpha.

Anzu menahan napas.

Tentakelnya seperti puluhan cambuk listrik. Matanya—tiga titik biru—menatap kapal seperti mainan.

Monster itu membuka mulut bundarnya, memancarkan cahaya dari dalam.

Barthol berteriak, “KALAU KENA ITU KITA MATI!!!”

Anzu mengambil langkah maju.

Ia menancapkan kaki, mengencangkan pegangan pedang.

Angin laut meniup rambutnya. Kapal bergoyang. Aura merah menyelimuti dirinha.

Jellymaw Alpha menembakkan bola cahaya listrik.

Anzu bergerak secepat kilat.

Ia melompat ke udara, menebas bola cahaya itu hingga pecah jadi percikan. Lalu tubuhnya turun, pedang berputar memotong tentakel monster itu berturut-turut.

Monster itu meraung tanpa suara, air meledak ke atas.

Anzu mendarat di dek, nafasnya stabil.

Satu lagi serangan tentakel besar datang ke Anzu.

Alfred melesat dan langsung menebas m tentakel itu.

Satu lagi.

Diputar dan ditebas oleh Anzu.

Air asin, cahaya biru, dan serpihan monster beterbangan.

Namun..…

Jellymaw Alpha semakin kuat.

Anzu terkejut "Apa!! yang benar saja!"

"Oyy sialan itu curang tauu!!" Teriak Alfred sambil menunjuk Jellymaw Alpha.

Sepuluh tentakel yang lebih kuat melesat cepat kearah Anzu dan Alfred.

Anzu menghindar dan menebas satu tentakel namun, Tentakel itu tumbuh kembali.

"Apa!?.. Dia memulihkannya dengan cepat!"

"Sialan apa-apaan itu" Alfred menebas berulang-ulang kali.

Sepuluh tentakel itu ternyata bisa menembakan bola listrik.

"Ugh.." Anzu terkena bola listrik.

Anzu dan Alfred kewalahan melawan Jellymaw Alpha. Serangan mereka hanya seperti gigitan semut baginya.

Satu tentakel besar menghantam Alfred.

"Akhh...." Tergeletak.

Anzu melihat Alfred terkejut. " Alfred!... Kau tidak apa-apa"

"Uhuk... Uhuk" Batuk darah. " 'tidak apa-apa' katamu, sudah keluar darah begini" Tersenyum kearah Anzu.

Anzu teringat perkataan satan tentang menggunakan kekuatannya lebih baik.

"Satan....."

"KENAPA? KAU BUTUH KEKUATANKU SEKARANG?"

"TADI KAU BILANG TIDAK INGIN!"

"ini mendesak jadi cepatlah!"

"BAIKLAH! INI DIA!"

Anzu memejamkan mata dan membayangkan aliran aura di pedang dan tubuhnya. Aliran itu menyatu.

Sebuah api hitam yang tampak mengerikan menyelimuti tubuh Anzu dan api itu menyembur keluar, membentuk energi di pedang.

"Ini...." Melihat pedangnya. "api apa ini? "

"NAMA API INI ADALAH HELL FIRE, API DARI NERAKA"

Berthol dan Alfred menatap tidak bisa berkata apa-apa karena melihat wujud Anzu yang mengerikan.

Anzu memusatkan aura dikakinya dan sebuah gerakan tercipta.

"BLACK FANG STEP."

Anzu melesat terbang dari atas kapal seolah menghilang dan seketika muncul diatas monster itu, lalu Anzu langsung menebas banyak tentakel dengan pedang yang diselimuti api hitam. Tentakel itu tidak memulihkan diri.

Anzu terus menebas, berputar dan menemukan inti dari monster itu yang bisa langsung melenyapkan nya.

Anzu Memusatkan Aura ke pedangnya. dia meluruskan pedangnya ke inti monster itu yang ada ditengah-tengah tubuh Jellymaw Alpha.

ia melesat cepat dan menembus badan Jellymaw Alpha serta menghancurkan titik lemahnya yang membuat Jellymaw Alpha lenyap tak tersisa.

Anzu turun dan wujudnya kembali seperti semula.

"Oy anzu apa-apaan itu" Tanya alfred terkejut.

Anzu menjawab. "bukan apa apa"

"ayolah kasih tau..." melas Alfred.

"sudahlah, ayo kembali saja"

setelah pertarungan, mereka sadar bahwa aliran listrik jellymaw alpha membuat para ikan kaget dan pingsan sampai mengambang keatas air.

Kembali ke Pelabuhan Harborfall — Sore

Kapal kembali dengan selamat.

Mereka mengemas semua ikan lalu menjualnya ke beberapa toko dan mendapatkan penghasilan yang sangat banyak.

Barthol cuma bisa tertawa sangat kencang. “Kalian para pembawa keberuntungan namun sangat menyeramkan, yah tapi beruntung tetap beruntung hahahaha!”

Dia memberikan mereka masing-masing kantong uang.

“150 koin untuk tiap orang. Bonus karena tangkapan luar biasa.”

mereka bisa membayar hutang bahkan masih ada lebih.

Alfred berteriak histeris. “AKHIRNYA!! HUTANG KITA TERBAYAR!! ANZU KITA BEBAS DARI KEDAI KEMATIAN ITU!!!”

Anzu menerima uangnya sambil mengangguk kecil. “Terima kasih”

Barthol mengibaskan tangan. “Kalau kalian mau kerja lagi, datang saja besok. Tapi… mungkin aku butuh waktu buat menenangkan jantungku dulu.”

Anzu dan Alfred berjalan menuju pasar dengan langkah lega.

sesampainya di kedai sebelum nya mereka langsung membayar semua hutang mereka lalu hidup bisa tenang sebentar.

Atau… kira-kira begitu perkiraan mereka.

Tanpa mereka sadari… dari kejauhan…

Pendeta berjubah putih memperhatikan mereka.

Dengan senyum tipis.

Seolah sedang menunggu.

1
Nagisa Furukawa
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
Bisquit D Kairifz: Semangat bree, walau masalah terus berdatangan tanpa memberi kita nafas sedikit pun
total 1 replies
Rabil 2022
lebih teliti lagi yah buatnya sebabnya ada kata memeluk jadi meneluk
tapi gpp aku suka kok sama alur kisahnya semangat yahh💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!